Shio (Hanzi: 生肖; Mandarin: shēngxiào, Hokkian: siⁿ-siùⁿ, seⁿ-siòⁿ) adalah dua belas hewan yang mewakili tahun, bulan, dan jam tertentu dalam astrologi Tionghoa. Berbagai kebudayaan yang terpengaruh adat Tionghoa juga memiliki tradisi shio, meski sebagian hewan dalam shio memiliki perbedaan.
Sebuah kesalahpahaman umum bahwa lambang hewan shio hanya ditetapkan berdasarkan tahun. Nyatanya, penetapan lambang hewan shio ini juga didasarkan atas bulan, hari, dan jam.
Etimologi
Istilah shio dalam bahasa Indonesia adalah diambil dari lafal dialek Hokkian sheshio (Hanzi: 生肖, pinyin: shengxiao) yang lazim dituturkan di Indonesia.
Lambang
Secara tradisi, shio dimulai dari lambang hewan tikus. Berikut adalah dua belas lambang hewan shio (masing-masing dengan Cabang Bumi terkait) secara berurutan dan sifatnya.[1] Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air sebagai lima elemen alam.
Dalam astrologi Tionghoa, lambang hewan shio yang ditetapkan berdasarkan tahun menunjukkan cara orang lain memandang dirimu atau dirimu memandang dirimu sendiri. Sebuah kesalahpahaman umum bahwa lambang hewan shio hanya ditetapkan berdasarkan tahun. Nyatanya, penetapan lambang hewan shio ini juga didasarkan atas bulan (disebut "binatang dalam"), hari (disebut "binatang sejati"), dan jam (disebut "binatang rahasia"). Dengan kata lain, seseorang yang memiliki shio naga berdasarkan tahun juga bisa memiliki shio ular berdasar bulan kelahiran.
Penanggalan Tionghoa
Tahun
Dalam Empat Pilar Nasib, tahun adalah pilar yang mewakili informasi tentang latar belakang keluarga seseorang dan masyarakat atau hubungan dengan kakek-nenek mereka. Tiap hewan dalam shio mewakili tahun tertentu dan 12 hewan shio membentuk satu periode yang selalu berulang 12 tahun sekali. Penetapan 100 tahun ini didasarkan pada pembulatan 11,85 tahun masa revolusi planet Yupiter terhadap matahari. Bersama dengan 10 batang surgawi, shio yang melambangkan 12 cabang bumi membentuk siklus seksagesimal/enam puluh tahunan yang disebut ganzhi (干支).
Tabel di bawah menunjukkan siklus 60 tahunan yang dicocokkan dengan kalender masehi Gregorius dari tahun 1924 sampai 2043.
Tahun
Elemen terkait
Batang Surgawi
Cabang Bumi
Lambang hewan
Tahun
1924–1983
1984–2043
1
Feb 05 1924–Jan 23 1925
Yang Kayu
甲
子
Tikus
Feb 02 1984–Feb 19 1985
2
Jan 24 1925–Feb 12 1926
Yin Kayu
乙
丑
Kerbau
Feb 20 1985–Feb 08 1986
3
Feb 13 1926–Feb 01 1927
Yang Api
丙
寅
Macan
Feb 09 1986–Jan 28 1987
4
Feb 02 1927–Jan 22 1928
Yin Api
