Basmalah (bahasa Arab: بَسْمَلَة, basmalah; juga disebut Bi-smi llāh; بِسْمِ ٱللَّٰهِ, "Dengan menyebut nama Allah",[1] atau Tasmiyyah, تَسْمِيَّة) adalah frasa dalam agama Islam yang bermakna "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" (bahasa Arab: بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ, bi-smi llāhi r-raḥmāni r-raḥīmi).[catatan 1] Bacaan ini diucapkan setiap kali seorang Muslim melakukan salat dan dianjurkan dibaca setiap memulai kegiatan sehari-harinya sehingga apa pun yang ia kerjakan semata-mata niat karena Allah dan mendapatkan restu atas pekerjaan tersebut.
Selain digunakan dalam kegiatan harian, juga digunakan dalam konstitusi negara yang menetapkan Islam sebagai agama resmi dan umumnya muncul dalam pembukaan/mukadimah konstitusi tersebut, seperti Afganistan,[2] Arab Saudi,[3] Bahrain,[4] Bangladesh,[5] Brunei,[6] Iran,[7] Irak,[8] Kuwait,[9] Libya,[10] Maladewa,[11] Mesir,[12] Pakistan,[13] Tunisia[14], dan Uni Emirat Arab (UEA).[15]
Basmalah muncul setiap surah dalam al-Qur'an, kecuali Surah at-Taubah.[catatan 2][16] Perdebatan umat muslim terkait penggunaan basmalah dalam mushaf al-Qur'an (ada yang memakainya, ada yang tidak) mencapai konsensus final dengan terbitnya Edisi Kairo, yang di dalamnya memuat basmalah sebagai ayat pertama Surah al-Fatihah, tetapi digunakan sebagai awalan dari 112 surah lainnya, ditandai sebagai ayat tak bernomor.[17]
Kata basmalah diduga memiliki varian awal yang telah muncul dalam manuskrip Arab sejak abad ke-5 dan abad ke-6.[18]
Asmaulhusna
Dalam lafal basmalah terdapat tiga nama. Nama pertama adalah Allah. Lafaz untuk nama Allah termasuk lafaz jalalah. Artinya nama ini tidak memiliki huruf yang terbentuk karena berkaitan dengan ketuhanan. Lafaz ini bersifat sempurna dan tidak memiliki kekurangan sama sekali.[19] Lalu nama kedua adalah Ar-Rahmān. Seperti nama Allah, lafaz Ar-Rahmān juga termasuk lafaz ketuhanan. Kata dasarnya adalah Ar-Rahmāh yang bersifat mulia dan agung. Nama kedua ini merupakan asmaulhusna bagi Allah. Penggunaannya sebagai pernyataan perkenalan diri oleh Allah dan untuk menyeru kepada Allah.[19] Kemudian nama ketiga adalah Ar-Rahīm. Penyebutan namanya dilakukan berurutan setelah penyebutan Ar-Rahmān.[20]
Makna penyebutan Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm secara bersamaan menunjukkan pernyataan bahwa Allah adalah pemiliki kasih sayang yang tidak terbatas. Beberapa ulama memberikan pendapat bahwa Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm berarti kasih sayang. Namun Ar-Rahmān dalam konteks cakupan sifatnya yang meliputi segala sesuatu. Sedangkan Ar-Rahīm dalam konteks jumlahnya yang banyak dan melimpah.[20]
Penggunaan
Dalam mushaf al-Qur'an, basmalah muncul sebagai ayat pertama dalam Surah Al-Fatihah. Berkaitan dengan Surah At-Taubah, Al-Qurthubi meriwayatkan bahwa basmalah tidak ada dalam at-Taubah karena saat Nabi Muhammad menerima wahyu surah at-Taubah, Jibril menurunkannya tanpa basmalah; sedangkan riwayat yang lain, hingga wafatnya Nabi, tidak pernah memberi penjelasan apakah wahyu tersebut masuk dalam Surah al-Anfal atau tidak.[21][catatan 2] Basmalah muncul di setiap awal surah dalam al-Qur'an sebagai kalimat tanpa nomor ayat kecuali Surah Al-Fatihah yang dihitung sebagai ayat pertama surah tersebut. Basmalah muncul pada ayat ke-30 dalam Surah an-Naml yang dituliskan dalam surat Sulaiman kepada Bilqis, sang Ratu Saba'.
