Ralph Dale Earnhardt, Sr. (/ˈɜːrnhɑːrt/; 29 April 1951 – 18 Februari 2001[1]) merupakan seorang pembalap mobil profesional dan pemilik tim balap asal Amerika Serikat. Ia membalap di ajang balap mobil stokNASCARSeri Piala pada kurun waktu musim 1975 sampai 2001. Selama kurun waktu tersebut ia berhasil memenangi 76 lomba Seri Piala, termasuk diantaranya satu kemenangan Daytona 500 pada tahun 1998. Ia juga menjuarai Seri Piala sebanyak tujuh kali yaitu pada musim 1980, 1986, 1987, 1990, 1991, 1993 dan 1994. Dengan total gelar tersebut, Earnhardt menyamai catatan Richard Petty dan kemudian disamai lagi oleh Jimmie Johnson sebagai satu dari tiga pembalap NASCAR yang berhasil menjuarai Seri Piala sebanyak tujuh kali. Gaya mengemudinya yang agresif dan sering membuat lawannya ciut saat ditempel membuatnya dijuluki "The Intimidator", "Ironhead" dan "The Man in Black". Earnhardt dikenal sebagai salah satu pembalap terbaik sepanjang masa di ajang NASCAR dan juga menjadi salah satu pembalap mobil legendaris dalam sejarah olahraga bermotor roda empat secara umum.[2][3]
Pada lomba Daytona 500 musim 2001 yang digelar tanggal 18 Februari, Earnhardt mengalami kecelakaan di lap terakhir di tikungan keempat. Mobilnya bersenggolan dengan mobil Sterling Marlin sebelum kemudian kehilangan kendali dan ditabrak Ken Schrader. Earnhardt sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi kemudian ia dinyatakan meninggal karena mengalami cedera di bagian kepala yang cukup parah.[4][5] Ia dimakamkan di rumahnya sendiri di Earnhardt Estate di Carolina Utara pada tanggal 22 Februari 2001. Sejak kematiannya, Earnhardt telah dilantik sebagai anggota di beberapa penghargaan hall of fame diantaranya sebagai anggota angkatan pertama NASCAR Hall of Fame pada tahun 2010.
Kematian Earnhardt menjadi salah satu titik balik baik bagi NASCAR maupun bagi seluruh ajang balap mobil secara umum. Pihak NASCAR lantas melakukan peningkatan standar keamanan baik untuk trek, mobil pembalap maupun peralatan perlengkapan pembalap diantaranya mewajibkan pemakaian perangkat HANS,[6] pengembangan sasis baru untuk mobil Seri Piala yang kemudian dinamai sebagai Car of Tomorrow[7] dan pemasangan SAFER barrier di seluruh sirkuit NASCAR yang menggelar lomba Seri Piala.[8]
Kehidupan awal dan pribadi
Dale Earnhardt lahir pada tanggal 29 April 1951 di pinggiran Charlotte di Kannapolis, Carolina Utara. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Martha Coleman dan Ralph Earnhardt. Ayah Earnhardt yang merupakan seorang keturunan Jerman[9] adalah salah satu pembalap trek pendek terbaik di Carolina Utara pada saat itu dan memenangkan Kejuaraan NASCAR Sportsman pertama dan satu-satunya pada tahun 1956 di Greenville Pickens Speedway di Greenville, Carolina Selatan. Meskipun Ralph tidak ingin putranya mengejar karier sebagai pembalap, Dale memilih putus sekolah untuk mengejar mimpinya. Ralph adalah guru yang keras untuk Dale dan setelah Ralph meninggal karena serangan jantung di rumahnya pada tahun 1973 pada usia 45, butuh waktu bertahun-tahun sebelum Dale merasa seolah-olah ia akhirnya "membuktikan" dirinya kepada ayahnya. Earnhardt memiliki empat saudara kandung: dua saudara lelaki, Danny dan Randy (meninggal 2013)[10] dan dua saudara perempuan, Cathy dan Kaye (meninggal 2015).
Pada tahun 1968 dalam usia 17, Earnhardt menikahi istri pertamanya, Latane Brown. Dari pernikahan ini Earnhardt memiliki seorang putra bernama Kerry yang lahir setahun kemudian. Earnhardt dan Latane lantas bercerai pada tahun 1970. Pada tahun 1971, Earnhardt menikahi istri keduanya, Brenda Gee, yang merupakan putri dari pembangun mobil NASCAR Robert Gee. Dalam pernikahannya dengan Gee, Earnhardt memiliki dua anak lagi: seorang putri, Kelley King Earnhardt (lahir tahun 1972) dan seorang putra, Dale Earnhardt Jr (lahir tahun 1974). Tidak lama setelah Dale Jr lahir, Earnhardt dan Gee bercerai. Earnhardt kemudian menikahi istri ketiganya dan yang terakhir, Teresa Houston, pada tahun 1982. Dari pernikahan ini Earnhardt dikaruniai seorang putri bernama Taylor Nicole Earnhardt (lahir tahun 1988). Taylor dan suaminya, Brandon Putnam, adalah pemain rodeo profesional.[11]
Karier NASCAR
1975–1978: Tahun-tahun awal Seri Piala
Earnhardt memulai karier profesionalnya di NASCAR Seri Piala pada musim 1975. Ia memulai debutnya di Charlotte Motor Speedway, Carolina Utara dalam lomba terpanjang di musim Seri Piala — World 600 1975. Dalam lomba ini ia mengendarai mobil Dodge Charger tim Negre Racing dengan nomor lambung #8. Ia berhasil finis di urutan ke-22, satu tingkat diatas calon bosnya di masa depan, Richard Childress. Earnhardt berkompetisi dalam delapan lomba secara paruh waktu sampai musim 1979.[12]
1979–1980: Rod Osterlund Racing
Earnhardt bergabung dengan pemilik mobil Rod Osterlund Racing pada musim 1979 yang juga menjadi musim dengan banyak pembalap rookie yang kemudian menjadi bintang masa depan Seri Piala diantaranya Harry Gant dan Terry Labonte. Earnhardt memenangkan satu lomba di Bristol, merebut empat kali pole, mencetak sebelas kali posisi Top 5 dan tujuh belas kali finis Top 10. Ia kemudian finis di urutan ketujuh dalam klasemen poin meskipun sempat absen dalam empat lomba karena patah tulang selangka dan sekaligus memenangkan penghargaan Rookie of the Year.[13]
Pada musim keduanya di 1980, Earnhardt, sekarang dengan mekanik Doug Richert yang berusia 20 tahun sebagai kepala krunya, memulai musim dengan memenangkan lomba Busch Clash. Dengan kemenangan di Atlanta, Bristol, Nashville, Martinsville dan Charlotte, Earnhardt berhasil memenangkan gelar juara Seri Piala untuk pertama kalinya. Ia adalah satu-satunya pembalap dalam sejarah NASCAR Seri Piala yang berhasil memenangi gelar Rookie of the Year dengan Seri Piala di musim berikutnya. Ia juga menjadi pembalap ketiga dalam sejarah NASCAR yang memenangkan kejuaraan Rookie of the Year dan gelar Seri Piala, mengikuti David Pearson (1960, 1966) dan Richard Petty (1959, 1964). Hanya delapan pembalap yang bergabung dengan klub eksklusif ini sejak saat itu yaitu Rusty Wallace (1984, 1989), Alan Kulwicki (1986, 1992), Jeff Gordon (1993, 1995), Tony Stewart (1999, 2002), Matt Kenseth (2000, 2003), Kevin Harvick (2001, 2014), Kyle Busch (2005, 2015 dan 2019) dan Joey Logano (2009, 2018).[14]
