Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari List of Eurovision Song Contest winners di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Enam puluh enam lagu telah memenangkan Kontes Lagu Eurovision, sebuah kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh negara-negara anggota Uni Penyiaran Eropa. Lomba ini, yang telah disiarkan setiap tahun sejak pertama kali digelar pada tahun 1956, adalah salah satu program televisi terpanjang di dunia. Pemenang lomba telah ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik pemungutan suara sepanjang sejarahnya; memusatkan pemberian poin untuk negara oleh juri atau pemungutan suara elektronik atau yang biasa disebut televoters. Negara yang diberikan poin terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.[1] Kontes Lagu Eurovision pertama tidak dimenangkan berdasarkan poin, tetapi berdasarkan suara (dua per negara), dan hanya pemenang diumumkan pada saat itu.[2]
Ada 63 kali kontes, dengan satu pemenang setiap tahun kecuali kontes tahun 1969, yang memiliki empat. Dua puluh lima negara yang berbeda telah memenangkan kontes. Swiss memenangkan kontes pertamanya yang juga merupakan partisipasi pertamanya, pada tahun 1956. Negara dengan jumlah kemenangan tertinggi adalah Irlandia, dengan jumlah tujuh kali. Portugal adalah negara dengan sejarah terpanjang dalam kontes tanpa kemenangan sampai partisipasi ke-42nya dalam Kontes Lagu Eurovision 2009. Satu-satunya peserta yang memenangkan lebih dari satu kali sebagai pemain adalah Johhny Logan dari Irlandia, yang menampilkan lagu "What's Another Year" pada tahun 1980 dan "Hold Me Now" pada tahun 1987. Logan juga salah satu dari lima penulis lagu yang telah menulis lebih dari satu entri yang menang, "Hold Me Now" 1987 dan "Why Me?" tahun 1992, dinyanyikan oleh Linda Martin).[3] Perbedaan yang unik membuat Logan adalah satu-satunya orang yang memiliki titel Eurovision tiga kemenangan untuk kreditnya, baik sebagai penyanyi, pencipta lagu atau keduanya.
Memenangkan Kontes Lagu Eurovision memberikan kesempatan yang unik untuk artis pemenang untuk memanfaatkan keberhasilan mereka dan publisitas sekitarnya dengan meluncurkan atau melanjutkan karier internasional mereka. Namun, sepanjang sejarah kontes relatif sedikit yang menjadi bintang internasional yang besar. Kemenangan yang paling menonjol oleh mantan peserta Eurovision yang kariernya langsung menjadi naik daun adalah ABBA, yang memenangkan kontes tersebut, mewakili Swedia pada tahun 1974 dengan lagu mereka "Waterloo". ABBA terus menjadi salah satu band paling berhasil pada masa mereka. Terutama pemenang lain yang kemudian mencapai ketenaran internasional dan sukses adalah Céline Dion, yang memenangkan lomba (mewakili Swiss) pada tahun 1988 dengan lagu "Ne partez pas sans moi", meskipun karier bernyanyi internasionalnya tercapai beberapa tahun kemudian dan umumnya tidak langsung berhubungan dengan dimenangkannya kontes olehnya.
Pada tahun 2017, Portugal memenangkan kontes ini untuk pertama kalinya sekaligus mengakhiri rekor sebagai negara peserta terlama yang tidak memenangkan kontes ini yakni selama 53 tahun.
