Latar belakang kawasan ini sebelumnya di bawah kekuasaan Pangeran Purabaya. Salah seorang putra Sultan 'Inayatullah menikah dengan putri bansawan Bugis atau Makassar. Dari perkawinan ini lahirlah Pangeran Purabaya. Pangeran Purabaya memperoleh kawasan itu sebagai tanah apanase dengan luas wilayah sekitar sepertiga wilayah kerajaan Banjar saat itu. Ia salah seorang cucu Sultan Banjar yang menjadi pimpinan oposisi menentang pemerintahan Raja Banjar Sultan Amarullah Bagus Kesuma. Ketika itu Pangeran Purabaya dan putranya, Gusti Busu membuat basis perlawanan di Pulau Laut, namun akhirnya berhasil ditumpas oleh pasukan Pangeran Purba Negara dan Pangeran Nata Dilaga yang didatangkan dari pusat kerajaan Banjar.
Di bekas wilayah Kerajaan ini mulai dirintis kembali oleh Pangeran Muhammad dari Banjar (wafat 1761), ketika ia keluar dari istana untuk bermukim di kawasan pesisir kalimantan Selatan untuk sementara. Putranya, Pangeran Amir (Sultan Amir) yang sebelumnya tinggal di istana Martapura pindah ke kawasan ini sekitar tahun 1783, sebagai basis perlawanan untuk merebut tahta walinya Sultan Tahmidillah II. Pangeran Amir inilah yang dianggap sebagai Raja Kusan yang pertama.
Pada masa raja Tanah Bumbu, Gusti Besar (1820-1830), Pangeran Haji Muhammad keturunan Pangeran Dipati Tuha Raja Tanah Bumbu I mulai menetap di kawasan ini, tepatnya di kawasan Sela Selilau. Putranya, Gusti Musa atau Gusti Muso (Pangeran Haji Musa) ditempatkan oleh Ratu Intan I (selaku pewaris kerajaan Tanah Bumbu) untuk menduduki jabatan kepala daerah Batulicin (1832) dan kepala daerah Bangkalaan (1838-1840).
Kepangeranan (Kerajaan) Kusan setelah bergabung dengan Hindia Belanda disebut Landschap Kusan.
Wilayah Tanah Kusan bertetangga dengan wilayah kerajaan Tanah Bumbu (yang terdiri atas negeri-negeri: Batu Licin, Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal, Manunggul, Sampanahan). Di dalam wilayah Tanah Kusan tersebut juga terdapat Kerajaan Pagatan. Wilayah ini semula merupakan sebagian dari wilayah Kesultanan Banjar yang diserahkan oleh Sunan Nata Alam kepada VOC-Belanda pada 13 Agustus1878.
Landschap Koesan terletak di subdivisi bagian timur Kalimantan. Subdivisi Timur mengelola urusan Kerajaan Tanah Bumbu, Pasir, Kutai, Sambaliung, Gunung Tabur, dan Bulungan, dan kabupaten Tidung dan Kusan, yang, sejak tahun 1845, juga memiliki Batu Licin dan Pulau Laut.[2]
Pada tahun 1855, daerah ini dinamakan Tanah Boemboe yang terdiri rijk van Pagattan, Koessan, Batoe-Litjin, Laut-poeloe, Bangkalaan, Tjingal, Menoenggoel, Tjantong, Sampanahan, Boentar-Laut en Sabamban..[3]
Sejak tahun 1855 Landschap Koesan memiliki Pulau Laut sebagai bagian wilayahnya.[4]
Koesan, landschap in Borneo's Zuid- en Oosterafdeeling, grenzende ten Westen aan het voormalig rijk Bandjermasin, ten Zuid-Westen aan Tanah Laut, ten Zuid-Oosten aan zee, ten Oosten aan de straat die Poeloe Laut van den vasten wal scheidt en ten Noorden aan Tanah Boemboe. Het beslaat eene oppervlakte van 73.7 vierkante geographische mijlen, en is verdeeld in verscheidene distrikten, waarvan Koesan, Sela, Selillau en Tamoeni de voornaamste zijn. Onder dit landschap behoort Batoe Litjin en sedert 1855 Poeloe Laut. Het wordt door eenen Mohammedaanschen Pangeran bestuurd en het grootste gedeelte der bevolking, welke op ongeveer 1,600 zielen geschat wordt, is Mohammedaansch.
