Paus biru (Balaenoptera musculus) adalah mamalia laut yang tergolong dalam subordo paus balin.[3] Panjangnya mencapai lebih dari 33 meter dan massanya tercatat sebesar 181 ton atau lebih. Binatang ini diyakini merupakan hewan terbesar yang pernah diketahui.[4][5][6]
Paus yang panjang dan ramping ini memiliki bagian belakang (dorsal) yang berwarna abu-abu kebiruan dan bagian depan (ventral) yang lebih terang.[7] Terdapat paling tidak tiga subspesies paus biru: B. m. musculus di Atlantik Utara dan Pasifik Utara, B. m. intermedia di Samudra Selatan, dan B. m. brevicauda (juga disebut paus biru kerdil) di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Selatan. B. m. indica yang hidup di Samudra Hindia mungkin merupakan subspesies lain. Seperti paus balin lainnya, makanan pokok paus biru adalah crustacea kecil yang disebut krill.[8]
Paus biru sangat berlimpah di hampir seluruh samudra hingga awal abad ke-20. Selama lebih dari satu abad, paus ini diburu sampai hampir punah sebelum akhirnya dilindungi oleh komunitas internasional pada tahun 1966. Menurut sebuah laporan pada tahun 2002, terdapat sekitar 5.000 hingga 12.000 paus biru di seluruh dunia[9] yang terbagi dalam sedikitnya lima kelompok. Penelitian terkini subspesies paus biru kerdil menunjukkan bahwa perkiraan ini mungkin terlalu rendah.[10] Sebelum berlangsungnya perburuan paus, populasi terbesar berada di Antartika, yang jumlahnya kurang lebih sebesar 239.000 (antara 202.000 hingga 311.000).[11] Saat ini konsentrasi kelompok di Samudra Pasifik Utara bagian timur, Antartika, dan Samudra Hindia jauh lebih rendah daripada angka sebelumnya (kurang lebih 2.000). Terdapat pula dua kelompok lain di Samudra Atlantik Utara, dan paling tidak dua kelompok lagi di Belahan Selatan.
Paus biru biasanya diklasifikasikan sebagai salah satu dari delapan spesies paus dalam genus Balaenoptera. Ada pula ahli yang menempatkan paus ini dalam genus Sibbaldus,[12] walaupun pengklasifikasian ini tidak disetujui.[1] Analisis rangkaianasam deoksiribonukleat (ADN) menunjukkan bahwa paus biru secara filogenetik lebih dekat dengan paus sei (Balaenoptera borealis) dan paus bryde (Balaenoptera brydei) daripada spesies Balaenoptera lainnya, dan lebih dekat dengan paus bungkuk (Megaptera) dan paus abu-abu (Eschrichtius) daripada paus minke (Balaenoptera acutorostrata dan Balaenoptera bonaerensis).[13][14] Jika penelitian lebih lanjut memastikan hubungan ini, mungkin famili Balaenopteridae perlu direklasifikasi.
Paling tidak tercatat sebelas kasus persilangan antara paus biru dengan paus sirip di alam. Menurut Arnason dan Gullberg, jarak genetik antara paus biru dengan paus sirip kurang lebih mirip dengan jarak antara manusia dan gorila.[15] Sementara itu, beberapa peneliti yang bertugas di Fiji melaporkan bahwa mereka telah mengabadikan citra paus hasil persilangan antara paus biru dan paus bungkuk.[16]
Deskripsi pertama paus biru dibuat oleh Robert Sibbald dalam karyanya yang berjudul Phalainologia Nova (1694). Pada September 1692, Sibbald menemukan seekor paus biru yang terdampar di Firth of Forth—seekor jantan dengan panjang 78 kaki—yang memiliki "plat yang hitam dan bertanduk" dan "dua bukaan besar yang bentuknya hampir seperti piramida".[17]
