Akad

Bentang wilayah Kemaharajaan Akad dan sekitarnya pada peta Timur Dekat

Akad (disebut pula Akade, a-ka₃-de₂ki, atau Agade dalam bahasa Akad: 𒀀𒂵𒉈𒆠, akadê, dan 𒌵𒆠 URIKI dalam bahasa Sumer babak Ur III) adalah ibu kota Kemaharajaan Akad, negara terkuat di Mesopotamia selama satu setengah dasawarsa pada pertiga-akhir milenium ke-3 SM.

Lokasinya tidak diketahui. Dalam penelitian-penelitian terdahulu, ada banyak gundukan tanah yang disangka sebagai lokasi Akad.[1] Pada zaman kiwari, yang menjadi fokus penelitian adalah lokasi yang disifatkan 1) dekat kota Esynuna, 2) dekat kota Sipar, 3) tidak jauh dari kota Kisy dan kota Babel, 4) dekat Sungai Tigris, serta 5) tidak jauh dari Sungai Diyala - semuanya terletak kurang lebih 30 kilometer jauhnya dari kota Bagdad di kawasan tengah Irak. Ada pula usulan-usulan lokasi nun jauh sampai ke daerah Mosul di kawasan utara Irak.[2][3][4]

Sesembahan utama Akad adalah Dewi Isytar-Anunitum atau ‘Aštar-Anunîtum (Isytar Garang),[5] meskipun mungkin saja merupakan aspek lain dari Isytar-Ulmašītum.[6] Suaminya, Ilaba, juga dipuja. Kemudian hari pada in the babak Babel Lama, Isytar dan Ilaba dipuja di kota Girsu dan kemungkinan besar juga di kota Sipar.[2]

Kemungkinan besar kota inilah yang tercatat di dalam Alkitab Ibrani dengan aksara Ibrani אַכַּד (ʾAkaḏ) sebagai salah satu dari kota-kota Nimrod di tanah Sinear (Kejadian 10:10).

Pada masa-masa awal perkembangan ilmu Asiriologi, muncul dugaan bahwa Agade bukanlah sebuah nama yang berasal dari bahasa Akad. Bahasa Sumer, bahasa Huri, maupun bahasa Lulubi (kendati tidak ada bukti pendukung) sempat diusulkan sebagai asal-muasal nama tersebut. Asal usul non-Akad dari nama kota itu mencuatkan dugaan bahwa mungkin saja situs tersebut sudah didiami manusia pada zaman pra-Sargon.[7]

Sumber

Prasasti Obelisk Manisytusyu, tahun 2270–2255 SM, Museum Louvre

Ada tahun yang diimbuhi nama En-šakušuana (sekitar tahun 2350 SM), Raja Uruk yang sezaman dengan Lugal-zage-si, Raja Uma, yaitu "Tahun En-šakušuana Mengalahkan Akad". Mungkin saja peristiwa tersebut terjadi tidak lama menjelang berdirinya Kemaharajaan Akad, dan merupakan bagian dari kampanye perang ke kawasan utara yang juga mencakup mengalahkan Kisy dan Aksyak.[8][9]

Semua patahan arca keprabuan Manisytusyu (sekitar tahun 2270–2255 SM), penguasa Akad yang kedua, memuat semacam "prasasti baku". Prasasti ini menyebut-nyebut Agade[10]di dalam petikan berikut ini:

"Man-istusu, raja dunia: tatkala menaklukkan Ansan dan Sirihum, menyuruh ... kapal-kapal mengarungi Laut Bawah. ... Ia menambang batu hitam dari gunung-gunung di seberang Laut Bawah, menaikkan (batu hitam) ke kapal-kapal, dan menambatkan (kapal-kapal) di dermaga Agade"[11]

Arca Basitki, ditemukan di Provinsi Dahuk, Kurdistan Irak, diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Naram-Sin (sekitar tahun2254–2218 SM), memuat prasasti yang menyebutkan pembangunan sebuah kuil di Akad

