Islam di Sri Lanka adalah agama Islam yang dipraktikkan oleh sekelompok minoritas yang membentuk sekitar 10% dari populasi penduduk Sri Lanka. Angka ini menunjukkan ada sekitar 1.711.000 orang muslim. Komunitas muslim dibagi menjadi tiga kelompok etnis utama yaitu: Sri Lanka Moors, muslim India, dan Melayu yang masing-masing dengan sejarah dan tradisi berbeda. Sikap di antara mayoritas orang di Sri Lanka adalah dengan menggunakan istilah "muslim" sebagai suatu kesatuan kelompok etnis tanpa membedakan daerah asalnya.
Etnis Moor Sri Lanka merupakan etnis muslim terbesar sekitar 92% dari keseluruhan muslim di sana, disusul oleh etnis Melayu sekitar 5% dan etnis India. Masyarakat dan pemerintah, menyebut semua etnis muslim tersebut dalam satu kesatuan sebagai “etnis muslim” secara khusus ditujukan kepada muslim Moor Sri Lanka. Yang lebih menarik adalah etnis Shinhala yang beragam Islam pun turut disebut sebagai “Etnis Muslim”.
Tahun 1980 pemerintah Sri Lanka membentuk Departemen Urusan Agama dan Budaya Islam, khusus menangani kepentingan muslim Sri Lanka, juga merupakan sikap tegas pemerintah Sri Lanka terhadap usaha Etnis Tamil yang berupaya menjadikan muslim Sri Lanka sebagai bagian dari Etnis Tamil. Pemerintah Sri Lanka yang dikuasai oleh Etnis Shinhala menentang usaha tersebut dan tetap menjadikan umat Islam di sana sebagai ‘etnis muslim’ dengan identitasnya sendiri. Selain muslim Suni (mazhaf Syafi’I dan Hanafi) serta komunitas kecil Shiah, Komunitas Ahmadiyah di Sri Lanka sudah berdiri sejak tahun 1915, tetapi muslim Sri Lanka menganggap Ahmadiyah bukan bagian dari Islam.[1]
Saat ini ada sekitar 5000 masjid di Sri Lanka yang senantiasa berkoordinasi dengan Departemen urusan agama dan Budaya Islam Sri Lanka. Selain masjid, ada sekitar 749 sekolah Islam dan 205 madrasah di Sri Lanka yang mengajarkan pendidikan Islam, salah satu sekolah Islam ternama di Sri Lanka adalah Zahira College di Kolombo. Zahira College merupakan sekolah Islam pertama di Sri Lanka, dibangun pada tahun 1892 oleh tokoh muslim Sri Lanka I. L. M. Abdul Aziz dan Arasi Marikar Wapchie Marikar dengan bantuan dana dari Ahmed Orabi Pasha. Awalnya sekolah ini merupakan Madrasah bernama Al Madrasathul Zahira dan kini menjadi sekolah Islam terbesar dengan siswanya mencapai 4000 orang dan merupakan salah satu sekolah paling bergengsi di Sri Lanka. Di dalam kompleks sekolah ini terdapat masjid tertua di Sri Lanka, yang masih eksis hingga kini. muslim Sri Lanka juga memiliki universitas Islam di Beruwala (Jamiya Naleemiya).
Sejarah Islam di Sri Lanka
Dengan kedatangan pedagang-pedagang Arab pada kurun ke-8, Islam mulai berkembang di Sri Lanka. Golongan pertama yang menganut agama Islam ialah para pedagang Arab dan istri keturunan mereka yang dinikahi setelah memeluk Islam. Pada kurun abad ke-15, pedagang-pedagang Arab telah menguasai banyak perdagangan di Samudra Hindia termasuklah Sri Lanka. Banyak di antara mereka yang bermukim di pulau itu lalu melakukan penyebaran Islam. Tetapi orang Portugis tiba pada abad ke-16, banyak keturunan muslim mereka (Orang Moor Sri Lanka) telah ditindas lalu memaksa mereka berhijrah ke pegunungan Tengah dan ke kawasan pantai timur negara itu.
Semasa kurun-kurun ke-18 dan 19, orang Islam Jawa dan Melayu dibawa masuk oleh penjajah Belanda dan Inggris lalu menyumbang kepada pertumbuhan populasi muslim di Sri Lanka. Keturunan mereka, kini adalah orang Melayu Sri Lanka, menerima pakai beberapa tradisi Islam orang Moor Sri Lanka di samping juga menyumbang amalan budaya Islam mereka yang unik kepada kumpulan-kumpulan muslim lain di pulau tersebut.
Kedatangan orang Islam dari India semasa kurun ke-19 dan 20 juga menyumbang kepada perkembangan Islam di Sri Lanka. Terutamanya orang Islam Pakistan dan India telah memperkenalkan Islam ala Syiah dan mazhab Hanafi ke dalam Sri Lanka walaupun kebanyakan orang Islam di pulau itu masih berpegang teguh pada amalan tradisional Islam Sunni.