Nama spesifik musculus merupakan istilah dalam bahasa Latin yang dapat berarti "otot", namun dapat juga diterjemahkan menjadi "tikus kecil".[18]Linnaeus, yang menamai spesies ini di dalam Systema Naturae tahun 1758,[19] mungkin mengetahui hal ini dan bermaksud menjadikannya sebagai sebuah ironi.[20] Spesies ini juga disebut sulphur-bottom (bagian bawah sulfur) oleh Herman Melville dalam novelnya Moby-Dick karena bagian bawah yang berwarna jingga-cokelat atau semburat kuning yang disebabkan oleh diatom di kulitnya. Nama lain yang pernah digunakan adalah rorqual sibbald (dinamai dari Sir Robert Sibbald), paus biru raksasa dan rorqual besar utara. Nama-nama tersebut kini sudah tidak digunakan lagi. Istilah paus biru pertama kali digunakan dalam novel Moby Dick, yang hanya menyebutnya secara sepintas dan tidak mengaitkannya secara spesifik dengan spesies ini. Nama tersebut berasal dari kata dalam bahasa Norwegiablåhval, yang dicetuskan oleh Svend Foyn setelah menyempurnakan senapan harpunnya; seorang ilmuwan Norwegia yang bernama G. O. Sars membuatnya menjadi nama umum dalam bahasa Norwegia pada tahun 1874.[17]
Para ahli membagi spesies ini ke dalam tiga atau empat subspesies: B. m. musculus, paus biru utara yang terdiri atas populasi di Atlantik Utara dan Pasifik Utara; B. m. intermedia; paus biru selatan yang tinggal di Samudra Selatan; B. m. brevicauda, paus biru kerdil yang dapat ditemui di Samudra Hindia dan Pasifik Selatan;[21] dan B. m. indica, rorqual hindia besar yang juga tinggal di Samudra Hindia, walaupun pengklasifikasian ini masih kontroversial karena subspesies ini mungkin merupakan subspesies yang sama dengan B. m. brevicauda.[1]
Deskripsi dan perilaku
Paus biru memiliki tubuh yang panjang dan tampak membentang bila dibandingkan dengan tubuh paus lain.[22] Kepalanya datar, berbentuk seperti huruf U, dan memiliki punggung yang terbentang dari lubang sembur hingga bagian bibir atas.[22] Bagian depan mulut dipenuhi oleh plat balin (terdapat sekitar 300 plat, dan masing-masing panjangnya sekitar satu meter)[22] yang tergantung di rahang atas. Antara 70 hingga 118 lekukan (disebut plat ventral) membentang di sepanjang leher dan sejajar dengan panjang tubuh. Plat ini membantu mengeluarkan air dari mulut setelah makan (lihat cara makan di bawah).
Sirip punggung paus ini kecil[22] dan berkisar antara 8–70 sentimeter (3,1–28 in) (biasanya 20–40 sentimeter (7,9–16 in)) dengan rata-rata 28 sentimeter (11 in).[23] Sirip ini bentuknya bervariasi; beberapa hanya berupa gumpalan yang hampir tidak terlihat, sementara yang lainnya punya dorsal yang menonjol dan berbentuk seperti sabit. Ketika menuju ke permukan untuk bernapas, paus biru mengangkat bahu dan lubang semburnya di permukaan yang jangkauannya lebih besar daripada paus besar lain seperti paus sirip atau paus sei. Ciri ini dapat digunakan oleh peneliti untuk membedakan spesies-spesies paus. Beberapa paus biru di Atlantik Utara dan Pasifik Utara mengangkat ujung ekornya saat menyelam. Ketika bernapas, paus mengeluarkan semburan kolom vertikal yang dapat mencapai 12 meter (39 ft) (biasanya 9 meter (30 ft)). Kapasitas paru-parunya adalah 5.000 liter. Paus biru juga punya lubang sembur ganda yang terlindungi oleh splashguard besar agar air tidak masuk saat sedang bernapas.[22]
Panjang sirip depan paus biru kurang lebih antara 3–4 meter (9,8–13,1 ft). Bagian atasnya berwarna abu-abu dengan pembatas putih tipis, sementara bagian bawahnya berwarna putih. Ujung kepala dan ekor secara umum berwarna abu-abu. Bagian atas paus biru, dan kadang sirip depan, biasanya memiliki belang-belang. Kadar belang tersebut bervariasi dalam masing-masing individu. Beberapa mungkin berwarna warna abu-abu kebiruan seluruhnya, namun yang lainnya menunjukkan variasi biru gelap, abu-abu, atau hitam, yang dipenuhi belang-belang.[3]
Paus biru dapat menempuh kecepatan 50 kilometer per jam (31 mph) (biasanya ketika berinteraksi dengan paus lain), namun kecepatannya biasanya hanya 20 kilometer per jam (12 mph).[3] Ketika makan, kecepatan berkurang hingga 5 kilometer per jam (3,1 mph).
Paus biru kebanyakan hidup sendiri atau dengan individu lain. Tidak diketahui berapa lama paus hidup bersama. Di tempat berlimpahnya makanan, terdapat 50 paus biru di wilayah yang kecil. Namun, mereka tidak membentuk kelompok yang besar (tidak seperti paus balin lainnya).
