Penerjemahan Alkitab ke bahasa-bahasa Nusantara

Penerjemahan Alkitab ke bahasa Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan sejarah hingga era modern. Sementara penerjemahan Alkitab ke bahasa di Malaysia hanya terdiri dari bahasa Melayu dan beberapa bahasa lainnya, penerjemahan ke bahasa di Indonesia terdiri lebih dari 726 bahasa daerah, di mana bahasa Melayu termasuk ke dalamnya.

Bahasa Melayu (sampai abad ke-20)

Albert Cornelius Ruyl, seorang Protestan, adalah orang pertama yang menerjemahkan Injil Matius ke dalam Bahasa Melayu.[1] Ruyl selesai menerjemahkan Injil Matius pada tahun 1612, berarti hanya satu tahun setelah Alkitab bahasa Inggris King James Version diterbitkan. Terjemahan ini kemudian dicetak oleh Jan Jacobiz Palenstein di Enkhuizen, Belanda, pada tahun 1629. Terbitan ini merupakan terbitan dwibahasa (diglot), jadi pada satu sisi dicetak teks bahasa Melayu dan didampinggi oleh teks paralelnya dalam bahasa Belanda pada sisi yang lain.[1]

Ternyata terjemahan Injil Matius yang pertama dalam bahasa Melayu ini merupakan tonggak sejarah yang penting, karena inilah pertama kalinya suatu bagian Alkitab diterjemahkan ke dalam satu bahasa yang bukan bahasa Eropa dalam rangka pekabaran Injil. Lembaga Alkitab Inggris (The British and Foreign Bible Society) dan Perserikatan Lembaga-Lembaga Alkitab sedunia (United Bible Societies) mencatat peristiwa bersejarah ini sebagai berikut:[1]

"Injil Matius dalam bahasa Melayu yang dicetak pada tahun 1629 merupakan peristiwa yang penting, sebab inilah terjemahan dan terbitan bagian Alkitab yang pertama dalam bahasa non-Eropa untuk kepentingan penginjilan."[1]

Kitab Injil Matius cetak karya Ruyl (1629) yang langka ini sekarang disimpan di Wurttembergische Landesbibliothek di Stuttgart, Jerman, dan di British Museum di London, Inggris. Pada bagian akhir dari terbitan ini dimuat juga Sepuluh Perintah Allah, Nyanyian Zakharia, Nyanyian Malaikat, Nyanyian Maria, Nyanyian Simeon, Pengakuan Iman Rasuli, beberapa petikan Mazmur, Doa Bapa Kami, dan beberapa doa lain.[1]

Terjemahan Ruyl berikutnya adalah "Buku Markus" yang diterbitkan bersama "Buku Matius" pada tahun 1638, juga dalam bentuk dwibahasa Belanda dan Melayu. Seorang pegawai Kompeni lainnya bernama Jan Van Hasel menerjemahkan "Buku Lukas" dan "Buku Yohanes" ke dalam bahasa Melayu, sedangkan "Kisah Rasul-rasul" diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Justus Heurnius seorang pendeta di Batavia. Matius dan Markus terjemahan Ruyl, beserta Lukas dan Yohanes terjemahan van Hasel kemudian direvisi oleh Pdt. Heurnius berdasarkan naskah bahasa Yunaninya. Lalu ke-4 Injil itu digabung dengan Kisah Rasul-rasul terjemahannya sendiri dan dicetak di Amsterdam sebagai "4 Injil dan Kisah Rasul-rasul" di Amsterdam pada tahun 1651, juga dalam bentuk dwibahasa Belanda dan Melayu. Buku "4 Injil dan Kisah Rasul-rasul" (1651) ini sekarang disimpan antara lain di Perpustakaan Universitas Amsterdam Di Amsterdam, Belanda, dan di Perpustakaan Universitas Cambdrige di Cambridge, Inggris. Perpustakaan Universitas Amsterdam juga menyimpan Matius dan Markus terbitan tahun 1638.[1]

Selain menerjemahankan Buku Lukas, Yohanes dan Kisah Rasul-rasul di atas, Jan Van Hasel dan Justus Heurnius juga menerjemahkan "Buku Mazmur" yang diterbitkan pada tahun 1652.[1]

Penerjemah utama Alkitab ke dalam bahasa Melayu selanjutnya adalah Melchior Leidekker, H. C. Klinkert, dan W. G. Shellabear. Leidekker ditunjuk untuk melayani gereja-gereja Belanda di Batavia pada tahun 1678.[2]

3 volume Biblia malaïce dalam huruf Arab oleh J. Willmet diterbitkan pada tahun 1824:[3]

Standar Melayu Modern

  • Todays Malay Version (1987)

Bahasa Indonesia

Sejak Indonesia memperoleh kemerdekaannya, telah ada setidaknya sepuluh terjemahan Alkitab yang dibuat, karena perubahan yang cepat dalam bahasa Indonesia; setiap beberapa tahun masing-masing terjemahan bahasa menjadi usang. Terjemahan paling luas yang digunakan oleh penutur bahasa Indonesia sekarang adalah "Terjemahan Baru" (1974), yang diterbitkan oleh LAI ("Lembaga Alkitab Indonesia" atau Indonesian Bible Society).

Daftar modern (tahun 1945 dan seterusnya) terjemahan:

  • Alkitab Terjemahan Lama (1958): disebut "Terjemahan Lama" setelah Terjemahan Baru keluar (1974). Sebelum itu merupakan satu-satunya terjemahan dalam bahasa Indonesia. Namun, edisi ini bukan terjemahan asli, melainkan merupakan gabungan terjemahan dari Perjanjian Lama Klinkert (1879), dalam bahasa Melayu, dan Perjanjian Baru Bode (1938) juga dalam bahasa Melayu, yang disebut "publikasi darurat"[4]
  • Alkitab Bouma/Ende (1968): terjemahan Katolik pertama dalam bahasa Indonesia oleh P. Y. Bouma, dicetak di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur
  • Alkitab Terjemahan Baru (1974): terjemahan Protestan pertama yang benar-benar baru dalam bahasa Indonesia oleh tim penerjemah Lembaga Alkitab Indonesia, dicetak di Jakarta
  • Alkitab Kabar Baik (BIS; Bahasa Indonesia Sehar-hari) (1985): terjemahan dinamis pertama dalam bahasa Indonesia (Terjemahan Baru diterjemahkan dalam bahasa Indonesia formal) oleh IBS, berdasarkan Today's English Version
  • Firman Allah Yang Hidup (1989) oleh Yayasan Kalam Hidup: dicetak di Bandung. Terjemahan ini didasarkan pada The Living Bible, dan disadur oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Dr. Ganda Wargasetia
  • Kitab Suci Injil (2000): revisi Perjanjian Baru Melayu 1912 oleh Shellabear, dicetak berdampingan dengan teks bahasa Yunani
  • Kitab Suci Komunitas Kristiani (2002) oleh Yayasan OBOR: terjemahan Katolik baru, dicetak di Jakarta
  • Alkitab Versi Mudah Dibaca (2005) oleh World Bible Translation Center: terjemahan baru berdasarkan Easy to Read Version
  • Indonesian Literal Translation (2008) oleh Yayasan Lentera Bangsa: terjemahan baru ditujukan terutama pada kata-kata "Yahweh", bukan "Allah" (yang digunakan dalam edisi Alkitab bahasa Indonesia lainnya)
  • Wasiat Baru - King James Indonesia (2011): terjemahan baru berdasarkan Alkitab Versi Raja James dan versi bahasa Inggris .ain, seperti New International Version

Referensi

Pranala luar