1981: Pindah-pindah tim
Musim 1981 menjadi musim yang penuh gejolak bagi Earnhardt sebagai juara bertahan Piala Winston. Saat musim sudah menjalani enam belas lomba, Rod Osterlund tiba-tiba menjual timnya kepada Jim Stacy, seorang wirausahawan dari Kentucky yang memasuki NASCAR pada tahun 1977. Setelah berjalan selama empat lomba, Earnhardt berselisih dengan Stacy dan meninggalkan tim. Earnhardt kemudian menyelesaikan musim dengan mengemudikan mobil Pontiac untuk Richard Childress Racing dan berhasil meraih posisi ketujuh di klasemen akhir. Earnhardt lantas meninggalkan RCR pada akhir musim, dengan alasan kurangnya kedekatan dengan tim.[15]
1982–1983: Bud Moore Engineering
Tahun berikutnya, atas saran Childress, Earnhardt bergabung dengan pemilik mobil Bud Moore untuk musim 1982 dan 1983. Di tim ini ia mengemudikan mobil Ford Thunderbird yang disponsori oleh Wrangler Jeans dengan nomor lambung mobil #15. Perjalanan Earnhardt di tim ini menjadi kali pertama dan satu-satunya ia mengendarai mobil selain Chevrolet selama satu musim penuh. Selama musim 1982 berjalan, Earnhardt mengalami kesulitan. Meskipun ia menang di Darlington, ia gagal menyelesaikan 15 balapan dan menyelesaikan musim di posisi ke-12 klasemen yang juga menjadi hasil terburuk dalam kariernya. Ia juga mengalami patah tempurung lutut di Pocono Raceway ketika mobilnya terbang dan terbalik setelah bersentuhan dengan Tim Richmond.[16] Pada tahun 1983, Earnhardt berhasil bangkit dan memenangkan lomba Twin 125 yang menjadi lomba kualifikasi untuk Daytona 500. Ia kemudian menang lagi di Nashville dan di Talladega dan berakhir dengan hasil peringkat kedelapan klasemen akhir musim.[17]
1984–2001: Richard Childress Racing
1984–1985
Untuk musim 1984 Earnhardt kembali ke tim Richard Childress Racing. Ia menggantikan Ricky Rudd di mobil nomor #3 sementara Rudd sendiri pindah ke tim Bud Moore untuk menggantikan Earnhardt di mobil #15.[18] Wrangler mensponsori kedua pembalap di tim masing-masing. Selama musim 1984 dan 1985, Earnhardt berhasil meraih kemenangan di Talladega, Atlanta, Richmond, Bristol (dua kali) dan Martinsville. Hasil akhir musimnya yaitu posisi keempat di klasemen 1984 dan posisi kedelapan di klasemen 1985.[19]
1986–1987
Pada musim 1986, Earnhardt tampil sebagai juara Seri Piala untuk kedua kalinya sekaligus juga mengantar tim Richard Childress meraih gelar kejuaraan pemilik tim. Di musim ini ia memenangi lima lomba, 16 kali finis posisi Top 5 dan 23 kali finis Top 10. Earnhardt berhasil mempertahankan gelarnya untuk musim berikutnya dengan raihan 11 kali kemenangan lomba dan unggul 489 poin klasemen atas Bill Elliott di akhir musim. Dalam prosesnya, Earnhardt juga berhasil meraih catatan rekor pribadi yaitu empat kemenangan lomba beruntun dan lima dari tujuh lomba awal musim. Pada musim 1987 Earnhardt mendapat julukan "The Intimidator" setelah lomba Winston All-Star. Dalam lomba ini Earnhardt dipepet lawannya sampai melebar ke sisi trek yang berumput. Ia lantas tidak menyerah dan berhasil mengembalikan mobilnya ke trek. Manuver agresif ini kemudian disebut sebagai "Pass in the Grass" meskipun Earnhardt tidak menyalip lawan saat masuk kembali ke trek. Usai lomba All-Star, seorang penonton yang marah mengirimi surat kepada Bill France, Jr. yang berisi ancaman akan membunuh Earnhardt di Pocono, Watkins Glen atau Dover. FBI lantas turun tangan untuk memberikan keamanan bagi Earnhardt di tiga trek tersebut. Penyelidikan ditutup setelah lomba di tiga trek tersebut berakhir aman tanpa insiden.[20]
1988–1989
Pada musim 1988, Earnhardt mendapat sponsor baru dari GM Goodwrench setelah Wrangler Jeans mengakhiri kerjasama sponsornya pada akhir musim 1987. Selama musim 1988 berjalan ia mengubah warna skema cat mobilnya dari biru dan kuning menjadi hitam khas yang kemudian bertahan sampai akhir hayatnya.[21] Ia memenangkan tiga lomba pada tahun 1988 dan kemudian berhasil finis ketiga di klasemen akhir musim di belakang Bill Elliott dan Rusty Wallace. Pada musim berikutnya, Earnhardt memenangkan lima lomba dan kembali menjadi penantang serius gelar, tetapi insiden melintir yang terjadi dalam lomba di North Wilkesboro menjadi titik balik untuk perburuan gelar dan kemudian membuat Earnhardt harus mengakui keunggulan Rusty Wallace yang tampil sebagai juara di akhir musim. Musim ini juga menjadi musim pertama Earnhardt mengendarai mobil Chevrolet Lumina.
1990–1995
Musim 1990 dimulai untuk Earnhardt dengan kemenangan di Busch Clash dan lomba heat di Gatorade Twin 125. Menjelang akhir lomba Daytona 500, Earnhardt memiliki keunggulan dominan empat puluh detik sampai kemudian periode bendera hati-hati keluar dengan beberapa lap tersisa. Ketika bendera hijau kembali dikibaskan, Earnhardt memimpin atas Derrike Cope. Tepat pada lap terakhir, Earnhardt menabrak sepotong logam, yang kemudian terungkap sebagai bagian dari bell housing, di tikungan keempat yang kemudian membuat bannya sobek. Cope, dalam kondisi kesal, berhasil memenangkan lomba sementara Earnhardt finis di urutan kelima setelah memimpin 155 dari 200 lap. Tim nomor #3 kemudian mengambil ban rusak yang membuat Earnhardt gagal menang dan menggantungnya di dinding kantor tim RCR sebagai pengingat betapa dekatnya mereka untuk memenangkan Daytona 500. Earnhardt memenangkan sembilan lomba di musim itu dan memenangkan gelar Piala Winston keempatnya kali ini dengan mengalahkan Mark Martin dengan selisih tipis 26 poin. Earnhardt juga menjadi pemenang ganda pertama dari perlombaan All-Star, The Winston. Pada musim 1991 Earnhardt berhasil memenangi kejuaraan Piala Winston kelimanya. Selama musim berjalan ia mencetak empat kemenangan dan memenangkan kejuaraan dengan selisih 195 poin atas Ricky Rudd. Salah satu kemenangannya datang di North Wilkesboro dalam perlombaan di mana Harry Gant memiliki kesempatan untuk mencetak rekor satu musim dengan memenangkan balapan kelima berturut-turut, memecahkan rekor yang dipegang oleh Earnhardt. Di akhir lomba secara tiba-tiba Gant mengalami kerusakan rem dan memberikan peluang Earnhardt untuk memenangi lomba sekaligus mempertahankan rekornya.
