Penanggalan Jepang ditulis dengan urutan sebagai berikut: tahun, bulan, dan hari.
Misalnya tanggal 15 April 2005 ditulis sebagai berikut:
2005年4月15日
Angka untuk tanggal dapat ditulis menggunakan Angka Latin atau Kanji, misalnya:
Penulisan angka dengan menggunakan angka Latin untuk sistem penulisan Yokogaki (penulisan dari kiri ke kanan):
2005年4月15日
yang dibaca sebagai berikut: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi.
年 (nen) adalah kanji untuk tahun
月 (gatsu) adalah kanji untuk bulan
日 (nichi) adalah kanji untuk tanggal
Penulisan angka dengan menggunakan huruf Kanji, khusus untuk penulisan tanggal untuk sistem penulisan Tategaki (sistem penulisan dari atas ke bawah, misalnya tulisan Jepang pada surat kabar dan buku):
二〇〇五年 四月 十五日
juga dibaca sebagai: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi
二〇〇五 adalah kanji untuk 2005
四 adalah kanji untuk 4
十五 adalah kanji untuk 15
Penulisan nama-nama bulan
Nama-nama bulan Jepang ditulis dengan urutan angka 1 sampai 12. Nama-nama bulan yang ditulis dengan angka yang berasal dari huruf Kanji umumnya hanya digunakan untuk penulisan Tategaki.
Nama Bulan
Jepang
Indonesia
Ichigatsu
1月 (一月)
Januari
Nigatsu
2月 (二月)
Februari
Sangatsu
3月 (三月)
Maret
Shigatsu
4月 (四月)
April
Gogatsu
5月 (五月)
Mei
Rokugatsu
6月 (六月)
Juni
Sichigatsu
7月 (七月)
Juli
Hachigatsu
8月 (八月)
Agustus
Kugatsu
9月 (九月)
September
Jugatsu
10月 (十月)
Oktober
Juichigatsu
11月 (十一月)
November
Junigatsu
12月 (十二月)
Desember
Penulisan nama-nama hari
Nama-nama hari dalam Bahasa Jepang diambil dari nama-nama planet dalam tata surya.
Nama hari
Arti
Nichiyobi
日曜日
Minggu
Getsuyobi
月曜日
Senin
Kayobi
火曜日
Selasa
Suiyobi
水曜日
Rabu
Mokuyobi
木曜日
Kamis
Kinyobi
金曜日
Jumat
Doyobi
土曜日
Sabtu
Kanji yang digunakan untuk menulis hari Minggu adalah 日 (nichi) yang berarti Matahari. Kanji untuk menulis hari Senin adalah 月 (getsu) yang berarti Bulan, dan seterusnya sebagai berikut: 火 (ka, Api), 水 (sui, Air), 木 (moku, Kayu atau Pohon), 金 (kin, uang atau logam), 土 (do, tanah).
Penulisan tanggal berikut nama hari
Urutan penulisan tanggal jika ingin menggunakan nama hari adalah sebagai berikut:
2005年4月15日(金)
Tahun, Bulan, Tanggal, Hari
Kanji untuk nama hari ditulis di dalam kurung: (日), (月), (火), (水), (木), (金), dan (土)
Angka tahun juga bisa tidak ditulis, misalnya hari Jumat 15 April, ditulis sebagai:
4月15日(金)
Orang Jepang biasanya sudah mengerti bahwa 4月15日(金) adalah hari Jumat tanggal 15 April tahun ini.
Penulisan tahun menggunakan nama zaman
Jepang selain menggunakan tahun Gregorian juga menulis tahun berdasarkan nama zaman kekaisaran Jepang (Gengo, 元号).
Dengan menggunakan nama zaman, tanggal 15 April 2005 juga dapat dituliskan sebagai berikut:
Dengan menggunakan nama zaman, tanggal 4 Maret 2020 juga dapat dituliskan sebagai berikut:
令和2年3月4日 (Reiwa ni nen, sangatsu, yokka)
Reiwa adalah nama zaman yang menandai pemerintahan Kaisar Naruhito yang dimulai sejak tanggal 1 Mei2019.