丁
卯
Kelinci
Jan 29 1987–Feb 16 1988
5
Jan 23 1928–Feb 09 1929
Yang Tanah
戊
辰
Naga
Feb 17 1988–Feb 05 1989
6
Feb 10 1929–Jan 29 1930
Yin Tanah
己
巳
Ular
Feb 06 1989–Jan 26 1990
7
Jan 30 1930–Feb 16 1931
Yang Logam
庚
午
Kuda
Jan 27 1990–Feb 14 1991
8
Feb 17 1931–Feb 05 1932
Yin Logam
辛
未
Kambing
Feb 15 1991–Feb 03 1992
9
Feb 06 1932–Jan 25 1933
Yang Air
壬
申
Monyet
Feb 04 1992–Jan 22 1993
10
Jan 26 1933–Feb 13 1934
Yin Air
癸
酉
Ayam
Jan 23 1993– Feb 09 1994
11
Feb 14 1934–Feb 03 1935
Yang Kayu
甲
戌
Anjing
Feb 10 1994–Jan 30 1995
12
Feb 04 1935–Jan 23 1936
Yin Kayu
乙
亥
Babi
Jan 31 1995–Feb 18 1996
13
Jan 24 1936–Feb 10 1937
Yang Api
丙
子
Tikus
Feb 19 1996–Feb 06 1997
14
Feb 11 1937–Jan 30 1938
Yin Api
丁
丑
Kerbau
Feb 07 1997–Jan 27 1998
15
Jan 31 1938–Feb 18 1939
Yang Tanah
戊
寅
Macan
Jan 28 1998–Feb 15 1999
16
Feb 19 1939–Feb 07 1940
Yin Tanah
己
卯
Kelinci
Feb 16 1999–Feb 04 2000
17
Feb 08 1940–Jan 26 1941
Yang Logam
庚
辰
Naga
Feb 05 2000–Jan 23 2001
18
Jan 27 1941–Feb 14 1942
Yin Logam
辛
巳
Ular
Jan 24 2001–Feb 11 2002
19
Feb 15 1942–Feb 04 1943
Yang Air
壬
午
Kuda
Feb 12 2002–Jan 31 2003
20
Feb 05 1943–Jan 24 1944
Yin Air
癸
未
Kambing
Feb 01 2003–Jan 21 2004
21
Jan 25 1944–Feb 12 1945
Yang Kayu
甲
申
Monyet
Jan 22 2004–Feb 08 2005
22
Feb 13 1945–Feb 01 1946
Yin Kayu
乙
酉
Ayam
Feb 09 2005–Jan 28 2006
23
Feb 02 1946–Jan 21 1947
Yang Api
丙
戌
Anjing
Jan 29 2006–Feb 17 2007
24
Jan 22 1947–Feb 09 1948
Yin Api
丁
亥
Babi
Feb 18 2007–Feb 06 2008
25
Feb 10 1948–Jan 28 1949
Yang Tanah
戊
子
Tikus
Feb 07 2008–Jan 25 2009
26
Jan 29 1949–Feb 16 1950
Yin Tanah
己
丑
Kerbau
Jan 26 2009–Feb 13 2010
27
Feb 17 1950–Feb 05 1951
Yang Logam
庚
寅
Macan
Feb 14 2010–Feb 02 2011
28
Feb 06 1951–Jan 26 1952
Yin Logam
辛
卯
Kelinci
Feb 03 2011–Jan 22 2012
29
Jan 27 1952–Feb 13 1953
Yang Air
壬
辰
Naga
Jan 23 2012–Feb 09 2013
30
Feb 14 1953–Feb 02 1954
Yin Air
癸
巳
Ular
Feb 10 2013–Jan 30 2014
31
Feb 03 1954–Jan 23 1955
Yang Kayu
甲
午
Kuda
Jan 31 2014–Feb 18 2015
32
Jan 24 1955–Feb 11 1956
Yin Kayu
乙
未
Kambing
Feb 19 2015–Feb 07 2016
33
Feb 12 1956–Jan 30 1957
Yang Api
丙
申
Monyet
Feb 08 2016–Jan 27 2017
34
Jan 31 1957–Feb 17 1958
Yin Api
丁
酉
Ayam
Jan 28 2017–Feb 15 2018
35
Feb 18 1958–Feb 07 1959
Yang Tanah
戊
戌
Anjing
Feb 16 2018–Feb 04 2019
36
Feb 08 1959–Jan 27 1960
Yin Tanah
己
亥
Babi
Feb 05 2019–Jan 24 2020
37
Jan 28 1960–Feb 14 1961
Yang Logam
庚
子
Tikus
Jan 25 2020–Feb. 11 2021
38
Feb 15 1961–Feb 04 1962
Yin Logam
辛
丑
Kerbau
Feb 12 2021–Jan 31 2022
39
Feb 05 1962–Jan 24 1963