Sebelas pemenang Eurovision (bersama dengan tiga non-pemenang) tampil di konser Congratulations pada 2005, di mana "Waterloo" karya ABBA terpilih menjadi lagu terpopuler dari lima puluh tahun pertama kontes tersebut.[4]
Irlandia menyelesaikan tujuh kali pertama, melebihi negara lainnya, Irlandia juga memenangkan kontes tersebut untuk tiga tahun berturut-turut (1992, 1993, 1994), tahun-tahun yang lebih berturut-turut ketimbang negara lainnya. Tiga negara menang dua kali berturut-turut, Spanyol (1968 dan 1969), Luxembourg (1972 dan 1973) dan Israel (1978 dan 1979). Bersama dengan kemenangan Swiss dalam kontes pertama, Serbia adalah satu-satunya negara lain yang menang dengan entri debutnya (pada 2007), meskipun Serbia sebelumnya berkompetisi sebagai bagian dari Yugoslavia dan Serbia dan Montenegro. Di bawah sistem pemungutan suara yang dipakai antara 1975 dan 2015, pemenang kontes tersebut ditentukan oleh pemungutan suara negara terakhir pada sebelas kesempatan.[N 3]
Perubahan pada sistem pemungutan suara, termasuk sebuah pertumbuhan cepat dalam jumlah negara yang ikut serta/memberikan suara, menandakan bahwa poin-poin yang diraih tidak sebanding sepanjang dekade. Salvador Sobral dari Portugal memegang rekor jumlah poin tertinggi dalam sejarah kontes tersebut, meraih 758 dengan lagu "Amar pelos dois". Alexander Rybak dari Norwegia memegang penggabungan kemenangan terbesar dalam poin absolut, 169 poin atas tempat kedua pada 2009. Gigliola Cinquetti asal Italia memegang rekor untuk kemenangan terbesar menurut persentase, meraih skor hampir tiga kali lipat ketimbang peringkat kedua (49 poin berbanding dengan 17 dari runner-up) dalam kontes tahun 1964. Di bawah sistem pemungutan suara yang dipakai dari 1975 sampai 2015, skor kemenangan terendah adalah Bobbysocks! dari Norwegia dengan 123 poin (dari 1044 poin yang tersedia dari 18 negara lainnya) saat memenangkan Eurovision 1985, sementara total kemenangan terendah yang pernah ada adalah 18 poin (dari 160 jumlah suara dari 16 negara) yang diberikan oleh setiap empat negara pemenang pada 1969.
Di bawah sistem pemungutan suara yang dipakai dari 1975 sampai 2015, di mana setiap negara memberikan poin maksimum pada pilihan tempat pertamanya, Loreen dari Swedia memenangkan Eurovision 2012 dengan suara terbanyak yang meraih tempat pertama, meraih tempat pertama yang dipilih dari 18 dari 41 negara (kecuali diri mereka sendiri). Perwakilan Britania Raya tahun 1976, Brotherhood of Man dengan lagu "Save Your Kisses For Me" memegang rekor skor rata-rata tertinggi per negara yang ikut serta, dengan rata-rata 9.65 poin yang diraih per negara. Pemenang tahun 2011 asal Azerbaijan Eldar & Nigar, memegang skor rata-rata terendah untuk sebuah lagu yang menang di bawah sistem tersebut, meraih 5.14 poin per negara.
Britania Raya telah menyelesaikan lima belas kali kedua di Eurovision (paling terkini pada 1998), melebihi negara lainnya. Negara paling sukses yang tak pernah memenangkan Kontes tersebut adalah Malta, yang memenangkan peringkat kedua pada 2002 dan 2005 dan ketiga pada 1992 dan 1998. Negara pulau lainnya Islandia juga meraih peringkat kedua sebanyak dua kali, pada 1999 dan 2009.
Tak ada runner-up resmi untuk dua kontes – 1956 dan 1969. Pada 1956, satu-satunya pemenang, Swiss, diumumkan, sementara terdapat laporan spekulatif bahwa Jerman meraih peringkat kedua dengan lagu "Im Wartesaal zum großen Glück" karya Walter Andreas Schwarz, dengan catatan bahwa Jerman terpilih menjadi tuan rumah tahun 1957. Pada 1969, empat lagu berbagi peringkat pertama karena meraih jumlah poin yang sama, dan peringkat kedua draih oleh Swiss, yang tak dianggap runner-up resmi, karena banyaknya negara yang mengisi peringkat pertama.
^Sejak 2004, kontes tersebut meliputi sebuah semi-final yang disiarkan di televisi::— Pada 2004 diadakan pada hari Rabu sebelum babak akhir:— Antara 2005 dan 2007 diadakan pada Kamis "Pekan Eurovision"
^Sejak 2008, kontes tersebut meliputi dua semi-final, yang diadakan pada hari Selasa dan Kamis sebelum babak akhir.
^ abRepublik Federal Jerman meraih dua kemenangan, satu sebelum, satu setelah penyatuan kembali Jerman. Peta menjelaskan Jerman pada dua kemenangannya.
^ abKroasia (bahasa lagu pemenang tahun 1989) dan Serbia (bahasa lagu pemenang tahun 2007) sepenuhnya saling tumpang tindih dan sering kali dianggap ragam dari bahasa tunggal, Serbo-Kroasia. Namun, mereka secara terpisah didaftarkan dalam statistik Eurovision.
^"Nocturne" menampilkan vokal tak terakselerasi dari penyanyi Norwegia Gunnhild Tvinnereim.