In Sela, Selillau cn Tamoeni worden goudmijnen gevonden en in de heuvelstreken zijn uitgestrekte en rijke diamantmijnen. Kuituur bestaat er niet; de bodem is bedekt met bosschen van ijzerhout en rotan, die overvloed van *as, honig en damar opleveren. De meeste levensbehoeften moeten van Pagatan worden aangebragt.
De rivier van Koesan heeft harén oorsprong op den berg Happarie, is aanzienlijk, en valt in eene noord-westwaartsche rigting in de straat van Poeloe Laut.te
Koesan, lansekap di bagian Selatan dan Timur Kalimantan, berbatasan dengan Barat di bekas kekaisaran Bandjermasin, barat daya di Tanah Laut, tenggara di tepi laut, timur di jalan Poeloe Laut dari daratan memisahkan dan ke utara ke Tanah Boemboe. Ini mencakup area seluas 73,7 mil persegi geografis, dan dibagi menjadi beberapa distrik, dimana Kusan, Sela, Selillau dan Tamoeni adalah yang paling penting. Di bawah lanskap ini Batoe Litjin dan sejak 1855Poeloe Laut. Ini diperintah oleh Pangeran beragama Islam dan bagian terbesar dari populasi, diperkirakan sekitar 1.600 jiwa, adalah Mohammedan (Muslim).
Di Sela, Selillau dan Tamoeni, tambang emas ditemukan dan di perbukitan ada tambang berlian yang luas dan kaya. Tidak ada budaya; bagian bawah ditutupi dengan kayu dari kayu ulin dan rotan, yang menghasilkan kelimpahan abu, madu dan damar. Sebagian besar kebutuhan hidup harus dibawa dari Pagatan.
Sungai Kusan berasal dari gunung Happarie, cukup besar, dan jatuh ke arah barat laut di jalan Poeloe Laut.
Kerajaan Kusan pada mulanya didirikan Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah, keturunan dari Sultan Kuning (Hamidullah), Sultan Banjar. Kerajaan Kusan lebih dulu berdiri sebelum Kerajaan Pagatan. Pada tahun 1832, Pangeran Haji Musa menjadi Raja Bangkalaan dan Raja Batulicin[5] merupakan ipar dari Sultan Adam, Sultan Banjarmasin. Pada tahun 1840, Pangeran Muhammad Nafis putera Pangeran Haji Musa sebagai Raja Kusan.
Penguasa kerajaan Kusan bergelar Pangeran (bukan Sultan), Belanda menyebutnya de Pangeran van Koessan.[6]
Pangeran Amir salah seorang putera Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah bin Sultan Kuning (Hamidullah), Sultan Banjar antara tahun 1759-1761. Ketika Sultan Muhammad mangkat, ketiga anak-anaknya masih belum dewasa. Sepeninggal Sultan Muhammad kekuasaan kerajaan kembali dipegang oleh pamannya sekaligus mertuanya Sultan Tamjidullah I yang sebelumnya sudah pernah menjadi Penjabat Sultan sebelum pemerintahan Sultan Muhammad, tetapi dijalankan anak Tamjidullah I yaitu Pangeran Nata. Ketiga anak Sultan Muhammad yaitu Pangeran Abdullah, Pangeran Rahmat dan Pangeran Amir. Pangeran Abdullah dan Pangeran Rahmat tewas karena dicekik. Pangeran Amir yang merasa terancam keselamatannya, berusaha menghindar dengan berpura-pura hendak naik haji, tetapi perahu tidak diarahkan menuju Mekkah tetapi ke arah negeri Tanah Bumbu di Kalimantan Tenggara mendatangi saudara ibunya yaitu Ratu Intan I yang jadi penguasa di Cantung dan Batu Licin. Ratu Intan I adalah anak Ratu Mas binti Pangeran Dipati Tuha. Ratu Intan I menikah dengan Sultan Pasir, Sultan Dipati Anom Alamsyah Aji Dipati (1768-1799). Dengan dukungan bibinya Pangeran Amir mendirikan kerajaan Kusan dan menjadi Raja Kusan I.