Musim kurang mulus dijalani Earnhardt pada 1992. Satu-satunya kemenangan Earnhardt pada musim tersebut diraih Charlotte dalam lomba Coca-Cola 600 yang juga sekaligus mengakhiri kemenangan beruntun 13 lomba yang diraih oleh armada tim Ford. Earnhardt menyelesaikan musim dengan berada di posisi ke-12 yang menjadi raihan finis klasemen paling rendah kedua yang pernah ia raih sekaligus yang terendah sejak bergabung bersama tim Richard Childress Racing. Ia kemudian melakukan perjalanan ke Banquet Awards tahunan bersama Rusty Wallace tetapi tidak memiliki kursi terbaik di rumah. Wallace menyatakan dirinya dan Earnhardt harus duduk di belakang kursi mereka untuk melihat dan Earnhardt berkata "Ini menyebalkan, saya seharusnya pergi berburu." Pada akhir musim kepala kru Kirk Shelmerdine hengkang dan digantikan Andy Petree. Keputusan merekrut Petree ternyata menguntungkan, karena Earnhardt berhasil bangkit ke barisan depan pada musim 1993. Ia sekali lagi nyaris menang di Daytona 500 dan mendominasi Speedweeks sebelum finis di urutan kedua dibelakang Dale Jarrett yang menyalip di lap terakhir. Earnhardt mencetak enam kemenangan dalam perjalanan menuju gelar Piala Winston keenamnya, termasuk kemenangan di Coca-Cola 600 yang untuk pertama kali digelar pada malam hari serta lomba The Winston (keduanya digelar di Charlotte) dan Pepsi 400 di Daytona. Ia mengalahkan Rusty Wallace di klasemen dengan selisih 80 poin. Pada tanggal 14 November 1993, setelah musim yang berakhir di lomba Hooters 500 di Atlanta, pemenang lomba Wallace dan juara musim 1993 Earnhardt menjalankan skema "Polish Victory Lap" bersama-sama sambil membawa bendera #28 dan #7 untuk memperingati pemenang Daytona 500 1992Davey Allison dan juara Seri Piala musim 1992 Alan Kulwicki, yang keduanya meninggal dalam kecelakaan pesawat yang berbeda pada tahun tersebut.[22]
Pada musim 1994, Earnhardt meraih suatu prestasi yang sebelumnya ia yakini sendiri mustahil - meraih gelar Seri Piala Winston yang ketujuh, menyamai catatan Richard Petty. Di musim ini Earnhardt tampil sangat konsisten dengan mencetak empat kemenangan dan setelah Ernie Irvan absen karena kecelakaan yang hampir mematikan di Michigan (baik Earnhardt maupun Irvan tampil ketat sepanjang musim), ia akhirnya memenangkan gelar dengan selisih 400 poin di atas Mark Martin. Earnhardt memastikan gelar dalam lomba di Rockingham dengan memenangkan perlombaan atas Rick Mast. Gelar di musim 1994 ini menjadi gelar NASCAR Seri Piala terakhir bagi Earnhardt dan juga musim terakhir untuk mobil Chevrolet Lumina. Earnhardt memulai musim 1995 dengan finis kedua di Daytona 500 di belakang Sterling Marlin. Ia memenangkan lima lomba pada musim tersebut termasuk kemenangan trek non-oval pertamanya di Sears Point. Ia juga memenangkan Brickyard 400 di Indianapolis Motor Speedway, kemenangan yang disebutnya terbesar dalam karirnya. Tetapi pada akhirnya, Earnhardt harus mengakui keunggulan pembalap muda Jeff Gordon dengan selisih 34 poin di klasemen akhir. Di musim ini Earnhardt mengemudikan mobil Chevrolet Monte Carlo.
1996–1999
Earnhardt mengawali musim 1996 dengan skema yang mirip dengan yang terjadi di musim 1993. Ia mendominasi Speedweeks tetapi lagi-lagi hanya mampu finis kedua saat lomba Daytona 500 dibawah Dale Jarrett untuk kedua kalinya. Earnhardt mengawali awal musim dengan mulus dengan mencetak kemenangan beruntun di Rockingham dan Atlanta. Pada 28 Juli dalam DieHard 500 di Talladega, ia memimpin poin dan mulai memburu gelar kedelapannya, terlepas dari hengkangnya kepala kru Andy Petree. Di akhir lomba, Ernie Irvan kehilangan kendali atas mobil nomor #28 Ford Thunderbird yang disponsori Havoline-nya dan kemudian bersentuhan dengan Chevy Monte Carlo nomor #4 yang dikendarai Sterling Marlin, dan menyulut kecelakaan yang menyebabkan mobil Chevrolet nomor #3 yang dikendarai Earnhardt menabrak dinding kemudian terbalik dan kembali ke trek sebelum kemudian ditabrak pada atap dan kaca depan. Kecelakaan ini, serta kecelakaan serupa yang menyebabkan kematian Russell Phillips di Charlotte, menyebabkan NASCAR mengamanatkan "Earnhardt Bar", penahan logam yang terletak di tengah kaca depan yang memperkuat atap jika terjadi kecelakaan yang sama. Bilah ini juga diperlukan di ajang United SportsCar Racing milik NASCAR dan pendahulunya untuk balap trek jalanan.
Penundaan karena hujan membatalkan siaran langsung perlombaan dan sebagian besar penggemar pertama kali mengetahui kecelakaan itu selama siaran berita olahraga malam itu. Video kecelakaan menunjukkan apa yang tampak sebagai insiden fatal, tetapi begitu petugas medis tiba di mobil, Earnhardt memanjat keluar dan melambaikan tangan ke kerumunan. Ia menolak untuk dimuat ke tandu meskipun tulang selangka, tulang dada dan tulang belikatnya patah. Meskipun insiden itu sepertinya akan mengakhiri musimnya lebih awal, Earnhardt menolak cuti sementara untuk pemulihan dirinya. Minggu berikutnya di Indianapolis, ia kembali turun berlomba tetapi keluar dari mobil di pitstop pertama dan digantikan oleh Mike Skinner. Ketika ditanya, Earnhardt mengatakan bahwa mundur dari lomba di tengah jalan adalah hal tersulit yang pernah ia lakukan. Akhir pekan berikutnya di Watkins Glen, ia kembali turun ke trek dan berhasil mencatat waktu tercepat di kualifikasi, mendapatkan pole "True Grit". T-shirt yang dihiasi wajah Earnhardt dengan cepat dicetak, mengacungkan judul, "It Hurt So Good". Earnhardt memimpin untuk sebagian besar lomba dan berpeluang mengantongi kemenangan di tangan, tetapi mendekati akhir lomba ia tampak kelelahan dan melorot ke urutan keenam di belakang pemenang lomba Geoff Bodine. Earnhardt tidak menang lagi di sisa musim berjalan tetapi mampu bertahan di posisi keempat dalam klasemen di belakang Terry Labonte, Jeff Gordon dan Dale Jarrett. David Smith hengkang sebagai kepala kru tim nomor #3 dan RCR pada akhir musim karena alasan pribadi dan ia digantikan oleh Larry McReynolds.