Yang Air
壬
寅
Macan
Feb 01 2022–Jan 21 2023
40
Jan 25 1963–Feb 12 1964
Yin Air
癸
卯
Kelinci
Jan 22 2023–Feb 09 2024
41
Feb 13 1964–Feb 01 1965
Yang Kayu
甲
辰
Naga
Feb 10 2024–Jan 28 2025
42
Feb 02 1965–Jan 20 1966
Yin Kayu
乙
巳
Ular
Jan 29 2025–Feb 16 2026
43
Jan 21 1966–Feb 08 1967
Yang Api
丙
午
Kuda
Feb 17 2026–Feb 05 2027
44
Feb 09 1967–Jan 29 1968
Yin Api
丁
未
Kambing
Feb 06 2027–Jan 25 2028
45
Jan 30 1968–Feb 16 1969
Yang Tanah
戊
申
Monyet
Jan 26 2028–Feb 12 2029
46
Feb 17 1969–Feb 05 1970
Yin Tanah
己
酉
Ayam
Feb 13 2029–Feb 02 2030
47
Feb 06 1970–Jan 26 1971
Yang Logam
庚
戌
Anjing
Feb 03 2030–Jan 22 2031
48
Jan 27 1971–Feb 14 1972
Yin Logam
辛
亥
Babi
Jan 23 2031–Feb 10 2032
49
Feb 15 1972–Feb 02 1973
Yang Air
壬
子
Tikus
Feb 11 2032–Jan 30 2033
50
Feb 03 1973–Jan 22 1974
Yin Air
癸
丑
Kerbau
Jan 31 2033–Feb 18 2034
51
Jan 23 1974–Feb 10 1975
Yang Kayu
甲
寅
Macan
Feb 19 2034–Feb 07 2035
52
Feb 11 1975–Jan 30 1976
Yin Kayu
乙
卯
Kelinci
Feb 08 2035–Jan 27 2036
53
Jan 31 1976–Feb 17 1977
Yang Api
丙
辰
Naga
Jan 28 2036–Feb 14 2037
54
Feb 18 1977–Feb 06 1978
Yin Api
丁
巳
Ular
Feb 15 2037–Feb 03 2038
55
Feb 07 1978–Jan 27 1979
Yang Tanah
戊
午
Kuda
Feb 04 2038–Jan 23 2039
56
Jan 28 1979–Feb 15 1980
Yin Tanah
己
未
Kambing
Jan 24 2039–Feb 11 2040
57
Feb 16 1980–Feb 04 1981
Yang Logam
庚
申
Monyet
Feb 12 2040–Jan 31 2041
58
Feb 05 1981–Jan 24 1982
Yin Logam
辛
酉
Ayam
Feb 01 2041–Jan 21 2042
59
Jan 25 1982–Feb 12 1983
Yin Air
壬
戌
Anjing
Jan 22 2042–Feb 09 2043
60
Feb 13 1983–Feb 01 1984
Yin Air
癸
亥
Babi
Feb 10 2043–Jan 29 2044
Bulan
Dalam Empat Pilar Nasib, bulan adalah pilar yang mewakili informasi tentang orang tua atau masa kecil orang tersebut. Banyak astrolog Tionghoa menganggap pilar bulan sebagai yang paling penting dalam menentukan keadaan kehidupan dewasa seseorang.
12 hewan shio juga terkait dengan penanggalan pertanian tradisional Tionghoa, yang berjalan seiring kalender lunar yang sudah dikenal. Penanggalan ini dibagi menjadi 24 bagian (satu bagian terdiri atas dua pekan) yang dikenal dengan jieqi. Setiap hewan shio berkaitan dengan dua jieqi. Tidak seperti penanggalan lunar 60 tahunan yang jumlahnya berubah-ubah dalam satu bulan bila dikaitkan dengan penanggalan masehi, penanggalan pertanian tradisional ini hanya bervariasi satu hari, dimulai pada kalender masehi tanggal 3 atau 4 Februari setiap tahunnya. Tidak seperti siklus penanggalan lunar yang dimulai dari tikus, penanggalan pertanian dimulai dari macan sebagai hewan pertama musim semi.