Tetapi kemudian pemerintah pusat yaitu penguasa Kerajaan Kayu Tangi (Kesultanan Banjar) yang dikuasai dinasti Tamjidullah I yaitu Panembahan Batu (Pangeran Nata bin Tamjidullah I) juga mengakui La Pangewa sebagai kapitan yang kemudian sebagai Raja Pagatan I, di kawasan yang sama. La Pangewa, pemimpin suku Bugis Pagatan adalah sekutu Panembahan Batu. La Pangewa (Kapitan Laut Pulo) dengan pasukan suku Bugis-Pagatan akhirnya berhasil mengusir Pangeran Amir hingga ke Kuala Biaju (sekarang Kuala Kapuas).
Pangeran Amir yang merupakan cucu Sultan Kuning berusaha menuntut tahta Kesultanan Banjar dengan dukungan Ratu Intan I dengan pasukan Bugis-Paser menyerang pelabuhan Tabonio di Kesultanan Banjar akhirnya tertangkap VOC yang sudah mengikat perjanjian dengan Panembahan Batu. Pangeran Amir tertangkap pada 14 Mei1787, kemudian diasingkan ke Srilangka. Pangeran Amir merupakan kakek dari Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional), kelak Pangeran Antasari menjadi Panembahan (Raja Banjar) pasca diasingkannya ke pulau Jawa tiga Pangeran penerus Dinasti Tamjidullah I, yaitu Sultan Tamjidillah II ,Pangeran MangkubumiWirakusuma II dari Banjar ia menikahi Putri Ratu Raja Kusan IV Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa , Hidayatullah II dari Banjar. sehingga kepemimpinan Kesultanan Banjar kembali ke tangan keturunan Sultan Kuning.
Dengan diusirnya Pangeran Amir maka pemerintahan kerajaan Kusan kemudian beralih kepada keturunan Panembahan Batu dari dinasti Tamjidullah I yaitu dilanjutkan oleh Pangeran Musa bin Sultan Sulaiman menjadi Raja Kusan II. Raja-raja Kusan merupakan trah Sultan Sulaiman dari Banjar. Ketika pemerintahan raja ke-4, Pangeran Jaya Sumitra, pusat kerajaan dipindahkan ke daerah Sigam, Pulau Laut. Pangeran Jaya Sumitra kemudian bergelar Raja Pulau Laut I dan Batu Licin II. Wilayah kerajaan Kusan yang ditinggalkan ini digabung ke dalam kerajaan Pagatan sehingga Raja Kusan selanjutnya dipegang oleh Raja Pagatan. Federasi kedua negeri ini kemudian disebut kerajaan Pagatan dan Kusan.
RAJA KUSAN (10 April 1845-1 Januari 1861)-PULAU LAUT-BATU LICIN ♂ Pangeran Abdoel Kadir (beristeri ♀ Gusti Abun Sari binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata) dan beristri Nyai Rami binti Tumenggung Dipanata)
PENGUASA BATULICIN ♂ Pangeran Panji (beristeri ♀ Aji Landasan binti Raja Aji Jawi, tidak memiliki keturunan)
1. Kiai Martasuta mempunyai anak 9 orang
2. Kiai Suradiraja mempunyai anak 7 orng
3. Anang Musa mempunyai anak 4 orang
4. ALOOH IPAM mempunyai anak 2 orang
5. Anang yasin mempunyai anak 8 orang
1. Nyai Sutadipa mempunyai anak 7 orang orang yaitu
1. Alooh Dijah
2. Anang Shabuddin
3. Kiai Demang laksana mempunyai anak 1 orang
4. Anang Usup
5. Alooh Aminah istri Adipatie Danoe Radja mempunyai anak 3 orang.Kiai Temenggung mangku Natakusuma, Kiai Temenggung Ngabehi Wargakusuma, Hadji Temenggung Kusuma Yudanegara.