Pada musim 1997, Earnhardt gagal meraih kemenangan lomba dalam satu musim berjalan untuk kali kedua dalam kariernya. Satu-satunya kemenangan datang selama Speedweeks di Daytona dalam lomba kualifikasi Twin 125 yang merupakan lomba non-poin sekaligus menjadi rekor kemenangan kedelapan beruntun dalam acara tersebut. Sekali lagi dalam perburuan untuk kemenangan lomba Daytona 500 dengan 10 lap tersisa, Earnhardt harus rela keluar dari arena karena kecelakaan yang membuat mobilnya terbalik di area backstretch. Ia mencapai titik terendah musim ketika tiba-tiba mengalami kelelahan di lomba Mountain Dew Southern 500 di Darlington pada bulan September yang berujung dengan insiden menabrak tembok. Setelah itu, ia sempat bingung dan butuh beberapa lap sebelum ia bisa menemukan kotak pitnya. Ketika ditanya, Earnhardt mengeluhkan penglihatan kabur yang membuatnya sulit untuk menemukan kotak pitnya. Mike Dillon (menantu Richard Childress) masuk untuk menggantikan Earnhardt selama sisa lomba. Earnhardt lantas dilarikan ke rumah sakit setempat dan diizinkan untuk balapan minggu depan, tetapi penyebab kelelahan dan penglihatan ganda tidak pernah dipastikan. Meski tidak menang, tim Richard Childress Racing mengakhiri musim di urutan kelima di klasemen akhir.
Pada 15 Februari 1998, Earnhardt akhirnya berhasil memenangkan Daytona 500 dalam upayanya yang ke-20 setelah gagal menang dalam 19 upaya sebelumnya.[23] Ia memulai musim dengan memenangkan lomba kualifikasi Twin 125 untuk tahun kesembilan berturut-turut dan minggu sebelumnya ia menjadi pembalap pertama yang mengetes sistem penerangan baru di trek selama kurang lebih 20 lap. Pada hari perlombaan, ia menunjukkan dirinya sebagai pesaing awal. Namun di pertengahan perlombaan, tampaknya Jeff Gordon lebih unggul. Pada lap 138, Earnhardt memimpin dan berkat dorongan oleh rekan setimnya Mike Skinner ia mempertahankannya. Earnhardt berhasil mencapai bendera finis di depan Bobby Labonte. Setelah itu, ada pertunjukan besar penghormatan untuk Earnhardt di mana setiap anggota kru dari setiap tim berbaris di jalan pit untuk berjabat tangan saat ia menuju ke podium kemenangan. Earnhardt kemudian mengemudikan mobilnya ke area rumput, memulai tren perayaan pasca-balapan. Dia memutar mobil dua kali, melempar rumput dan meninggalkan jejak ban dalam bentuk nomor #3 di rumput. Ia kemudian berbicara tentang kemenangan itu dengan mengatakan, "Saya memiliki banyak penggemar hebat dan orang-orang di belakang saya selama bertahun-tahun dan saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada mereka. Daytona 500 adalah milik kita. Kami menang, kami menang, kami menang!" Namun tampaknya sisa musim berjalan menjadi berliku untuk Earnhardt dan kemenangan di Daytona 500 adalah satu-satunya kemenangannya di musim 1998. Meskipun demikian, ia hampir melakukan sapu bersih lomba di Daytona dengan nyaris memenangi Pepsi 400 yang digelar untuk kali pertama di kondisi malam hari, tetapi pitstop di akhir perlombaan dengan ban yang kurang mulus memupus peluang kemenangannya. Ia tergelincir ke posisi ke-12 klasemen pada pertengahan musim dan Richard Childress memutuskan untuk membuat pergantian kepala kru dengan menukar kepala kru Skinner, Kevin Hamlin, untuk menangani Earnhardt dan kepala kru Earnhart, Larry McReynolds, untuk Skinner. Earnhardt mengakhiri musim dengan finis di urutan kedelapan klasemen akhir.
Sebelum musim 1999, para penggemar mulai mendiskusikan usia Earnhardt dan berspekulasi bahwa dengan putranya, Dale Earnhardt, Jr., akan segera melakukan debut di Seri Piala dan mungkin akan membuat Earnhardt mempertimbangkan pensiun. Earnhardt berhasil menyapu bersih kedua balapan untuk tahun ini di Talladega, membuat beberapa orang menyimpulkan bahwa seiring usia, Earnhardt hanya bisa unjuk gigi untuk lomba trek pelat pembatas, yang membutuhkan keahlian yang unik dan mobil balap yang sangat kuat untuk menang. Tetapi di pertengahan tahun, Earnhardt mulai menunjukkan beberapa percikan semangatnya meskipun dalam usia tua. Dalam balapan Agustus di Michigan, ia memimpin di lap terakhir lomba dan hampir meraih kemenangan pertamanya di lintasan non-pembatas sejak 1996. Satu minggu kemudian, ia memberi NASCAR salah satu momen paling kontroversial. Pada balapan malam Bristol, Earnhardt mendapati dirinya dalam pertarungan untuk memenangkan perlombaan lintasan pendek pertamanya sejak Martinsville pada 1995. Ketika periode bendera kuning keluar di 15 lap tersisa, pemimpin lomba Terry Labonte tertabrak dari belakang oleh mobil Darrell Waltrip yang sudah di overlap. Tersungkurnya Labonte membuat Earnhardt memimpin dengan jarak selisih lima mobil di antara ia dan Labonte dengan lomba yang hanya tersisa 5 lap lagi. Labonte memiliki empat ban baru dan Earnhardt bertahan dengan ban bekas yang membuat mobil Earnhardt jauh lebih lambat. Labonte berhasil menempel Earnhardt dan menyalipnya tepat di awal lap terakhir, tetapi Earnhardt kemudian melaju kencang ke belokan dua dan menyenggol Labonte yang kemudian melintir. Earnhardt berhasil menang tapi kemudian dicemooh dan diejek oleh penggemar yang menyebut Earnhardt curang. mengumpulkan kemenangan sementara penonton mencemooh dan membuat gerakan cabul. "Saya tidak bermaksud untuk mencelakainya, saya hanya ingin mengoyak kandangnya," kata Earnhardt tentang kejadian itu. Pada akhir musim, Earnhardt finis di urutan ketujuh klasemen.
