Maverick Viñales Ruiz (lahir 12 Januari 1995) adalah pembalap asal Spanyol. Saat usia 12 tahun ia menjuarai seri 125 cc Catalan Champion untuk pertama kalinya dan mampu dipertahankannya setahun kemudian. Pada tahun 2009 ia menempati posisi runner-up kejuaraan CEV Buckler National 125GP championship dengan hanya defisit empat poin. Atas pencapaiannya tersebut ia mendapatkan gelar Rookie of the Year. Tahun berikutnya, di 2010 ia mampu memenangi dua kejuaraan sekaligus, CEV Buckler 125GP dan European 125GP championship. Pada tahun 2011 ia melanjutkan kariernya dengan berkompetisi di kejuaraan dunia Grand Prix 125cc. Kemenangannya di sirkuit Le Mans Prancis menjadikannya pembalap ketiga termuda yang mampu memenangi Grand Prix. Tiga kemenangan berikutnya mampu ia raih dan menutup musim pertamanya di kelas World GP 125cc dengan menempati klasemen ketiga. Gelar Rookie of the Year kembali disematkan kepadanya yang saat itu baru berusia 16 tahun.
Maverick Viñales telah resmi bergabung dengan Movistar Yamaha MotoGP untuk musim 2017-2018. Rider yang mempunyai julukan Top Gun ini berhasil mencatatkan hasil impresif pada pengujian hari pertama di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia (15/11/2016), yang mana ia berhasil menorehkan waktu tercepat 1 menit 30,930 detik dengan mengendarai Yamaha YZR-M1 2016. Pada pengujian hari selanjutnya (16/11/2016), Maverick Viñales berhasil mempertajam catatan waktunya menjadi 1 menit 29,975 detik, sekaligus menjadikan Top Gun sebagai satu-satunya rider yang berhasil mencatatkan waktu di bawah 1 menit 30 detik pada pengujian tersebut.[1][2]
Kehidupan pribadi
Viñales memiliki sepupu, Isaac Viñales, yang telah berkompetisi di Kejuaraan Dunia 125cc, Moto3 dan Moto2.[3]
Dia bernama Maverick saat lahir karena ayahnya adalah penggemar Top Gun.[4]
Pada tahun 2012, kompetisi World GP 125cc berganti nama menjadi kelas Moto3 dimana motor yang diperlombakan adalah motor bermesin empat langkah. Regulasi terbaru telah melarang kompetisi menggunakan motor bermesin dua langkah. Di musim keduanya ini, Maverick Viñales mengalami performa yang cukup fluktuatif. Meskipun demikian dengan lima kemenangan yang diraihnya ia kembali menutup musim dengan menempati klasemen pembalap di peringkat ketiga. Pada tahun 2013 Maverick Viñales terlibat dalam persaingan titel juara Moto3 bersama Luis Salom dan Álex Rins. Perebutan gelar juara dunia kelas Moto3 berhasil ia peroleh ketika ia sukses menjuarai seri terakhir di GP Valencia.
Pada tahun 2014, Maverick Viñales kembali melanjutkan perjalanan kariernya ke jenjang yang lebih tinggi lagi yakni kelas Moto2. Secara mengesankan ia mampu menjuarai tiga seri dan kembali dinobatkan sebagai Rookie of the Year di musim pertamanya tersebut. Dengan pencapaiannya yang gemilang sepanjang kariernya, kelas Moto2 merupakan kelas yang paling singkat ia jalani. Suzuki yang pada saat itu sedang merencanakan kembalinya mereka ke kompetisi MotoGP 2015 melihat bakat Maverick Viñales akan bermanfaat bagi pengembangan motor GSX-RR yang saat itu sedang dikembangkan oleh pembalap tes berkebangsaan Prancis Randy De Puniet.
MotoGP
Musim 2015, Maverick Viñales resmi bergabung dengan jajaran pembalap kelas premier motoGP dengan Suzuki MotoGP team. Di tim barunya tersebut ia memiliki rekan satu timnya Aleix Espargaro yang merupakan saudara kandung dari pembalap Yamaha Tech 3 Pol Espargaro. Di musim pertamanya di kelas motoGP ia terlihat seakan masih di bawah bayang-bayang rekan setimnya yang sudah lebih berpengalaman. Terhitung dari 18 seri yang ia ikuti pada musim 2015, Maverick Viñales 8 kali finis di luar peringkat sepuluh besar dan dua kali DNF. Hasil terbaiknya ia raih pada seri GP Catalunya dan GP Australia yang mampu ia selesaikan pada posisi keenam. Musim 2015 ia tutup dengan menempati peringkat kedua belas klasemen pembalap.
Musim 2016 merupakan tahun kebangkitan Maverick Viñales dan Suzuki. Dengan beberapa pengembangan seperti Seamles GearBox dan mesin baru GSX-RR yang lebih bertenaga, beberapa kali Maverick Viñales mampu mencuri perhatian pengamat dan fans motoGP. Di seri pembuka Qatar ia mampu menyelesaikan balapan di posisi keenam, merupakan awal musim yang baik baginya dan Suzuki. Mengingat pada tahun sebelumnya di sirkuit yang sama ia hanya mampu finis di urutan keempat belas. Di seri kedua GP Argentina Maverick Viñales nyaris memperoleh podium pertamanya seandainya ia tidak mengalami low sideDiarsipkan 2016-05-23 di Wayback Machine., yang menyebabkan ia gagal menyelesaikan balapan.[6] Podium yang tertunda tersebut akhirnya mampu ia tebus ketika menempati posisi ketiga di balapan GP Prancis sirkuit Le Mans 8 Mei 2016. Ia mengakhiri musim 2016 dengan menempati peringkat 4 klasemen pembalap.
Dengan talenta yang dimilikinya, beberapa tim pabrikan seperti Yamaha Movistar disebut-sebut telah menawarkan kontrak baginya untuk bergabung bersama tim tersebut. Dengan resminya kepindahan Jorge Lorenzo ke tim Ducati untuk musim 2017, Yamaha Movistar memang tengah mencari pembalap untuk mengisi kekosongan skuatnya tersebut. Pihak Suzuki tentu tidak tinggal diam menyikapi tawaran yang masuk kepada pembalap muda berbakatnya tersebut. Davide Brivio, bos tim Suzuki Ecstar menyatakan bahwa timnya telah memberikan tawaran kenaikan kontrak jika Maverick Viñales tetap bersama Suzuki selama empat musim kedepan.[7]
Akhir musim 2016 secara resmi Maverick Vinales akan bergabung dengan tim Yamaha MotoGP, berduet dengan Valentino Rossi