Empat Pilar Nasib juga dapat digunakan untuk menentukan hewan shio dalam hari.[2] Namun karena hanya ada 7 hari dalam sepekan dan ada 12 binatang dalam shio, maka ada satu hari yang memiliki lebih dari satu lambang hewan shio.
Minggu: Monyet
Senin: Kambing
Selasa: Naga, Babi
Rabu: Kuda, Ayam
Kamis: Tikus
Jum'at: Kelinci, Ular, Anjing
Sabtu: Kerbau, Macan
Jam
Shio juga digunakan untuk mengenali waktu dalam satu hari. Satu hari terdiri dari dua belas bagian. Dengan demikian, satu bagian waktu (dalam bahasa Mandarin disebut shichen - 時辰) terdiri dari dua jam.
Waktu berikut adalah dalam waktu standard Beijing (UTC+8).
Dua belas binatang dalam shio terbentuk pada masa awal peradaban Tiongkok, sehingga sangat sulit menelusur asal-muasalnya. Banyak kisah dan cerita yang menceritakan mengenai penetapan dua belas hewan ini menjadi bagian dari shio.
Salah satu legenda mengisahkan bahwa Kaisar Giok menitahkan bahwa tahun-tahun dalam penanggalan akan dinamai dengan nama-nama hewan berdasar urutan mereka sampai ke kediamannya. Untuk mencapai tempat tujuan, hewan-hewan tersebut harus menyeberang sebuah sungai. Kucing dan tikus tidak bisa berenang, tetapi mereka pandai, dan meminta tumpangan pada kerbau. Kerbau yang baik hati dan naif mempersilakan mereka naik di punggungnya. Dalam legenda lain dikatakan bahwa kerbau bersedia memberi tumpangan agar bisa mendengar nyanyian tikus. Saat kerbau sudah hampir sampai ke tepi, tikus mendorong kucing hingga jatuh ke sungai, kemudian segera turun dari punggung kerbau dan mendahuluinya menemui Kaisar Giok. Hal ini menjadikan tikus menjadi hewan pertama dalam shio, diikuti kerbau. Meski kuat, macan sempat terseret arus ke hilir sehingga dia datang di urutan ketiga.
Hewan keempat yang datang adalah kelinci yang menyeberang dengan melompati batu-batu yang ada. Dia sempat kehilangan pijakan di tengah jalan, tetapi beruntung menemukan kayu yang mengapung untuk pegangan yang mengantarkan kelinci ke tepi. Meski dapat terbang dengan cepat, naga baru tiba setelah kelinci lantaran harus menurunkan hujan terlebih dulu di suatu desa, juga membantu kelinci yang saat itu berpegangan di kayu dengan menghembuskan napas sehingga kelinci dapat terdorong ke tepi.
Kuda tiba setelah naga, tetapi dia terkejut melihat ular yang bersembunyi di tapal kuda tiba-tiba muncul, menjadikannya jatuh dan memberi ular tempat keenam. Kuda sendiri berada di urutan ketujuh. Setelahnya, kambing, monyet, dan ayam tiba bersama-sama. Ayam menemukan rakit untuk menyeberang, sedangkan monyet dan kambing menyeret dan menarik rakitnya, berusaha menyingkirkan semua rumput liar. Kaisar Giok berkenan atas kerja sama mereka, kemudian menyatakan kambing sebagai hewan kedelapan, monyet sebagai hewan kesembilan, dan ayam sebagai hewan kesepuluh.
Hewan kesebelas yang datang adalah anjing. Meski pelari dan perenang yang baik, anjing menghabiskan waktunya untuk bermain di air. Babi tiba di urutan kedua belas yang sebelumnya dia makan terlebih dahulu dan jatuh tertidur di tengah perjalanan. Kucing yang sudah tenggelam tidak dimasukkan menjadi anggota dua belas shio, dan dikatakan ini menjadi alasan kucing selalu memburu tikus.