2000–2001
Pada musim 2000, Earnhardt mengalami kebangkitan, yang umumnya dikaitkan dengan operasi leher yang ia lakukan untuk memperbaiki cedera yang masih tersisa dari kecelakaan di Talladega yang terjadi pada tahun 1996. Ia mencetak apa yang dianggap sebagai dua kemenangan paling menarik tahun ini — menang dengan 0,010 detik atas Bobby Labonte di Atlanta, kemudian menyalip 17 mobil dengan sisa empat lap untuk menang di Talladega sekaligus mengklaim satu-satunya bonus jutaan dolar dari penghargaan No Bull-nya dan juga kemenangan ke-10 di trek ini.[24] Earnhardt juga meraih posisi finis kedua di Richmond dan Martinsville, trek di mana ia sering tampil kesulitan selama dekade 1990-an. Berdasarkan hasil dari penampilannya tersebut Earnhardt berhasil naik ke peringkat kedua di klasemen. Namun, penampilan buruk di lomba trek non-oval di Watkins Glen, di mana ia mengalami tabrakan saat berada di area chicane disusul insiden kecelakaan dengan Kenny Irwin, Jr. saat memimpin balapan musim semi di Bristol dan rentetan finis di posisi tengah di trek jarak menengah seperti Charlotte dan Dover yang dikuasai armada tim pemakai Ford Taurus di trek tersebut dari Roush, Yates dan Penske, ditambah dengan konsistensi ekstrem Bobby Labonte sepanjang musim, menggagalkan harapan Earnhardt untuk meraih gelar kedelapannya.
Mengawali musim 2001, Earnhardt finis kedua dalam lomba Budweiser Shootout. Dalam lomba pertama Gatorade 125s, Earnhardt finis ketiga dan membuatnya meraih posisi start ketujuh untuk grid lomba Daytona 500.[25]
Dale Earnhardt meninggal dunia dalam insiden yang terjadi di lap terakhir dalam lomba Daytona 500 yang diselenggarakan pada tanggal 18 Februari 2001 yang juga menjadi lomba pembuka musim 2001.
Kronologi insiden
Earnhardt mengawali lomba Daytona 500 dari posisi start ke-7. Saat lomba berjalan ia mampu maju ke barisan depan dan sempat memimpin sebanyak 17 lap.[26] Pada lap 173, Earnhardt berada di posisi ketiga. Di depannya dua mobil dari tim Dale Earnhardt, Inc. (DEI) yang dikelola oleh Teresa Earnhardt, sang istri, saling berebut memimpin lomba yaitu mobil nomor #15 Michael Waltrip dan mobil nomor #8 yang dikendarai putranya sendiri Dale Earnhardt, Jr.[27] Pada lap itu juga terjadi insiden Big One yang melibatkan 19 mobil. Bendera hijau berkibar kembali di lap 180 dengan Sterling Marlin yang mencoba melakukan aksi slingshot dan berhasil merebut pimpinan lomba tapi hanya bertahan 3 lap saja sebelum diambil alih lagi oleh Michael Waltrip dan Dale Jr. Lap demi lap berlalu hingga akhirnya tibalah lap terakhir. Earnhardt tampaknya sudah cukup senang melihat dua rekannya berebut kemenangan lomba sehingga ia memilih untuk mencoba menahan lajut Marlin. Rusty Wallace dan Ken Schrader ikut meramaikan perebutan kemenangan di lap terakhir sampai area Tikungan 3.[28]
Insiden pun lantas terjadi di Tikungan 4, Earnhardt saling bersenggolan dengan Marlin dan kehilangan kontrol mobil. Ia lantas coba menyeimbangkan namun alur jalurnya tepat berada di depan Schrader yang pada akhirnya keduanya saling bertabrakan sampai akhirnya menghajar tembok pembatas dalam kecepatan sekitar 249 sampai 257 km/j. Setelah tabrakan terjadi, hood penutup kap mesin mobil Earnhardt terbuka dan mengenai kaca depan mobil. Waltrip dan Dale Jr. masuk finis di urutan 1-2. Schrader mampu keluar dari mobilnya dan langsung mengecek keadaan Earnhardt. Mendapati Earnhardt dalam keadaan tidak sadar, ia lantas panik memanggil tim medis. Dalam hasil akhir lomba meskipun Earnhardt dan Schrader tidak masuk finis, keduanya dinyatakan menduduki posisi ke-12 dan ke-13.[29]
Di garis finis, Dale Jr. yang ikut panik melihat kecelakaan ayahnya langsung berlari menuju lokasi kecelakaan. Earnhardt dilarikan ke rumah sakit terdekat ke Halifax Medical Center.[30] Upaya untuk menghidupkan kembali Earnhardt gagal dan kematiannya secara resmi diumumkan pada pukul 17:16 EST (21:16 UTC).[31] Penyebab resmi kematian Earnhardt ini diberikan oleh kantor pemeriksa medis Volusia County sebagai dampak trauma tumpul ke kepalanya ditambah cedera lainnya. Earnhardt juga menderita patah tulang tengkorak basilar fatal akibat insiden tersebut.[32]
Kurang dari dua jam setelah kecelakaan itu, presiden NASCAR Mike Helton mengumumkan kematian Earnhardt secara resmi.[33] Sebuah penyelidikan kemudian mengungkapkan bahwa mobil Earnhardt menghantam dinding penahan beton pada sudut kemiringan (sudut kendaraan diukur dari dinding muka ke garis pusat titik dampak mobil) antara 55-59°, dikombinasikan dengan sudut lintasan 13,6° (jalur kendaraan yang mendekat dinding) dan kecepatan diperkirakan antara 157 sampai 161 mph (253 sampai 259 km / jam). Earnhardt mengalami dorongan kecelakaan sekitar 80 milidetik dalam durasi. Hasil dari insiden Earnhardt saat menghantam dinding dan dampak dari mobil Schrader yang dikombinasikan menghasilkan perubahan dalam kecepatan sekitar 42-44 mph (68–71 km / jam). Gaya yang diberikan adalah setara dengan penurunan vertikal dari ketinggian 61,8 kaki (18,8 m). Kemudian pengujian kereta luncur dari sebuah kendaraan eksemplar menghasilkan gaya g-force mulai dari -68 ke -48 g, tergantung pada metode pengukuran variasi.[34][35]
Paskainsiden
"Tidak ada api yang bisa membakar karakternya. Tidak ada batu yang bisa memecahkannya."
"Saya hanya mengenal dua orang yang kehadirannya melampaui fakta bahwa mereka adalah pembalap yang luar biasa: Dale Earnhardt dan Ayrton Senna. Tidak akan ada orang lain yang bisa mengisi kekosongan yang mereka tinggalkan."
—Eddie Cheever, Jr. usai mendengar kabar Dale Earnhardt meninggal dunia dan membandingkannya dengan sosok Senna.[37]
"Bagi saya pribadi, (kematian Ayrton Senna) mengingatkan saya banyak ketika Dale Earnhardt meninggal dunia dalam arti semacam suasana hati dan suasana umum dalam rumah tangga keluarga saya sendiri. Ayahanda saya dan saudara lelaki biasanya bangun pagi-pagi dan menonton perlombaan Formula Satu dan saya baru berusia sembilan atau 10 tahun tetapi saya ingat ayah saya penggemar berat Senna, dan saya bisa ingat bahwa dia tidak pernah benar-benar tipe pemandu sorak yang keras tapi saya bisa mengingatnya lebih dari itu daripada apa pun yang pernah kulihat, yang selalu unik bagiku. Saya hanya ingat nada muram dalam rumah tangga."