6. Kiai mangun Rasmi mempunyai anak 4 orang yaitu :
1. Anang Djulai
2. Anang Adool
3. Anang Matur
4. Alooh rahmah
7. Anang Noeh
2. Anang Syamsyuddin mempunyai anak 3 orang
3. Kiai Temenggung Ariadinata mempunyai anak 8 orang
4.Nyai Rami istri pangeran Kasir mempunyai anak 7 orang
5. Kiai Wargadinata mempunyai anak 9 orang
6. Alooh Ampit warganata mempunyai anak 3 orang
6. Kiai mangun Rasmi mempunyai anak 4 orang yaitu :
1. Anang Djulai
2. Anang Adool
3. Anang Matur
4. Alooh rahmah
7. Anang Noeh
D.2 Anang Syamsuddin mempunyai anak 3 orang yaitu
1. Anang Hamid
2. Alooh Binti
3. Anang Sahuddin
D3. Kiai Temenggung Ariadinata mempunyai anak 8 orang yaitu:
1. Alooh Marhamah istri R.M.Wirayudha mempunyai anak 9 orang
2. Kiai Sutawangsa mempunyai anak 10 orang
3. Alooh oentak mempunyai anak 4 orang
4. Anang Muhammad Ali alias Anang Koentoel
5. Anang Timba mempunyai anak 1 orang
6. Alooh Angsa
7. Anang Mohammad Arsyad
8. Alooh Fatimah
D.4 Nyai Rami Istri Pangeran kasir mempunyai anak 7 orang yaitu :
1. Pangeran Djantara Kusuma
2. Pangeran Sahabuddin
3. Pangeran Ali
4. Ratu Salamah
5. Gusti Ainun Djariah
6. Gusti Sapiah
7. Gusti Oemi
E.2 Nyai Istri Pangeran mangkubumi nata mempunyai anak 17 orang yaitu :
1. pangeran Mohamad Hanfiah
2. pangeran Amir
3.Kusuma Ningrat
4. Djaterakusuma
5. ratu Sitti ( Ibu Pangeran Hidayatullah)
6. pangeran Nasir
7. pangeran Purbaya
8. pangeran Ahmad
9. pangeran AriaWangsa
10. pangeran ArdiKasuma
11. pangeran Mulin Kasuma
12. Ratu Bendahara
13. Gusti Alimuddin
14. Gusti Djamal
15.Gusti Abun Sari istri pangeran Abdulkadir (raja P.laut)
16. Gusti daud
17. Pangeran Muksin
C.4. 1) Kiai Mangundipura mempunyai anak di Kalimantan ada3 dan di jawa ada 2 yaitu:
1. Anang Ahmad mempunyai anak :
1. Anang Mohammad Yusuf ( Anang Kumis) gelar Manteri Negara di Tenggarong, mempunyai anak :
1. Kiai Anang Basar
2. Anang kacil
3. Galoeh Basar
4. Galoeh Putih
5. Galoeh Hitam
6. Anang Abubakar ( Nenek dari Bakran – komisaris Polisi)
7. Anang kutai
8. Hadji Ishak ( Anang Gonjang ) orang tua dari
a. Eramsyah
b. Imaluddin
c. Yusuf Azidin
9. Galoeh Tambal
10. Galoeh Bintang
11. Hadji Abdurrasad
12. hadji Mohamad Djafar ( Basah ) , Hoofddjaksa kerapatan besar kerajaan Kutai di tenggarong, mempunyai anak :
a. Djumantan , Istri Eramsyah
b. Ideham
13. Galuh Kumala
14. Anang Baco’
2. Anang Matali
3. Alooh hadjiah
Di jawa : 2 orang yaitu:
1. Raden Said di Gombang
2. Raden Sitti
C.4 Kiai Djajadipura mempunyai anak 17 orang yaitu :
1. Ratu Anoom istri pangeran Ragent , mempunyai anak
I. ratu Rebeh Istri dari ratu Begawan, mempunyai anak :
1. Pangeran Ratu Sukama Alamsyah , mempunyai anak :
a. Imanuddin gelar Pangeran Kasumi Anum , Sultan Kota Waringin.
b. Amiril . Dll.
2. pangeran Kasuma Sari
II. Gusti Kacang
III. Gusti Saripah, mempunyai anak :
1. Gusti Etah Samarinda , mempunyai anak :
a. Gusti Sabran ( Komisaris Polisi)
b. Gusti Abdurakhman
2. Gusti Ali
3. Gusti Ratu
4. Gusti Kumala
2 Alooh Maimunah Istri Anang Mantul , mempunyai anak :
I. H . Biduri istri Raden Temenggung kasuma Judanegara
II. Anang basar ( Anang karim)
III. Alooh Bintang Istri H. hasan ,
mempunyai anak :
1. Hadji Anang Abdul Hamid , mempunyai anak :
a. Oeman
b. Oedin
c. Wahid
IV. Anang Abussamad , mempunyai anak:
1. Soelaiman
2. ( tidak di ketahui namanya)
