Mikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi (jamur) atau sering disebut juga cendawan.[1]
Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur. Mikologi sangat besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan.
Sejarah
Sejak zaman prasejarah diduga manusia sudah mulai mengumpulkan cendawan sebagai makanan. Tulisan mengenai cendawan pertama kali ditemukan dalam karya-karya Euripides (480-406 SM). Seorang filsuf Yunani yaitu Theophrastus dari Eressos (371-288 SM) mungkin merupakan orang pertama yang mencoba mengklasifikasikan tumbuhan secara sistematis; menganggap fungi sebagai tumbuhan yang kehilangan organ-organ tertentu. Pliny the elder (23-79 Masehi), menulis tentang truffle di ensiklopedianya Naturalis historia. Mikologi (Mycology) berasal dari bahasa Yunani: μύκης (mukēs), yang berarti fungus dan -λογία akhiran (-logia), yang berarti "studi".
Pada Abad Pertengahan terlihat adanya sedikit kemajuan dalam pengetahuan tentang fungi. Namun, penemuan mesin cetak memungkinkan beberapa penulis untuk menyebarkan takhayul dan kesalahpahaman tentang jamur yang telah dilakukan para penulis klasik.
Permulaan zaman modern mikologi dimulai saat Pier Antonio Micheli mempublikasikan 1737 publikasi mengenai Nova plantarum genera. Diterbitkan di Florence, publikasi tersebut menjadi dasar untuk klasifikasi sistematis rerumputan (grasses), lumut (mosses) dan fungi. Pada tahun 1936, istilah mikologi dan mikologis pertama kali digunakan oleh M.J. Berkeley.[2]
Referensi
^"Mycology | biology". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-17. Diakses tanggal 2020-11-30.