Pengeboman bus Poso 2004
Pengeboman bus Poso 2004 adalah serangan yang terjadi di Sulawesi Tengah, Indonesia, pada 13 November 2004. Serangan ini menargetkan sebuah bus yang melakukan perjalanan menuju ke desa yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, Silanca. Bom yang berjenis bahan peledak yang disempurnakan ini, meledak pada pukul 09:15 WITA, saat minibus ini sedang berhenti di pasar kota Poso.[1] Enam orang tewas dan tiga lainnya terluka karena ledakan.[2][3] Saksi kemudian melaporkan bahwa ada tiga orang yang terlibat dalam serangan ini. Dua orang tersangka ditahan, tetapi kemudian dibebaskan.[2][3] SeranganBerdasarkan laporan polisi, saksi melihat tiga orang yang bekerja sama untuk meletakkan sebuah benda misterius di dalam minibus yang parkir dekat dengan pasar tradisional (juga berjarak 50 meter dari kantor polisi) di Poso, kemudian mereka pergi.[1][4][4] Seorang pria menanam bahan tersebut, sementara dua orang wanita bertugas sebagai pengintai.[5] Benda tersebut, yang rupanya merupakan bahan peledak, meledak sekitar pukul 09:15 WITA, membunuh tiga penumpang yang diketahui beragama Protestan dengan seketika, sedangkan tiga orang yang lain meninggal karena luka yang cukup parah di rumah sakit;[1] mereka melakukan perjalanan dari desa asal mereka yang didominasi oleh agama Kristen, Sepe menuju kota kecil terdekat Tentena.[3] Waktu penyerangan bertepatan dengan jam sibuk di pasar untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri yang akan digelar minggu depan.[4] Motif penyerangan tidak diketahui. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia, Widodo Adi Sutjipto mendeskripsikan serangan ini sebagai tindakan terorisme, yang didahului oleh banyak serangan lain dalam setahun sebelum serangan yang menyebabkan 25 orang tewas.[5] Pada 19 November 2004, dua tersangka pria ditangkap atas serangan ini[5] setelah pelarian dua orang ini dari lokasi pada saat kejadian. Pada akhirnya, dua orang ini dilepaskan tanpa dijerat hukuman.[1] Referensi
|