Pandemi koronavirus di SeychellesPenyakit | COVID-19 |
---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
---|
Lokasi | Seychelles |
---|
Tanggal kemunculan | 14 Maret 2020 (2020-03-14) (4 tahun, 7 bulan, 3 minggu dan 5 hari lalu) |
---|
Kasus terkonfirmasi | 11 |
---|
Kasus sembuh | 10 |
---|
Kematian | 0 |
---|
Pandemi koronavirus di Seychelles pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 14 Maret 2020.[1] Sampai tanggal 2 Mei 2020, telah terkonfirmasi adanya 11 kasus positif COVID-19 dan 10 pemulihan di Seycelles.[2]
Pandemi koronavirus adalah pandemi yang disebabkan koronavirus (COVID-19) dan menyerang sistem pernafasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[3]
Kronologi
Pada tanggal 14 Maret 2020, dua kasus pertama koronavirus di negara ini dikonfirmasikan.[4] Kasus tersebut merupakan dua orang yang telah melakukan perjalanan ke luar negeri dengan menggunakan penerbangan yang terpisah. Kasus pertama tiba pada tanggal 26 Maret 2020 di British Airways BA 063 dan kasus kedua tiba dari Inggris menggunakan maskapai penerbangan Ethiopia ET 879 pada 29 Maret 2020. Mereka sebelumnya telah menunjukkan gejala dan sekarang dikarantina di fasilitas karantina Beau Vallon untuk melakukan perawatan.[5]
Pada tangal 16 Maret 2020, di negara ini kasus ketiga dikonfirmasikan, kasus tersebut merupakan seorang atlet olimpiade yang pulang berlatih dari Belanda.[6] Sehari kemudian, pada tanggal 17 Maret 2020, di negara ini mengkonfirmasikan kembali adanya satu kasus baru COVID-19, kasus tersebut juga berasal dari Belanda. Sehingga jumlah kasus positif koronavirus Seychelles menjadi empat orang. Keempat orang tersebut sekarang berada di pusat isolasi dan sedang dirawat.[7]
Pada tanggal 18 Maret 2020, jumlah kasus positif bertambah dua orang, sehingga di negara ini menjadi enam orang yang terkena COVID-19. Pada tanggal 20 Maret 2020, jumlah kasus bertambah satu orang lagi, sehingga jumlahnya menjadi tujuh orang. Pada tanggal 28 Maret 2020, kasusnya pun terus bertambah, pada hari ini bertambah satu orang, walaupun bertambah tidak secara signifikan. Namun, membuat negara ini semakin lama memiliki jumlah kasus yang semakin banyak yaitu delapan orang. Tiga hari kemudian, pada tanggal 31 April 2020, kasus positif koronavirus bertambah lagi sebanyak dua orang, sehingga menjadi sepuluh orang yang terkena virus ini.[8]
Kabar bahagia sedang dialami negara ini, pada tanggal 6 April 2020, sebanyak dua pasien yang telah sembuh dari virus COVID-19 akan meninggalkan pusat perawatan.[9] Namun, pada tanggal 7 April 2020, jumlah kasus positif juga bertambah lagi satu orang. Kasus tersebut adalah seorang pria berusia 26 tahun yang bekerja sebagai staf penanganan darat di bandara Internasional Seychelles. Sehingga jumlah kasus koronavirus di negara ini seluruhnya menjadi sebelas orang.[10]
Setelah dipulihkannya dua pasien pada tanggal 6 April 2020, jumlah kasus yang dapat dipulihkan di negara ini semakin hari semakin bertambah. Sehingga pada tanggal 10 Mei 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di negara ini hanya tersisa satu orang saja dan belum adanya konfirmasi kembali mengenai penambahan jumlah kasus yang positif.[2]
Reaksi
Pejabat tinggi perintah Seychelles akan melakukan penutupan sementara untuk negara kepulauan tersebut bagi kapal pesiar. Keputusan tersebut telah disepakati sebagai upaya untuk melindungi penduduknya dari ancaman penyebaran virus COVID-19.[11]
Pada tanggal 28 April 2020, Danny Faure (Presiden Seychelles) mengumumkan pencabutan langkah-langkah dan pembatasan tertentu untuk beberapa bulan ke depan. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi pencegahan penyebaran koronavirus di Seychelles. Asalkan sampai pada tanggal 3 Mei 2020 keadaan terkendali dan tidak ada kasus-kasus baru yang dikonfirmasikan, pencabutan pembatasan baik daerah maupun pembatasan dengan orang lain akan dicabut. Mayoritas layanan atau bisnis akan dapat dibuka kembali dan semua toko akan tetap buka sampai jam delapan malam. Mulai pada tanggal 11 Mei 2020, semua layanan pengasuhan anak, lembaga pasca sekolah menengah termasuk A-Level, The Guy Morel Institute, dan Universitas Seychelles akan dibuka kembali.[12] Untuk semua sekolah dasar dan menengah akan dibuka kembali pada tanggal 18 Mei 2020. Selain itu, pada tanggal 30 Maret 2020, Bandara Internasional Seychelles telah menangguhkan semua penerbangan di seluruh jaringan regionalnya karena merebaknya korona virus ini. Dalam sejarah selama 41 tahun, pertamakalinya penangguhan penerbangan internasional dilakukan.[13] Maskapai penerbangan ini akan dibuka kembali untuk melakukan penerbangan secara komersial mulai pada tanggal 1 Juni 2020.[14]
Kebijakan
- Sejak tanggal 4 Mei 2020 pemerintah Seychelles telah mulai membuka karantina wilayah yang sebelumnya telah diberlakukan. Terdapat sejumlah aktivitas dan kegiatan ekonomi yang dapat dibuka, diantaranya adalah toko, pos, konstruksi, industri perikanan, aktivitas turis, dan ibadah dalam ruangan.[15]
- Sekolah dan institusi pendidikan akan mulai dibuka pada tanggal 11 Mei 2020 dan 18 Mei 2020.
- Sejak tanggal 25 Maret 2020 pemerintah Seychelles tidak memperbolehkan warga negara asing dari negara mana pun untuk masuk ke Seychelles.
- Warga negara Seychelles tetap boleh masuk, tetapi akan dikenakan pemeriksaan tambahan dan dikarantina setidaknya selama 14 hari.
- Seluruh kapal pesiar tidak diizinkan memasuki teritori Seychelles.
- Melarang seluruh warga negara Seychelles pergi ke luar negeri, kecuali untuk hal-hal yang bersifat darurat medis mulai 23 Maret 2020.
- Anggota masyarakat disarankan untuk terus mengamati pedoman untuk mencegah penyebaran COVID 19 dengan melakukan beberapa peraturan yang berlaku.
Lihat pula
Rujukan
Pranala luar
|
---|
|
|
Institusi |
---|
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit | |
---|
Rumah sakit | |
---|
Organisasi | |
---|
|
|
|
|
Tokoh |
---|
Ahli kesehatan/ pelapor pelanggaran | |
---|
Peneliti | |
---|
Pejabat | |
---|
Lainnya | |
---|
Kematian | |
---|
|
|
|