Prefektur Toyo nantinya dibagi menjadi dua wilayah: Toyo Atas (Provinsi Bungo) dan Toyo Bawah (Provinsi Buzen). Setelah Restorasi Meiji, distrik-distrik dari Provinsi Bungo dan Buzen digabung membentuk Prefektur Oita.[1]
Asal usul nama Ōita dicatat dalam Bungo no Kuni Fudoki (Babad Oita).[2] Ketika Maharani Keikō berkunjung ke Kyushu, persinggahan pertamanya di Provinsi Toyo. Dalam kekaguman, ia berkata, "Tanah ini begitu luas. Daerah ini seharusnya bernama 'Okita kuni'." Nama Okita kuni berarti Tanah Ladang Raya, dan kemudian ditulis sebagai Ōita. Menurut interpretasi zaman modern berdasarkan keadaan topografi, nama Oita berasal dari kata Okita yang berarti banyak ladang, dan bukan ladang luas karena kerumitan muka lahan di Oita.[2]
Pada Periode Edo (1603–1867), kota Hita adalah ibu kota untuk seluruh domain Kyushu yang dikuasai oleh keshogunan/pemerintah pusat waktu itu. Kawasan ini lalu dikenal dengan industri peminzaman uang yang berbasis di Hita. Pedagang di distrik Mameda dan Kuma bekerja sama dengan pemerintah pusat mendirikan industri peminzaman uang yang disebut Hita-kin.