Islam di Makau merupakan agama minoritas di wilayah tersebut. Saat ini terdapat lebih dari 400 Muslim di Makau, di mana mereka menyebut diri mereka sebagai Masyarakat Islam Makau.[1] Menurut Persatuan Islam Hong Kong, jika dihitung dengan seluruh pekerja asing muslim (seperti dari Bangladesh, India, Indonesia dan Pakistan), Muslim di Makau berjumlah lebih dari 10.000 orang.[2]
Sejarah
Dinasti Yuan
Islam telah hadir di Makau sejak Dinasti Yuan. Umumnya diceritakan bahwa Islam dibawa ke Makau oleh para pedagang dari Timur Tengah dan Persia hingga zaman Dinasti Qing.[3] Beberapa bukti ini dapat ditemukan di Pemakaman Muslim di dekat Masjid Makau, di mana terdapat beberapa makam yang tertanggal ratusan tahun yang lalu.[4][5]
Selama Perang Dunia II, banyak orang Hui kabur ke daerah portugis Makau dari Republik Tiongkok untuk menghindari kehancuran dari perang. Banyak dari mereka berasal dari provinsi Zhaoqing di Kwangtung. Namun, banyak dari mereka yang pindah ke Hong Kong setelah akhir perang dunia.[7] Beberapa Muslim juga datang ke Makau dari Tiongkok bagian barat laut setelah akhir Perang Saudara Tiongkok pada tahun 1949.[8]
Selama sepuluh tahun terakhir, komunitas Muslim di Makau telah mengalami perkembangan beberapa kali lipat, yaitu lebih dari 10.000 dengan adanya kedatangan pekerja Muslim dari Asia Selatan dan Asia tenggara, yang bekerja di berbagai sektor di Makau.
Masjid
Makau saat ini memiliki satu masjid, yaitu Masjid Makau, yang terletak di 4 Ramal Dos Moros di Our Lady of Fatima, Paroki. Masjid ini dibangun pada tahun 1980-an oleh orang-orang Muslim dari generasi kedua selama portugis memerintah di Makau. Masjid ini biasanya ramai pada hari minggu, di mana sebagian besar karyawan sedang lepas dari kesibukan hari kerja.
Perayaan Islam
Setiap tahun selama Idul Adha, umat Muslim di Makau berkumpul di Masjid Makau untuk merayakan perayaan Islami dengan melakukan doa dan pemotongan hewan bagi yang membutuhkan dan miskin.[9][10] hal yang sama juga terjadi pada hari raya Idul Fitri yang diadakan di masjid.[11]
Pemakaman Muslim
Makau memiliki satu pemakaman Muslim. Dibangun pada tahun 1854, yang terletak di dalam komplek Masjid Makau. Memiliki beberapa arsitektur persia, dan memiliki beberapa aksara Persia, bahasa arab, bahasa Tionghoa, bahasa inggris dan portugis. Beberapa makam tertanggal ratusan tahun yang lalu. Pemakaman ini terdiri dari sekitar 120 kuburan.
Makanan Muslim
Ada beberapa restoran Halal dan toko yang menjual makanan Halal di Makau, baik di Makau Peninsula maupun di Taipa.[12][13][14] restoran Halal pertama di Makau diluncurkan pada tahun 2012, yang mana sering dipanggil 'Rasa India (Taste of India)', terletak di Makau Fisherman's Wharf, melayani masakan Halal India dan portugi. Dibutuhkan waktu 3 tahun untuk mendapatkan sertifikasi Halal.[15]
Nama Muslim
Muslim Makau biasanya memiliki nama khas seperti Fatimah, Soraya, Umar dll.
Mayoritas Muslim atau Organisasi Muslim terkait di Makau
Islamic Association Makau (Persatuan Muslim Makau)
Persatuan Muslim Makau (IAM; Hanzi: 澳門伊斯蘭會; portugis: Associação Islâmica de Makau) adalah sebuah organisasi Islam di Makau yang didirikan pada tahun 1935.[16] markas besar organisasi ini terletak di Masjid Makau .[17]Persatuan Muslim Hong Kong di Hong Kong menyediakan anggaran tahunan dan subsidi untuk IAM. Sehingga asosiasi ini dapat terus mendukung kepentingan umat Islam di Makau dan dapat menyebarkan Islam di wilayah tersebut. Saat ini Presiden IAM adalah Ahmed Din Khan dan Wakil Presiden adalah Fazal Ayah.
Kelompok Peduli Tenaga Kerja Imigran Indonesia
Kelompok Peduli Tenaga Kerja Imigiran Indonesia didirikan pada tahun 2009 di Makau. Kelompok ini membantu pekerja Indonesia di Makau, seperti menjelaskan tentang hukum imigrasi Makau, dokumen-dokumen kepegawaian terjemahan, dll. Kelompok ini sekarang memiliki sekitar 350 anggota. Mereka menawarkan kelas bahasa inggris, kursus komputer dan memiliki banyak kegiatan, seperti kunjungan ke rumah tua, kampanye AIDS, kompetisi hip-hop, dan sebagainya.
Pariwisata Muslim
Untuk menarik lebih banyak wisatawan Muslim dari Asia Tenggara, Pemerintah Pariwisata Makau telah melakukan beberapa upaya untuk memberikan persepsi baru bahwa Makau tidak hanya sebuah wilayah yang main-main. Selama dua tahun terakhir, pemerintah telah terlibat dalam seminar tentang praktik-praktik Muslim selama perjalanan wisata, mendorong lebih banyak restoran untuk mendapatkan sertifikasi halal dari Hong Kong dan meminta hotel untuk merekonstruksi lobi mereka sehingga pengunjung tidak perlu pergi melalui kasino ketika pergi ke restoran atau kamar mereka.[18]
Isu-isu kontemporer
Muslim di Makau sering dihadapkan dengan masalah ketersediaan waktu untuk salat, karena kebanyakan dari mereka hanya memiliki sekali waktu istirahat kerja, yang tidak cukup untuk melakukan salat sehari-hari. Beberapa pekerja muslim wanita juga kadang-kadang mengalami kesulitan untuk tetap mengenakan jilbab saat bekerja, meskipun hal ini tidak pernah menjadi isu utama di Makau.