Ukuran
Paus biru diyakini merupakan hewan terbesar yang pernah diketahui.[22] Sebagai perbandingan, dinosaurus terbesar yang pernah diketahui berasal dari masa Mesozoikum, yaitu Argentinosaurus,[24] yang massanya diperkirakan sebesar 90 ton, meskipun vertebrata Amphicoelias fragillimus diduga memiliki massa 122 ton dan panjang 40–60 meter (yang masih kontroversial).[25]
Paus biru sulit ditimbang karena ukurannya yang besar. Seperti sebagian besar paus yang diburu, paus biru dewasa belum pernah ditimbang secara keseluruhan, tetapi dipotong-potong terlebih dahulu, sehingga perkiraan massa paus menjadi terlalu rendah akibat ketiadaan darah dan cairan lain. Secara keseluruhan, paus biru dari Atlantik Utara dan Pasifik tampaknya lebih kecil daripada paus di perairan sub-Antartika. Namun, massa paus yang panjangnya mencapai 27 meter (89 ft) tercatat antara 150-170 ton. Massa seekor paus yang panjangnya 30 meter (98 ft) menurut National Marine Mammal Laboratory (NMML) kelebihan 180 ton. Paus biru terbesar yang pernah ditimbang secara akurat oleh ilmuwan NMML adalah seekor betina yang massanya 177 ton.[9]
Data tentang paus biru terbesar yang pernah ada masih belum pasti karena sebagian besar data berasal dari paus biru yang dibunuh di perairan Antartika selama awal abad ke-20, yang tidak sesuai pengukurannya dengan standar zoologi. Massa paus terbesar yang pernah tercatat adalah 190 ton,[26] sementara gelar paus terpanjang diraih dua betina berukuran 336 meter (1.102 ft) dan 333 meter (1.093 ft).[27] Paus biru terpanjang yang diukur oleh ilmuwan di NMML Amerika adalah seekor betina yang ditangkap di Antartika oleh pemburu Jepang pada tahun 1946–1947, dengan panjang sebesar 29.9 m.[9] Ketika sedang menjadi inspektur perburuan paus di kapal Ulysses, ia memastikan pengukuran paus biru hamil yang ditangkap di Antartika pada tahun 1937–1938 dengan panjang 30 m (98 kaki).[28] Paus terpanjang yang pernah ditemukan di Pasifik Utara adalah seekor betina sepanjang 271 meter (889 ft) yang ditangkap oleh pemburu Jepang pada tahun 1959, sementara yang terpanjang di Atlantik Utara merupakan seekor betina dengan panjang 281 meter (922 ft) yang tertangkap di Selat Davis.[17]
Karena ukurannya yang besar, beberapa organ paus biru merupakan yang terbesar di dalam kingdomanimalia. Lidah paus biru memiliki massa sekitar 2,7 ton[29] dan, ketika terbuka sepenuhnya, mulutnya diperkirakan cukup besar untuk menampung lebih dari 90 ton makanan dan air.[30] Meskipun mulutnya besar, ukuran tenggorokannya kecil dan tak mampu menelan benda yang lebih besar dari bola pantai.[31]Jantungnya bermassa 600 kilogram (1.300 pon) dan merupakan yang terbesar di antara hewan-hewan.[29]Aorta paus biru berdiameter sekitar 23 cm.[32] Selama 7 bulan pertama hidupnya, seekor anak paus biru memperoleh massa tubuh dengan cepat, hingga 90 kilogram (200 pon) setiap 24 jam. Bahkan saat lahir, massanya tercatat sebesar 2.700 kilogram (6.000 pon)—sama dengan kuda nil dewasa.[3] Otak paus biru relatif kecil, dengan massa sekitar 692 kilogram (1.526 pon), atau hanya 0,007% massa tubuhnya.[33] Sementara itu, penis paus biru merupakan yang terbesar di antara semua organisme hidup.[34]
Paus biru dewasa dapat memakan krill sebanyak 40 juta per hari.[42] Mereka selalu makan di wilayah dengan konsentrasi krill yang tinggi, sehingga kadang-kadang memakan kurang lebih 3.600 kilogram (7.900 pon) krill dalam satu hari.[35] Kebutuhan energi paus biru dewasa dalam satu hari berada dalam kisaran 1,5 juta kilokalori.[43] Perilaku makan mereka musiman. Paus biru mengisi perut mereka di perairan yang kaya akan krill di Antartika sebelum bermigrasi ke tempat pembiakan di perairan yang lebih hangat dan kurang kaya akan krill di dekat khatulistiwa. Paus biru dapat menerima energi 90 kali lebih besar dari yang dikeluarkan, sehingga memiliki cadangan energi yang besar.[44][45][46]
Karena krill bergerak, paus biru biasanya makan di kedalaman lebih dari 100 meter (330 ft) pada siang hari dan di permukaan pada malam hari. Waktu menyelam diperkirakan sekitar 10 menit saat makan, meskipun banyak juga yang menyelam dalam waktu 20 menit. Paus biru makan dengan menerjang sekelompok krill, sehingga menelan krill dan air dalam jumlah yang besar. Tekanan dari kantong perut dan lidah kemudian mendorong keluar air melalui pelat balin. Begitu air dikeluarkan dari mulut, krill yang tersisa ditelan karena tidak dapat melewati pelat. Paus biru juga kadang-kadang memakan ikan kecil, crustacea, dan cumi-cumi yang tertangkap bersama dengan krill.[47][48]
Sejarah kehidupan
Rekaman nyanyian paus biru
Perlu diingat rekaman nyanyian paus ini dipercepat 10x dari kecepatan aslinya..