Basmalah banyak digunakan sebelum memulai kegiatan, karena setiap kegiatan yang bermanfaat memerlukan niat semata-mata sebagai ibadah kepada Allah.[22] Membaca basmalah diwajibkan dalam menyembelih hewan agar dagingnya halal.
Ucapan ini memuat tiga nama Tuhan—Allah, ar-Rahman, dan ar-Rahim—yang ada dalam daftar asmaulhusna. Keduanya berasal dari akar kata tiga huruf Semitik R-Ḥ-M.
Di bawah ini beberapa hadis yang berkaitan dengan adab makan menggunakan basmalah:
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Jika seseorang mengucapkan basmalah sebelum memasuki rumah atau makan, setan-setan berkata pada pengikutnya, 'Kalian tidak ada tempat bermalam dan tak ada jatah makan.' Namun jika ia memasukinya tanpa menyebut nama Allah, setan pun berkata pada pengikutnya, ''Kalian mendapat tempat bermalam dan juga jatah makan.'"
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu sekalian akan makan, ucapkanlah basmalah. Jika ia lupa mengucapkannya, ucapkanlah Bismillah awwalahu wa akhirahu (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)."
Diriwayatkan dari Umayyah bin Maksyi: "Nabi (ﷺ) sedang duduk di dekat seseorang yang sedang makan. Ia tidak mengucapkan Basmalah hingga makanannya tidak tersisa melainkan hanya sesuap. Setelah orang itu mengangkatkan sesuatu yang tertinggal pada mulutnya, ia mengucap, Bismillah awwalahu wa akhirahu. Beliau pun tersenyum dan bersabda, "Setan-setan itu makan bersamanya, tetapi begitu ia mengucapkan Basmalah, setan memuntahkan seluruh makanan yang ada dalam perutnya.".
Diriwayatkan dari Wahsyi bin Harb: "Sahabat bertanya kepada Nabi (ﷺ): 'Wahai Rasulullah, sungguh kami makan tetapi tidak kenyang.' Beliau bersabda, 'Barangkali kalian makan sendiri-sendiri.' Para sahabat menjawab ya. Beliau bersabda, 'Makanlah bersama dan ucapkanlah basmalah, maka kalian akan diberi berkah padanya.'"
^"Constitution of the State of Bahrain"(PDF). Constitution Finder. University of Richmond. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 16 June 2015. Diakses tanggal 5 January 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Iraqi Constitution"(PDF). Republic of Iran - Ministry of Interior - General Directorate of Nationality. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 28 November 2016. Diakses tanggal 5 January 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Kuwait Constitution". International Constitutional Law Project. Diakses tanggal 5 January 2016.
^"Constitution of the United Arab Emirates"(PDF). Refworld The Leader in Refugee Decision Support. United Nations High Commissioner for Refugees. Diakses tanggal 5 January 2016.
^Ahmad al-Jallad (2020). "The Linguistic Landscape of pre-Islamic Arabia: Context for the Qur’an", in Mustafa Shah & Muhammad Abdel Haleem (eds.), The Oxford Handbook of Quranic Studies. Oxford University Press, p. 123. DOI:10.1093/oxfordhb/9780199698646.013.44.
Al-Qaradhawi, Yusuf (2019). Artawijaya, ed. Tafsir Juz 'Amma. Diterjemahkan oleh Nurdin, Ali. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. ISBN978-979-592-827-0.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)