Koronavirus menjangkit di Latvia pertama kali pada 2 Maret 2020. Kasus pertama menjangkit seorang wanita yang memiliki histori perjalanan dari Milan ke München kemudian menuju Riga pada 29 Februari 2020.[2]
Kejadian
Pusat Kesehatan dan Kementrian Latvia untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (SPKC) mengumumkan pada 2 Maret 2020 kasus pertama COVID-19. Kasus pertama tersebut menginfeksi seorang wanita yang tinggal di Riga. Dia memiliki sejarah bepergian dari Milan ke München kemudian terbang ke Riga pada 29 Februari 2020 pada pukul 15:40 dan tiba pukul 17:55 dengan pesawat AirBaltic dengan kode penerbangan BT226. Kemudian, dia dibawa ke Pusat Infektologi Latvia dengaan anaknya, yang mana anak tersebut sakit namun diperiksa untuk terinfeksi virus. Namun, keadaan wanita tersebut tidak parah. Upaya-upaya dilakukan untuk melacak penerbangan yang diambil wanita tersebut. Perevoščikovs, Direktur SPKC menjelaskan bahwa di pesawat tersebut terdiri dari 145 penumpang, dan 24 penumpang dekat dengan wanita tersebut (penumpang yang duduk radius 2 meter).[2][3] Pada 3 Maret 2020, wanita tersebut memiliki kondisi kesehatan yang membaik kemudian keluar dari rumah sakit dan mengisolasi mandiri di rumah selama 14 hari.[4]
Akibat
Ekonomi
Pemerintah Latvia telah mengambil langkah-langkah kuat untuk mencegah krisis ekonomi lebih dalam. Pada 19 Maret 2020 selama pertemuan darurat pemerintah, ada proposal untuk mendukung perusahaan jika terjadi krisis. Pada tanggal 24 Maret, Peraturan Mengenai Tunjangan untuk karyawan karena COVID-19 disahkan. Perusahaan-perusahaan yang mewakili tiap sektor, yang telah memasukkan ke dalam daftar sektor yang terkena dampak krisis yang diterbitkan oleh Kabinet Pemerintahan Latvia dan mengalami penurunan pendapatan lebih dari 50% pada Maret 2020 (dibandingkan dengan Maret 2019), dapat mengajukan permohonan. Tunjangan tanpa waktu bekerja tersebut ditentukan oleh pemerintah dengan besaran 75% dari gaji bulanan, tetapi tidak melebihi 700 euro per bulan.[5]
Pendidikan
Kondisi darurat di Latvia secara berdampak pada sistem pendidikan karena semua lembaga pendidikan seperti universitas dan sekolah telah ditutup. Para pelajar memperoleh pelajaran dari jarak jauh dengan alat dan sistem daring. Proses digitalisasi pendidikan sejauh ini sulit karena alat penunjang pendidikan daring di Latvia saat ini belum mampu mengakomodasi.[5]
Pariwisata
Menteri Pembangunan Regional, Juris Puce mengatakan bahwa restoran adalah tempat yang paling terkena dampak, karena tidak ada kunjungan wisatawan asing selama berbulan-bulan dan biasanya sebagian besar pelanggan lokal tidak makan di luar.[6] Restoran dan kafe tetap buka dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan. Pembatasan jumlah pengunjung dan jarak diberlakukan.[7]
Statistik
Referensi