Marc Márquez Alentà (lahir 17 Februari 1993) adalah seorang pembalapGrand Prix Sepeda Motor profesional Spanyol, yang membalap untuk Repsol Honda sejak debutnya di MotoGP pada tahun 2013. Lahir di Cervera, Catalonia, Spanyol, dia dijuluki 'Ant of Cervera' di seluruh dunia (karena tingginya 1,68m), dan 'el tro de Cervera' di kampung halamannya, yang berarti 'Guntur Cervera'. Dia adalah salah satu dari empat pembalap yang memenangkan gelar juara dunia dalam tiga kategori berbeda, setelah Mike Hailwood, Phil Read dan Valentino Rossi, dan merupakan salah satu pembalap motor sepanjang masa yang paling sukses, dengan delapan Kejuaraan Dunia Grand Prix atas namanya, enam di antaranya berada di kelas utama. Márquez menjadi pembalap Spanyol ketiga setelah Àlex Crivillé dan Jorge Lorenzo yang memenangkan gelar kelas utama, dan merupakan pembalap Spanyol tersukses di MotoGP hingga saat ini, dengan 59 kemenangan. Pada tahun 2013 ia menjadi pembalap pertama sejak Kenny Roberts di 1978 yang memenangkan gelar kelas utama di musim pertamanya, dan yang termuda memenangkan gelar secara keseluruhan, pada usia 20 tahun 266 hari.[1][2]
Márquez sering dianggap sebagai salah satu inovator terbesar balap MotoGP modern,[3] karena teknik menikungnya yang relatif berlebihan dengan bersandar terlalu jauh di atas motor, sehingga ia tampaknya "terus-menerus dalam bahaya meluncur keluar".[4] Dia adalah kakak dari juara dunia Moto3 2014 dan juara dunia Moto2 2019 Álex Márquez.[5]
Márquez memenangkan Kejuaraan Dunia 125cc2010,[6][7]Kejuaraan Dunia Moto22012,[8][9] dan Kejuaraan Dunia MotoGP2013, 2014, 2016, 2017, 2018 dan 2019. Dia menjadi pembalap pertama sejak Kenny Roberts di 1978 yang memenangkan gelar kelas utama di musim rookie-nya, dan yang termuda yang mengamankan gelar secara keseluruhan.[1] Pada tahun 2014 ia mempertahankan gelarnya, memenangkan kejuaraan dengan tiga putaran tersisa,[10] di mana dia memenangkan sepuluh balapan berturut-turut. Márquez menyamai rekor Grand Prix sepanjang masa untuk pole position pada usia 23 tahun pada tahun 2016.[11] Márquez mengamankan gelar 2016 dengan sisa tiga putaran di Motegi dan menyegel gelar di Valencia di babak final 2017. Dia kemudian memenangkan gelar 2018 dengan tiga balapan tersisa dan menjadi pemenang Grand Prix tertinggi ketiga sepanjang masa. Dia mengamankan gelar 2019 dengan empat balapan tersisa di Sirkuit Internasional Chang di Buriram, Thailand, menandai Kejuaraan Dunia ke-8 dan ke-6 di Kelas Premier. Márquez melewatkan hampir semua musim kompresi dan penundaan 2020 (dia menyelesaikan 26 lap pada balapan pertama, sebelum jatuh) sekaligus awal musim 2021 karena patah lengan kanan yang diderita di pembuka musim 2020.[12] Setelah kembali di musim 2021, dia memenangkan tiga balapan di Jerman, Austin, Misano, dan menempati posisi ke-2 di Aragon, tetapi karena dia melewatkan dua balapan pembuka, dan dua balapan terakhir musim ini, hanya finis ke-7 secara keseluruhan.
Karier
Kejuaraan dunia 125cc
Marc Marquez membuat debutnya di kejuaraan pada tanggal 13 April 2008 kelas 125cc, di GP Portugal 2008 pada usia 15 tahun 56 hari. Dia adalah pembalap termuda Spanyol yang berhasil merebut posisi pole dan podium di ajang kejuaraan MotoGP.