Bermasalah memainkan berkas-berkas ini? Lihat bantuan media.
Musim kawin dimulai pada akhir musim gugur dan berlanjut sampai akhir musim dingin.[49] Perilaku perkawinan atau tempat pembiakan paus biru tidak banyak diketahui. Betina biasanya melahirkan setiap dua hingga tiga tahun sekali pada permulaan musim dingin setelah periode gestasi selama sepuluh hingga dua belas bulan.[49] Massa anak paus biru biasanya sekitar dua setengah ton dan panjangnya sekitar 7 meter (23 ft). Anak paus biru minum 380–570 liter susu setiap harinya, dan susu paus biru mengandung energi sebesar 18.300 kJ/kg (4.370 kkal/kg).[50] Setelah enam bulan, anak paus biru disapihkan, dan kemudian panjangnya akan berlipat ganda. Kematangan seksual biasanya dicapai pada usia lima hingga sepuluh tahun. Di belahan utara, menurut catatan perburuan paus, panjang rata-rata paus biru jantan yang telah mencapai kematangan seksual adalah 20–21 m (65,6–69 ft), dan untuk betina 21–23 m (69–75 ft),[51] sementara di belahan selatan, untuk jantan panjang rata-ratanya 22,6 m (74 ft) dan untuk betina 24 m (79 ft).[52] Di belahan utara, panjang rata-rata paus biru dewasa adalah 24 m (79 ft) dan betina 25 m (82 ft), sementara di belahan selatan rata-rata panjang jantan 25 m (82 ft) dan untuk betina 26,5 m (87 ft).[51][52] Di Pasifik Utara, penelitian fotogrametik telah menunjukkan bahwa paus biru dewasa panjangnya rata-rata 21,6 m (71 ft), dengan panjang maksimum 24,4 m (80 ft)[53] – meskipun paus betina sepanjang 26,5 m (87 ft) pernah ditemukan terdampar di Pescadero, California, pada tahun 1979.[54]
Ilmuwan memperkirakan umur paus biru dapat mencapai 80 tahun;[27][49][55] namun, karena rekam jejak individu tidak berasal dari masa perburuan, hal ini belum diketahui secara pasti. Satu-satunya predator alami paus biru adalah paus pembunuh.[56] Menurut penelitian, sebanyak 25% paus biru dewasa memiliki luka yang disebabkan oleh serangan paus pembunuh.[27] Tingkat kematian serangan tersebut masih belum diketahui.
Paus biru jarang sekali terdampar, dan paus biru tidak pernah terdampar secara massal karena struktur sosial spesies ini.[57] Begitu paus biru terdampar, mereka dapat menjadi perhatian umum. Pada tahun 1920, seekor paus biru terdampar di dekat Bragar di Pulau Lewis, Hebrides Luar, Skotlandia. Paus tersebut sebelumnya ditembak oleh pemburu, namun harpunnya gagal meledak. Maka insting paus tersebut adalah untuk terus bernapas, walaupun harus terdampar agar tidak tenggelam. Dua tulang paus biru didirikan di jalan utama Lewis dan kini menjadi tujuan wisata.[58]
Berdasarkan perkiraan yang dibuat oleh Cummings dan Thompson (1971), ketika diukur relatif terhadap tekanan satu mikropaskal dalam satu meter, tekanan suara yang dibuat oleh paus biru tercatat antara 155 hingga 188 desibel.[59][60] Seluruh kelompok paus biru melakukan panggilan pada frekuensi dasar antara 10 hingga 40 Hz; sebagai perbandingan, frekuensi terendah yang dapat didengar manusia adalah 20 Hz. Panggilan paus biru dapat berlangsung antara sepuluh hingga tiga puluh detik. Paus biru di tepi pantai Sri Lanka dilaporkan telah berkali-kali membuat "lagu" dengan empat not yang berlangsung selama dua menit. Karena sejauh ini fenomena tersebut tidak ditemui di antara populasi lain, peneliti meyakini bahwa nyanyian tersebut merupakan ciri khas subspesies B. m. brevicauda.
