RomajiRomaji (ローマ字 , rōmaji, aksara Romawi) adalah cara menulis (alihaksara) bahasa Jepang dengan menggunakan abjad Latin. Ada beberapa sistem alihaksara bahasa Jepang. Alihaksara yang paling dikenal adalah alihaksara Hepburn, Kunrei-shiki Rōmaji, dan Nihon-shiki Rōmaji. Ahli bahasa Jepang di zaman Meiji pernah mengusulkan aksara yang digunakan agar dikurangi agar bahasa Jepang menjadi lebih mudah dipelajari. Usulan yang serupa juga diajukan komite pendidikan Amerika Serikat yang datang ke Jepang atas undangan Panglima Tertinggi Sekutu dan menerbitkan hasil penelitiannya pada tanggal 31 Maret 1946. Tapi usulan menggunakan abjad Latin untuk bahasa Jepang mendapat kritikan keras dan langsung ditolak. SejarahBuku tertua yang memuat penulisan bahasa Jepang dengan abjad Latin adalah Kisah Para Rasul yang diterbitkan tahun 1591. Judul ditulis dengan abjad Latin ejaan bahasa Portugis sebagai Santos no Gosagveo no uchi Nuqigaqi (サントスの御作業の内抜書 ) atau "santosu no gosagyō no uchi nukikaki" menurut alihaksara Hepburn. Pada masa itu belum dikenal tabel yang menunjukkan daftar suku kata (kana) dalam bahasa Jepang dan padanannya dalam abjad Latin bahasa Portugis dan Belanda. Akibatnya romaji hanya digunakan terbatas di kalangan misionaris dan ilmuwan. Pada tahun 1867, tabel aksara kana dan padanannya dalam abjad Latin disusun pertama kali oleh James Curtis Hepburn. Alihaksara yang kemudian dikenal sebagai alihaksara Hepburn digunakan dalam edisi pertama kamus Jepang-Inggris Wa-eigo rinshūsei karya Hepburn. Alihaksara Hepburn berdasarkan abjad Latin yang digunakan dalam pengucapan bahasa Inggris. Ahli bahasa banyak mengkritik kegagalan alihaksara Hepburn dalam menuliskan bahasa Jepang sesuai pengucapan asli orang Jepang. Sebagai tandingan alihaksara Hepburn, Tanakadate Aikitsu mengusulkan Nihon-shiki Rōmaji yang didasarkan teori fonologi. Nihon-shiki Rōmaji cukup mendapat dukungan ahli bahasa Jepang di dalam dan luar negeri. Tapi sistem ini justru tidak disukai penutur bahasa Inggris karena pengucapan tidak berdasarkan lafal bahasa Inggris. Sebagai kompromi antara alihaksara Hepburn dan Nihon-shiki Rōmaji, pemerintah Jepang mengeluarkan Instruksi Kabinet No.3 tertanggal 21 September 1937 tentang alihaksara yang dikenal sebagai Kunrei-shiki Rōmaji. Di bawah pendudukan Sekutu, sistem Hepburn ditetapkan sebagai alihaksara resmi di Jepang oleh Panglima Tertinggi Sekutu untuk menggantikan sistem Kunrei-shiki. Pemerintah Jepang terus berusaha menghidupkan kembali alihaksara Kunrei-shiki hingga akhirnya berhasil menetapkannya kembali dengan Instruksi Kabinet No.1 tertanggal 29 Desember 1954. Penggunaan alihaksara Kunrei-shiki diwajibkan untuk "semua penulisan bahasa Jepang pada umumnya," dengan tambahan peraturan yang membatasi penggunaan alihaksara Hepburn dalam hubungan internasional dan sebagainya demi meneruskan tradisi yang sudah lazim. Alihaksara Kunrei-shiki (termasuk di dalamnya alihaksara Nihon-shiki) telah diakui Organisasi Internasional untuk Standardisasi dalam standar ISO 3602 Documentation -- Romanization of Japanese (kana script). Standar dalam negeriSesuai Pengumuman Pemerintah No.1 Tahun 1954, standar alihaksara di dalam negeri Jepang adalah alihaksara Kunrei-shiki seperti tertera pada tabel 1. Alihaksara seperti tertera pada tabel 2 dimaksudkan untuk digunakan dalam hubungan internasional dan meneruskan tradisi yang sudah lazim. Alihaksara yang ditulis mengikuti tabel 2 harus dinyatakan dalam catatan kaki. Lihat http://xembho.s59.xrea.com/siryoo/naikaku_kokuzi.html untuk standar alihaksara yang digunakan di Jepang. Standar internasionalOrganisasi Internasional untuk Standardisasi menetapkan ISO3602 pada tahun 1989 dengan alihaksara Kunrei-shiki. Sedangkan penulisan romaji menurut alihaksara Nihon-shiki digunakan secara terbatas. Standar Inggris-AmerikaStandar alihaksara yang ditetapkan British Standards Institution dan American National Standards Institute keduanya memiliki isi yang sama. Standar ANSI telah dihapus tahun 1994 dan Amerika Serikat tidak lagi memiliki standar alihaksara romaji. Standar alihaksara kalangan terbatasAlihaksara Hepburn Kementerian Luar NegeriKementerian Luar Negeri Jepang menggunakan sistem yang didasarkan alihaksara Hepburn untuk menulis nama orang di dalam paspor. Pada prinsipnya, vokal panjang tidak ditulis, dengan beberapa perkecualian seperti aksara オ vokal panjang yang ditulis sebagai "OH." Alihaksara Hepburn untuk papan petunjukSeperti alihaksara Hepburn yang digunakan pada paspor, vokal panjang tidak ditulis pada papan nama jalan atau papan petunjuk. Menurut Instruksi Kabinet No.1 tahun 1954, huruf "n" ditetapkan sebagai bunyi yang memisahkan suku kata, dan tanda hubung digunakan sebagai pemisah antar suku kata, misalnya: Shin-Osaka. Sesuai standar Inggris-Amerika, huruf "c" yang diikuti huruf "ch" diganti dengan huruf "t," misalnya: 仏地院 (Butchiin ). Alihaksara Hepburn papan nama stasiunPenulisan dengan aksara Latin pada papan petunjuk kereta api di Jepang diatur dalam lampiran peraturan Kementerian Transportasi Jepang No.398 tanggal 26 Juli 1947. Alihaksara Hepburn yang Disempurnakan merupakan standar penulisan papan nama di stasiun kereta api. Di atas vokal panjang diberi tanda diakritik berupa garis (macron) di atas huruf vokal panjang. Huruf "n" yang diikuti huruf "b", "m", dan "p" berubah menjadi huruf "m." Tanda hubung dipakai sebagai pemisah antar suku kata. Huruf "c" yang diikuti huruf "ch" berubah menjadi huruf "t." Tabel alihaksara Kunrei-shiki
Tabel alihaksara Hepburn
Lihat pula |