Pegunungan Pompangeo (bahasa Inggris: Pompangeo Mountains) atau Pegunungan Pompange, merupakan pegunungan yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah. Pegunungan ini terletak di sebelah timur Kabupaten Poso, sebelah barat Kabupaten Morowali Utara, dan sebelah selatan Kabupaten Tojo Una-Una. Pegunungan ini merupakan perbatasan alam antara Poso dan Morowali Utara.[1][2]
Dalam bahasa Jerman, Pegunungan Pompangeo disebut dengan (bahasa Jerman: Pangeo-Gebergte), atau Pompangeo Gebergte.[3]
Bentang alam
Rangkaian pegunungan dan wilayah lain yang berbatasan dengan gunung ini adalah Buyu Podanda, Buyu Petirowuko, Pegunungan Hambu, Buyu Marari, Buyu Kacang, Pegunungan Wasupute, Buyu Omboa, Pegunungan Fenema, Pegunungan Fenema, Pegunungan Pembangu, Pegunungan Rerende, dan Pegunungan Putemata.[4]
Geologi
Pegunungan Pompangeo
|
Tabel iklim (penjelasan) |
J | F | M | A | M | J | J | A | S | O | N | D |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Suhu rata-rata maks. dan min. dalam °C |
Total presipitasi dalam mm | Sumber: [1] |
|
Konversi imperial |
J | F | M | A | M | J | J | A | S | O | N | D |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Suhu rata-rata maks. dan min. dalam °F |
Total presipitasi dalam inci |
|
Patahan dan wilayah akresi yang bermetamorfosis merupakan ruang bawah tanah untuk kebanyakan pulau Indonesia, salah satunya Sulawesi. Yang paling luas dari semuana adalah Kompleks Sekis Pompangeo, yang terletak di atas ~5000 km2 permukaan tanah, dan sebagian besar terdiri dari marmer yang bersatu dengan filitik, filit berkapur, grafitik sekis dan kuarsit; batu dari terrigenous ke asal laut dangkal.[5]
Sepanjang perbatasan timur dari wilayah ini, sekis telah saling mematahkan dengan pasir zaman Jurassic yang belum bermetamorfosis, yang mungkin merupakan bahan induk untuk wilayah ini. Sekis secara tidak selaras ditindih oleh sedimen pelagis dengan biostratigrafi Albian-Senoman. Deformasi progresif sinmetamorfik yang terjadi di Kompleks Sekis Pompangeo telah mengakibatkan berulangnya lipatan isoklinal dan foliasi transposisi yang kuat dan mencolok ke arah utara-barat laut/selatan-tenggara dan juga barat, subparalel ke pita komposisi dari wilayah ini; lapisan mikrostruktur mengindikasikan arah dari atas-ke-timur dari geseran ini.[5]
Pada skala regional, Kompleks Sekis Pompangeo secara litostratigrafikal sangat koheren dan metamorf gradien timur ke barat dari medan ini dapat dikenali, yang jika terus menerus, merupakan gradien termal yang relatif rendah ~15 °C/km. Sistem penanggalan K-Ar menghasilkan usia ca 111 Ma. Batuan metamorf korelatif tampaknya mendasari seluruh Neogen provinsi magmatik, karena mereka terjadi secara sporadis di seluruh Sulawesi bagian barat, termasuk daerah Bantimala dari lengan selatan pulau Sulawesi.[5]
Metamorfosis Sekis Pompangeo tidak dapat dikorelasikan dengan magmatisme busur di Sulawesi Barat, yang merupakan patahan zaman Neogen. Sekis Pompangeo dan Bantimala, serta wilayah akresi lainnya di Sulawesi Barat, mungkin dihasilkan dalam sistem subduksi yang sama dengan yang bertanggung jawab atas luas busur benua Mesozoikum di Kalimantan Tengah, pada batas timur Sundaland.[5]
Referensi