Alasan paus biru membuat vokaslisasi masih belum diketahui. Richardson et al (1995) menyebut enam kemungkinan:[61]
Menjaga jarak antarindividu
Mengenali spesies dan individu
Mentransmisikan informasi kontekstual (seperti makanan, peringatan, percumbuan)
Menjaga organisasi sosial (misalnya panggilan antara paus betina dan jantan)
Mengenali ketampakan topografis
Menemukan makanan
Populasi dan perburuan paus
Masa perburuan
Paus biru tidak mudah ditangkap atau dibunuh. Berkat kecepatan dan kekuatan mereka, para pemburu paus pada awalnya jarang mengejar mereka dan memilih memburu paus sperma dan paus sikat.[62] Pada tahun 1864, Svend Foyn dari Norwegia melengkapi sebuah kapal uap dengan harpun yang dirancang untuk menangkap paus besar.[3] Meskipun pada awalnya sulit dan tingkat keberhasilannya rendah, Foyn menyempurnakan senjata harpun tersebut dan kemudian beberapa stasiun perburuan paus didirikan di pantai Finnmark di Norwegia utara. Karena berselisih pandang dengan nelayan lokal, stasiun perburuan paus terakhir di Finnmark ditutup pada tahun 1904.
Paus biru kemudian mulai diburu di Islandia (1883), Kepulauan Faroe (1894), Newfoundland (1898), dan Spitsbergen (1903). Pada tahun 1904–1905, paus biru pertama tertangkap di Georgia Selatan. Pada tahun 1925, dengan adanya slipway buritan dan penggunaan penangkap paus bertenaga uap, penangkapan paus biru (dan semua paus balin) di Antartika dan sub-Antartika meningkat drastis. Pada musim perburuan tahun 1930–1931, kapal tersebut menangkap 29.400 paus biru di Antartika. Pada akhir Perang Dunia II, populasi paus biru berkurang drastis, dan pada tahun 1946 kuota yang membatasi perdagangan paus ditetapkan, namun tidak efektif karena tidak ada diferensiasi antarspesies. Spesies langka dapat diburu sama seperti spesies yang relatif masih banyak jumlahnya.
Perburuan paus biru dilarang oleh International Whaling Commission pada tahun 1962,[63][64] dan perburuan paus ilegal yang dilakukan oleh Uni Soviet akhirnya dihentikan pada tahun 1970-an.[65] Pada saat itu, 330.000 paus biru ditangkap di Antartika, 33.000 di Belahan Selatan, 8.200 di Pasifik Utara, dan 7.000 di Atlantik Utara. Populasi di Antartika jumlahnya berkurang hingga hanya 0,15% dari jumlah awal mereka yang tersisa.[11]
Populasi dan persebaran saat ini
Semenjak diberlakukannya pelarangan perburuan paus, penelitian tidak dapat memastikan apakah populasi paus biru global meningkat atau tetap stabil. Di Antartika, menurut perkiraan yang paling optimis, terjadi peningkatan populasi sebesar 7,3% per tahun setelah berakhirnya perburuan paus ilegal Soviet, namun jumlah mereka masih berada di bawah 1% dari jumlah sebelumnya.[11] Populasi di Islandia dan California mungkin juga meningkat, namun peningkatan tersebut tidak signifikan. Jumlah populasi paus biru di dunia diperkirakan antara 5.000 hingga 12.000 pada tahun 2002, meskipun banyak perkiraan yang masih belum pasti.[9] Di dalam Daftar Merah IUCN, paus biru tergolong sebagai spesies yang "terancam". Sementara itu, di Amerika Serikat, National Marine Fisheries Service menganggap paus biru sebagai spesies terancam berdasarkan Endangered Species Act (Undang-Undang Spesies Terancam).[66]
Konsentrasi paus biru terbesar berada di Pasifik Timur Laut. Kelompok paus tersebut terdiri dari 2.800 individu dan tergolong dalam subspesies. Mereka tersebar dari Alaska hingga Kosta Rika, namun biasanya dapat dilihat di California pada musim panas.[67] Kadang-kadang populasi ini mengunjungi Pasifik barat laut, di antara Semenanjung Kamchatka dan ujung utara Jepang. Sementara itu, di Atlantik Utara, terdapat dua kelompok B. m. musculus. Kelompok pertama dapat ditemui di pesisir Greenland, Newfoundland, Nova Scotia dan Teluk Santo Laurensius. Kelompok ini diperkirakan berjumlah sekitar 500 ekor. Kelompok kedua tersebar dari Azores pada musim semi hingga Islandia pada bulan Juli dan Agustus; diperkirakan paus tersebut mengikuti punggung laut Atlantik Tengah yang terletak di antara kedua pulau vulkanik tersebut. Di luar Islandia, paus biru dapat ditemukan jauh ke utara hingga di Spitsbergen dan Jan Mayen, meskipun jarang terlihat. Para ilmuwan tidak tahu di mana paus tersebut melewati musim dingin. Secara keseluruhan, jumlah populasi di Atlantik Utara berkisar antara 600 dan 1500.