Sebuah legenda lain mengisahkan bahwa pada suatu hari, dewa mengumumkan akan mengadakan jamuan yang dilangsungkan esok hari. Namun tikus membohongi kucing dan mengatakan bahwa jamuan dilangsungkan lusa. Pada hari yang ditetapkan, dua belas hewan mendatangi jamuan dewa, tidak termasuk kucing yang mengira bahwa jamuan masih dilangsungkan besok.
Dalam Buddha, dikisahkan bahwa Gautama Buddha mengundang semua hewan di dunia untuk menemuinya sebelum dia pergi dari bumi, tetapi hanya dua belas binatang yang mendatangi undangannya. Untuk menghargai kedatangan mereka, Buddha menamakan tahun dengan nama mereka sesuai urutan kedatangan dua belas binatang tadi.
Dalam berbagai budaya
Shio digunakan tidak hanya terbatas di kalangan Tionghoa. Shio biasanya muncul di kartu Tahun Baru Korea dan Tahun Baru Jepang. Shio juga digunakan di negara-negara Asia yang terpengaruh dengan kebudayaan Tionghoa, meski terdapat perbedaan sebagian binatang dalam shio.
Shio Korea pada dasarnya serupa dengan shio Tionghoa. Namun huruf Hanja-eo 양 (yang) biasanya secara khusus mengacu pada domba dalam bahasa Korea, sedangkan untuk kambing adalah 염소 (yeomso).
Dalam shio Jepang, domba (hitsuji) digunakan menggantikan kambing (yagi) dan celeng (inoshishi, i) menggantikan babi (buta).[3] Sejak 1873, Jepang merayakan tahun baru pada 1 Januari mengikuti penanggalan masehi Gregorius.
Dalam shio Vietnam, hewan keempat dalam shio bukanlah kelinci, tetapi kucing. Dalam shio Cham, penyu (disebut kra dalam bahasa setempat) menggantikan monyet. Di Shio Melayu, hewan kancil menggantikan kelinci dan kura-kura menggantikan babi. Naga terkadang disebut juga ular besar, sedangkan hewan keenam disebut "ular kedua" atau "ular sani".
Dalam shio Thailand, awal tahun dimulai pada hari pertama bulan kelima penanggalan lunar Thailand atau pada perayaan Songkran.[4]
Di Kazakhstan, siklus binatang tahunan yang mirip digunakan oleh bangsa Tionghoa juga digunakan, tetapi mengganti naga dengan siput.
Budaya populer
Manga berjudul Fruits Basket karya Takaya Natsuki mengisahkan mengenai seorang gadis bernama Honda Tohru dan anggota keluarga Soma yang bisa berubah menjadi hewan dalam shio saat sakit, tertekan, atau dipeluk lawan jenis. Manganya terdiri dari 136 bab, dikumpulkan dan diterbitkan dalam 23 volume tankōbon oleh Hakusensha mulai tanggal 19 Januari 1999; volume terakhir terbit pada 19 Maret 2007. Dikepalai oleh Daichi Akitaro, Studio Deen mengadaptasi Fruits Basket ke dalam 26 episode anime yang tayang di TV Tokyo pertama kali pada 5 Juli 2001 dan terakhir pada 27 Desember 2001. Adaptasi anime terbaru dari manga ini diumumkan pada November 2018. Funimation mengumumkan bahwa adaptasi terbaru Fruits Basket ditayangkan mulai April 2019 dan akan mencakup keseluruhan manga.
Selain Manga berjudul Fruits Basket anime original berjudul Etotama juga menggunakan 12 shio sebagai ceritanya.
Rujukan
^Theodora Lau, The Handbook of Chinese Horoscopes, hlm. 2–8, 30–5, 60–4, 88–94, 118–24, 148–53, 178–84, 208–13, 238–44, 270–8, 306–12, 338–44, Souvenir Press, New York, 2005