—Brad Keselowski yang saat itu berusia 10 tahun saat mendengar kabar bahwa Ayrton Senna meninggal dunia, dan membandingkannya dengan sosok Earnhardt.[38]
"Saya ingat, balapan 20 tahun lalu dengan jelas. Reaksi saya terhadap berita buruk tersebut, saya menangis. Saya menelepon teman saya, Stephen, teman saya balapan go-kart. Dia juga penggemar berat Earnhardt"
—Daniel Ricciardo mengingat yang saat itu berusia 11 tahun saat membalap Go-kart, ketika menyaksikan terjadi kematian Dale Sr., Ricciardo terhenyak mendengar kematian idolanya.[39]
Setelah kematian Earnhardt, penyelidikan polisi dan investigasi yang disetujui NASCAR dimulai dengan hampir setiap detail kecelakaan itu dipublikasikan. Dugaan kegagalan sabuk pengaman mengakibatkan pengunduran diri Bill Simpson dari perusahaan miliknya sendiri yang memproduksi sabuk pengaman yang digunakan dalam mobil Earnhardt dan hampir setiap mobil pembalap NASCAR lainnya.[40] NASCAR menerapkan peningkatan keamanan yang ketat, seperti memberi mandat untuk pemakaian perangkat HANS, yang sebelumnya ditolak oleh Earnhardt setelah merasa pergerakannya terbatas dan tidak nyaman di leher.[41] Beberapa konferensi pers diadakan pada hari-hari setelah kematian Earnhardt. Setelah pembalap Sterling Marlin dan kerabatnya menerima surat kebencian dan ancaman pembunuhan dari penggemar yang marah, Waltrip dan Dale Jr membebaskannya dari tanggung jawab apa pun dan berkali-kali menyebutkan bahwa insiden tersebut bukan salah Marlin. Richard Childress membuat pernyataan di depan umum bahwa nomor #3 tidak akan pernah lagi muncul di NASCAR Seri Piala. Childress, yang memegang hak-hak dari NASCAR untuk penggunaan nomor #3, membuat moratorium terkait larangan penggunaannya. Nomor ini lantas diaktifkan kembali pada musim 2014 namun kali ini tidak disponsori oleh GM Goodwrench, dan dikemudikan oleh cucu Childress Austin Dillon.[42]
Pada saat waktu tersebut, tim nomor #3 dinamai ulang sebagai tim nomor #29. Pembalap NASCAR Seri BuschKevin Harvick dipromosikan oleh Childress sebagai pengganti permanen Earnhardt, dimulai dalam lomba Dura Lube 400 di North Carolina Speedway. Sebuah panji khusus bertuliskan nomor #3 dibagikan kepada semua penonton yang hadir di trek untuk menghormati Earnhardt dan tim Childress mengenakan seragam hitam polos sebagai bentuk penghormatan. Mobil Harvick juga selalu menampilkan stiker nomor #3 bergaya Earnhardt di atas nomor #29 hingga akhir 2013, saat Harvick memilih hengkang ke tim Stewart-Haas Racing.[43]
Para penggemar mulai menghormati Earnhardt dengan mengangkat tiga jari tinggi-tinggi pada lap ketiga di setiap lomba. Permainan video NASCAR Thunder 2002 yang dibesut oleh EA Sports juga memunculkan logo layar hitam nomor #3 sebelum logo EA. Liputan televisi dari NASCAR on Fox dan NASCAR on NBC menampilkan komentator yang memilih diam saat lomba memasuki lap ketiga dari mulai lomba di Rockingham sampai ke lomba tahun berikutnya di sana untuk menghormati Earnhardt, kecuali bila ada insiden yang menyebabkan periode bendera kuning di lap tersebut. Tiga minggu setelah kematian Earnhardt, Harvick, yang mengendarai mobil yang telah disiapkan untuk Earnhardt, mencetak kemenangan Seri Piala pertamanya di Atlanta. Pada lap terakhir lomba Cracker Barrel Old Country Store 500, ia mengalahkan Jeff Gordon dengan selisih tipis yaitu 0,006 detik (selisih 0,004 detik lebih dekat daripada yang diperoleh Earnhardt atas Bobby Labonte pada lomba yang sama beberapa tahun sebelumnya) dalam foto finis dan hal ini membuat petugas pengisi bensin pitstop Earnhardt Danny "Chocolate" Myers menangis terharu setelah kemenangan tersebut. Harvick merayakan kemenangannya dengan tiga jari terangkat tinggi-tinggi di luar jendela pengemudi; dan komentator Fox Mike Joy, Larry McReynolds dan Darrell Waltrip menyimpulkan dengan "Sama seperti setahun yang lalu [dengan Earnhardt dan Bobby Labonte], tetapi dia [Harvick] mendapatkannya meskipun ... Gordon kehilangan ... dan Harvick! Harvick beberapa menang dengan selisih beberapa inci saja!" yang kemudian sangat berkesan bagi banyak penggemar NASCAR. Kemenangan itu juga dianggap katarsis untuk olahraga yang ditinggalkan salah satu bintang besarnya. Harvick kemudian memenangkan perlombaan lain di Chicagoland dan finis di urutan kesembilan klasemen serta memenangkan penghargaan Rookie of the Year dan gelar Seri Busch musim 2001.
Sementara itu tim Dale Earnhardt, Inc. memenangkan lima lomba di musim 2001, dimulai dengan kemenangan Steve Park dalam balapan di Rockingham hanya satu minggu setelah kematian Earnhardt. Dale Jr dan Waltrip finis 1-2 dalam lomba Pepsi 400 yang digelar di Daytona pada bulan Juli yang menjadi kebalikan dari finis di Daytona 500. Dale Jr juga memenangkan balapan musim gugur di Dover (balapan pertama pasca tragedi 9/11) dan Talladega yang membuatnya finis di urutan delapan klasemen.
Jenazah Earnhardt dikebumikan di tanah miliknya di Mooresville, Carolina Utara setelah upacara pemakaman pribadi pada tanggal 21 Februari 2001.[44][45][46] Sehari sesudahnya, layanan pemakaman umum diselenggarakan di Calvary Church di Charlotte, Carolina Utara.[44][45][47]
Mobil nomor 3
Earnhardt mengendarai mobil balap dengan nomor lambung #3 untuk sebagian besar karirnya, mencakup paruh kedua musim 1981 dan dari 1984 hingga kematiannya pada tahun 2001. Meskipun ia memiliki sponsor lain selama karirnya, nomor #3 dalam pikiran penggemar identik dengan sponsor terakhir GM Goodwrench dan skema warna terakhirnya - mobil yang didominasi hitam dengan garis merah dan perak tebal. Hitam dan merah pada nomor #3 terus menjadi salah satu logo paling terkenal di balap mobil di Amerika Utara.
