Pandemi Covid-19 di Republik Afrika Tengah
Pandemi koronavirus 2019–2020 di Republik Afrika Tengah dipastikan telah mencapai negara ini pada bulan Maret 2020. Latar belakangPada 12 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa novel koronavirus adalah penyebab penyakit pernapasan pada sekelompok orang di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, yang dilaporkan WHO pada 31 Desember 2019.[2][3] rasio fatalitas kasus untuk COVID-19 jauh lebih rendah daripada SARS tahun 2003,[4][5] tetapi transmisi secara signifikan lebih besar, dengan total korban jiwa yang signifikan.[4][6] Parahnya, hanya ada tiga ventilator yang tersedia di seluruh negara tersebut.[7] LinimasaMaret 2020Kasus pertama negara itu diumumkan pada 14 Maret, seorang lelaki Italia berusia 74 tahun yang kembali ke Republik Afrika Tengah dari Milan, Italia.[8] Mei 2020Pada 23 Mei 2020, kematian pertama akibat Covid-19 di negara itu terjadi.[9] Ada 961 kasus baru di bulan Mei, meningkatkan jumlah total kasus menjadi 1011. Korban meninggal adalah 2 sedangkan jumlah pasien yang pulih meningkat menjadi 23, menyisakan 986 kasus aktif di akhir Mei.[10] Juni 2020Pada bulan Juni terdapat 2.734 kasus baru, sehingga jumlah kasus menjadi 3.745. Jumlah kematian meningkat menjadi 47. Jumlah pasien yang pulih meningkat menjadi 787, meninggalkan 2.911 kasus aktif di akhir bulan.[11] Juli 2020Ada 863 kasus baru di bulan Juli, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 4608. Jumlah kematian naik menjadi 59. Jumlah pasien yang pulih lebih dari dua kali lipat menjadi 1606, meninggalkan 2.943 kasus aktif di akhir bulan.[12] Agustus 2020Ada 103 kasus baru di bulan Agustus, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 4711. Jumlah kematian meningkat menjadi 62. Ada 2859 kasus aktif di akhir bulan (turun 3% dari akhir Juli).[13] StatistikReferensi
Lihat juga |