Di Belahan Selatan, tampaknya terdapat dua subspesies berbeda, yaitu B. m. intermedia (paus biru selatan) dan B. m. brevicauda, paus biru kerdil. Menurut survei terkini (pertengahan 1998), diperkirakan terdapat 2.280 paus biru di Antartika (dan kurang dari 1% di antaranya kemungkinan merupakan paus biru kerdil[68] Berdasarkan perkiraan dari survei pada tahun 1996, terdapat 424 paus biru kerdil di sebelah selatan Madagaskar,[69] sehingga kemungkinan besar jumlahnya di Samudra Hindia sekitar ribuan. Jika hal ini benar, jumlah paus biru secara global jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan.[10]
Subspesies keempat, B. m. indica, diidentifikasi oleh Blyth pada tahun 1859 di Samudra Hindia bagian utara. Namun, karena kesulitan dalam menemukan ciri yang berbeda, subspesies ini disinonimkan dengan B. m. brevicauda, paus biru kerdil. Menurut catatan penangkapan Soviet, ukuran paus biru betina dewasa lebih mendekati ukuran paus biru kerdil daripada B. m. musculus, meskipun populasi B. m. indica dan B. m. brevicauda tampaknya terpisah dan memiliki musim kawin yang berbeda (perbedaannya hampir mencapai enam bulan).[70]
Pola migrasi paus biru tidak banyak diketahui. Misalnya, paus biru kerdil telah ditemukan di Samudra Hindia bagian utara (Oman, Maladewa, Sri Lanka), dan mungkin mereka membentuk populasi yang berbeda.[71] Selain itu, populasi paus biru yang berada dekat Chili dan Peru mungkin juga merupakan populasi yang berbeda. Beberapa paus biru Antartika mendekati pantai Atlantik Selatan bagian timur pada musim dingin, dan kadang-kadang vokalisasi mereka terdengar di Peru, Australia Barat, dan di Samudra Hindia utara.[71] Di Chili, Centro de Conservación Cetacea, yang didukung oleh Angkatan Laut Chili, melakukan penelitian dan pelestarian spesies paus biru di pantai Pulau Chiloe, Teluk Corcovado, karena di situ ditemukan 326 paus biru pada tahun 2007.[72]
Upaya menghitung populasi paus biru secara lebih akurat didukung oleh ahli mamalia kelautan Universitas Duke, yang membuat OBIS-SEAMAP (Ocean Biogeographic Information System - Spatial Ecological Analysis of Megavertebrate Populations), yaitu kumpulan data pengamatan mamalia laut dari sekitar 130 sumber.[73]
Ancaman selain perburuan
Berkat ukuran, kekuatan, dan kecepatannya, paus biru dewasa tidak memiliki predator alami. Namun, seperti yang dilaporkan oleh National Geographic Magazine, terdapat kasus paus biru yang diserang oleh paus pembunuh di Semenanjung Baja California; walaupun serangan tersebut tidak langsung membunuhnya, si paus biru mengalami luka yang serius dan kemungkinan tewas karenanya.[74] Hingga seperempat paus biru di Baja memiliki luka akibat serangan paus pembunuh.[17]
Paus biru mungkin terluka (kadang-kadang fatal) setelah bertabrakan dengan kapal laut atau terperangkap di peralatan memancing.[75] Peningkatan kebisingan di samudra (termasuk yang disebabkan oleh sonar) mengaburkan vokalisasi yang dibuat oleh paus, sehingga mereka lebih sulit berkomunikasi.[75][76] Paus biru berhenti memproduksi panggilan begitu sonar diaktifkan, bahkan bila frekuensi sonar (1–8 kHz) jauh melebihi frekuensi suara mereka (25–100 Hz).[76] Ancaman lain yang berasal dari manusia adalah akumulasi bahan kimia polychlorinated biphenyl (PCB) di tubuh paus.[8]
Pemanasan global juga mencairkan gletser dan es permanen, sehingga banyak sekali air tawar yang mengalir ke samudra. Dikhawatirkan bila jumlah air tawar melebihi batas, maka akan terjadi gangguan sirkulasi termohalin (sirkulasi yang mengalirkan air hangat dan dingin ke seluruh dunia).[77] Karena pola migrasi paus biru bergantung pada suhu samudra, gangguan terhadap sirkulasi tersebut juga akan mengganggu pola migrasi mereka.[78] Selain itu, perubahan suhu samudra akan mengganggu persediaan makanan paus biru. Kecenderungan pemanasan dan berkurangnya kadar garam dapat mengubah jumlah dan lokasi krill.[79]
Museum Sejarah Nasional di Gothenburg, Swedia memiliki replika paus biru yang ditampilkan di samping kerangkanya. Sementara Museum Melbourne menampilkan kerangka paus biru kerdil.
