Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2. Senyawa ini merupakan gas beracun dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh gunung berapi dan beberapa pemrosesan industri. Karena batu bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa belerang, hasil pembakarannya juga menghasilkan gas belerang dioksida walaupun senyawa belerangnya telah dipisahkan dulu sebelum dibakar. Oksidasi lanjut dari SO2, dibantu dengan katalis seperti NO2, akan membentuk H2SO4, sehingga akan membentuk hujan asam.[2]
Produksi
Skala laboratorium
Belerang dioksida dapat disintesis di laboratorium dengan mereaksikan natrium sulfit (Na2SO3) dan asam sulfat. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Na2SO3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O + SO2
Belerang dioksida juga dapat disintesis melalui reaksi reduksi asam sulfat pekat panas menggunakan logam tembaga sesuai persamaan reaksi berikut:
Cu + 2 H2SO4 → CuSO4 + 2 H2O + SO2
Pembakaran belerang
Secara komersial, produksi belerang dioksida dapat dilakukan dengan pembakaran belerang. Belerang dapat terbakar di udara jika suhu mencapai 250 °C dan menghasilkan api berwarna biru. Kadar belerang dioksida yang dapat dihasilkan bervariasi tergantung pada kesetimbangan adiabatik suhu yang tercapai, antara 6,5% pada suhu 800 °C sampai 20% pada suhu 1750 °C
Persamaan reaksi yang terjadi: S + O2 → SO2
Pembakaran pirit
Mineral pirit (FeS2) ketika dibakar dapat menghasilkan gas belerang dioksida dan senyawa besi oksida. Kadar belerang oksida yang dapat dihasilkan melalui pembakaran pirit dapat mencapai 8%.
3 FeS2 + 8 O2 → Fe3O4 + 6 SO2
Reduksi gipsum
Daerah yang tidak terdapat sumber mineral pirit dan belerang dapat secara komersial memproduksi gas belerang dioksida dengan mereduksi gipsum (CaSO4) menggunakan karbon pada suhu 900 - 1200 °C. Tahapan reaksi yang terjadi mengikuti persamaan berikut:
4 CaSO4 + 2 C → CaS + 3 CaSO4 + 2 CO2
CaS + 3 CaSO4 → 4 CaS + 4 SO2[3]
Gejala yang dapat ditimbulkan
Belerang dioksida merupakan gas beracun. menghirup gas tersebut dapat mengakibatkan batuk-batuk, sesak nafas dan/atau kesulitan dalam bernafas, iritasi pada saluran pernafasan, peradangan pada saluran pernafasan, infeksi saluran pernafasan, kerusakan sistem pernafasan, dan dapat berakibat fatal dan/atau kematian.[4][5]
Referensi
- ^ Lide, David R., ed. (2006). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-87). Boca Raton, Florida: CRC Press. ISBN 0-8493-0487-3.
- ^ Holleman, A. F.; Wiberg, E. (2001), Inorganic Chemistry, San Diego: Academic Press, ISBN 0-12-352651-5
- ^ Schroeter, Louis C (1966). Sulfur Dioxide Applications in Foods,Beverages, and Pharmaceuticals. London: Pergamin Press Inc. ISBN 9780080114323.
- ^ "Waspadai Bahaya Polusi Udara terhadap Kesehatan Paru-paru". Alodokter. 2018-02-27. Diakses tanggal 2021-10-06.
- ^ "Sulfur Dioksida". gawpalu.id. Diakses tanggal 2021-10-06.
Pranala luar