Prasasti yang terpahat pada Arca Basitki menyebutkan bahwa penduduk Akad mendirikan kuil bagi Naram-Sin sesudah ia menumpas suatu pemberontakan melawan pemerintahannya.[12]

"Naram-Sin, nara perkasa, Raja Agade, tatkala keempat tepas serentak memberontak melawan dia, ... Lantaran jasanya melindungi dasar-dasar kotanya dari marabahaya, (warga kotanya memohon kebenaran dari Astar di Eana, Enlil di Nipur, Dagan in Tutul, Ninhursag di Kes, Ea di Eridu, Sin di Ur, Samas di Sipar, (dan) Nergal di Kutha, supaya (Naram-Sin) diangkat (menjadi) dewa kota mereka, dan mereka mendirikan di Agade sebuah kuil (yang didarmabaktikan) kepadanya. ... "[11]

Salah satu tahun diimbuhi nama Naram-Sin, yaitu "Tahun Tembok Agade [dibangun]". Tahun lain yang juga diimbuhi nama Naram-Sin adalah "Tahun Kuil Isztar di Agade Dibangun".[11]

Lokasi "Dur(BAD₃)-DA-ga-de₃" (Benteng Agade) kerap muncul di dalam peninggalan-peninggalan tertulis dari babak Ur III, menyiratkan pendewaan Naram-Sin.[13]

Dari sukber-sumber tertulis dapat diketahui bahwa para penguasa Esynuna pada menjelang akhir abad ke-19 menjalankan kegiatan keagamaan di Akad.[14]

Berdasarkan peninggalan-peninggalan tertulis yang ditemukan di Mari, raja orang Amori yang bernama Syamsyi-Adad (tahun 1808–1776 SM), pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya, berangkat ke kota "Rapiqum dan Akad" (kedua-duanya sudah direbut anaknya, Yasmah-Adad) sebagai bagian dari salah satu kampanye militernya, kali ini dalam rangka memerangi Esynuna.[15][16]

Di dalam mukadimah Undang-Undang Hamurabi (sekitar tahun 1750 SM) tercantum kalimat "orang yang melinggihkan Ištar di kuil Eulmaš di dalam kota Akade". Di dalamnya termuat pula daftar kota searah aliran sungai yaitu "... Tutub, Esynuna, Agade, Asyur, ..." yang menempatkan Akade di tepian Tigris di antara Esynuna dan Asyur. Akade diberi imbuhan ribitu yang mencirikan tempat terkemuka.[17][18]

Sebuah peninggalan tertulis Babel yang dibuat berabad-abad kemudian (diduga merupakan salinan prasasti yang terpahat pada arca Sargon, Raja Akad, tahun 2334–2279 SM) menyebutkan tentang kapal-kapal yang bersandar di dermaga Agade, yaitu "Sargon menambat[kan kapal-kapal dari Meluha Magan, and Tilmun] d[i dermaga] Ag[ade].".[11][19]

Agade-ki (Negeri Akad) pada cap silinder Syar-Kali-Syari

Di dalam daftar budak dari kota Sipar di Kemaharajaan Babel Lama, tercamtum nama dua orang budak perempuan yang, berdasarkan cara penamaan yang baku, diduga berasal dari Akad atau pernah dimiliki seseorang dari Akad, yaitu "Taram-Agade dan Taram-Akadi". Nama budak yang pertama kebetulan persis sama dengan nama anak perempuan Naram-Sin, penguasa Akad beberapa abad sebelumnya.[20]

Di dalam salinan prasasti bata yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Babel Baru Nabonidus (tahun 556 - 539 SM) berabad-abad kemudian, penguasa Kas yang bernama Kurigalzu I (sekitar tahun 1375 SM) melaporkan pembangunan kembali rumah Akitu Dewi Isytar di Akade.[21][22] Salinan lain dari zaman Nabonidus mengindikasikan bahwa Kurigalzu (tidak jelas Kurigalzu I atau Kurigalzu II) meninggalkan sebuah prasasti di Akade yang meriwayatkan usahanya yang gagal untuk menemukan E.ul.mas (kuil Istar-Anunitum).[23] Nabonidus mengklaim bahwa penguasa Asyur yang bernama Esarhadon (tahun 681–669 SM) telah membangun kembali E.ul.mas, kuil Istar-Anunitum, di Agade.[24]