^ abcMead, James G., and Robert L. Brownell, Jr. (16 November 2005). Wilson, D. E., and Reeder, D. M. (eds), ed. Mammal Species of the World (edisi ke-3rd edition). Johns Hopkins University Press. hlm. 725. ISBN 0-8018-8221-4.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link) Pemeliharaan CS1: Teks tambahan (link)
^ abcT.A. Branch, K. Matsuoka and T. Miyashita (2004). "Evidence for increases in Antarctic blue whales based on Bayesian modelling". Marine Mammal Science. 20 (4): 726–754. doi:10.1111/j.1748-7692.2004.tb01190.x.
^Barnes LG, McLeod SA. (1984). "The fossil record and phyletic relationships of gray whales.". Dalam Jones ML; et al. The Gray Whale. Orlando, Florida: Academic Press. hlm. 3–32. ISBN0-12-389180-9.Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
^A. Arnason and A. Gullberg (1993). "Comparison between the complete mtDNA sequences of the blue and fin whale, two species that can hybridize in nature". Journal of Molecular Ecology. 37 (4): 312–322. PMID8308901.
^(Latin)Linnaeus, C. (1758). Systema naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Tomus I (edisi ke-Editio decima, reformata). Holmiae: Laurentii Salvii. hlm. 824.
^"Blue Whale Fact Sheet". New York State Department of Environmental Conservation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-18. Diakses tanggal 29 Juni 2007.
^Ichihara T. (1966). The pygmy blue whale B. m. brevicauda, a new subspecies from the Antarctic in Whales, dolphins and porpoises. Halaman 79-113.
^Mackintosh, N. A.; Wheeler, J. F. G. (1929). "Southern blue and fin whales". Discovery Reports. I: 259–540.
^(Spanyol) Bonaparte J, Coria R (1993). "Un nuevo y gigantesco sauropodo titanosaurio de la Formacion Rio Limay (Albiano-Cenomaniano) de la Provincia del Neuquen, Argentina". Ameghiniana. 30 (3): 271–282.
^Carpenter, K. (2006). "Biggest of the big: a critical re-evaluation of the mega-sauropod Amphicoelias fragillimus." In Foster, J.R. and Lucas, S.G., eds., 2006, Paleontology and Geology of the Upper Jurassic Morrison Formation. New Mexico Museum of Natural History and Science Bulletin 36: 131-138.[1]Diarsipkan 2007-12-02 di Wayback Machine.
^ abcSears R, Calambokidis J (2002). "Update COSEWIC status report on the blue whale Balaenoptera musculus in Canada". Committee on the Status of Endangered Wildlife in Canada, Ottawa.: 32.
^Capelotti, P.J. (ed.), Quentin R. Walsh. 2010. The Whaling Expedition of the Ulysses, 1937–38, hal. 28.
^Caspar, Dave (April 2001). "Ms. Blue's Measurements"(PDF). Seymour Center, University of California, Santa Cruz. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2004-08-27. Diakses tanggal 2006-09-01.
^Hjort J, Ruud JT (1929). "Whaling and fishing in the North Atlantic". Rapp. Proc. Verb. Conseil int. Explor. Mer. 56.
^Christensen I, Haug T, Øien N (1992). "A review of feeding and reproduction in large baleen whales (Mysticeti) and sperm whales Physeter macrocephalus in Norwegian and adjacent waters". Fauna Norvegica Series A. 13: 39–48.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Sears R, Wenzel FW, Williamson JM (1987). "The Blue Whale: A Catalogue of Individuals from the Western North Atlantic (Gulf of St. Lawrence)". Mingan Island Cetacean Study, St. Lambert, Quebec.: 27.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Sears, R (1990). "The Cortez blues". Whalewatcher. 24 (2): 12–15.
^Kawamura, A (1980). "A review of food of balaenopterid whales". Sci. Rep. Whales Res. Inst. 32: 155–197.
^Yochem PK, Leatherwood S (1980). "Blue whale Balaenoptera musculus (Linnaeus, 1758)". Dalam Ridgway SH, Harrison R. Handbook of Marine Mammals, Vol. 3:The Sirenians and Baleen Whales. London: Academic Press. hlm. 193–240.