3. Anang Arsyad mempunyai anak:
I. H . mangsoer ( orang tua H. Affandi, pernah menjadi sergent kerajaan Johore di Batu Pahat.
II. Anang Basar , bebini di Karang Intan
III. Anang Mataher di Jelai (Sampit).
IV. H. Jawiah berlaki Jaksa lelang ( Muhammad Usman , Orang Tua H. Ramli ).
4. Anang Muhammad Haris ( Napis ) kawin dengan…… ( Sebelah Palembang ) mempunyai anak:
I. Galuh Maitaibah
II. H. Abdurahman
III. Anang Oesman
IV. Anang Salman , kawin dengan Saadiah , mempunyai anak :
1. H. Anang Kaderi ( pensiunan Patih , Lahir di amuntai , jumat pagi 07.00. tgl 19 april 1909 atau 25 rabiul awal 1327 H. mempunyai anak :
a. Anang Sulaiman
V. Oemi Kalsoem
VI. Koentari, istri dari Anang Mohamad Sanusi
VII. Noer Hasan di Negara
5. Aminah, Istri dari H. Abdulgani , mempunyai anak :
I. M. Aboelhasan Amuntai , mempunyai anak :
1. Hamzah , mempunyai anak :
a. Imansyah
b. Soeriansyah , Sampit
c. Abdullah
2. Asmail , mempunyai anak :
a. Bahroen ( Surabaya )
3. Dahlan ( sampit ) mempunyai anak :
a. Alipandi ( Sampit )
4. Alibadroen ( kween) mempunyai anak :
a. H. jahrah.
II. Anang Kacil
6. Alooh Edong
7. Taesah , ibu dari anang Matamin , anang matamin mempunyai anak :
a. Anang jago
b. Alooh Jikin , Istri dari H. Anang Abdul Hamid
c. Hadji Imberan.
8. Jahora ( oeya ) , ibu Julak Jikin
9. Ita
10. Jaleha ( nini dari m. rais ), mempunyai anak :
I. Tihawa ( taluk masjid )
II. Anang Doerasit
11. ……………. Ibu dari :
1. Anang oteh
2. Jobedah , istri dari Anang Tambi, kertak baru B.masin.
( Keterangan : Anang Tambi Adalah Menantu serta Kemanakan dari Ninda Anang Biak , Negara ).
12. ………………… istri anang sohot pendekar silat , mempunyai anak :
I. Soedan di Semblimbingan ( Pulau Laut ).
13. Alooh mas ( Tidak beranak)
14. Alooh Intan , istri dari H. Abdul madjid , mempunyai anak :
I. Anang Anmad
II. Anang Sanoesi
III. Anang polen ( orang tua dari H. Syahrul, Sungai mesa, B.masin.
IV. Anang Arip
V. Anang Dumalik
VI. Acil , mempunyai anak :
VII. Hadji Koerraisin ( mekah ) istri dari H. Abdurachman
VIII. Alooh Adui ( Kamaruzaman )
15. Anang Biak ( Anak dari Kiai Djajadipura ) , mempunyai anak :
I. Anang Darjat kawin dengan Aminah , mempunyai anak :
a. Misnar , Dll
II. Siti Ainun Zariah kawin dengan oetoeh , mempunyai anak :
1. M. Alifandi kawin dengan Diang binti Sahrum, mempunyai anak :
a. Tamdjid Widjaya kawin dengan Ratnawaty mempunyai anak :
i. Riviandy ( jambi 25 – 6-1969)
ii. Novita purnama Sari ( Jambi 15-11-1970)
iii. Fairy Zulkarnaen ( Jambi 24-12-1972)
2. Iskandar kawin dengan mastan , mempunyai anak :
a. Norsyah kawin dengan Husaini , mempunyai anak :
b. Ida kawin dengan Alwi, mempunyai anak
i. Hajar
ii. Mir’atul haq
iii.
c. Anang Indra jaya Iskandar
d. Hidayatullah
e. ‘Ain
f. Qodrat
g. Rokhyal ‘Ain ( 8-10-1972)
3. Askiah kawin dengan Mukeri, mempunyai anak:
a. Helmy kawin dengan ….
