Tidak termasuk gol yang dicetak dalam adu penalti.
Liga Jusuf Kalla U-21 2012 atau umum dikenal Liga Jusuf Kalla (disingkat Liga JK) adalah liga sepak bola semi-profesional yang digagas dan dibentuk oleh Djohar Arifin Husin selaku ketua umum PSSI dan Ilham Arief Sirajuddin selaku Wali Kota Makassar. Sebagai perpanjangan tangan dalam pelaksanaannya, Ketua Umum PSSI sebelumnya telah melantik Abadi Sirajuddin pada 9 Juli 2012 sebagai Ketua Pengurus Provinsi PSSI Sulawesi Selatan periode 2012–2016, di Wisma Kalla, Kota Makassar. Awalnya, kompetisi ini dinamakan Liga Sulsel. Namun, karena Ilham Arief Sirajuddin sebagai salah satu penggagas liga ini ingin memberi apresiasi kepada Jusuf Kalla atas jasa-jasanya dalam mengembangkan sepak bola di Sulawesi Selatan, sehingga kompetisi ini dinamakan Liga Jusuf Kalla atau Liga JK. Liga JK ini juga mendapat dukungan penuh dari Kalla Group. Panitia Pusat Liga JK yang bermarkas di Kota Makassar memberikan subsidi kepada seluruh tim yang berpartisipasi di Liga JK.
Turnamen semi-profesional ini berjalan dengan lancar dan menghabiskan dana hingga Rp1 miliar. Kompetisi ini merupakan ajang pembinaan sepak bola dan merupakan program tahunan Pengprov PSSI Sulsel. Turnamen ini merupakan proyek percontohan PSSI untuk sejumlah pengurus provinsi di Indonesia. Saat itu, PSSI berencana menjadikan Liga JK ini sebagai pilot project pengembangan kompetisi sepakbola di seluruh Indonesia.[1][2]
Sistem
Japri Y. Timbo selaku Ketua Panitia Pelaksana Liga Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa konsep Liga JK menganut sistem semi-profesional. Semua perangkat hingga regulasi pertandingan diadopsi dari penyelenggaraan liga kasta teratas. Hanya saja, liga ini dikhususkan bagi pesepakbola umur 21 tahun ke bawah. Selain itu terdapat tim pemantau yang bertugas melaporkan pemain berbakat, jalannya pertandingan, kinerja wasit dan panpel lokal.
Masing-masing kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan mengirimkan 1 perwakilannya yang merupakan klub yang juara 1 di liga kabupaten/kotanya masing-masing di seluruh Sulsel untuk mengikuti Liga JK (Sulsel Champions League), kemudian juara 1 Liga JK diikutkan Liga Nusantara mewakili Provinsi Sulawesi Selatan. Liga JK ini diikuti 22 klub yang rencana awal sebanyak 24 klub tiap kabupaten/kota se-Sulsel. Sistem liga ini terdapat 4 babak, yaitu babak penyisihan grup, babak 12 besar, babak semifinal, dan babak final. Pada babak penyisihan grup, 22 tim peserta dibagi dalam 6 grup yang masing-masing tiap grup terdapat 3 dan 4 tim yang bersaing dalam laga kandang dan tandang untuk memperebutkan 2 tempat lolos ke babak 12 besar. Pada babak 12 besar, 12 peserta yang lolos kemudian dibagi dalam 4 grup yang masing-masing grup berisikan 3 tim dengan sistem pertandingan laga kandang dan tandang. Di babak ini hanya juara grup yang dapat maju ke babak selanjutnya. Pada babak semifinal yang terdiri 4 tim bertanding hanya sekali di tempat yang ditentukan oleh panitia di Kota Makassar. Babak terakhir, yaitu babak final yang memperbutkan juara 1 dan 2 bertanding hanya sekali di lapangan yang sama saat bertanding di babak semifinal. Secara umum, turnamen ini mengadopsi sistem Liga Champions UEFA, yang akan bergulir mulai tanggal 16 Juli hingga 21 Desember 2012.[3][4]
Peluncuran
Dalam peluncuran kompetisi ini, Djohar didampingi ketua Pengprov PSSI Sulsel yang baru dilantik, Abadi Sirajuddin, bersama Zumadi Anwar, menantu JK yang juga Direksi Kalla Group, dan ketua Panitia Pelaksana memegang bola secara bersama-sama, sebagai tanda resminya kompetisi ini. Djohar memberi Abadi sebuah kostum sepak bola warna putih bernomor punggung angka 15 yang merupakan tanggal lahir JK, 70 tahun silam.
Pidato
Dalam pidatonya, Djohar berharap dalam kompetisi Liga JK nantinya akan melahirkan bibit-bibit pemain profesional yang handal dan berkualitas. Djohar menilai Liga JK sebagai satu-satunya program kepengurusan Pengprov PSSI yang tercepat dilaksanakan, karena dirangkaikan dengan pelantikan pengurusnya.
“Saya berharap akan lahir pemain sepak bola handal dalam kompetisi ini, selama ini juga Makassar dikenal punya segudang pemain hebat yang bermain di klub-klub profesional,” pungkas Djohar.
Sementara menurut Abadi, JK bukanlah orang baru di dunia sepak bola. Pada tahun 1980 hingga 1990 JK menjabat ketua umum PSM dan pada tahun 1985 hingga tahun 1992, JK pernah memiliki klub sepak bola bernama Makassar Utama.
Daya tarik
Pelaksanaan Liga JK memantik banyak kalangan. Seperti para pencari pemain muda berbakat dari pihak manajemen PSM Makassar. Mereka memantau pemain-pemain yang berlaga di Liga Jusuf Kalla baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehadiran Liga JK menjadikan persepakbolaan Sulawesi Selatan kembali bergeliat karena kompetisi ini merupakan kompetisi resmi di bawah naungan PSSI. Sebelumnya, selama kurun waktu lima tahun terakhir tidak ada satu pun kompetisi resmi di bawah naungan PSSI.[3]
Pihak pelaksana dan pendukung turnamen
Abadi Sirajuddin: Ketua Pengurus Provinsi PSSI Sulawesi Selatan, pelaksana Liga Jusuf Kalla
Perssin Sinjai U-21 diberikan kemenangan w/o karena Gasiba Bulukumba U-21 melanggar kesepakatan yang terlambat datang. Tim tamu diharuskan tiba paling lambat enam jam sebelum laga dimulai untuk di-screening.
Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia Sulawesi Selatan (Asprov PSSI Sulsel) Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (ASBWI Sulsel)