PT Tokopedia merupakan perusahaan teknologi Indonesia dengan misi pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia. Visi perusahaan adalah untuk menciptakan ekosistem di mana siapa pun bisa memulai dan menemukan apa pun.[2] Hingga saat ini, Tokopedia termasuk marketplace yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.[3][4]
Tokopedia turut mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara daring dengan Pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Salah satu program kolaborasi yang diinisasi oleh Tokopedia adalah acara tahunan MAKERFEST yang diadakan sejak bulan Maret 2018.[5]
Pada 17 Mei 2021, Tokopedia dan Gojek mengumumkan resmi merger dan membentuk Grup GoTo.[6] Nama GoTo sendiri berasal dari singkatan Gojek dan Tokopedia dan juga berasal dari kata gotong-royong dengan misi untuk mendorong perubahan.[7]
Di tahun 2023, Tokopedia telah memberdayakan lebih dari 14 juta penjual terdaftar, menawarkan lebih dari 40 produk digital yang dapat mempermudah kehidupan, dan memiliki lebih dari 1,8 miliar produk yang terdaftar.
Sejarah
Tokopedia resmi diluncurkan ke publik pada 17 Agustus 2009 di bawah naungan PT Tokopedia yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada 6 Februari 2009. Sejak resmi diluncurkan, PT Tokopedia berhasil menjadi salah satu perusahaan internet Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat pesat.[8]
Pada tahun 2016, Tokopedia menghadirkan produk teknologi finansial. Produk fintech Tokopedia terdiri dari dompet digital, investasi terjangkau, kredit modal bisnis, kartu kredit virtual, produk proteksi, skoring kredit berdasarkan data untuk produk pinjaman, investasi, serta layanan keuangan lainnya[9]
Pada tahun 2017, Tokopedia meluncurkan produk Deals untuk membantu masyarakat Indonesia mendapatkan penawaran terbaik dari delapan kategori, termasuk Travel dan Activity. Produk ini dimaksudkan untuk membantu bisnis offline melebarkan sayap mereka secara online melalui Tokopedia.[10]
Pada tahun 2019, Tokopedia meluncurkan jaringan Gudang Pintar bernama TokoCabang di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Layanan gudang ini bertujuan untuk membantu para penjual di marketplace tersebut dalam memenuhi pesanannya. Pada tahun yang sama, Tokopedia juga menghadirkan Tokopedia Salam, sebuah platform yang mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berbagai pilihan produk dan layanan yang baik. Tokopedia Salam juga memiliki fitur halal filter yang membantu pengguna untuk menemukan produk halal secara mudah.[11]
Pada Maret 2022, layanan pemenuhan pesanan (fulfillment) Tokopedia yang sebelumnya bernama TokoCabang bertransformasi menjadi 'Dilayani Tokopedia'. Layanan ini sepenuhnya membantu penjual dari segi operasional bisnis. Layanan yang dihadirkan mulai dari penerimaan, pengemasan, pengiriman pesanan hingga penanganan jika ada kendala transaksi.[12]
Pada Maret 2023, Tokopedia mengumumkan jajaran kepemimpinan baru, dimana Melissa Siska Juminto kini memimpin Tokopedia sebagai Presiden unit bisnis E-Commerce sekaligus Direktur/Chief Human Resources Officer di GoTo.[13] Sebelumnya, Melissa merupakan COO Tokopedia sejak tahun 2018. Ia bergabung dengan Tokopedia sejak tahun 2012 sebagai Accounting and Finance Lead dan telah membangun berbagai tim di Tokopedia. Sementara itu, William Tanuwijaya bertransisi dari tanggung jawab eksekutifnya di Tokopedia dan mendedikasikan waktunya secara penuh di Grup GoTo.
Saat ini, Tokopedia sebagai bagian dari grup GoTo memfokuskan lini bisnisnya ke dalam tiga hal yaitu E-Commerce (Marketplace, Official Stores, Interactive Commerce, Instant Commerce dan Mitra Tokopedia), Logistik & Fulfillment, dan Marketing & Advertising Technology.