Nama-nama zaman
Nama-nama zaman ditentukan dengan Instruksi Kabinet (seirei) berdasarkan awal pemerintahan kekaisaran. Sebelum zaman Meiji, seorang kaisar Jepang dapat memiliki lebih dari satu nama zaman.
Contoh nama-nama zaman yang dimulai sejak zaman Meiji adalah sebagai berikut:
Penulisan tahun berdasarkan nama zaman digunakan untuk menulis tanggal pada dokumen yang sifatnya resmi.
Orang Jepang umumnya lebih mengetahui tahun kelahirannya berdasarkan nama zaman dibandingkan dengan tahun Gregorian. Ini disebabkan karena sewaktu mengisi formulir yang sifatnya resmi, orang Jepang selalu diminta untuk mengisikan tahun kelahirannya menurut nama zaman. Misalnya, orang Jepang yang dilahirkan pada tahun 1987 kadang-kadang lebih ingat kalau tahun kelahirannya adalah Tahun Showa ke-62 (昭和62年, Showa rokujuni nen).
Penggunaan angka Latin untuk penulisan tanggal
Dalam pengetikan bahasa Jepang dengan menggunakan komputer, penulisan angka boleh menggunakan “karakter penuh” (全角, zenkaku) atau “karakter setengah”(半角, hankaku), misalnya tanggal 15 April 2005 bisa ditulis sebagai:
2005年4月15日 (hankaku), atau
2005年4月15日 (zenkaku)
Kedua cara penulisan seperti ini diterima secara luas di Jepang.
Daftar nama-nama bulan menurut kalendar lunar Jepang
Jepang juga mengenal penamaan bulan-bulan berdasarkan kalender lunar Jepang (Inreki 陰歴). Nama-nama bulan berdasarkan kalender Inreki, sampai saat ini masih digunakan dalam dunia sastra dan masih dikenal luas oleh orang Jepang:
1 睦月 Mutsuki Januari
2 如月 Kisaragi Februari
3 弥生 Yayoi Maret
4 卯月 Uzuki April
5 皐月 Satsuki Mei
6 水無月 Minazuki Juni
7 文月 Fumizuki Juli
8 葉月 Hazuki Agustus
9 長月 Nagatsuki September
10 神無月 Kannazuki Oktober
11 霜月 Shimotsuki November
12 師走 Shiwasu Desember
Menurut cerita di balik penamaan bulan-bulan Inreki, Oktober disebut Kannazuki (神無月) atau “bulan tidak ada dewa” (dari urutan kanji yang membentuk kata Kannazuki: 神 dewa, 無 tidak ada, 月 bulan), konon pada bulan itu para dewa-dewi semuanya berkumpul di kuil Izumo Taisha di Prefektur Shimane.
Bulan Desember disebut Shiwasu (師走code: ja is deprecated , guru berlari) karena orang Jepang sibuk menyambut Tahun Baru pada bulan Desember, bahkan para guru yang biasanya tidak sibuk (menurut cerita zaman dulu), ternyata ikut sibuk berlarian kesana-kemari untuk menyambut Tahun Baru.
Tahun Baru Jepang
Jepang merayakan Tahun Baru berdasarkan sistem kalender Gregorian, namun menganut tradisi Shio (Eto) yang berasal dari sistem kalender Tionghoa.
Jepang merayakan tahun baru dan pergantian Eto secara bersamaan pada tanggal 1 Januari, walaupun menurut sistem kalender Tionghoa, pergantian Shio terjadi pada Tahun Baru Imlek.
