Kalla Group merupakan satu kelompok usaha yang terbesar di kawasan timur Indonesia dengan kendali usaha berpusat di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dipimpin oleh Solihin Kalla sebagai CEO, saat ini Kalla Group terlibat dalam delapan bidang usaha dengan 24 sub-unit bisnis.
Sejarah
Sejarah Kalla Group bermula dari sewaktu Hadji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla menjalankan usaha di bidang tekstil di kota Watampone, Sulawesi (kini Sulawesi Selatan.[1] Sukses di kota terbesar keempat di Sulawesi Selatan, Haji Kalla merambah berdagang ke Makassar pada 18 Oktober 1952. Bisnisnya terus berkembang, lima tahun kemudian merambah bisnis transportasi dan membeli mobil truk internasional untuk mengangkut hasil bumi dari Bone ke Makassar. Selain itu, mengoperasikan mobil penumpang jenis station wagon yang melayani trayek Makassar-Bone, dan diberi nama Cahaya Bone. Selanjutnya memberanikan diri mendirikan NV (Namlozee Venonchap) Hadji Kalla Trading Company, yang fokus menekuni bidang perdagangan dan logistik.
Hadji Kalla menyerahkan tongkat kepemimpinan bisnisnya kepada Jusuf Kalla pada 1967, dan didirikanlah perusahaan kontraktor konstruksi Bumi Karsa. Pada 1969, memasuki bisnis otomotif dengan menjadi importir mobil merek Toyota. Mula-mula mengimpor mobil Toyota dengan semi knocked down, kemudian mobil dirakit di Makassar. Kemudian NV. Hadji Kalla menjadi agen traktor mini merek Kubota untuk keperluan pertanian. Pada 1980, NV. Hadji Kalla melebarkan sayap bisnis otomotif melalui PT Makassar Raya Motor, menjadi dealer mobil Daihatsu dan dealer truk Nissan Diesel. Seiring dengan program mobil nasional maka perusahaan ikut menjadi dealer Timor dan kemudian menjadi KIA.
Di era 1990-an, perusahaan merambah ke bidang perdagangan dengan PT Bumi Sarana Utama yang bergerak sebagai dealer aspal curah, yang banyak mengerjakan proyek infrastruktur jalan dan bandara. Ekspansi tidak berhenti di sana. Di bidang properti, didirikan PT Baruga Asrinusa Development, yang mengembangkan berbagai kawasan perumahan elit dengan berbagai fasilitas seperti perkantoran, malruko, pusat niaga, turisme agro, tempat rekreasi, sarana pendidikan, dan sarana keagamaan. Bukan hanya rumah mewah, rumah tipe kecil pun dikembangkan untuk membantu masyarakat menjangkau perumahan yang layak huni. Ada juga PT Kalla Inti Karsa yang menjangkau pengembangan pasar tradisional, sampai membangun Mal Ratu Indah, pusat perbelanjaan terbesar dan termegah di kawasan Indonesia Timur serta mengoperasikan Hotel Sahid Makassar.
Saat Jusuf Kalla diminta menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian pada 1999, maka tampuk kepemimpinan dilimpahkan kepada Fatimah Kalla Diarsipkan 2013-02-17 di Wayback Machine..[2] NV. Hadji Kalla telah berkembang menjadi perusahaan berskala nasional dan mempunyai misi untuk menjangkau kesuksesan di pasar global dan bertransformasi menjadi Kalla Group. Kini bisnisnya terus menggurita dari mulai sektor perdagangan otomotif konstruksi, properti, transportasi darat, laut dan udara, juga merambah ke sektor energi, dan perdagangan karbon, pembiayaan & logistik. Ekspansi yang luar biasa ini merupakan hasil dari kerja keras penuh ketekunan selama bertahun-tahun, dengan mengatasi berbagai kesulitan dan krisis ekonomi di negeri ini dilandasi keyakinan bahwa bekerja merupakan ibadah. Sebagai perusahaan swasta berskala nasional, Kalla Group memiliki semangat kedaerahan dan kebangsaan yang tidak perlu diragukan lagi. Kalla Group adalah salah satu perusahaan terbesar di kawasan timur Indonesia.