Pendanaan
PT Tokopedia mendapatkan pendanaan awal dari PT Indonusa Dwitama pada tahun 2009. Pada tahun-tahun berikutnya, Tokopedia kembali mendapat suntikan dana dari pemodal ventura global seperti East Ventures (2010),[14][15] Cyber Agent Ventures (2011),[16] Netprice (2012),[17] dan SoftBank Ventures Korea (2013).[18] Pada Oktober 2014, Tokopedia menjadi perusahaan teknologi pertama di Asia Tenggara yang menerima investasi sebesar USD 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun dari Sequoia Capital dan SoftBank Internet and Media Inc (SIMI).[19][20] Pada April 2016, Tokopedia kembali dikabarkan mendapatkan investasi sebesar USD 147 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun.[21]
Pada bulan Agustus 2017, Tokopedia menerima investasi sebesar USD 1,1 miliar dari Alibaba yang merupakan raksasa e-commerce asal Tiongkok.[22] CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan kucuran dana dari Alibaba ini merupakan investasi murni dan bukan mengakuisisi Tokopedia.[22] Bagi Alibaba keputusannya ini merupakan strategi agar semakin memperluas jaringannya di Indonesia dan Asia Tenggara setelah sebelumnya membeli saham Lazada.[23] Pada Desember 2018, Tokopedia kembali mengumumkan telah berhasil mendapat pendanaan senilai US$1,1 miliar (sekitar Rp16 triliun) dari sejumlah investor. Seri pendanaan tersebut dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group.[24] Valuasi Tokopedia setelah mendapatkan seri pendanaan ini diperkirakan mencapai US$7 miliar (sekitar Rp102 triliun).[24]
Penghargaan
Best Company in Consumer Industry dari Indonesia Digital Economy Awards 2016.[25]
Menjadi #3 Top Chart di Google Play
'Fastest Value Growth' dalam acara BrandZ™️ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands.
'Best Companies to Work For' dari HR Asia Awards.
Tokopedia Meraih Penghargaan Most Trusted Brand Dalam Ajang Selular Award 2022 yang digelar di Jakarta.[26]
Tokopedia Meraih Penghargaan UMKM's Most Favorite eCommerce Dalam Ajang Selular Award 2022 yang digelar di Jakarta.[26]
Akuisisi oleh TikTok
Pada tanggal 12 Desember 2023, TikTok, yang beroperasi di bawah naungan ByteDance, secara resmi mengumumkan akuisisi 75% saham Tokopedia. Nilai investasi ini mencapai 1,5 miliar dolar AS, atau sekitar 23,4 triliun rupiah. Kerjasama ini merupakan langkah TikTok untuk memperluas operasionalnya di sektor e-commerce Indonesia, khususnya melalui platform TikTok Shop. Meskipun TikTok kini memiliki porsi kepemilikan yang besar di Tokopedia, 25% saham Tokopedia tetap dipegang oleh GoTo, grup perusahaan yang sebelumnya menaungi Tokopedia. Kerjasama ini tidak mempengaruhi kepemilikan saham Tokopedia dalam PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo).[27][28]
Brand Ambassador
Pada tanggal 12 November 2014, Tokopedia secara resmi mengumumkan Chelsea Islan sebagai brand ambassador yang merepresentasikan Tokopedia.[29] Pada 21 Oktober 2015, Isyana Sarasvati menjadi brand ambassador yang mewakili Tokopedia.[30]
Pada 7 Oktober 2019, Tokopedia mengumumkan grup musik asal Korea Selatan, BTS menjadi brand ambassador baru untuk Tokopedia.[31] BTS adalah grup mega bintang global asal Korea Selatan yang dinaungi oleh Big Hit Entertainment.[32] Pertumbuhan serta pencapaian luar biasa yang diraih oleh BTS berhasil memecahkan rekor dalam beberapa tahun terakhir sehingga BTS ditetapkan sebagai persona brand Tokopedia.[33]
Pada Januari 2021, Tokopedia kembali menunjuk BTS sebagai brand ambassador Tokopedia. Kolaborasi Tokopedia dengan BTS yang dimulai sejak 2019 disambut antusiasme luar biasa dari masyarakat.
Selain kembali ditunjuknya BTS, pada Januari 2021 Tokopedia juga mengumumkan penunjukan mega bintang global asal Korea Selatan, BLACKPINK, sebagai brand ambassador Tokopedia lainnya. BLACKPINK adalah girl group Korea Selatan di bawah naungan YG Entertainment yang telah mencatatkan banyak prestasi di industri musik.[34][35]
Pada tanggal 18 Juli 2022, Tokopedia menunjuk Jerome Polin dan sejumlah kreator konten lainnya untuk bergabung ke dalam Tokopedia Squad sebagai kelompok brand ambassador Tokopedia.
Kontroversi
Kebocoran data
Pada bulan Mei 2020, data dari 91 juta akun pengguna Tokopedia diretas oleh pihak tak bertanggung jawab.[36] Data para pengguna Tokopedia tersebut dijual dengan harga US$5.000.[37] Komunitas Konsumen Indonesia pun melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menuntut Tokopedia untuk membayar denda administratif sebesar 100 juta rupiah.[38]
Meskipun demikian, Tokopedia telah memastikan bahwa kata sandi pengguna aman karena telah dienkripsi dengan enkripsi satu arah. Selain itu, Tokopedia juga bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara untuk melakukan investigasi atas kejadian ini. Sebagai langkah pencegahan kedepannya, Tokopedia menunjuk institusi independen kelas dunia yang memiliki spesialisasi di bidang keamanan siber dalam membantu investigasi dan identifikasi langkah-langkah yang diperlukan guna lebih meningkatkan lagi perlindungan data para pengguna Tokopedia.[39]