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa Richard Childress Racing "memiliki hak" untuk pemakaian nomor #3 dalam kompetisi NASCAR (didorong oleh kenyataan bahwa mobil Kevin Harvick memiliki logo nomor #3 kecil sebagai penghormatan untuk Earnhardt dari 2001-2013 dan penggunaan nomor tersebut di Seri Truk oleh Ty Dillon ketika ia membalap di seri tersebut), tetapi kenyataannya NASCAR, selama tidak ada tim khusus, memiliki hak untuk nomor ini dan juga seluruh nomor lainnya. Menurut prosedur NASCAR yang telah ditetapkan, Richard Childress Racing memiliki prioritas di atas tim lain jika mereka memilih untuk menggunakan kembali nomor tersebut, yang kemudian mereka lakukan ketika Austin Dillon dipromosikan ke Seri Piala pada 2014. Sementara Richard Childress Racing memiliki logo nomor #3 bergaya khas yang digunakan selama karier Earnhardt (dan digunakan saat ini dengan Dillon), hak-hak itu secara hipotetis tidak akan mencegah tim balap lainnya menggunakan desain corak nomor #3 yang berbeda (juga, tim nomor #3 baru kemungkinan besar akan, dalam hal apa pun, perlu membuat logo yang cocok dengan logo sponsor mereka).
Dale Earnhardt, Jr. membuat dua penampilan khusus pada tahun 2002 di mobil Seri Busch dengan memakai nomor #3 yang juga menjadi penampilan perdana nomor ini di trek dimana ayahnya meninggal (Daytona) dan trek di mana ia melakukan debut Seri Piala (Charlotte). Earnhardt Jr. memenangkan salah satu dari lomba tersebut yang merupakan acara pembukaan musim di Daytona. Ia juga membalap di mobil nomor #3 dengan disponsori oleh Wrangler pada 2 Juli 2010, untuk Richard Childress Racing di Daytona. Dalam kondisi green-white-checkered, ia berhasil mengalahkan Joey Logano untuk memenangkan lomba keduanya diatas mobil nomor #3.
Secara garis besar, bisa dibilang nomor #3 hilang dari seri tur nasional hingga 5 September 2009, ketika Austin Dillon, cucu Richard Childress yang berusia 19 tahun, memulai debutnya dengan di Seri Truk dengan mobil nomor #3 milik RCR di Seri Truk Camping World.[48] Dillon dan adik laki-lakinya Ty Dillon mengemudikan mobil nomor #3 di berbagai kompetisi tingkat bawah selama beberapa tahun termasuk Camping World East Series.[49] Pada musim 2012, Austin Dillon mulai mengemudi dalam beragam ajang seri nasional secara penuh waktu dengan menggunakan nomor #3. Sebelumnya ia menggunakan nomor #33 saat mengemudi di seri itu secara paruh waktu.
Richard Childress Racing memilih memakai dan mendaftarkan mobil nomor #3 dalam perlombaan Seri Truk di Daytona pada 13 Februari 2010. Untuk corak grafik nomornya dilukis secara identik sama persis seperti ketika Earnhardt mengendarainya, tetapi dengan sponsor dari Bass Pro Shops. Mobil ini lantas dikemudikan oleh Austin Dillon. Sialnya saat lomba berjalan ia terlibat dalam kecelakaan yang hampir identik dengan yang merenggut nyawa Earnhardt: disundul kemudian bertabrakan dengan mobil lain dan digiring ke area dinding pembatas di Tikungan 4. Dillon sendiri selamat tanpa cedera setelah insiden ini.[50] Ia kemudian kembali ke mobil balap bertanda nomor #3 ketika ia start kelima di lomba pembuka Seri Nationwide di Daytona pada tahun 2012 dalam mobil Chevrolet Impala hitam yang disponsori Advocare. Pada 11 Desember 2013, RCR mengumumkan bahwa Austin Dillon akan mengendarai mobil nomor #3 di musim Seri Piala mulai 2014 sekaligus memastikan membawa nomor tersebut kembali ke seri untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.[51]
Hanya mantan ajang International Race of Champions yang benar-benar menghentikan penggunaan nomor mobil #3 yang mereka lakukan dalam perubahan peraturan yang dirilis pada tahun 2004. Sampai seri ini tutup pada tahun 2007, siapa pun yang ingin menggunakan nomor #3 lagi harus menggunakan nomor #03 sebagai gantinya.
Pembalap Formula SatuDaniel Ricciardo memilih nomor #3 sebagai nomor balap permanen ketika peraturan F1 berubah untuk memungkinkan pengemudi memilih nomor mereka sendiri untuk 2014 dan menyatakan di Twitter bahwa bagian dari alasan pilihannya adalah bahwa ia adalah penggemar Earnhardt sementara desain helmnya menampilkan nomor bergaya Earnhardt dengan cara yang sama.[52]
Warisan
Earnhardt Tower atau "Menara Earnhardt", sebuah bagian tempat duduk di Daytona International Speedway dibuka dan dinamai untuk menghormatinya sebulan sebelum kematiannya di lintasan tersebut.[53]
Earnhardt memiliki beberapa jalan yang dinamai menurut namanya, termasuk jalan di kota kelahirannya, Kannapolis. Dale Earnhardt Boulevard (awalnya Earnhardt Road) ditandai sebagai Pintu Keluar 60 Interstate 85 di sebelah timur laut Charlotte. Dale Earnhardt Drive juga merupakan awal dari The Dale Journey Trail,[54] tur keliling dengan pemandu mandiri dalam kehidupan Earnhardt dan keluarganya. Departemen Perhubungan Carolina Utara mengalihkan penunjukan jalan antara Kannapolis dan Mooresville di dekat kantor pusat tim DEI (yang dulu disebut NC 136) dengan NC 3, yang berada di Currituck County. Selain itu, Pintu Kelur 72 Interstate 35W, salah satu pintu masuk ke Texas Motor Speedway, dinamai "Dale Earnhardt Way".
Antara musim JGTC (berganti nama menjadi Super GT mulai musim 2005) 2004 dan 2005, tim Hasemi Sport berkompetisi dalam seri ini dengan mobil Nissan 350Z warna hitam polos yang disponsori G'Zox dengan skema grafik nomor yang sama persis dengan yang pernah Earnhardt yang dipasang di atap mobilnya.
Selama balapan akhir pekan NASCAR di Talladega Superspeedway pada 29 April sampai 1 Mei 2006, mobil DEI berkompetisi dalam skema cat hitam khusus yang identik pada Hari Dale Earnhardt, yang diadakan setiap tahun pada hari ulang tahunnya — 29 April. Martin Truex Jr. memenangkan lomba Aaron's 312 dengan mobil hitam yang dicat khusus untuk mencerminkan skema Intimidator dalam mobil nomor #3 di Seri Busch. Dalam perlombaan Seri Piala pada 1 Mei, Dale Earnhardt Jr. (mobil nomor #8), Truex Jr (mobil nomor #1) dan Paul Menard (mobil nomor #15) berkompetisi dalam dengan skema cat yang sama persis.
