Kalender Saka, kadang-kadang disebut penanggalan Saliwahana, adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi.
Nama bulan
Sebuah tahun Saka (ejaan KBBI: Syaka) dibagi menjadi dua belas bulan. Berikut nama bulan-bulan tersebut:
Di India satu tahun dibagi menjadi enam musim, atau dengan kata lain setiap musim berlangsung dua bulan. Berikut nama-nama musim
Warsa, musim hujan bertepatan dengan Srawana dan Bhadrawada.
Sarat, musim rontok, dan seterusnya.
Hemanta, musim dingin
Sisira, musim sejuk kabut
Basanta, musim semi
Grisma, musim panas
Nama mingguan (weweran)
Ekawara
Luang (tunggal/kosong); urip: 1; Dewa: Sang Hyang Ekataya; bertempat di barat daya
Dwiwara
Menga (terbuka/terang); 5; Sanghyang Kalima, di timur
Pepet (tertutup/gelap); 7; Sanghyang Timira, di barat
Triwara
Pasah/Dora yang berarti tersisih, baik untuk Dewa Yadnya; 9; Sanghyang Cika; di selatan
Beteng/Waya yang berarti makmur, baik untuk Manusa Yadnya; 4; Sanghyang Wacika; di utara
Kajeng/Byantara yang berarti tekanan tajam atau dimakan (Bali kaajeng), baik untuk Bhuta Yadnya; 7; Sanghyang Manacika; di barat
Caturwara
Sri (kemakmuran); 4; Bhagawan Bregu, utara
Laba (laba/pemberian/keuntungan); 5; Bhagawan Kanwa, timur
Jaya (unggul); 9; Bhagawan Janaka, selatan
Mandala (daerah); 7; Bhagawan Narada, barat
Pancawara
Umanis yang berarti rasa; 5; Dewa Iswara, timur
Paing yang berarti cipta; 9; Dewa Brahma, selatan
Pon yang berarti idep; 7; Dewa Mahadewa, barat
Wage yang berarti angan, 4; Dewa Wishnu, utara
Kliwon yang berarti budhi; 8; Dewa Siwa, tengah
Sadwara
Tungleh (tak kekal); 7; Sanghyang Indra, barat
Aryang (kurus): 6; Sanghyang Bharuna, timur laut
Urukung (punah); 5; Sanghyang Kwera, timur
Paniron (gemuk); 8; Sanghyang Bayu, tenggara
Was (kuat); 9; Sanghyang Bajra, selatan
Maulu (membiak); 3; Sanghyang Airawana, barat daya
Saptawara
Radite/Minggu berarti soca, menanam yang beruas; 5; Sanghyang Bhaskara (Matahari), timur
Soma/Senin berarti bungkah, menanam umbi-umbian; 4; Sanghyang Chandra (Bulan), utara
Anggara/Selasa berarti godhong, menanam sayuran daun; 3; Sanghyang Angaraka (Mars), barat daya
Buddha/Rabu berarti kembang, menanam semua jenis bunga; 7; Sanghyang Udaka (Merkurius), barat
Wraspati/Kamis berarti wija, menanam yang menghasilkan biji; 8; Bhagawan Brehaspati (Yupiter), tenggara
Sukra/Jumat berarti woh, menanam buah-buahan; 6; Bhagawan Bregu/Sukra (Venus), timur laut
Saniscara/Sabtu berarti pager, menanam tanaman sebagai pagar; 9; Sanghyang Wasurama (Saturnus), selatan
Astawara
Sri berarti makmur (pengatur); Bhatari Giriputri
Indra berarti indah (penggerak); Sanghyang Indra
Guru berarti tuntunan (penuntun); Sanghyang Guru
Yama berarti adil (keadilan); Sanghyang Yama
Ludra berarti peleburan; Sanghyang Rudra
Brahma berarti pencipta; Sanghyang Brahma
Kala berarti nilai; Sanghyang Kalantaka
Uma berarti pemelihara/peneliti; Sanghyang Amreta
Sangawara
Dangu artinya antara terang dan gelap, Bhuta Urung
Jangur artinya antara jadi dan batal, Bhuta Pataha
Gigis artinya sederhana, Bhuta Jirek
Nohan artinya gembira, Bhuta raregek
Ogan artinya bingung, Bhuta Jingkrak
Erangan artinya dendam, Bhuta Jabung
Urungan artinya batal, Bhuta Kenying
Tulus artinya langsung, Sanghyang Saraswati
Dadi artinya jadi, Sanghyang Dharma
Dasawara
Pandita artinya bijaksana
Pati artinya tegas/dinamis
Suka artinya gembira/periang
Duka artinya mudah tersinggung, tetapi berjiwa seni
Sri artinya feminim, halus
Manuh artinya menurut
Manusa artinya mempunyai rasa sosial
Raja artinya mempunyai jiwa kepemimpinan
Dewa artinya mempunyai budhi luhur
Raksasa artinya mempunyai jiwa keras dan tanpa pertimbangan
Tahun Lunisolar
Berhubung bulan-bulan dalam kalender Saka hanya terdiri dari 30 hari, maka tahun baru harus disesuaikan setiap tahunnya untuk mengiringi daur perputaran matahari.
Sejarah Kalender Saka
Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sebagai penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Kala itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bagian selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan Saliwahana, dia berasal dari India bagian utara.
Mengenai kaum Saka ada yang menyebut bahwa mereka termasuk sukabangsa turuki atau Tatar. Namun ada pula yang menyebut bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi menyebut bahwa mereka sebenarnya orang Yunani (dalam bahasa Sanskerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).
Kalender Saka di Indonesia
Sebelum masuknya agama Islam, para sukubangsa di Nusantara bagian barat yang terkena pengaruh agama Hindu, menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Agung diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan antara kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai sekarang, begitu pula di beberapa daerah di Jawa, seperti di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.
Daftar Pustaka
Dowson, John, 1992, A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion.New Delhi: Heritage Publishers.
Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials.London: School of Oriental and African Studies, University of London.
Zoetmulder, P.J., 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.Jakarta: Djambatan.
Zoetmulder, P.J., 1995, Kamus Jawa Kuno-Indonesia. Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.