Márquez memperoleh podium pertamanya tanggal 22 Juni 2008 di GP Inggris 2008 pada usia 15 tahun 127 hari. Pada tahun 2009, dia adalah pembalap pabrikan KTM dan di GP Prancis 2009, dia memperoleh posisi pole pertamanya pada usia 16 tahun 89 hari. Dia juga meraih pole di GP Spanyol 2010 tetapi dia terkena musibah pada lap pertama ketika pipa knalpotnya jatuh dan berada di bawah ban belakang, yang menyebabkan Márquez mengalami kecelakaan berat dan mencederai bahunya.Kemenangan pertamanya diraih pada tanggal 6 Juni 2010 di GP Italia 2010. Kemenangan selanjutnya terjadi di GP Inggris 2010, GP Belanda 2010 dan GP Catalan 2010 yang menjadikan Márquez sebagai pembalap termuda yang memenangkan empat balapan berturut-turut.[13] Kemenangan kelimanya diraih di GP Jerman 2010 dan menjadi kemenangan Derbi yang ke-100 di kejuaraan MotoGP. Márquez menjadi pembalap pertama sejak Valentino Rossi di 1997 yang memenangkan 5 balapan berturut-turut di balapan 125cc.[14]
Empat kemenangan berturut-turut dari GP Jepang 2010 sampai GP Portugal 2010 telah menempatkan Márquez memimpin dengan 17 poin di atas Nicolas Terol dengan hanya satu seri yang tersisa. Di GP Portugal 2010, bendera merah berkibar di balapan karena hujan, sebelum bendera berkibar Márquez berada diposisi kedua di bawah Terol. Ketika kembali ke grid untuk balapan kedua, Márquez terjatuh pada lap pemanasan dan harus kembali ke dalam pit. Dengan perbaikan, Márquez memulai start di belakang setelah tidak berhasil keluar dari pit lane sebelum lima menit menjelang start. Meskipun demikian, Márquez berusaha bangkit sejak start dan berhasil memenangkan perlombaan. Dengan demikian Márquez memperpanjang keunggulannya sebelum seri terakhir di Valencia. Kemenangan kesepuluhnya pada musim 2010 membuatnya menyamai rekor yang dibuat oleh Valentino Rossi pada tahun 1997.[15] Marquez berada pada posisi keempat di balapan terakhir GP Valencia 2010 dan menjadikannya juara dunia termuda kedua setelah Loris Capirossi.[16][17]
Kejuaraan dunia kelas Moto2
Márquez pindah ke kelas Moto2 pada tahun 2011[18] sebagai pembalap tunggal dari tim baru Monlau Competición, yang dikelola oleh manager pribadinya sendiri Emilio Alzamora. Márquez memulai musim 2011 dengan sepasang kecelakaan GP Qatar 2011 dan GP Spanyol 2011, setelah berbenturan dengan Jules Cluzel. Dia finis di posisi 21 di GP Portugal 2011, sebelum meraih kemenangan perdana kela Moto2 di GP Prancis 2011. Di seri kandangnya, GP Catalunya 2011, Márquez finis kedua di belakang Stefan Bradl, sebelum terjatuh di GP Inggris 2011, start dari Pole Position pertamanya di Moto2. dengan Bradl meraih kemenangan keempatnya, Márquez mengutitnya dengan poin 82. Di GP Jepang 2011, Márquez meraih pole position ketujuhnya di musim itu tetapi berhasil dikalahkan oleh Andrea Iannone pada lomba. Di GP Australia 2011 Marquez mengalami insiden dengan menabrak Ratthapark Wilairot sehingga ia kena penalti tambahan 1 menit dari catatan waktu tercepatnya pada sesi kualifikasi. Akan tetapi, ia berhasil meraih podium ketiga walaupun harus kehilangan posisi pimpinan klasemen oleh Bradl. Márquez harus merelakan gelar juara dunia jatuh ketangan Bradl setelah tidak mengikuti dua seri terakhir karena mengalami masalah penglihatan. Pada musim 2012, Marquez dipastikan bertahan di kelas Moto2. Marquez berhasil meraih gelar juara dunianya pada musim 2012 setelah berhasil mendominasi di musim itu.