Eto yang dilambangkan 12 jenis binatang
Eto dilambangkan oleh duabelas jenis binatang:
Ne (子) Tikus
Ushi (丑) Sapi
Tora (寅) Harimau
U (卯) Kelinci
Tatsu (辰) Naga
Mi (巳) Ular
Uma (午) Kuda
Hitsuji (未) Domba
Saru (申) Kera
Tori (酉) Ayam
Inu (戌) Anjing
I (亥) Babi Hutan
Dulunya Eto banyak digunakan untuk dasar ramalan nasib dan karakter pribadi orang, tetapi pada zaman modern Jepang, Eto yang disimbolkan dalam bentuk benda-benda kecil dari keramik hanya berfungsi sebagai benda pajangan di pintu masuk rumah (genkan).
Penjualan benda-benda kecil dari keramik yang melambangkan Eto, biasanya sudah dimulai 2-3 bulan sebelum menjelang Tahun Baru. Dalam perayaan Tahun Baru di Jepang, ada tradisi untuk menghias rumah dengan pajangan yang melambangkan Eto untuk tahun tersebut.
Daftar nama hari-hari mistik
Sampai saat ini masih banyak kalender dinding Jepang yang memuat hari-hari mistik. Hari-hari mistik sampai sekarang ini masih dipercaya sebagai pedoman untuk memilih hari baik untuk melakukan upacara yang sifatnya resmi seperti resepsi pernikahan dan upacara pemakaman.
Pekan yang disebut rokuyō (六曜) terdiri dari 6 hari-hari mistik: sakigachi, butsumetsu, tomobiki, sakimake, dan shakko.
Arti hari-hari mistik Jepang adalah sebagai berikut:
Sakigachi atau senshō (先勝)
Hari baik untuk acara penting, asalkan acara tersebut diadakan pada pagi hari dan sebaiknya tidak mengadakan acara penting sesudah tengah hari.
Butsumetsu (仏滅)
Hari sial untuk memulai sesuatu. Sebaiknya tidak mengadakan resepsi pernikahan atau membuka bisnis.
Tomobiki (友引)
Hari untuk tidak mengadakan pemakaman. Tomo (友) artinya teman, Biki (引) artinya menarik. Konon kalau mengadakan pemakaman pada hari ini, orang yang meninggal akan “mengajak” teman-temannya yang masih hidup untuk ikut pergi bersama-sama ke alam sana.
Dai an (大安)
Hari mujur untuk melakukan segala macam kegiatan. Hari terbaik untuk menikah atau mengadakan resepsi pernikahan.
Sakimake atau senbu (先負)
Hari harus berhati-hati. Pada hari ini sebaiknya menghindari keputusan yang sifatnya penting.
Shakkō (赤口)
Hari sial. Pada hari ini sebaiknya tidak mengadakan acara yang sifatnya penting seperti pemakaman atau pernikahan.
Dulunya merupakan hari libur untuk memperingati hari ulang tahun Kaisar Meiji, tetapi kemudian dijadikan hari libur untuk mempromosikan kebudayaan Jepang.
勤労感謝の日 (Kinro kansha no hi) Labor Thanksgiving Day
Hari libur untuk menghormati kaum buruh dan merayakan hasil produksi.
Libur Tidak Resmi
Selain hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah, Jepang juga memiliki tradisi liburan tidak resmi.
Libur Golden Week
Golden Week adalah pekan di akhir bulan April dan awal bulan Mei yang secara kebetulan ada 4 hari libur resmi yang hampir berurutan (29 April, 3 Mei, 4 Mei, dan 5 Mei). Sebagian besar kantor-kantor memutuskan untuk meliburkan pegawainya selama periode Golden Week. Pada tahun 2005, sebagian perusahaan dan bisnis tutup selama 10 hari mulai tanggal 29 April sampai tanggal 9 Mei, karena 2 Mei dan 6 Mei adalah dua hari kerja yang terjepit di antara hari libur resmi dan libur akhir pekan.
