Sebab segala sesuatu adalah dari Dia (=Allah), dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya![3]
Walaupun orang masih belum mengerti semua apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam bagian ini, atau dalam seluruh pasal 1-11, tetapi kalau sudah mengikuti jalan pikirannya dari pasal ke pasal, maka orang Akan sudah mulai menyadari besarnya kemuliaan Allah, dan mulai mengerti bahwa Dia layak dipuji selama-lamanya. Orang-orang bukan Yahudi harus sadar bahwa mereka diselamatkan sebagai bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan Israel. Kesadaran ini akan menjadi dorongan agar mereka menerapkan kebenaran-kebenaran mengenai kepenuhan hidup yang diuraikan dalam pasal 5-8.
Israel harus sadar bahwa Allah mau membenarkan mereka melalui iman, bukan dengan perbuatan mereka. Baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi harus mengerti bahwa tidak ada orang "yang pernah memberikan sesuatu kepadaNya, sehingga Ia harus menggantikannya." Segala sesuatu yang kita punya adalah karena kemurahanNya. Maka oleh karena itu, layaklah kalau Paulus mendasari uraian kehendak Allah, yaitu pasal 12-16, pada kemurahan Allah.[4]
Referensi
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.