Sungai Kemit
Sungai Kemit atau Kali Kemit merupakan sebuah sungai yang berada di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Sungai Kemit memiliki panjang sekira 49 Km yang mengalir dari utara ke selatan. Sungai Kemit berhulu di komplek Pegunungan Serayu Selatan, sebelah barat daya lereng Gunung Igir Anjir (500 mdpl) yang masuk wilayah administrasi Desa Glontor, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Selain itu juga dari Perbukitan Igir Jemaka (507 mdpl) di perbatasan Desa Somagede, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Banjarnegara. Aliran Sungai Kemit bermuara ke Sungai Telomoyo atau Kanal Telomoyo. Hidrologi DASSungai Kemit melewati enam kecamatan di Kabupaten Kebumen. Dimulai dari Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Sempor, Kecamatan Gombong, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Kuwarasan dan Kecamatan Adimulyo. Sungai Kemit merupakan bagian dari daerah aliran sungai (DAS) Telomoyo (sub-DAS). DAS Telomoyo itu sendiri memiliki luas keseluruhan sekitar 500 km2 (190 sq mi).[3] Hulu sungai Kemit merupakan perbukitan dengan sungai berjeram. Setelah melewati Bendung Watubarut, topografi cenderung datar hingga bermuara ke kanal Telomoyo di wilayah Madurejo. Beberapa anak sungai yang bermuara pada sungai Kemit, diantaranya:[4]
SejarahNama Kemit diambil dari sebuah dusun di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar. Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda secara terang – terangan telah melanggar persetujuan Linggarjati, dengan melancarkan ekspansinya hingga ke Gombong. TNI mengadakan perlawanan dengan tetap mematuhi perintah Gencatan Senjata. Pihak RI kemudian mengambil Sungai Kemit sebagi garis pertahanan dalam menghadapi Agresi Militer Belanda I. Sungai Kemit ditetapkan sebagai Garis Demarkasi/Garis Status Quo. Artinya Sungai Kemit pada saat itu menjadi batas terluar wilayah NKRI, sedangkan sebelah Barat Kali Kemit adalah wilayah milik Belanda.[5] Untuk itu dibuatlah Tugu Kemit di sekitar Sungai Kemit serta monumen Kemit ditengah Jembatan Sungai Kemit yang berada di perbatasan Kecamatan Gombong dengan Kecamatan Karanganyar yang merupakan jalan nasional Indonesia. PemanfaatanPenduduk di sepanjang Sungai Kemit memanfaatkan untuk sumberdaya perikanan baik secara tradisional dengan cara memancing atau menjala. Besarnya debit air Sungai Kemit juga dimanfaatkan untuk pengairan/ irigasi melalui beberapa pintu air atau bendung seperti Bendung Watubarut di Desa Kedungjati, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. Bendung Watubarut dibangun lebih dulu daripada Waduk Sempor yakni tahun 1978. Tahun 2002 banjir besar Sungai Kemit menyebabkan pintu suplesi (pembantu) pernah jebol. Adapun areal sawah yang dialiri dari Bendung Watubarut meliputi sebagian wilayah Kecamatan Gombong, Kecamatan Kuwarasan, Kecamatan Adimulyo dan Kecamatan Puring.[6] Lihat pula
Referensi
|