Syutruk-Nakhunte (tahun 1184 sampai 1155 SM), penguasa Elam yang menaklukkan sebagian Mesopotamia, memberitakan bahwa ia mengalahkan Sipar. Sebagai bagian dari rampasan perang, beberapa arca keprabuan lama Akad diboyongnya pulang ke Susa, termasuk Jayastamba Naram-Sin dan sebuah arca penguasa Akad yang bernama Manisytusyu. Tidak diketahui apakah arca-arca itu diambil langsung dari Akad atau memang sudah dipindahkan ke Sipar.[10][25]

Màr-Isâr (Mar-Istar) ditugaskan oleh Raja Asyur Baru Esarhadon (tahun 681–669 SM) ke kota Akad. Di dalam sepucuk suratnya kepada Esarhadon pada tahun 671 SM, Màr-Issâr melaporkan bahwa si "raja pengganti", anak kepala tata usaha kuil (šatammu) di Akad, bertolak dari Niniwe dan tiba di kota Akad lima hari kemudian, lantas "bersemayam di atas singgasana" dan dikubur di sana.[26][27][28] Di dalam surat yang lain, ia menyebutkan bahwa:

"Sehubungan dengan ihwal gerhana bulan yang paduka tuan hamba titahkan kepada sahaya lewat surat, sudah dilakukan pengamatan di kota Akad, kota Borsipa, dan kota Nipur. Hasil pengamatan kami di Akad selaras dengan hasil (pengamatan) yang lain. Sebuah ne[kara] perunggu sudah disiapkan (ditabuh)."[29]

Pada tahun 674 SM, Esarhadon melaporkan pemulangan dewa-dewi (arca-arca keagamaan) asal Akad kembali ke kota itu dari Elam, kemungkinan besar arca-arca yang diboyong Syutruk-Nakhunte lima abad sebelumnya, tetapi yang lebih masuk akal adalah arca-arca yang dirampas dalam penyerbuan orang Elam yang terjadi pada tahun 675 SM.[30][31]

Sebuah dokumen budak dari tahun ke-13 masa pemerintahan Raja Babel Baru Nebukadnezar II (tahun 605–562 SM) menyatakan sebagai berikut:

"Ibna anak Šum-ukin, atas kemauan sendiri, menjual Šahana berikut anak perempuannya yang berumur tiga tahun bernama Ša-Nana-bani kepada Šamaš-danu anak Mušezib-Marduk keturunan pendeta kota Akad seharga satu setengah mina lima syikal perak, yakni harga yang disepakati. ..."[32]

Sesudah menaklukkan Mesopotamia, Koresy Agung (sekitar tahun 600–530 SM) menulis sebagai berikutː

"... mereka (raja-raja dari seluruh dunia) semua mempersembahkan upeti yang berat-berat dan mencium kakiku di Babel. Dari (daerah) sejauh kota Asyur dan kota Susa, kota Agade, kota Esnuna, kota Zamban, kota Me-Turnu, kota Der, sejauh negeri orang Guti, kota-kota suci (itu) di seberang Sungai Tigris ..."[33]

Lokasi

Peta lokasi Sipar, Esynuna, Kisy, dan Babel, kota-kota yang diduga berdekatan dengan Akad

Para sarjana sudah berusaha mengidentifikasi lokasi kota Akad sedari awal perkembangan ilmu Asiriologi.