^Nemoto T (1957). "Foods of baleen whales in the northern Pacific". Sci. Rep. Whales Res. Inst. 12: 33–89.
^Nemoto T, Kawamura A (1977). "Characteristics of food habits and distribution of baleen whales with special reference to the abundance of North Pacific sei and Bryde's whales". Rep. int. Whal. Commn. 1 (Special Issue): 80–87.
^Olav T. Oftedal1 (1997). Lactation in Whales and Dolphins: Evidence of Divergence Between Baleen- and Toothed-Species. hal. 224
^ abKlinowska, M. (1991). Dolphins, Porpoises and Whales of the World: The IUCN Red Data Book. Cambridge, U.K.: IUCN.
^ abEvans, Peter G. H. (1987). The Natural History of Whales and Dolphins. Facts on File.
^Gilpatrick, James W., and Wayne L. Perryman. (2008). "Geographic variation in external morphology of North Pacific and Southern Hemisphere blue whales (Balaenoptera musculus)". J. Cetacean Res. Manage. 10 (1): 9–21.
^J. Calambokidis, G. H. Steiger, J. C. Cubbage, K. C. Balcomb, C. Ewald, S. Kruse, R. Wells and R. Sears (1990). "Sightings and movements of blue whales off central California from 1986–88 from photo-identification of individuals". Rep. Whal. Comm. 12: 343–348.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^William Perrin and Joseph Geraci. "Stranding" hal. 1192–1197 di Encyclopedia of Marine Mammals (penyunting Perrin, Wursig and Thewissen)
^"The Whale bone Arch". Places to Visit around the Isle of Lewis. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-05-25. Diakses tanggal 18 Mei 2005.
^W.C. Cummings and P.O. Thompson (1971). "Underwater sounds from the blue whale Balaenoptera musculus". Journal of the Acoustics Society of America. 50(4): 1193–1198.
^W.J. Richardson, C.R. Greene, C.I. Malme and D.H. Thomson (1995). Marine mammals and noise. Academic Press, Inc., San Diego, CA. ISBN 0-12-588441-9.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Scammon CM (1874). The marine mammals of the northwestern coast of North America. Together with an account of the American whale-fishery. San Francisco: John H. Carmany and Co. hlm. 319.
^Gambell, R (1979). "The blue whale". Biologist. 26: 209–215.
^Best, PB (1993). "Increase rates in severely depleted stocks of baleen whales". ICES J. mar. Sci. 50: 169–186.
^Yablokov, AV (1994). "Validity of whaling data". Nature. 367: 108.
^Branch, T.A. (2007). "Abundance of Antarctic blue whales south of 60°S from three complete circumpolar sets of surveys". Journal of Cetacean Research and Management. 9 (3): 87–96.
^P.B. Best; et al. (2003). "The abundance of blue whales on the Madagascar Plateau, December 1996". Journal of Cetacean Research and Management. 5: 253–260.Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
^ abT. A. Branch, K. M. Stafford, D. M. Palacios (2007). "Past and present distribution, densities and movements of blue whales Balaenoptera musculus in the Southern Hemisphere and northern Indian Ocean". Mammal Review. 37 (2): 116–175. doi:10.1111/j.1365-2907.2007.00106.x.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^ abReeves RR, Clapham PJ, Brownell RL, Silber GK (1998). Recovery plan for the blue whale (Balaenoptera musculus)(PDF). Silver Spring, MD: National Marine Fisheries Service. hlm. 42. Diakses tanggal 2007-06-20.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Robert A. Robinson; Jennifer A. Learmonth; Anthony M. Hutson; Colin D. Macleod; Tim H. Sparks; David I. Leech; Graham J. Pierce; Mark M. Rehfisch & Humphrey Q.P. Crick (August 2005). "Climate Change and Migratory Species"(PDF). BTO. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 28 October 2014. Diakses tanggal 9 July 2007.
^"The Blue Whale Project". Beaty Biodiversity Museum. Vancouver, BC: University of British Columbia. 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-04. Diakses tanggal 2 May 2010.
^Wenzel FW, Mattila DK, Clapham PJ (1988). "Balaenoptera musculus in the Gulf of Maine". Mar. Mammal Sci. 4 (2): 172–175. doi:10.1111/j.1748-7692.1988.tb00198.x.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^"Alfaguara project"(PDF). Rufford Small Grant s Foundation. January 2008. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2012-02-18. Diakses tanggal 2012-04-01.
Referensi
J. Calambokidis and G. Steiger (1998). Blue Whales. Voyageur Press. ISBN 0-89658-338-4.