MotoGP
2013
Ia dipastikan untuk membela tim Repsol Honda bersama Dani Pedrosa untuk tahun 2013 hingga 2015 dengan perpanjangan opsi kontrak 2016 menggantikan Casey Stoner yang pensiun di akhir musim 2012. Pada tahun pertamanya di MotoGP, Márquez telah memenangkan 6 perlombaan, 6 kali podium kedua, dan 4 kali podium ketiga cukup untuk dirinya menjadi juara dunia pada tahun 2013.
2014
Kehebatan Márquez terbukti dengan memenangkan 13 dari 18 balapan, serta dengan 13 Pole position. Dengan kemenangan itu, Márquez dapat mengunci gelar juara dunianya di sirkuit Motegi, Jepang.
2015
Sayangnya, Márquez tidak dapat mempertahankan gelar juara dunianya. Dia hanya dapat memenangkan 5 perlombaan, dan 6 kali gagal finis akibat terjatuh.
2016
Ia mengubah gaya balapnya. Dan terbukti, konsistensinya dapat membawa Márquez meraih gelar juara dunianya yang ketiga. Dengan memenangkan 5 balapan, 3 kali podium kedua, dan 3 kali podium ketiga, Márquez dapat mengunci gelar juara dunianya di sirkuit Motegi, Jepang, dan sekaligus karena duo Yamaha Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo terjatuh yang membuat Márquez meraih titel ke-limanya di semua kelas semakin mudah.
2017
Maverick Vinales berlabuh dari tim Suzuki Ecstar ke tim Movistar Yamaha. Ia digadang-gadangkan akan menjadi pesaing terberat Márquez dalam perebutan juara dunia. Tapi pada akhirnya Andrea Dovizioso yang menjadi pesaing Márquez. Pada gelaran balapan terakhir MotoGP musim 2017 di Valencia, Márquez dan Dovizioso terpisahkan oleh selisih 21 poin. Saat balapan dimulai, Márquez memimpin jalannya balapan. Tidak lama setelah itu, Márquez disalip oleh Johann Zarco. Saat balapan hanya menyisakan beberapa lap, Márquez melebar ke area run off. Karena aksi penyelamatan yang hebat, Márquez tidak terjatuh dan dapat kembali ke trek di posisi ke-5. Tak lama setelah itu, Jorge Lorenzo terjatuh diikuti pula dengan jatuhnya rekan setimnya, Dovizioso, yang artinya Márquez memenangkan gelar juara dunia MotoGP musim 2017. Gelar ini adalah gelar ke-6 di semua kelas dan ke-4 di MotoGP bagi seorang Marc Márquez.
2020
Saat di sirkuit GP Spanyol 2020, Márquez mengalami kecelakaan fatal yang membuat dia cedera parah akibat terjatuh highside yang besar dan tinggi setelah mengejar Fabio Quartararo. Hal itu membuat lengan kanan dia mematahkan tulang humerus di bagian lengannya. Dan tim dukungan Repsol Honda tersebut memanggil Márquez untuk dilarikan ke rumah sakit. Márquez tidak dapat memenangkan gelar pertandingan satupun setelah pertandingannya dia masih di jeda.
2021
Márquez hanya memenangkan 3 pertandingan saja, dan tangan kanan dia sudah sehat terkadang masih pegal-pegal sedikit.
2022
Di sirkuit Mandalika Indonesia di Lombok, Márquez terjatuh 3 kali saat lagi dalam latihan. Kecelakaan ke-4 lagi, dia mengalami highside saat berada di sesi warm-up. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
^"Márquez makes it four in a row at Catalunya". motogp.com. Dorna Sports. 4 July 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-20. Diakses tanggal 4 July 2010. Marc Márquez became the youngest ever rider to take four successive Grand Prix wins on Sunday when he triumphed in the 125cc Gran Premi Aperol de Catalunya.