Muslim Moor Sri Lanka
Islam masuk ke Sri Lanka dimulai pada abad ke-8 Masehi dibawa oleh para pedagang pedagang Arab, sejak itu Islam mulai berkembang di Sri Lanka. Sejarawan Islam Ibnu Batutah pernah menyinggahi pelabuhan Kolombo pada abad ke 14M dan menulis dalam catatannya tentang Kolombo yang disebutnya sebagai Kalanpu. Pada abad ke 15M pedagang Arab sudah menguasai jalur perdagangan di kawasan Samudera India termasuk Sri Lanka. Banyak di antara mereka yang kemudian menetap di sana dan turut memperkuat syiar Islam.
Tahun 1505 penjelajah Portugis di bawah pimpinan Lourenço de Almeida mulai masuk ke Sri Lanka Lanka lalu membuat perjanjian dagang dengan raja Kotte Parakramabahu VIII (1484–1508), tetapi kemudian berubah menjadi penjajahan Portugis atas Sri Lanka, umat Islam mulai ditindas, termasuk dipaksa untuk pindah ke pedalaman dan pantai timur Sri Lanka. Portugis yang secara tradisi memusuhi muslim Moor (Maroko) tetangganya di Afrika, kemudian menyamaratakan semua muslim yang ditemuinya sebagai musuh dan menyebutnya dengan sebutan Moor atau Moro, terutama kepada muslim Arab. Itu sebabnya Portugis juga menyebut semua muslim Arab di Sri Lanka dengan sebutan Moor. Sebutan itu menjadi satu nama yang terwariskan hingga kini di Sri Lanka.
Muslim yang tinggal di kawasan Pettah membangun sebuah masjid yang sangat impresif dengan rancangan unik mirip sebuah bangunan istana gula-gula dengan warnanya yang berlapis-lapis merah dan putih seperti kue lapis. Masjid ini begitu terkenal di kota Kolombo sampai sampai disebut sebagai mercu tandanya kota Kolombo sejak selesai dibangun tahun 1909 hingga kini. Masjid tersebut terkenal dengan nama masjid Pettah atau Saman Kotai, aslinya bernama Masjid Jami Ul-Alfar.
Muslim India - Sri Lanka
Muslim India pertama kali masuk ke Sri Lanka pada masa penjajahan Portugis lalu gelombang berikutnya masuk pada masa penjajahan Inggris (saat itu India juga di bawah jajahan Inggris). Yang paling dikenal adalah muslim dari Pakistan dan India selatan yang memperkenalkan mazhab Hanafi dan Syiah. Mereka masuk ke Sri Lanka untuk mencari peluang usaha. Mayoritas muslim India berasal dari Tamil Nadu dan Kerala (Kerala terkenal dengan masjid Jami’ Cheraman, masjid pertama di India, sudah pernah diulas dalam posting sebelumnya di blog ini).
Sedangkan muslim Memon berasal dari Sindh (kini masuk ke dalam wilayah Pakistan). Tahun 1980 jumlah muslim India di Sri Lanka ada sekitar 3000 jiwa, mereka juga muslim suni, mengikuti mazhab Hanafi. Salah satu masjid warisan dari muslim India di Sri Lanka adalah masjid Al Jami ul Azhar Jumma Mosque di kota Kurunegala. Masjid Muslim India ini cukup besar dan indah, kini menjadi masjid Jami’-nya kota Kurunegala, Letaknya tak jauh dari Masjid Jum’ah Melayu Kurunegala.
Muslim Melayu Sri Lanka
Pada abad ke 18, muslim Melayu dari Indonesia (Jawa) dan Melayu masuk ke Sri Lanka dibawa oleh penguasa Belanda. Kala itu baik Indonesia, Malaysia dan Sri Lanka sama-sama di bawah penjajahan Belanda. Muslim Melayu yang masuk ke Sri Lanka merupakan tentara resimen Melayu bentukan Belanda untuk ditempatkan di Sri Lanka dan para tahanan Politik dari Indonesia yang dibuang ke sana. Muslim dari Indonesia terdiri dari para bangsawan, tokoh masyarakat, ulama beserta keluarganya yang menentang penjajahan Belanda.
Ada sekitar 50 ribu jiwa keturunan mereka kini yang di Sri Lanka, mereka mengadaptasi beberapa tradisi Moor Sri Lanka namun tetap mempertahankan tradisi Melayu termasuk penggunaan Bahasa Melayu di lingkungan mereka sendiri hingga kini. Sama seperti di Indonesia dan Malaysia, muslim Melayu Sri Lanka merupakan muslim sunni dan berpegang pada mazhab Safi’i. Berikut ini beberapa masjid di Sri Lanka yang memiliki ‘keterkaitan’ dengan Melayu Indonesia dan Malaysia.
Demografi
Sebaran geografi
Berikut merupakan jumlah dan persentase umat Islam per distrik di Sri Lanka.[2]