Garis waktu
1950-an
- Dari Watampone ke Makassar, Sulawesi, Hadji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla memulai bisnis mereka dalam perdagangan tekstil. Bisnis mereka kemudian meluas ke jasa logistik. NV. Hadji Kalla Trading Company didirikan pada tahun 1953.
1960-an
- Bisnis berkembang dengan cepat dan perusahaan mengimpor mobil Toyota serta memperoleh pangsa pasar tertinggi untuk penjualan mobil Toyota dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Berdiri juga PT Bumi Karsa dalam memulai partisipasi di jasa konstruksi. Haji Kalla menyerahkan kepemimpinan bisnis kepada putranya, Jusuf Kalla, pada tahun 1967.
1970-an
- Mendirikan PT Makassar Raya Motor, guna memberikan pilihan mobil dari berbagai merek seperti Daihatsu dan memperluas jangkauan jasa ke propinsi Sulawesi Selatan, Tengah dan Tenggara.
1980-an
- Perusahaan mendirikan Yayasan Kalla pada tahun 1984 untuk secara khusus melaksanakan kegiatan-kegiatan CSR. Juga mendirikan anak perusahaan lain untuk menyediakan pasokan aspal curah (melalui PT Bumi Sarana Utama) dan menyediakan berbagai mode transportasi dan jasa logistik melalui PT Jelajah Laut Nusantara.
1990-an
- Era ini menandai layanan yang lebih beragam dan luas dari sebelumnya, termasuk mendirikan PT. Baruga Asrinusa Development dan Sahid Makassar Persada dalam merespon kebutuhan rakyat akan kawasan pemukiman dan hotel besar di Makassar. Sementara itu, PT Kalla Inti Karsa membangun Mal Ratu Indah, pusat perbelanjaan terbesar dan termegah di bagian timur Indonesia. Perusahaan juga mendirikan PT Bumi Sarana Beton dan PT Kalla Electrical System untuk menanggapi kebutuhan masyarakat akan ready mix dan beton serta trafo listrik. Fatimah Kalla menggantikan Jusuf Kalla pada tahun 1999.
2000-an
- PT Hadji Kalla mengalami transformasi dan menjadi Kalla Group serta terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada semua pelanggan. Kalla Group (melalui anak perusahaannya, PT Poso Energi dan PT Energi Malea) membangun dua pembangkit listrik tenaga air yang masing- masing terletak di Poso, Sulawesi Tengah dan di Malea, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Melalui PT Trans Kalla Makassar, Kalla Group juga membangun Trans Studio Makassar, taman rekreasi keluarga terbesar di Indonesia. Pada tahun 2009, PT Haka Sarana Investama menjadi holding company.
2010-an
- Bertujuan untuk melayani semua pelanggan dengan cara yang lebih profesional, terpusat dan terintegrasi, sejak Januari 2010 Kalla Group memindahkan semua kegiatan operasional pusat ke Wisma Kalla. Kalla Group juga ingin lebih berpartisipasi lagi dalam pembangunan bangsa, untuk itu melalui PT Bukaka Teknik memulai proyek konstruksi monorel di Makassar yang akan menghubungkan bandara Hasanuddin ke pusat kota Makassar. Kalla Group juga akan memulai perdagangan karbon di Indonesia, dengan demikian siap menginvestasikan lahan seluas dua juta hektar untuk hutan lindung melalui anak perusahaan PT Hutan Amanah Lestari dan PT Haka Sarana Investama.
Unit usaha
Otomotif
Konstruksi
Transportasi dan logistik
Energi
Properti
Retail
Kehutanan
Yayasan
Pendidikan
Mantan perusahaan
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Company Profile KALLA