Libur Obon
Libur Obon (盆休み Obon yasumi) adalah hari-hari libur tidak resmi sebelum dan sesudah tanggal 15 Agustus. Walaupun perayaan Obon tidak merupakan hari libur resmi, perusahaan dan pemilik usaha sering meliburkan diri selama beberapa hari (13-16 Agustus) atau hingga satu minggu. Libur Obon digunakan untuk berziarah ke makam dan berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman. Kantor pemerintah tetap buka seperti biasa, walaupun sebagian besar pegawai meminta cuti untuk merayakan Obon.
Libur Tahun Baru Jepang
Libur Tahun Baru Jepang (お正月 Oshogatsu yasumi) adalah kesempatan pulang ke kampung halaman dan berkumpul dengan sanak keluarga untuk merayakan hari Tahun Baru. Liburan tahun baru lamanya berbeda-beda tergantung pada kebijaksanaan masing-masing kantor. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta biasanya tutup sejak menjelang akhir tahun (29 Desember atau 30 Desember) hingga beberapa hari sesudah Tahun Baru.
Hari-hari Perayaan Tradisi
Sebagai negara yang memelihara kelangsungan tradisi, ada hari-hari tertentu yang bukan merupakan hari libur, tetapi merupakan hari-hari khusus yang dirayakan secara luas di Jepang.
Dulunya orang Jepang selalu memperingati hari-hari yang menandai pergantian musim (setahun ada 4 kali Setsubun), tetapi sekarang yang diperingati hanyalah hari yang terjepit di antara akhir musim dingin dan awal musim semi.
Pada hari Setsubun ada tradisi melempar kacang kedelai untuk mengusir hantu (鬼 oni). Di kuil-kuil Shinto diadakan upacara melempar-lempar kacang kedelai yang juga dilakukan oleh bintang tamu orang-orang terkenal. Di rumah-rumah orang Jepang, kacang kedelai dilempar-lemparkan sambil mengucap mantera (Hantu ke luar, rezeki ayo ke dalam! (鬼は外、福は内! Oni wa soto, fuku wa uchi!).
Hari untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan anak perempuan. Di rumah orang Jepang yang mempunyai anak perempuan usia sekolah, terdapat tradisi untuk memajang boneka pasangan pengantin (ひな人形 hina ningyo) dalam upacara pernikahan zaman Heian.
Konon festival ini berasal dari legenda kuno Tiongkok mengenai kisah cinta seorang penenun yang bernama Orihime and penggembala sapi yang bernama Hikoboshi. Pasangan yang sedang dilanda cinta ini hanya dapat bertemu setahun sekali pada hari Tanabata, di saat tempat tinggal mereka di bintang Vega dan bintang Altair yang terpisahkan GalaksiBima Sakti (天の川 Ama no gawa) letaknya menjadi sangat berdekatan.
Pada perayaan Tanabata, anak-anak sekolah dan pasangan yang sedang berpacaran menuliskan keinginan, harapan, dan cita-cita masa depan di atas Tanzaku (kertas persegi panjang). Tanzaku kemudian digantung di dahan-dahan pohon bambu bersama-sama dengan hiasan beraneka warna agar keinginan yang dituliskan menjadi terkabul.
Kesempatan berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman bagi orang Jepang. Kabarnya pada hari ini para arwah leluhur diberi izin untuk turun ke bumi mengunjungi sanak keluarga.
Perayaan untuk mendoakan kesehatan anak perempuan yang sudah genap berusia 7 dan 3 tahun, dan anak laki-laki yang sudah genap berusia 5 tahun. Tradisi ini merupakan kewajiban bagi para orang tua untuk membawa anak-anak yang sudah genap berusia 7, 5 atau 3 tahun ke kuil-kuil Shinto untuk didoakan.
Pada perayaan ini kita bisa melihat anak-anak yang sedang merayakan Shichi-go-san mengenakan pakaian kimono yang bagus-bagus. Para orang tua memanfaatkan kesempatan ini untuk mengabadikan anak-anak yang sudah berpakaian bagus dengan membuat foto keluarga di studio foto.