Brodie menemukannya pada tahun 1873 dengan mengalirkan arus listrik ke karbon monoksida.[1][2]Marcellin Berthelot menciptakan nama karbon suboksida,
[3]
manakala Otto Diels kemudian menyatakan bahwa nama yang bersifat lebih organik seperti dikarbonil metana dan dioksalena jugalah tepat.
Beberapa cara lain untuk sintesis dan reaksi karbon dioksida dapat ditemukan pada tinjauan ulang tahun 1930 oleh Reyerson.[6]
Karbon suboksida berpolimerasi secara spontan menjadi padatan merah, kuning, atau hitam. Struktur padatan ini dipostulatkan berupa poli(α-pironik), mirip dengan struktur pada 2-Pyron (α-Pyrone).
[7][8]
Pada tahun 1969, diajukan bahwa warna permukaan daratan Mars berasal dari senyawa ini, namun hal ini terbukti tidak benar pada misi Viking.[9]
^
M. Ballauff, L. Li, S. Rosenfeldt, N. Dingenouts, J. Beck, P. Krieger-Beck (2004). "Analysis of Poly(carbon suboxide) by Small-Angle X-ray Scattering". Angewandte Chemie International Edition. 116 (43): 5843–5846. doi:10.1002/anie.200460263.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^A. Ellern, T. Drews, K. Seppelt (2001). "The Structure of Carbon Suboxide, C3O2, in the Solid State". Zeitschrift für anorganische und allgemeine Chemie. 627 (1): 73–76. doi:10.1002/1521-3749(200101)627:1<73::AID-ZAAC73>3.0.CO;2-A.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^William T. Plummer & Robert K. Carsont (1969). "Mars: Is the Surface Colored by Carbon Suboxide?". Science. 166: 1141. doi:DOIPeriksa nilai |doi= (bantuan).Teks "10.1126/science.166.3909.1141" akan diabaikan (bantuan); Parameter |doi_brokendate= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)