Islam adalah kelompok keagamaan terbesar setelah Ireligius, Kristen dan Hindu. Menurut sensus resmi Selandia Baru pada tahun 2006, terdapat sekitar 37.000 muslim di Selandia Baru, membentuk 0.9% dari total populasi negara[1]
Demografi
Kebanyakan mereka beraliran Sunni dan Syiah. Terdapat pula Ahmadiyah yang berjumlah 400 orang.[2] Saat ini, sekitar dua per tiga muslim Selandia Baru tinggal di Auckland. Selain itu, Hamilton, Wellington, dan Christchurch juga merupakan kota-kota di mana umat Islam hidup berat.[3]
Muslim adalah kelompok agama yang paling cepat berkembang di Selandia Baru dengan populasi meningkat enam kali lipat antara tahun 1991 dan 2006. Muslim sekarang merupakan sekitar 1% dari populasi. Mayoritas (77%) Muslim Selandia Baru lahir di luar negeri dengan proporsi terbesar diidentifikasi sebagai India (29%) dan sebagai anggota kelompok Timur Tengah (21%) seperti Arab, Iran dan Irak (Departemen Pembangunan Sosial, 2008).[4]
Berikut merupakan persentase umat Muslim menurut wilayah di Selandia Baru pada tahun 2018.
Sensus 2018[5]
Daftar Wilayah
|
Muslim
|
%
|
Auckland
|
40.221
|
2.60%
|
Bay of Plenty
|
642
|
0.25%
|
Canterbury
|
4.512
|
0.75%
|
Gisborne
|
78
|
0.16%
|
Hawke's Bay
|
660
|
0.40%
|
Manawatū-Whanganui
|
1.641
|
0.69%
|
Marlborough
|
63
|
0.13%
|
Nelson
|
99
|
0.19%
|
Northland
|
324
|
0.18%
|
Otago
|
1.593
|
0.71%
|
Southland
|
324
|
0.33%
|
Taranaki
|
531
|
0.45%
|
Tasman
|
54
|
0.10%
|
Waikato
|
4.329
|
0.94%
|
Wellington
|
4.008
|
1.10%
|
West Coast
|
66
|
0.21%
|
Total
|
59.145
|
1.32%
|
Berikut merupakan persentase umat Muslim di Selandia Baru menurut umur yang bersumber dari sensus resmi Selandia Baru pada tahun 2018.
Sensus 2018[6]
Usia Muslim
|
%
|
0 hingga 4 tahun
|
9.7%
|
5 hingga 9 tahun
|
9.5%
|
10 hingga 14 tahun
|
7.4%
|
15 hingga 19 tahun
|
6.4%
|
20 hingga 24 tahun
|
8.6%
|
25 hingga 29 tahun
|
9.8%
|
30 hingga 34 tahun
|
11.2%
|
35 hingga 39 tahun
|
9.7%
|
40 hingga 44 tahun
|
6.7%
|
45 hingga 49 tahun
|
5.4%
|
50 hingga 54 tahun
|
4.6%
|
55 hingga 59 tahun
|
3.7%
|
60 hingga 64 tahun
|
2.8%
|
65 hingga 69 tahun
|
1.9%
|
70 hingga 74 tahun
|
1.2%
|
75 hingga 79 tahun
|
0.75%
|
80 hingga 84 tahun
|
0.34%
|
85 hingga 89 tahun
|
0.13%
|
Lebih dari 90 tahun
|
0.06%
|
Total
|
100.0%
|
Sejarah
Islam telah tiba di Selandia Baru pada tahun 1780-1784. Pada periode inilah Islam mulai diakui sebagai agama resmi. Abdullah Drury menyebut bahwa kebanyakan muslim Selandia Baru berasal dari India. Pada awal abad ke-19, Istilah Islam telah populer di beberapa bagian Eropa. Namun di Selandia Baru, hal ini dianggap baru. Menurut FIANZ, pada tahun 1850, adalah bagian awal dari bermukimnya keluarga muslim yang terkonsentrasi di Christchurch. Sebuah majalah edisi 13 Maret 1858, memberitakan bahwa ia mencatat satu kasus di Pengadilan Tinggi Lyttleton dengan dua orang saksi, yaitu sepasang suami istri yang disumpahi dengan terjemahan Al-Qur’an dengan Bahasa Inggris. Pada tahun 1859 dan 1861, mereka melahirkan 4 anak. Populasi Muslim bertambah pada abad ke-20. Sejarah datangnya Islam dapat ditelusuri kembali melalui kedatangan 3 laki-laki Gujarat yang tiba pada tahun 1906-1920. Islam mulai berkembang pada tahun-tahun pini hingga sekarang.[7]
Masjid dan insiden
Menurut perkiraan, ada 48 masjid yang tersebar di Selandia Baru. Hampir seluruh kota besar di Selandia Baru telah memiliki masjid yang cukup layak.
Masjid yang cukup terkenal yaitu masjid Al Noor, Christchurch yang terletak di Christchurch. Ini merupakan masjid yang cukup terkenal karena ini merupakan masjid yang terkenal paling selatan di dunia hingga tahun 1999.[8]
Terdapat pula sebuah masjid yang terletak di Christchurch yaitu Linwood Islamic Centre yang diketahui dibuka pada tahun 2018 dan merupakan masjid bekas gereja.[9]
Pada tanggal 15 Maret 2019, masjid Linwood Islamic Centre bersama dengan Masjid Al Noor, Christchurch sasaran penembakan dalam tragedi Penembakan masjid Christchurch. 7 orang di masjid Linwood meninggal dunia. Jumlah korban dilaporkan bahwa 10 orang meninggal dunia dan 3 diantaranya berada di luar masjid.[10]
Referensi