Nama zaman (年号, nengō, nama tahun) digunakan di Jepang sebelum menyebut angka tahun yang berbeda dari angka tahun kalender Gregorian.
Tahun 2006 disebut sebagai Heisei 18 (平成18年 atau 平成十八年, heisei jūhachi-nen), dan tahun 2007 sebagai Heisei 19 (平成19年 atau 平成十九年, heisei jūkunen). Sedangkan tahun 2020 disebut sebagai Reiwa 2 (令和2年 atau 令和二年, reiwa ni nen).
Nama zaman yang sedang berlangsung tidak pernah disebut dengan awalan kata "zaman" (時代, jidai) dan hanya digunakan untuk nama zaman yang telah berlalu, misalnya zaman Showa (昭和時代, shōwa jidai).
Penulisan nama zaman sering disingkat menggunakan huruf pertama nama zaman dalam abjad Latin, misalnya: H18 berarti Heisei 18 (tahun 2006) dan R2 berarti Reiwa 2 (tahun 2020).
Sejarah
Sistem nama zaman atau nengō berasal dari sistem yang digunakan di Tiongkok sejak tahun 140 SM. Sistem nama zaman digunakan di Jepang setelah kaisar ke-36 yang bernama Kaisar Kōtoku naik tahta. Menurut literatur Nihon Shoki, nama zaman yang pertama disebut zaman Taika untuk menandai perubahan politik besar-besaran yang mengikuti Reformasi Taika tahun 645.
Menurut literatur Shoku Nihongi, nama zaman digunakan pertama kali pada tahun ke-5 masa pemerintahan Kaisar Mommu yang menyebut masa pemerintahan sebagai zaman Taihō. Sebelum zaman Taihō juga dikenal beberapa shinengō (私年号, nama zaman tidak resmi) yang hanya dipakai di kalangan terbatas. Pada catatan sejarah pembangunan kuil dipakai istilah zaman Hakuhō (白鳳) yang menunjuk pada periode tahun 673-686 ketika nama zaman yang resmi tidak ada. Zaman Hōkō (法興) merupakan istilah yang dipakai pengikut Pangeran Shotoku untuk menyebut masa pemerintahan Kaisar Suiko.
Penggunaan nama zaman sempat terputus di paruh kedua abad ke-17 dan baru dimulai kembali pada tahun 701 dengan Taihō (大宝).
Nama zaman pertanda sejarah
Sebelum zaman Meiji, nama zaman ditentukan oleh pejabat istana dan sering diubah sesuai dengan perkembangan keadaan. Nama zaman yang baru biasanya diumumkan pada tahun yang sama atau tahun berikutnya setelah kaisar baru naik tahta. Selain pergantian kaisar, nama zaman baru diumumkan setiap awal periode 60 tahunan (tahun pertama dan tahun ke-58) karena dianggap sebagai angka keberuntungan menurut astrologi Tiongkok. Nama zaman juga diperbarui jika terjadi peristiwa penting atau bencana alam berkepanjangan.
Nama zaman sering menunjukkan keadaan dalam negeri Jepang pada masa itu. Wadō (和銅) diambil sebagai nama zaman karena pada masa itu ditemukan deposit tembaga dalam jumlah besar di Jepang. Filsafat Konfusianisme juga sering digunakan sebagai nama zaman, misalnya zaman Daidō (大同), Kōnin (弘仁) dan Tenchō (天長).
Nama zaman biasanya ditulis menggunakan dua aksara Kanji, kecuali di zaman Nara yang menggunakan 4 aksara kanji karena mengikuti kebiasaan di Tiongkok. Masa pemerintahan Kaisar Kōken (749-758) menggunakan nama zaman dengan 4 aksara kanji: Tempyō kampō (天平感宝), Tempyō shōhō (天平勝宝) dan Tempyō hōji (天平宝字).
Di Jepang sampai sekarang dikenal sejumlah 247 nama zaman, tetapi aksara kanji yang digunakan untuk menulis nama zaman hanya berjumlah 72 aksara, di antaranya sejumlah 30 aksara hanya pernah digunakan sekali.
Di zaman Namboku-cho (1331-1392) terdapat dua sistem nama zaman yang berbeda: nama zaman yang digunakan Istana Utara dan nama zaman yang digunakan Istana Selatan.
