Mit brennender Sorge (Bahasa Jerman untuk "Dengan Keprihatinan yang Mendalam") adalah sebuah ensiklikGereja Katolik Roma dari Paus Pius XI, diterbitkan pada tanggal 10 Maret 1937 (namun dokumen ini bertanggal Hari Minggu Sengsara, 14 Maret). Ensiklik ini mengkritik Nazisme, menyusun daftar pelanggaran-pelanggaran persetujuan yang ditanda-tangani dengan pihak Gereja, dan mengutuk sikap antisemitisme. Dirancang oleh bakal Paus Pius XII, yang kebetulan berada di Munich ketika terjadi peristiwa Beer Hall Putsch yang dilancarkan oleh Hitler,[1] dokumen ini memperingatkan umat Katolik bahwa antisemitisme tidak sejalan dengan agama Kristiani.[2]
Ensiklik ini ditulis dalam Bahasa Jerman dan bukan dalam Bahasa Latin seperti umumnya dokumen-dokumen resmi Gereja Katolik Roma. Dokumen ini ditujukan kepada para uskup Jerman dan dibacakan di semua gereja paroki Jerman. Paus Pius XI memberikan penghargaan atas lahirnya dokumen ini pada Kardinal Menteri Luar Negeri, Eugenio Cardinal Pacelli, yang nantinya menjadi Paus Pius XII. Tidak terdapat pengumuman pendahuluan apapun mengenai ensiklik ini, dan penyebarannya dijaga kerahasiaannya sebagai usaha untuk memastikan tidak adanya halangan dalam pembacaan isi dokumen ini di depan publik di semua Gereja Katolik di Jerman.
Pengaruh
Setelah Mit brennender Sorge disebarkan di seluruh paroki Katolik Jerman, penindasan Nazi terhadap gereja di Jerman dimulai dengan tindakan "represi yang keras" dan "mengadakan penghukuman terhadap para biarawan atas nama homoseksualitas, dengan publikasi secara besar-besaran". Di Polandia, Nazi membunuh lebih dari 2500 biarawan dan imam disamping mengirimkan ribuan lainnya ke kamp-kamp konsentrasi.[3]
Referensi
^Pham, Heirs of the Fisherman: Behind the Scenes of Papal Death and Succession (2005), p. 45, quote: "When Pius XI was complimented on the publication, in 1937, of his encyclical denouncing Nazism, Mit Brennender Sorge, his response was to point to his Secretary of State and say bluntly, 'The credit is his.' "
^Vidmar, The Catholic Church Through the Ages (2005), pp. 327–33, quote: "Mark well that in the Catholic Mass, Abraham is our Patriarch and forefather. Anti-Semitism is incompatible with the lofty thought which that fact expresses. It is a movement with which we Christians can have nothing to do. No, no, I say to you it is impossible for a Christian to take part in anti-Semitism. It is inadmissible. Through Christ and in Christ we are the spiritual progeny of Abraham. Spiritually, we are all Semites."
^Chadwick, A History of Christianity (1995), pp. 254–5