Baca juga

Rujukan

  1. ^ Unger, Eckhard (1928), "Akkad", dalam Ebeling, Erich; Meissner, Bruno, Reallexikon der Assyriologie (dalam bahasa Jerman), 1, Berlin: W. de Gruyter, hlm. 62, OCLC 23582617 
  2. ^ a b Westenholz, C. F., "The Old Akkadian Period: History and Culture", in Mesopotamien: Akkade-Zeit und Ur III-Zeit (Orbis Biblicus et Orientalis 160/3), Universitätsverlag Freiburg Schweiz, Freiburg, Schweiz, hlmn. 11-110, 1999
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Wall-Romana
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Weiss
  5. ^ Meador, Betty De Shong (2001), Inanna, Lady of the Largest Heart. Poems by the Sumerian High Priestess Enheduanna, Austin: University of Texas Press, ISBN 978-0-292-75242-9 
  6. ^ Sharlach, T. M., "Belet-šuhnir and Belet-terraban and Religious Activities of the Queen and the Concubine(s)", in An Ox of One's Own: Royal Wives and Religion at the Court of the Third Dynasty of Ur, Berlin, Boston: De Gruyter, pp. 261-286, 2017
  7. ^ Speiser, Ephraim Avigdor, "Elam And Sumer In The Epigraphical Sources", dalam Mesopotamian Origins: The Basic Population of the Near East, Philadelphia: University of Pennsylvania Press, hlmn. 26-58, 1930
  8. ^ Pomponio, Francesco, "Further Considerations On KišKI In The Ebla Texts", Revue d’Assyriologie et d’archéologie Orientale, jld. 107, hlmn. 71–83, 2013
  9. ^ A. Westenholz, "Old Sumerian and Old Akkadian Texts in Philadelphia, Chiefly from Nippur", I: Literary and Lexical Texts and the Earliest Administrative Documents from Nippur. Bibliotheca Mesopotamica 1. Malibu: Undena Publications, 1975
  10. ^ a b Eppihimer, Melissa, "Assembling King and State: The Statues of Manishtushu and the Consolidation of Akkadian Kingship", American Journal of Archaeology, jld. 114, no. 3, hlmn. 365–80, 2010
  11. ^ a b c d Douglas R. Frayne, The Sargonic and Gutian Periods (2334-2113), University of Toronto Press, hlmn. 5-218, 1993, ISBN 0-8020-0593-4
  12. ^ A. H. al-Fouadi, "Bassetki Statue with an Old Akkadian Royal Inscription of Naram-Sin of Agade (2291-2255 BC)", Sumer, jld. 32, no. 1-2, hlmn. 63-76, 1976
  13. ^ Steinkeller, Piotr, "The Divine Rulers of Akkade and Ur: Toward a Definition of the Deification of Kings in Babylonia", History, Texts and Art in Early Babylonia: Three Essays, Berlin, Boston: De Gruyter, hlmn. 107-157, 2017
  14. ^ Nele Ziegler, "Akkad à l’époque paleo- babylonienne", in Entre les fleuves – II: D’Aššur à Mari et au- delà, penyunting N. Ziegler dan E. Cancik- Kirschbaum, Gladbeck: PeWe, 2014
  15. ^ Lewy, Hildegard, "The Synchronism Assyria—Ešnunna—Babylon", Die Welt Des Orients, jld. 2, no. 5/6, hlmn. 438–453, 1959
  16. ^ Dossin, G., "Archives royales de Mari1", Paris: Impr. Nationale, 1950 (dalam bahasa Prancis)
  17. ^ Steinert, Ulrike, "Akkadian Terms for Streets and the Topography of Mesopotamian Cities", Altorientalische Forschungen, jld. 38, no. 2, hlmn. 309-347, 2011
  18. ^ Composite of Laws of Hammurabi at CDLI - RIME 4.03.06.add21 (P464358)
  19. ^ Prasasti Aksara Baji Tentang Kekalahan Oman & Lembah Sungai Sindu - MS-2814 Koleksi Schoyen
  20. ^ Harris, Rivkah, "Notes on the Slave Names of Old Babylonian Sippar", Journal of Cuneiform Studies, jld. 29, no. 1, hlmn. 46–51, 1977
  21. ^ Clayden, T., "Kurigalzu I and the restoration of Babylonia", Iraq 58, hlmn. 109–121, 1996
  22. ^ Frame, G., "Nabonidus and the history of the Eulmas temple at Akkad", Mesopotamia 28, hlmn. 21-50, 1993
  23. ^ George, A. R., "House Most High. The temples of ancient Mesopotamia", Winona Lake, 1993 ISBN 978-0931464805
  24. ^ S. Langdon, "New Inscriptions of Nabuna'id", American Journal of Semitic Languages and Literatures 32, 1915-16
  25. ^ Winter, Irene J., "How Tall Was Naram-Sîn’s Victory Stele? Speculation on the Broken Bottom", dalam Leaving No Stones Unturned: Essays on the Ancient Near East and Egypt in Honor of Donald P. Hansen, disunting oleh Erica Ehrenberg, University Park, USA: Penn State University Press, hlmn. 301-312, 2021
  26. ^ Nissinen, Martti, "City as Lofty as Heaven: Arbela and Other Cities in Neo-Assyrian Prophecy", Prophetic Divination: Essays in Ancient Near Eastern Prophecy, Berlin, Boston: De Gruyter, hlmn 267-300, 2019
  27. ^ Ahmed, Sami Said, "Ashurbanipal and Shamash-shum-ukin", Southern Mesopotamia in the time of Ashurbanipal, Berlin, Boston: De Gruyter Mouton, hlmn. 62-103, 1968
  28. ^ Rochberg, Francesca, "Natural Knowledge in Ancient Mesopotamia", Wrestling with Nature: From Omens to Science, disunting oleh Peter Harrison, Ronald L. Numbers, dan Michael H. Shank, Chicago: University of Chicago Press, hlmn. 9-36, 2011
  29. ^ D. Brown and M. Linssen, "BM 134701=1965-10-14,1 and the Hellenistic Period Eclipse ritual from Uruk", Revue d’Assyriologie et d’archéologie Orientale, jld. 91, no. 2, 1997, hlmn. 147–66, 1997
  30. ^ A. K. Grayson, "Assyrian and Babylonian chronicles", J. J. Augustin, 1975
  31. ^ Frame, Grant, "Uncertain Dynasties", Rulers of Babylonia, Toronto: University of Toronto Press, hlmn. 90-274, 1995
  32. ^ Garroway, Kristine, "Appendix A. Cuneiform Texts", Children in the Ancient Near Eastern Household, University Park, USA: Penn State University Press, hlmn. 254-280, 2014
  33. ^ Rawlinson, Henry Creswicke, "A selection from the miscellaneous inscriptions of Assyria and Babylonia", dalam The Cuneiform inscriptions of Western Asia, jld. 5, London, 1884