b. Makhfuz kawin dengan Siti maryam, mempunyai anak
1. Mahyudin (Negara – 8-1-1980) – meninggal ( 20 maret-1980)
2. M.nur (Negara -1981) ( meninggal dunia )
3. Syaifuddin nor ( Negara 22-11-1982) senin 07.00 WITA
4. Sekar Melati ( Negara 15-9-1984 ) 19.00 sabtu
5. Tajuddin Noor ( Negara 30-7-1986 rabu 19.00)
6. Edy rahman ( Negara 13-3-1992 jum’at 20.00)
7. Nur Hayati ( Banjarmasin 18-3-1997 selasa 12.55 )
c. Bachriah kawin dengan M.Mujeddi jeles , mempunyai anak :
1. Syaidah
2. Nurul hikmah
d. Syahriah kawin dengan zainigani, mempunyai anak :
1. M. aries
2. Rahmad setiawan
f. Hadijah kaawin dengan M. rayhan Noor, mempunyai anak
1. Renny Aulia
2. Irsha Aulia
3. M. Hendra raymawan
4. Sahran kawin dengan Jamariah , mempunyai anak
a.Kaspul Anwar kawin dengan Fatimah , mempunyai anak
b. khairiyah kawin dengan maliki , mempunyai anak :
1. salman
c. rustam ( Meninggal Dunia )
d. Rusminah kawin denganRD. Syarnoebi , mempunyai anak :
e.Jamila
f.Lina
III. Sitti Mujelis kawin dengan Baijuri , mempunyai anak :
1. Masabi
2. Mastra
3. Muhamad
16. Alooh Sapiah , , istri Busalih gelar panglima batu Amping ( tidak beranak )
17. …..( Bintang), orang tua dari :
1. Anang usuf bin h. Bukhari Ulama di pamangkih
2. Abdusamat
3. Maksid
Raja Kusan I: Pangeran Muhammad Aminullah (1734-1759)
Raja Kusan II: Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah (1786)
Raja Kusan III: Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad sebagai raja Bangkalaan, Batulicin, Kusan (1830-1840).[10] Pangeran Aji Musa meninggal pada bulan Januari 1840.[11]
Raja Kusan IV: Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa Raja Bangkalaan(1840-1845), mangkubumi Gusti Jamaluddin, berkedudukan di negeri Kusan sendiri.
Raja Kusan V: Pangeran Jaya Sumitra bin Pangeran Haji Musa (sejak 1845), sebagai mangkubumi Pangeran Abdul Kadir, berkedudukan di negeri Kusan sendiri. Pangeran Jaya Sumitra pindah kampung Salino di pulau Laut dan menjadi Raja Pulau Laut I.
Pangeran Abdul Khadir (Raja Sigam) bin Pangeran Haji Musa, Raja negeri Kusan, Batulicin & Pulau Laut.[12][13] Belakangan negeri Kusan diserahkan kepada Raja Pagatan.
La Paliweng Arung Abdul Rahim, Raja negeri Pagatan dan Kusan
Arung Palewan Abd al-Rahim I (1838-1855) [anak Hasan]
PENGGABUNGAN PAGATAN DAN KUSAN
RAJA PAGATAN DAN KUSAN
Raja Arung Abd al-Karim (1855-1871) [anak Arung Palewan Abd al-Rahim I]
Raja Arung Abd al-Dżabbar (1871-1875; regencja 1871-1875) [saudara lelaki]
Ratu Arung Daeng Mengkau (Makau) (1875-1883) [saudara perempuan]
Sjarif Taha dengan Batulicin (regent 1883-1885) [menantu Abd a-Rahima II]
Pangeran Mangkoe Boemi Daëng Machmoed (regent 1885-1893) [anak Mengkau]
Raja Arung Abd al-Rahim II Andi Sallo (1893-1908) [saudara lelaki]
Kerapatan (regent) (1908-1912)
Pangeran Jaya Sumitra
Pangeran Djaja Soemitra adalah anak dari pangeran M. Nafis dan menjadi Raja Kusan IV tahun 1840-1850, kemudian ia pindah ke Kampoeng Malino dan menjadi Raja Pulau Laut I pada tahun 1850-1861
Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe
Kerajaan Kusan merupakan salah satu daerah leenplichtige landschappen dalam Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178.
^ abTruhart P., Regents of Nations. Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present. A Biographical Reference Book, Part 3: Asia & Pacific Oceania, München 2003, s. 1245-1257, ISBN 3-598-21545-2.