Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. Anda dapat membantu untuk menyuntingnya.
Alodokter adalah perusahaan layanan konsultasi kesehatan daring berupa situs web dan aplikasi. Alodokter didirikan pada tahun 2014 dan memiliki berbagai layanan seperti informasi kesehatan, telekonsultasi, dan proteksi kesehatan.[1] Pada tahun 2019, Alodokter juga meluncurkan platform Alomedia yang ditunjukan bagi para dokter.[2]
Layanan kesehatan berbasis digital yang ditawarkan oleh Alodokter antara lain adalah fitur chat, membuat janji dengan dokter, e-pharmacy, informasi atau artikel kesehatan, hingga proteksi kesehatan.[3]
Sejak Mei 2020, Alodokter mendukung Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam memberikan program layanan kesehatan khusus berupa pendampingan melalui telekonsultasi dokter pribadi gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri.[4] Di bulan Agustus 2021, Alodokter juga bekerjasama dengan kepolisian RI membantu program vaksinasi Covid-19 gratis yang dijalankan oleh pemerintah.[5]
Sejarah
Alodokter pertama kali didirikan di tahun 2014 oleh Suci Arumsari, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur, bersama rekannya Nathanael Faibis yang juga menjabat sebagai CEO. Ide untuk mendirikan Alodokter datang dari rasa bingung dan frustasi Suci yang membutuhkan waktu empat tahun untuk mencari dokter yang tepat saat didiagnosa penyakit genetik langka di bagian tulang belakang.[6]
Alodokter dimulai dari situs web yang menyediakan artikel-artikel kesehatan dari pakar kesehatan. Di tahun 2016, Alodokter berkembang dengan fitur konsultasi dengan dokter melalui aplikasi. Dalam fitur ini, Alodokter berkerjabsama dengan dokter umum dan spesialis untuk memberikan konsultasi kesehatan bagi pengguna.[7]
Pada tahun 2017, Alodokter menempati peringkat ke-enam dalam daftar 10 Startup dengan pendanaan tertinggi di Indonesia dengan pendanaan sebesar USD 9 juta.[8] Pada Oktober 2019, Alodokter mendukung Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mempersiapkan para dokter menghadapi era digital dengan meluncurkan Alomedia,[9]. Platform untuk dokter mempelajari materi dan mengikuti ujian secara daring untuk pengajuan Satuan Kredit Profesi (SKP) yang diperlukan untuk memperbarui izin praktik.
Sampai tahun 2021, Alodokter telah mencapai 30 juta pengguna aktif setiap bulan dengan dukungan 43.000 dokter[10].Selama pandemi COVID-19 berlangsung, Alodokter juga memberikan layanan informasi dan edukasi bagi masyarakat dengan mengikuti pedoman dari pemerintah.[11]
Pendanaan
Alodokter mendapatkan pendanaan awal dari 4 pemodal ventura global yaitu 500 Startups, Golden Gate Ventures, Lim Dershing, dan Pegasus Tech Ventures sebesar USD 600.000 pada tahun 2015.[12] Pada tahun-tahun berikutnya, Alodokter kembali mendapatkan suntikan dana dari Golden Gate Ventures bersama 500 Startups dan Lim Dershing sebesar USD 2,5 juta,[13] dari SoftBank Ventures Korea sebesar USD 9 juta,[14] dari SequisLife, Philips, Heritas Capital, Hera Capital, Dayli Partners dan lainnya sebesar USD 33 juta.[15]
Di bulan November 2020, Alodokter mendapatkan pendanaan tambahan dari anak perusahaan Telkom Group MDI Ventures sebagai lanjutan dari pendanaan Series C sebesar USD 33 juta di tahun 2019.[16] Di bulan Juni 2021, Alodokter kembali mendapatkan pendanaan dengan jumlah yang tidak disebutkan dari MDI Ventures dan Samsung Venture. CEO Alodokter Nathanael Faibis menyatakan bahwa dengan mengintegrasikan ekosistem Alodokter dengan BUMN, diharapkan mereka dapat menyediakan akses layanan kesehatan berbasis teknologi ke lebih banyak pasien di seluruh Indonesia.[17]
Kerjasama Dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Sejak Mei 2020, Alodokter mempunyai program layanan kesehatan berupa pendampingan melalui telekonsultasi dokter pribadi secara gratis bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri dengan dukungan penuh dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Program yang dikembangkan oleh Kemenkes ini telah menjadi salah satu program pemerintah untuk menyediakan telekonsultasi dokter dan paket obat isolasi mandiri secara gratis bagi pasien COVID-19, yang juga diikuti oleh 10 telemedis dan mitra lainnya.[18]
Setelah uji coba di DKI Jakarta pada 7 Juli 2021, layanan ini kemudian memperluas layanan ke Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi sejak 14 Juli 2021. Layanan telemedis gratis ini di mulai dari proses pengambilan dan pemeriksaan sampel di laboratorium sampai mendapatkan pengiriman obat.[19] Kemenkes sendiri berencana untuk dapat mengembangkan layanan telemedis Covid-19 secara bertahap untuk mencakup ibu kota-ibu kota provinsi di seluruh Indonesia.[20]
Sampai bulan Agustus 2021, layanan telekonsultasi dokter pribadi dari Alodokter telah dimanfaatkan oleh 30.000 pasien COVID-19, dengan 1.000 pasien baru yang terdaftar setiap hari. Di luar layanan ini, Alodokter juga memberikan layanan berbayar yaitu konsultasi 24 jam dengan dokter spesialis dan menjadwalkan tes COVID-19 melalui aplikasi.[21]
Alodokter bersama dengan Kepolisian RI juga membantu program vaksinasi Covid-19 gratis yang dijalankan oleh pmeerintah. Program Gerakan Vaksinasi Merdeka yang digelar di 900 RW di DKI Jakarta dari tanggal 1-17 Agustus 2021.[22] Melalui platform Alomedia, Alodokter juga mengadakan program pelatihan vaksinator berkala bagi tenaga medis melalui Alomedika.[23]