Teknologi batu bara bersih adalah sekumpulan teknologi yang dikembangkan untuk mitigasi dampak lingkungan dari penggunaan batu bara.[1] Ketika batu bara digunakan sebagai bahan bakar, emisi gas buang yang dihasilkan mencakup sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon dioksida, dan senyawa kimia lainnya tergantung pada jenis batu bara yang digunakan. Seluruh gas buang tersebut memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan diketahui telah menyebabkan gangguan kesehatan, hujan asam, dan perubahan iklim.
Berbagai cara digunakan untuk meminimalisasi dampak tersebut, di antaranya pencucian batu bara secara kimiawi untuk mengurangi kadar mineral dan bahan pengotor pada batu bara, gasifikasi, perlakuan gas buang dengan uap untuk mengeliminasi sulfur dioksida, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon, dan pengeringan batu bara untuk meningkatkan nilai kalori batu bara.
Dalam perkembangannya, tujuan utama dari mitigasi polusi batu bara adalah untuk mengurangi emisi sulfur dioksida karena senyawa ini menyebabkan hujan asam. Emisi karbon dioksida menjadi fokus ketika isu perubahan iklim mulai muncul.[2] Penghambat penggunaan aplikasi ini ada pada biaya ekonomi tinggi[3][4] dan kemungkinan menimbulkan masalah lingkungan baru,[4] termasuk biaya dan masalah lingkungan dari mitigasi karbon dioksida bahan kimia berbahaya hasil penggunaan teknologi ini.[5][6]
Batu bara merupakan bahan baku utama dalam produksi listrik di Indonesia[7] dan berbagai negara di dunia.[8] Isu perubahan iklim menjadikan teknologi ini mendesak, bahkan bagi industri dan pertambangan batu bara yang tertekan oleh pandangan publik masyarakat.[9]