Pada 18 Juni 2006, dalam lomba di Michigan berjudul 3M Performance 400, Earnhardt Jr menjalankan mobil Budweiser dengan skema cat antik khusus untuk menghormati ayahnya dan kakeknya Ralph Earnhardt. Ia finis ketiga setelah hujan menyebabkan perlombaan menjadi dipendekan. Mobil itu dicat menyerupai mobil-mobil trek tanah Ralph tahun 1956 dan membawa logo Budweiser era 1956 untuk melengkapi tampilan kilas balik.
Pada musim panas 2007, Dale Earnhardt, Inc. (DEI) dengan Yayasan Dale Earnhardt mengumumkan akan mendanai beasiswa sarjana tahunan di Universitas Clemson di Clemson, Carolina Selatan untuk siswa yang tertarik dengan olahraga bermotor dan teknik otomotif. Pemenang beasiswa juga berhak untuk bekerja di DEI dengan skema magang.[55] Pemenang pertama beasiswa ini adalah William Bostic, seorang senior di Clemson jurusan teknik mesin.[55]
Pada tahun 2008, bertepatan dengan peringatan 50 tahun lomba Daytona 500 yang pertama, DEI dan RCR berkolaborasi untuk membuat skema cat mobil Car of Tomorrow untuk lomba Daytona 500 yang berbasis dari warna mobil Earnhardt saat ia memenangi Daytona 500 tahun 1998, sekaligus juga untuk memperingati ulang tahun kesepuluh dari kemenangan Earnhardt di lomba tersebut. Dalam penghormatan kepada semua pemenang Daytona 500 sebelumnya, pembalap yang menang tampil dalam barisan di atas panggung, dalam urutan kronologis. Mobil kilas balik nomor #3 berdiri di tengah lapangan dalam posisi perkiraan yang akan diambil Earnhardt di prosesi. Mobil kilas balik menampilkan desain era 1998 otentik yang dipadukan dengan mobil era saat ini, sebuah konsep yang mirip dengan kaus kilas balik modern dalam olahraga lain. Mobil itu kemudian dijual dalam model diecast skala 1:64 dan 1:24.
Roller coaster Intimidator 305 telah dibuka sejak 2 April 2010 di Kings Dominion di Doswell, Virginia.[56] Diberi nama berdasarkan nama Earnhardt, kereta-kereta ini meniru model Chevrolet hitam-merahnya.[57] Intimidator lain dibangun di Carowinds di Charlotte, Carolina Utara yang dibuka pada tanggal 27 Maret 2010. Pintu masuk ke kedua roller coaster memiliki papan nama yang menunjukkan warisan Earnhardt beserta salah satu mobilnya.[56]
Asisten pelatih Atlanta BravesNed Yost adalah teman Earnhardt dan Richard Childress. Ketika Yost diangkat sebagai manajer Milwaukee Brewers ia mengganti nomor jerseynya dari #5 menjadi #3 untuk penghormatan kepada Earnhardt. Nomor #3 dipensiunkan oleh Braves untuk menghormati Dale Murphy, sehingga Yost tidak dapat membuat perubahan saat berada di Atlanta. Ketika Yost diangkat sebagai asisten pelatih Kansas City Royals, ia mengenakan jersey nomor #2 untuk musim 2010, bahkan ketika ia diangkat sebagai manajer pada Mei 2010, tetapi untuk musim 2011, ia kembali ke nomor #3.
Selama lap ketiga lomba Daytona 500 2011 (satu dekade sejak kematian Earnhardt), para komentator di NASCAR on FOX terdiam sementara para penggemar mengangkat tiga jari dengan cara yang mirip dengan penghormatan sepanjang 2001.[58]
Pintu masuk utara ke Pusat Kota New Avondale di Arizona menyandang nama Dale Earnhardt Drive. Avondale adalah tempat Earnhardt memenangkan perlombaan Seri Piala pada tahun 1990.[59]
Pada 28 Februari 2016, setelah memenangkan lombs Folds of Honor QuikTrip 500 di Atlanta Motor Speedway, dalam prosesi perayaan kemenangan, pembalap Jimmie Johnson mengangkat tangannya dari jendelanya dengan tiga jari mengulurkan penghormatan kepada Earnhardt.[61][62] Kemenangan Johnson di lomba ini adalah kemenangannya yang ke-76 sekaligus menyamai catatan Earnhardt. Trek Atlanta juga menjadi trek dimana Earnhardt mengunci gelar Seri Piala yang keenamnya.[63]
Pada minggu Formula SatuGrand Prix Amerika Serikat 2021, pembalap McLaren, Daniel Ricciardo mengendarai mobil ikonik Wrangler dari tahun 1980-an sebagai penghormatan kepada Earnhardt dan keluarganya, karena Ricciardo telah menjadi penggemar Earnhardt sejak ia masih kecil.[64] Kesempatan datang setelah memenangkan Grand Prix Italia tahun itu, dan Pemilik Tim McLaren, Zak Brown berjanji kepadanya bahwa dia akan memberinya kesempatan untuk mengendarai mobil ikonik tersebut.[65]
Dalam budaya populer
Film
Pada tahun 2004, kehidupan Dale Earnhardt diangkat untuk dijadikan film televisi oleh ESPN dengan sebuah film berjudul 3: The Dale Earnhardt Story dengan aktor Barry Pepper sebagai pemeran Earnhardt. Film ini sendiri banyak dikritik karena ada beberapa kekeliruan dalam alur ceritanya seperti Earnhardt yang dinyatakan finis keempat pada lomba Daytona 500 1979 sementara pada kenyataannya ia finis di urutan kedelapan. Selain itu untuk menghindari hak cipta, pihak produser membuat gaya grafik logo nomor #3 yang baru tetapi tetap memakai skema warna yang sama dengan yang pernah Earnhardt gunakan. Pihak produser lantas mendapat tuntutan karena hal warna tersebut.[66] Pada Desember 2006, gugatan ESPN diselesaikan tetapi rinciannya tidak dirilis ke publik.[67]
Pada tahun 2007, film dokumenter berjudul Dale dirilis secara terbatas di beberapa teater di Amerika Serikat termasuk diantaranya di kota Daytona Beach yang dekat dengan Daytona International Speedway pada bulan Februari. Film ini diproduksi oleh CMT yang bekerjasama dengan NASCAR Productions.[68]
Musik
John Hiatt menyebutkan Earnhardt pada lagu "The Tiki Bar Is Open" bersama dengan nomor #3.[69]
Weedeater membuat lagu berjudul "No. 3" pada album Sixteen Tons yang dirilis tahun 2003.[70][71]
^"Transcend – The Intimidator". Bleacher Report Media Lab. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-19. Diakses tanggal 27 Maret 2017. He was a living legend by 2001, when he raced in the Daytona 500 and shared the track with his son, Dale Jr.
^On May 28, 2016 the #3 returned to victory lane in the Cup Series for the first time since 2000 when Austin Dillon won the Coca-Cola 600 on a fuel mileage gamble. Bruce, Kenny (11 Desember 2013). "DILLON TO DRIVE NO. 3 SPRINT CUP CAR FOR RCR". NASCAR. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Desember 2013. Diakses tanggal 11 Desember 2013.
^"Welcome to "The Dale Trail"". Daletrail.com. 1 Januari 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2011. Diakses tanggal 24 Februari 2012.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)