Pergantian nama zaman
Sebelum zaman Meiji, nama zaman yang baru berlaku surut ke belakang untuk tahun yang sedang berlangsung. Setiap kali ada pengumuman nama zaman yang baru (walaupun diumumkan di pertengahan tahun), nama zaman yang baru diumumkan dinyatakan berlaku sejak hari pertama awal tahun yang sedang berjalan.
Sejak zaman Meiji, penamaan zaman yang baru selalu dimulai pada hari pengumuman dan tidak berlaku surut ke belakang. Pada tanggal 7 Januari 1989, sewaktu diumumkan nama zaman yang baru, Heisei tahun ke-1 (平成元年, heisei gannen) dimulai pada hari berikutnya tanggal 8 Januari 1989. Pada tanggal 1 April 2019, sewaktu diumumkan nama zaman yang baru, Reiwa tahun ke-1 (令和元年, reiwa gannen) dimulai pada bulan berikutnya tanggal 1 Mei 2019.
Sejak Kaisar Meiji naik tahta, nama zaman hanya diumumkan sekali saja sepanjang masa pemerintahan kaisar. Kebijakan ini disebut undang-undang satu kaisar satu nama zaman (一世一元の詔, issei ichigen no mikotonori).
Di zaman sekarang, penamaan zaman ditetapkan dalam Undang-undang Gengō (元号法, Gengōhō) tahun 1979. Dokumen resmi terbitan pemerintah Jepang selalu menggunakan nama zaman dan bukan tahun Gregorian. Perangkat lunak perkantoran versi bahasa Jepang juga umumnya memiliki fasilitas perhitungan tahun dengan nama zaman.
Di zaman modern, tahun pertama kaisar bertahta disebut gannen (元年, tahun awal) yang dimulai segera setelah kaisar naik tahta. Tahun gannen selalu berakhir pada tanggal 31 Desember menurut kalender Gregorian. Tahun berikutnya disebut tahun ke-2 yang dimulai tanggal 1 Januari menurut kalender Gregorian.
Zaman Meiji diumumkan tahun 1868 dan berlangsung hingga Kaisar Meiji wafat pada tahun 1921. Zaman Taishō berlangsung hingga pengumuman nama zaman baru Shōwa pada tanggal 25 Desember 1926. Tahun awal (gannen) zaman Showa hanya berlangsung beberapa hari di akhir bulan Desember 1926. Tahun 1989 disebut sebagai tahun Shōwa 64 (昭和64年, shōwa rokujūyonen) atau Heisei Gannen (平成元年), karena tahun Shōwa 64 berakhir pada tanggal 7 Januari 1989. Tahun 2019 disebut sebagai tahun Heisei 31 (平成31年, heisei sanjūichinen) atau Reiwa Gannen (令和元年), karena tahun Heisei 31 berakhir pada tanggal 30 April 2019.
Setelah kaisar wafat, nama kaisar boleh disebut dengan nama zaman yang menandai masa pemerintahan. Kaisar Hirohito juga dikenal sebagai Kaisar Shōwa (昭和天皇, shōwa tennō).
Di Jepang, kaisar yang sedang bertakhta tidak pernah disebut dengan nama dan tidak pernah disebut menggunakan nama zaman. Kaisar Jepang yang sedang bertakhta selalu disebut sebagai Tennō Heika (天皇陛下, Yang Mulia Kaisar). Kaisar yang sudah turun takhta disebut sebagai Daijō Tennō (太上天皇, Mantan Kaisar) atau Jōkō (上皇).
Daftar nama zaman
Tabel konversi tahun Jepang ke tahun Gregorian
Cara melakukan konversi tahun Jepang:
- Di daftar nama zaman, cari nama zaman dan tahun awal zaman di kolom paling kiri, dikurangi 1 dan ditambah angka tahun Jepang.
- Misalnya Shōwa tahun 23 atau S23 (昭和23年) sama dengan tahun 1948 menurut kalender Gregorian:
- 1926 − 1 = 1925, lalu 1925 + 23 = 1948.
Sebelum zaman Istana Utara-Istana Selatan
Istana Selatan
Istana Utara
Reunifikasi Istana Utara-Istana Selatan
Istana Utara dan Istana Selatan berhasil disatukan pada zaman Meitoku.
Lihat pula
Pranala luar