Bacaan lanjutan

  • Frayne, D. R., 2004 Geographical Notes on the Land of Akkad, in G. Frame (penyunting), From the Upper Sea to the Lower Sea, Studies on the History of Assyria and Babylonia in Honour of A. K. Grayson, Leiden: Negeri Belanda, Instituut Voor Het Naije Oosten, hlmn. 103–116, 2004
  • [1]Kawakami, Naohiko, "The northwestern territorial extent of Sargon's Empire of Akkad: studies on the royal inscriptions and the historical literary texts on the horizons of the historical geography", Disertasi, Universitas Liverpool, 2004
  • Naohiko Kawakami, "Searching for the Location of the Ancient City of Akkade in Relation to the Ancient Course of the Tigris Using Historical Geographical and GIS Analyses", AKKADICA, jld. 143, hlmn. 101–135, 2022
  • G.J. P. McEwan, "Agade after the Gutian Destruction: The Afterlife of a Mesopotamian City", AfO Beiheft 19, hlmn. 8–15, 1982
  • [2] Nowicki, Stefan, "Sargon of Akkade and his god: Comments on the worship of the god of the father among the ancient Semites", Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hungaricae 69.1, hlmn. 63–82, 2016
  • Sallaberger, W./I. Schrakamp, "Philological data for a historical chronology of Mesopotamia in the 3rd millennium", dalam: W. Sallaberger/I. Schrakamp (penyunting), History & philology, ARCANE 3. Turnhout, hlmn. 1–13, 2015 ISBN 978-2503534947

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia