"Hergé" [ɛʁʒe] adalah pelafalan bahasa Prancis untuk "R.G.", kebalikan singkatan namanya. Karyanya yang paling terkenal dan penting adalah Petualangan Tintin, yang ia tulis dan lukis dari tahun 1929 hingga kematiannya pada 1983, yang menyisakan album ke-24 nya, Tintin dan Alpha-Art yang tak terselesaikan. Karyanya tetap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap dunia komik, terutama di Eropa. Karya-karyanya yang monumental membuatnya mendapatkan penghargaan Penghargaan Eisner pada tahun 2003. Gayanya yang mempergunakan balon teks yang diimpor dari gaya penulisan komik di Amerika, menjadikannya dianggap sebagai bapak komik bergambar Eropa.[1]
Ciri-ciri yang penting dari kisah-kisah Petualangan Tintin termasuk penggambaran tokoh yang kuat, rasa realistis yang dihasilkan dari penelitian yang teliti dan luas, serta gaya menggambar ligne claire-nya. Para pembaca dewasanya sangat menikmati hubungan antara komik itu dengan kejadian-kejadian sejarah dan politik pada abad ke-20. Sebagai contoh, cerita Lotus Biru, terinspirasi oleh Insiden Mukden yang mengakibatkan perang antara Cina melawan Jepang pada tahun 1934. Tongkat Ottokar adalah contoh yang mengambil latar belakang cerita dari AnschlussHitler atau dari konteks perseteruan antara orang-orang Garda BesiRumania dan Raja Rumania, Carol II; dan pada cerita yang lainnya seperti Penculikan Lakmus menceritakan tentang Perang Dingin. Ia menjadi orang Belgia yang sangat tersohor di dunia internasional dan Tintin masih merupakan salah satu karya yang sangat digemari. Karya-karyanya sangat dipengaruhi oleh masa-masa mudanya di bidang kepanduan.
Seri lain yang juga ditulis dan digambarnya adalah Petualangan Yo, Susi dan Yokko dan Petualangan Quick dan Flupke. Setelah pengakuan dari dunia internasional dan pertemuannya kembali dengan Chang (1981), ia meninggal dunia karena leukemia pada tahun 1983. Sejak kematiannya, ia menjadi salah satu artis kontemporer terbesar dan telah menjual tidak kurang dari 200 juta album komik ke seluruh dunia, yang telah diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa di dunia. Saat ini, hak cipta atas karya-karyanya dipegang oleh jandanya Fanny Rodwell, di bawah perusahaan Moulinsart dan Yayasan Hergé.
Georges Prosper Remi dilahirkan di Jalan Cranz No. 25 di Etterbeek, sebuah distrik dari Brussel, pada 22 Mei1907 pada pukul 07.30.1 Ia dibaptis beberapa minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 9 Juni, di sebuah Gereja di kota, dengan ibu permandiannya adalah neneknya sendiri, Antoinette Roch.[3] Orangtuanya termasuk pada golongan menengah di Brussel. Ayah Hergé, Alexis Remi (1882–1970) adalah orang yang cukup terpandang, di mana ia bekerja di rumah butik pakaian untuk anak-anak, Van Roye Waucquez di Saint-Gilles. Sedangkan, ibu Hergé adalah Elizabeth Dufour (1882–1946) adalah seorang bekas penjahit wanita yang sudah tidak lagi bekerja.[4]
Alexis Remi, terlahir dari pernikahan antara seorang pembantu bernama Leonie Dewigne (1860–1901) dan Coisman Alexis, seorang pembuat lemari dari Brussel yang baru berusia 24 tahun ketika mereka menikah. Coisman Alexis (kakek dari Hergé) melaporkan sendiri kelahiran putra kembarnya di Balai Pencatatan Kelahiran Kota Anderlecht, sehingga mereka mendapatkan nama keluarga dari pihak ayahnya, yaitu: Alexis dan Léon.[3] Beberapa orang berpikir bahwa ayah sesungguhnya dari Alexis dan Léon adalah Gaston Count Errembault dari Dudzeele (1847–1929) yang bekerja di Chaumont-Gistoux.
Setelah bercerai dengan Coisman Alexis, Leonie Dewigne menikahi Philip Remi di bulan September1893,[3] dan Philip kemudian menganggap kedua anak tersebut sebagai anaknya. Kisah tantang latar belakang keturunan Hergé ini disebutkan dalam salah satu tulisan berbahasa Prancis dari Serge Tisseron, D'un secret de famille dans l'œuvre du futur Hergé. Keberadaan saudara kembar Alexis Remi yang bernama Leon, telah menginspirasi Hergé untuk menuangkannya dalam komiknya, khususnya dalam karakter si kembar Dupont dan Dupond, yang menunjukkan hubungan yang misterius antara ayah dan pamannya.[5]
Elizabeth Dufour, sebenarnya adalah seorang Flemish (suatu etnis di Belgia yang memiliki kekerabatan dekat dengan bangsa Belanda, dan mayoritas berdomisili di Belgia bagian Utara). Namun ia menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang Belgia sintetis.[6] Setelah melahirkan Georges Remi, keluarganya tidak pernah berhenti berpindah-pindah. Pada 26 Juni1908, mereka tinggal di Jalan Theux No. 34, Etterbeek, Belgia, yaitu rumah dari Joseph Dufour (1853–1914), seorang tukang pipa, dan Antoinette Roch (1854–1935), orang tua dari Elizabeth. Setelah itu, pada 12 Januari1912, mereka tinggal di Jalan Avenue Jules Malou No. 57, masih di Etterbeek. Pada 26 Maret di 1912, lahirlah seorang anak laki-laki bernama Paul Remi (1912–1986) di Ixelles. Kakak dan adik ini memiliki hubungan yang tidak terlalu akrab. Setelah berpindah-pindah, keluarga Alexis Remi akhirnya tinggal menetap di Jalan Theux No. 91, Ixelles, Belgia.[7]
Georges kecil adalah seorang anak yang sangat aktif dan mempunyai banyak keinginan, terlebih lagi ketika orang tuanya mengajak Georges kecil bepergian. Salah satu "obat" untuk membuatnya agak tenang adalah dengan memberikannya sebuah pensil dan kertas.[8] Salah satu hasil karyanya yang pertama adalah yang terdapat di belakang sebuah kartu pos yang digambar dengan memakai pensil biru, yang melukiskan tentang sebuah kereta api uap, sebuah dinding api, dan sebuah mobil pada sekitar tahun 1911.[3] Baru pada 29 September1913, Georges yang saat itu sudah berumur 6 tahun pergi bersekolah di Sekolah Komunitas Ateneo di Ixelles. Sayangnya, sekolah tersebut harus ditutup, kurang lebih setahun setelah Belgia diduduki oleh bala tentara Jerman, Wilhelm II (20 Agustus1914). Selama masa Perang Dunia II, pamannya, Léon Remi, memasuki wajib militer dan dikirimkan ke garis depan medan pertempuran di Yser pada paruh akhir Agustus1914, di mana ia bergabung dengan tentara Belgia untuk Perang Dunia I.[3] Sementara itu, setelah penyakit yang diderita oleh Elizabeth kambuh lagi pada September1994, keluarga ini pindah lagi ke alamat Jalan Tram no. 124 di Watermael-Boitsfort, pinggiran kota sebelah selatan Brussel, Belgia. Selama masa sekolahnya di Ixelles, Georges Remi banyak membuat gambar yang menceritakan bagaimana sulitnya seorang anak lelaki harus hidup di bawah bayang-bayang pendudukan bala tentara Jerman pada masa Perang Dunia II.[8][9]
Karena kesehatan Elizabeth kian memburuk, mereka kembali pindah ke Jalan Theux no. 34 di Etterbeek, Belgia pada Agustus1917.[3] Pada bulan Maret1918, Georges Remi membuat buku kumpulan puisi untuk teman wanitanya, Marie-Louise van Cutsem (Milou), yang digambar dengan tinta dan cat air. Lukisan tersebut menggambarkan seekor kelinci yang sedang memandangi sebuah telur yang pecah.[3] Pada 7 Oktober1919 dia mulai memasuki College Senior nomor 11 di Ixelles. Untuk menandai ulang tahun pertama gencatan senjata Perang Dunia II pada bulan November1919, ia menyusun sebuah mural patriotik besar yang terbuat dari kapur berwarna. Pada mural tersebut, digambarkan bahwa tentara Belgia sedang mencambuk tentara Jerman. Sebenarnya, ia menggambarkan guru seninya, Pak Stoffijn kata "Fine-Poussière".[10]
Georges Remi terlahir dalam keluarga Katolik kelas menengah golongan kanan. Pada 1919, pelindung ayahnya, Mr Waucquez, menyarankan Alexis Remi untuk memasukkan anaknya di lembaga Katolik. Namun, ia ditempatkan di sekolah kepanduan, Institut Saint-Boniface di Brussel. Oleh karena itu, ia selalu berada di lingkungan Katolik dan kepanduan hingga awal tahun 1950.[9]
Setelah bergabung dengan komunitas itu, pada 1920, ia memasuki Institut Saint-Boniface di Brussel yang dipimpin oleh Abbe Pierre Fierens, di mana ia saat itu sudah berumur 13 tahun. Di sekolah, ia menunjukkan nilai yang sangat baik dalam semua mata pelajaran, terutama mengenai menggambar.[8][11]
Pada 1918, Georges Remi telah bergabung dengan "Kepanduan Belgia", sebelum meninggalkannya pada 1921 untuk bersekolah di Institut Saint-Boniface. Ia merasa sangat sedih ketika harus berpisah dengan kegiatan kepanduannya.[8]
Pada awal 1920-an, sebagai seorang remaja, ia sangat senang dengan kegiatan kepanduannya dan itu adalah masa-masa terindah yang selalu dikenangnya. Dalam kepanduan, ia segera menjadi kepala regu "Tupai" dan mendapatkan nama julukan "rubah yang selalu penasaran" atau dalam bahasa Prancis disebut Renard curieux.[8]
Selain itu, ia juga mengambil pelajaran membuat sketsa, yang dilakukannya selama liburan musim panas di Austria, Swiss, Italia, dan Pirenia. Keinginan tersebut muncul sejak 1921 ketika ia memasuki perguruan tinggi jurnalis Jamais Assez dan di kepanduan.[12]
Selama 1920-an, pencapaian kariernya masih biasa-biasa saja. Walaupun ia sudah sering menulis artikel-artikel bulanan mengenai kepanduan, teknik-teknik melukisnya masih tidak begitu bagus. Sebagai contoh di bulan April, 1925, ia membuat sketsa di majalah Belgia, Blé, yang menggambarkan empat buah fragment gambar tentang bagaimana menyenangkannya bersepeda itu.[13] Namun, beruntungnya pada saat yang bersamaan, pimpinannya, René Weverbergh menawarkannya sebuah buku yang berjudul Anthologie d'Art untuk lebih menajamkan kemampuannya dalam menggambar.[3] Baru setelah menyelesaikan SMA-nya, Hergé mendapatkan tawaran untuk bekerja pada harian berbahasa PrancisVingtième Siècle, dan resmi diangkat sejak 31 Oktober, 1925:
"Tugas pertamaku adalah mencatat nama para pelanggan baru dalam sebuah form khusus, yang nantinya akan dikirimin surat serta mencatatnya dalam basis data"
- Wawancara Hergé[3]
Harian tersebut dipimpin oleh FatherNorbert Wallez (1882 - 1952), di mana ia beraliran Katolik dan nasionalis. Pimpinan dari harian untuk anak SMABoy-Scout Belge, Rene Weverbergh-lah yang merekomendasikan Herge pada FatherNorbert Wallez, pada 1925. Kehadiran Herge menjadi salah seorang yang selalu diperhatikannya di mana Herge selalu terlihat aktif meningkatkan kemampuan menggambarnya. Di mana hal ini memengaruhi filosofi Hergé, kepribadiannya bahkan hingga ke jenjang pernikahan, di mana Germaine Kieckens adalah sekretaris dari Norbert Wallez, yang juga seorang pemuja Mussolini dan paham fasisme (foto besar darinya terpampang di kantornya). Di awal 1930, kalangan gereja dan golongan antikomunisme di Belgia telah membawa dan menyelamatkan Tintin dari golongan barbar di Soviet dalam petualangannya yang pertama.
Hergé menerbitkan karya-karyanya pada harian ini dan juga mengasuh Boy-Scout Belge pada saat yang sama. Pada bulan Juli1926, Hergé ditawari untuk mengasuh kisah komik Les Extraordinaires Aventures de Totor, C. P. des Hannetons, un grand film comique d'United Rovers. Kisah ini sering dianggap sebagai kisah-kisah awal sebelum ia menerbitkan kisah komik terkenal Petualangan Tintin, di mana kisah ini mengambil setting di bulan Agustus - September di Manhattan. Kisah ini ditawarkan kepada Hergé sebelum akhirnya ia ditugaskan ke dinas militer di bulan 16 Agustus di resimen infanteri ke-4 di Mons padahal ia berkeinginan untuk bergabung di kavaleri! Totor, yang akhir muncul kembali pada harian Boy-Scout Belge pada musim panas 1926, akhirnya hanya muncul kembali di bulan Februari1927, dan hilang untuk selamanya. Menyadari bakat besar dari Hergé, ia akhirnya disekolah di Saint-Luc, tetapi pilihan ini tidak begitu diminatinya sebagaimana terungkap dalam wawancaranya:
"Aku pergi dalam suatu sore ke Saint-Luc, tetapi karena menyuruhku untuk menggambar sebuah kolom dan beberapa sketsa yang membosankan, maka membuatku untuk malas kembali lagi ke sana."
- Wawancara Hergé.[9]
Pekerjaan yang bertumpuk setiap harinya membuat Hergé tidak dapat melanjutkan kisah cintanya dengan Marie-Louise van Cutsem atau yang sering dikenal sebagai Milo dalam kisah komik terkenal Petualangan Tintin. Di akhir bulan April1927, Georges Remi bertemu dengan Germaine Kieckens, yang akhirnya nanti menjadi istri pertamanya, di Brusel.[9] Ia mengajaknya berkencan di bandara Brusel di mana saat itu bandara penuh sesak dengan para penonton yang sedang mengagumi penjelajah dunia Charles Lindbergh yang berkunjung ke Belgia dalam penerbangannya keliling dunianya. Di waktu yang sama, Hergé juga mendapatkan tawaran dari Wallez untuk menjadi ilustrator dari tiga cerita karya dari Rene Verhaegen, seorang pengulas buku dari harian itu di bagian anak-anak:[9]
Setelah menyelesaikan masa baktinya di dinas militer, Herge mendapatkan tugas baru sebagai ilustrator dan jurnalis foto. Teman dekatnya, Germaine Kickens kemudian juga bekerja pada harian yang sama pada 15 Februari, 1928 sebagai sekretaris dari Wallez. Pimpinan harian ini sangat puas dengan hasil kerja Hergé, membuatnya dipercayai menjadi pengasuh tunggal dari suplemen anak-anak mingguan: Le Petit Vingtième dan mendapatkan target untuk meningkatkan pembacanya. Dipengaruhi oleh Waller, Hergé belajar banyak dari berbagai buku untuk lebih meningkatkan kemampuan menggambarnya. Terbitan pertama dari harian Le Petit Vingtième asuhannya muncul pada 1 November, 1928 namun sayangnya tidak mendapatkan sambutan cukup meriah dari publik. Untuk lebih meningkatkan oplah dan pembaca, ia menawarkan untuk membuat serial Les aventures de Flup, Nénesse, Poussette et Cochonnet, sebuah serial yang menceritakan kisah dari tiga anak remaja dan seekor babi dalam berbagai petualangan, dari sebuah kisah drama karya Abbe Desmedt, seorang editor pojok olahraga pada harian yang sama. Kisah-kisahnya mengambil latar belakang tentang kolonialisme yang sedang terjadi pada masa itu. Mengasuh kisah ini, tidak begitu menggairahkan Hergé, walaupun kisah serial ini berlanjut hingga Maret, 1929.
"Aku merasa memakai pakaian yang tidak pas dan membuatku tak nyaman mengenakannya."
- Wawancara Hergé.[9]
Pada tahun 1929, Brusel mengadakan pameran mengenai kaum Bolshevik Rusia, di mana area pameran itu tidak jauh dari kantor dari para pekerja harian itu. Salah satu dari pegawai harian itu yang berkebangsaan Rusia, adalah Perovsky, seorang bekas pengungsi dari Rusia selama perang sipil pada tahun 1918 - 1921.
Untuk lebih memberikan sentuhan khas atas karya-karyanya, Hergé mulai mengadopsi teknik baru yang mudah dilakukan tetapi sangat efektif. Menyadari akan talenta dan kepribadian yang kuat dari Hergé, Wallez, aktif mendorongnya untuk lebih berkembang serta memberikannya ruang seluas-luasnya untuk menuangkan karya-karyanya:
"Pater Wallez sangat memengaruhiku, tidak dari sisi religius, tetapi dia membuatku menyadari akan potensi diriku dan membuatku melihat apa yang ada padaku"
- Wawancara Hergé.[9]
Disamping bekerja untuk harian Le Petit Vingtième, Hergé masih tetap menjaga hubungan baiknya dengan teman-teman pandunya terutama teman-temannya dari Saint-Boniface. Selama kurun waktu tahun 1927, majalah Boy Scout berubah menjadi Boy-Scout Belge yang tetap diterbitkannya hingga bulan Juli, 1929 dan bulan berikutnya diterbitkanlan serial Petualangan Totor. Tahun 1928, majalah itu berisikan iklan mengenal hal-hal umum kepanduan, pelatihan teknikal, even bulan itu, dan hal-hal lainnya. Hergé mengerjakan hampir semua gambar seperti: bagian sampul majalah, kartu pos, ilustrasi dari berbagai artikel. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai macam publikasi dari golongan katolik yang kebanyakan diasuh oleh Léon XIII yang kemudian dilanjutkan oleh cardinal Mercier, yang pada umumnya untuk meningkatkan kepedulian pada agama katolik yang sudah sangat menurun di Belgia dan di hampir seluruh dataran Eropa. Pada tanggal 16 Desember, 1928, untuk lebih meningkatkan penikmat harian ini, Father Wallez menerbitkan suplemen berjudul Le Vingtième Siècle Artistique et Littéraire. Seperti biasanya, Georges Remi bertugas untuk membuat ilustrasinya. Selain itu ia juga banyak membuat untuk novel: Ilias buah karya dari Léon Tolstoï, khususnya yang berjudul La Belle Histoire de Geneviève d'Henri Lavedan.
Di akhir tahun 1920-an, Hergé menemukan, dengan jasa baik dari Léon Degrelle, seorang koresponden dari harian Vingtième Siècle di Mexico yang juga seorang seniman komik strip di mana balon teks dari komiknya langsung keluar dari karakter komiknya, di mana hal ini masih jarang ditemui pada masa itu. Metode penggambaran seperti itu, sudah umum digunakan di akhir abad ke 20, khususnya di Amerika Serikat, di mana di sana, komik dibuat khususnya untuk kalangan pembaca anak-anak. Menginjak tahun 1930-an komik-komik semacam ini cukup mewabah di EropaBarat, di mana serial yang terkenal salah satunya adalah Krazy Kat karya George Herriman yang muncul pada harian The New York Evening Journal sejak tahun 1913 atau Katzenjammer Kids karya Rudolph Dirks yang muncul di New York Journal sejak tahun 1897. Di Prancis, moda penggambaran komik seperti itu sudah mulai dipergunakan oleh desainer dari kisah Zig et Puce (1925), karya Alain Saint-Ogan. Di mana selama ini para komikus Belgia hanya meletakkan teks tulisannya pada gambar, dan dengan teknik yang diperkenalkan oleh Hergé, maka akan membuat suatu era baru, sebuah komik sebagaimana layaknya komik.
Sementara itu, Hergé tetap menerbitkan karya-karyanya di majalah-majalah lainnya, seperti di majalah Le Sifflet khususnya untuk edisi 30 Desember, 1928, sebuah kisah yang berjudul "La Noël du petit enfant sage" ("Pesta Natal si anak kecil yang baik"), di mana untuk pertama kalinya, Hergé memperkenal balon teks untuk setiap dialog dari para tokohnya. Di paruh akhir tahun 1928, ia mulai bosan dengan cerita dari Flup, Nénesse, Poussette et Cochonnet, Hergé mengambil karakter Totor, mengubah namanya, dan menambahkannya dengan seekor anjing fox terrier, "Milo" (yang sering dihubungkan dengan bekas pacarnya Mary-Louise van Cutsem) dan memberinya profesi baru: seorang reporter. FatherWallez, pengagum Mussolini dan terpengaruh virus paham anti-komunisme, memberikan tugas baru pada Tintin untuk berpetualang ke Rusia, di mana anak-anak banyak yang ingin tahu lebih banyak mengenai negara ini. Di sini bisa terlihat, bahwa dari awal pun Tintin juga pernah dipergunakan sebagai alat propaganda politik.
Georges Remi selalu mengadaptasi konteks sebagai apa adanya. Pertengahan tahun 1920, ia menggambar Totor, seorang pemimpin kepanduan sepertinya. Dan pada tahun 1929, berubah menjadi seorang reporter dari Le Petit Vingtième, pahlawan barunya yang juga seorang reporter untuk surat kabar yang sama. Menurutnya, wajah dari Tintin terinspirasi dari wajah adiknya yang bernama Paul Remi, wajah yang bulat dan cerah, di mana pengamat lainnya mengatakan bahwa wajahnya mirip dengan pelaut Denmark, Palle Huld, yang sangat terkenal di seluruh dunia pada tahun 1928. Tepat pada tanggal 10 Januari, 1929, Tintin mulai muncul di Le Petit Vingtième. Pada awalnya, Hergé hanya membuat dua halaman setiap minggunya tanpa tahu dan jelas arah ceritanya ke mana. Sebelum akhirnya menemukan arah dari ceritanya, sebagai seorang yang anti-komunisme, membuatnya mengirimkan Tintin ke Soviet (USSR), dan karena tidak memungkinkan untuk mengunjungi tempat itu secara langsung maka, Hergé menggambar ceritanya dari satu sumber buku tunggal: Moscou sans voiles yang diterbitkan dan ditulis oleh Joseph Douillet pada tahun 1928, di mana ilustrasi dalam buku itu digambarkan oleh Earl Perovsky. Selama musim panas pada tahun 1929, Hergé menampilkan adanya pergerakan militer yang bisa dilihat pada halaman 56-57. Pada 25 Desember, 1929 ia mulai menerbitkan sampul dari cerita Tintin di Le Petit Vingtième dengan dua warna saja, sebagaimana yang terlihat pada halaman (100 and 101).
Pada 23 Januari, 1930, artis kita juga menciptakan dua karakter komik baru yang berada pada strata golongan menengah di Brusel: Quick and Flupke. Kisah komik baru ini muncul secara rutin di Le Petit Vingtième setiap hari Kamis hingga tahun 1935, yang kemudian terbit secara tidak teratur hingga tahun 1940 (tercatat hanya 19 lelucon antara tahun 1937 - 1940). Menurut penciptanya sendiri:
"Quick adalah nama panggilan dari salah seorang temanku. Dan untuk Flupke, aku mengambilnya dari Flup (Philippe) dan "ke" dari bahasaFlandria yang berarti "kecil". Jadi Flupke berarti "Philip kecil"."
- Wawancara Hergé.[9]
Menurut pendapat B. Peeters, pembuatan kisah komikPetualangan Quick dan Flupke, rasanya dilakukan oleh sang seniman untuk menuangkan semua elemen yang tidak mungkin dituangkan dalam serial komik yang satunya, Petualangan Tintin, yang tampaknya juga merupakan kenangan Hergé akan lelucon-lelucon pada masa kecilnya dulu. Di bulan Mei, 1930, Hergé mulai menyadari kesuksesan akan kisah Tintin, membuatnya berpikir untuk membuat kisah lanjutannya. FatherWallez memberikan ide akan bagian di mana Tintin baru saja kembali dari perjalanannya ke Uni Soviet atau Rusia (kini). Dan pada tanggal 8 Mei, 1930, Le Petit Vingtième membuat pesta penyambutan kembalinya sang pahlawan:
"Ketika harinya tiba, aku, Hergé, pergi dengan seorang anak lelaki bernama Lucien Peppermans, yang kami pilih untuk mewakili sosok Tintin .... Sedangkan aku sendiri, Hergé, berpakaian ala Rusia dengan sepatu bot merah yang indah, dan untuk lebih membuatnya lebih realistis lagi, kami naik kereta dari Cologne, untuk menggambarkan bahwa itu adalah kereta dari Timur, Russia.... Kami tidak mengira bahwa sambutan rakyat Brusel pada kami di stasiun kereta api Brusel begitu meriahnya, seperti layaknya yang tergambar dalam komik aslinya."
- Wawancara Hergé.[9]
Seiring dengan berjalannya waktu terlihat bahwa oplah dari Le Petit Vingtième meningkat dari dua kali, tiga kali hingga enam kali dari biasanya, di mana itu semuanya karena dimuatnya serial komikPetualangan Tintin. Pada tahun yang, Hergé mulai memperkerjakan assisten bernama Paul Jamin, yang nantinya dikenal sebagai seorang kartunis dengan nama sandi d'Alidor. Sesuai dengan momen dan tradisi kolonialisme yang sangat marak sejak pertengahan tahun 1920, Hergé memutuskan, yang sebenarnya juga atas perintah dari Norbert Wallez, mengirimkan Tintin ke Afrika, tepatnya di salah provinsi dari BelgiaKongo. Sejak tahun 1908, provinsi itu dikuasai oleh kerajaan Belgia, pada awal-awal tahun 1930, mengalami masalah dengan kekurangan sumber daya manusia. Tintinpun pergi ke sana, tidak untuk mengkritisi, untuk mengajari para penduduk di Afrika. Ceritanya bermula dari kolom Le Petit Vingtième pada tanggal 5 Juni, 1930. Untuk membuat ceritanya sesuai dengan kondisi Afrika pada masa itu, Hergé sepenuhnya bergantung pada foto dan fakta yang dimiliki oleh Museum Pusat Afrika yang ada di kota Tervuren, Belgia, dengan patungnya yang sangat terkenal l'Aniota à peau de léopard. Dan dengan cara itu, tidak kurang 118 halaman berhasil dibuat dan dimuat hingga 11 Juni, 1931. Walaupun kisah ini kurang disukai oleh Hergé sendiri, petualangan kedua dari wartawan Le Petit Vingtième, Tintin masih menuai kesuksesan: Tintin kembali dengan dielu-elukan orang banyak di stasiun kereta api Gare de Bruxelles-Nord, Brusel. Di mana kemeriahan ini bisa terbaca, ketika kedatangan mereka dimuat sebagai tajuk utama di salah satu harian Brusel: "Tintin dan Snowy didukung oleh Quick dan Flupke dan tak lama 3 orang warga Kongo mengikutinya. "Si remaja yang juga seorang pahlawan, berpakaian sebagaimana layaknya seorang kolonial."
Ilustrasi novel-novel dan iklan-iklan (1929 - 1932)
Di awal tahun 1930-an, Herge sedikit sekali berkontribusi untuk suplemen Votre Vingtième, Madame, sebuah suplemen yang menggambarkan wanita merdeka dari zaman perang, yang dipengaruhi oleh masa années folles yang datang langsung dari Amerika Serikat. Si seniman menggambar wanita yang sedang berolahraga, mengendarai kendaraan bermotor ataupun perahu bermesin. Dari paruh akhir tahun 1920-an, Georges Remi secara resmi juga bekerja sebagai ilustrator untuk beberapa novel, sebagian besar mengenai kepanduankatolik. Novel pertamanya adalah L'Âme de la mer (1927) karya Pierre Dark, teman lamanya di dunia kepanduan. Pada tahun berikutnya, ia menjadi ilustratorMile, kisah dari seorang anggota pastur Maurice Schmitz, yang juga menjadi buku terlaris. Akhirnya ia bergabung dengan l'Histoire de la guerre scolaire (1932) milik Léon Degrelle. Dalam waktu yang sama, ia, Hergé membuat ratusan ilustrasi untuk iklan. Salah satunya adalah sebuah poster dari tahun 1928, Grande Fancy-Fair: diadakan atas prakarsa sekolah-sekolah gratis Saint-Boniface, tetapi juga menjadi ilustrator untuk merek amplifiers (Modulophone, 1930), tapestries (J. Lannoy son, 1928), toko mainan (Innovation, 1931). Beberapa tugas yang dikerjakannya tadi, meningkatkan teknik ilustrasinya dan keakuratan komposisi dalam komik-komiknya.
Herge, dimulainya era sebuah industri (1931 - 1936)
Pada bulan Mei, 1931, Hergé dan Jamin terbang ke Paris mengunjungi Alain Saint-Ogan untuk lebih meningkatkan kemampuannya serta mencari masukan-masukan tambahan.
"Aku lupa akan kunjungan mereka. Tuhanku! Apa yang sudah kukatakan padanya, si pembuat Tintin, dan akhirnya mendunia? Terima kasih Tuhan, rasanya aku tidak membuatnya jadi lebih buruk."
- Wawancara dengan Alain Saint-Ogan.
Saint-Ogan memberikan Hergé plat asli yang ditanda tangani oleh Zig et Puce.
Menyadari bahwa keinginan dari Norbert Wallez adalah mengkritisi dunia bawah tanah dari kota Chicago, maka si seniman mengirimkan si pahlawan, Tintin ke tanahnya para koboi dan Indian, daerah yang juga disukainya. Hal ini dimasukkannya pada bagian akhir dari kisah Tintin di Congo, di mana terlihat para gangsterAmerika yang menunjukkan bahwa si pengarang akan berpetualang lagi ke kisah selanjutnya. Halaman awal dari kisah Tintin di Amerika, muncul untuk pertama kalinya pada 3 September, 1931 masih di Le Petit Vingtième. Dan untuk pertama kalinya, Georges Remi memasukkan dalam kisah komiknya seorang tokoh dari dunia nyata: Al Capone (1899 - 1947). Ia mendapatkan banyak informasi mengenai Amerika Serikat, utamanya dari sebuah majalah, Le Crapouillot. Selain itu informasinya didapatkannya dari berbagai buku, scene dari Scènes de la vie future dari Georges Duhamel, atau buku L'Histoire des Peaux-Rouges karya dari Paul Coze. Tidak seperti dua kisah sebelumnya, dalam kisah ini tidak memberikan suatu cerita baru yang meningkahi kisah sebelumnya, tetapi lebih ke arah perubahan yang terstruktur. Pada 17 September, 1931, hanya beberapa hari setelah pembuatan kisah Tintin di Amerika, si seniman menawarkan beberapa iklan melibatkan Tim l'écureuil, pahlawan Amerika Serikat dan memberikan beberapa cuplikan gambar yang ditampilkan pada majalah orang-orang Brusel, L'Innovation. Beberapa tahun berikutnya, petualangan itu didesain ulang pada harian Le Petit Vingtième menjadi Popol et Virginie au Far West (Februari, 1934). Hanya dalam kisah inilah Hergé menampilkan binatang sebagai Antropomorfisme:
"Aku mencoba untuk mengkasting binatang-binatang itu, dan aku merasa bahwa hal itu tidak membuat ceritanya berkembang. Sehingga aku putuskan untuk kembali ke karakter sebagai manusia saja."
- Wawancara Hergé.
Pada tahun 1931 - 1932, Hergé menanda tangani kontrak dengan penerbit Casterman yang akan, setelah memberikan "kompensasi" pada Norbert Wallez, hak untuk mengedit dan menerbitkan serial komik tersebut dalam bahasa Prancis. Pada tanggal 20 Juli, 1932, Hergé menikah dengan Germaine Kieckens (1906 - 1995) dengan restu dari Norbert Wallez, dan pemberkatan pernikahannya dilakukan di sebuah gereja di Brusel. Pasangan baru itu, di bulan kemudian tinggal di jalan Knapen nomor 10, Schaerbeek, Belgia. Petualangan Tintin di Amerika, Tintin di Amerika berakhir pada 20 Oktober, 1932, Casterman menerbitkan kisah komiknya untuk pertama kalinya di paruh akhir tahun itu. Pihak penerbit Casterman menawarkan Hergé, sebuah kerjasama untuk menerbitkan cerita komik lepasannya dalam sebuah album komik yang diperkirakan akan menjadi cerita yang terkenal di Prancis dan dunia pada bulan Desember, 1933 itu.
Pada 8 Desember, 1932, muncul di Le Petit Vingtième halaman awal dari "Aventures de Tintin reporter en Orient" (versi awal dari kisah Cerutu Sang Firaun). Untuk pertama kalinya, Herge membuat kisah petualangannya kali ini seperti layaknya kisah detektif di mana kita dapat menemukan adanya parameter, "misteri". Menurut B. Peeters, kisah "Cerutu Sang Firaun" menampilkan suatu intisari cerita serial detektif yang disampaikan dengan gaya bertutur naratif. Dalam kisah tersebut, kita bisa menemukan adanya kutukan, perkumpulan rahasia, setan yang sangat hebat, dan juga racun yang sangat mematikan. Selama pembuatannya, Hergé berinteraksi dengan para pembacanya pada harian Le Petit Vingtième, setiap minggunya dengan membuat apa yang disebut sebagai "Misteri Tintin", di mana para pembaca harus menawarkan penyelesaian kepada pahlawan kita, Tintin, agar ia tetap bisa berpetualang. Kutukan dari Mesir ada pada edisi awal pada tahun 1930. Di mana, di dunia nyata, penerbit Casterman, beberapa tahun sebelumnya menerbitkan buku yang menjadi top-seller, yang bercerita tentang kisah misteri dari Tutankhamun. Tapi dalam kisah komik, Cerutu Sang Firaun, bukan lebih mementingkan cerita tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Mesir (Egyptology), tetapi lebih ke arah perdagangan obat bius dan senjata, khususnya yang terjadi di Laut Merah pada waktu itu. Selain itu, Hergé terinspirasi oleh autobiografi dari Henry de Monfreid, yang berjudul Les Secrets de la mer Rouge, (1931), yang penuh dengan petualangan. Sejak dari halaman pertama dari kisah ini, Cerutu Sang Firaun, dimunculkan dua tokoh baru, dua orang agen polisi yang bernama X 33 dan X 33, di mana nantinya akhirnya bernama Dupont dan Dupond. Kisah ini berakhir pada halaman 124, Cerutu Sang Firaun, yang diselesaikan pada 8 Februari, 1934. Di awal tahun 1930-an, Hergé juga membuat beberapa komik untuk keperluan periklanan, dan yang satu yang paling terkenal adalah Cet aimable M. Mops, yang terdiri dari delapan kotak dan dibuat dalam sebuah kalender yang diterbitkan oleh sebuah pusat perbelanjaan di Brussels (1932) dan juga Les Mésaventures de Jef Debakker (empat kotak) yang dibuat untuk Briquettes Union (sekitar tahun 1934).
Empat judul kisah Petualangan Tintin yang pertama masih belum terarah dan ceritanya masih terasa canggung dan ini diakui oleh Hergé sendiri dalam suatu wawancara:
“Empat judul pertama itu bagiku hanyalah sebuah permainan dan bukan suatu karya nyata. Dan itu sebuah berubah sejak judul Lotus Biru.
”- Wawancara Hergé.
Selama musim semi tahun 1934, setelah mempekerjakan dua orang kolaborator (Jose De Launoit dan Adrien Jacquemotte) di bengkel seni Hergé di Brusel, Georges Remi memberitahu penerbit dari Le Petit Vingtième akan apa yang dikerjakan setelah Cerutu Sang Firaun, mengirimkan jurnalis muda itu ke Timur Jauh, tepatnya ke China. Jamin sangat cepat dalam menggambarkan sebuah gambar promo dari suatu negara yang akan segera dikunjungi Tintin pada harian Le Petit Vingtième. Dan ketika membacanya, para pembaca harian ini merasa bahwa jurnalis muda ini akan dibunuh oleh orang-orang China! Setelah membaca penggambaran yang mengerikan tentang China yang digambarkan oleh kolaborator Hergé, seorang rahib Father Gosset, pendeta dari gereja yang banyak dikunjungi oleh para siswa-siswa China di Universitas Katolik Leuven, memaksanya untuk menuliskan sebuah surat untuk lebih memberikan gambaran lebih serius dan benar tentang China. Di mana akhirnya Hergé bertemu dengan salah satu murid muda China di Académie Royale des Beaux-Arts, Brusel: Zhang Zhong-Ren (1907 - 1998). Pertemuan ini memberikan banyak informasi pada Hergé akan segala aspek mengenai China, antara lain di bidang (sejarah, geografi, bahasa, seni, literatur dan filosofi). Sebelum pertemua itu, Hergé mendapatkan gambaran tentang orang-orang China yang tidak benar seperti "memakan sarang-sarang burung", membuang anak-anak kecil yang tidak diinginkan ke sungai seperti yang sudah ditulis Jamin beberapa hari sebelumny:
"Ini adalah suatu masa ketika aku mulai untuk melakukan banyak penelitian dan pencarian sumber-sumber tepercaya dari orang-orang ataupun negara di mana aku akan kirimkan Tintin."
- Wawancara Hergé.
Chang menjadi tokoh kunci dalam karya-karya Hergé selanjutnya, di mana dalam suatu kisah, ia diselamatkan dari bahaya tenggelam oleh Tintin, dan akhirnya menjadi salah satu teman sejatinya selama petualangannya. Walaupun begitu kisah Lotus Biru lebih mengedepankan sebuah pesan politik dibandingkan menjadi sebuah kisah untuk anak-anak. Kisah kelima ini menjadi kisah yang sarat dengan penelitian dan mendalam dan terbaik sepanjang karier penulisan Hergé. Sejak 1931, Jepang berusaha untuk mengkolonialisasi China untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negeri "matahari terbit" itu. Pendudukan Manchuria (provinsi sebelah utaraChina) dimulai sejak penyelesaian pembangunan rel kereta api Jepang di daerah ini (dekat Shenyang). Penyerangan terhadap pembangunan rel kereta api itu sendiri tampaknya sudah direncanakan oleh pihak Jepang sendiri, untuk memberikan alasan padanya untuk melakukan pendudukan pada provinsi itu. Herge memasukkan peristiwa ini dalam komiknya, di mana di sana digambarkan sebuah "serangan palsu" pada rel kereta api, di mana sesungguhnya penyerangan itu diduga dilakukan oleh pihak Jepang sendiri. Hergé aktif mengikuti perkembangan berita-berita pada tahun 1934 - 1935 tentang Sino - Jepang, dan hal ini juga dilukiskan dalam kisah ini. Petualangan ini berakhir pada 17 Oktober, 1935 di kotak terakhir halaman 124. Lotus Biru, 1936 - 1939 menjadi kisah komik terbaik di China tetapi tidak di Tokyo, karena duta besar Jepang di Brusel merasa tertanggu dengan pemgambaran kisah itu. Selama masa ini, "ayah" dari Tintin tetap bekerja untuk membuat ilustrasi buku dan periklanan. Salah satunya adalah Paul Werrie, pengarang dari Légende d'Albert Ier roi des Belges, di mana pengarangnya akhirnya wafat pada (17 Februari, 1934) karena kecelakaan dalam kegiatan olahraga mendaki gunung.
Setelah Lotus Biru, Hergé kembali membawa tokohnya berpetualang ke masa lalu dengan Si Kuping Belah yang mulai muncul sejak 5 Desember, 1935 di Le Petit Vingtième. Pilihan ini terpaksa dilakukannya karena tekanan dari pihak penerbit setelah Lotus Biru. Pada pertengahan tahun 1930-an, Amerika Latin menjadi topik cerita hangat di Eropa, yang ditandai salah satunya dengan petualangan dari Henri Lavachery di Peru, sebuah cerita karya dari Antonin Artaud, Mexico dan hilangnya pengembara kolonelPercy Fawcett di rimba Brasil sepuluh tahun sebelumnya.[3] Dalam kisah ke-enamnya ini, si seniman tidak begitu banyak lagi memperhatikan dengan lokasi geografis dan fakta sejarah, karena kisah ini mengambil tempat di suatu negara imajiner dan tempat yang angker, Arumbaya. Di mana cerita misteri ini kembali ke bagian kesukaan pembaca untuk menemukan siapa pembunuh dari Balthazar? Kejadiannya mengambil tempat di Eropa dan San Theodoros serta Nuevo Rico, dua area yang dikarang oleh Hergé tetapi mengambil ciri karakter dari daerah Amerika Latin pada tahun 1930-an: kudeta yang berulang-ulang, kehadiran militer yang sangat dominan dan tokoh liberal Amerika Latin, Simón Bolívar.[4] Seperti halnya Lotus Biru, ia menggambarkan perang klasik pada masa itu, yang dikenal dengan nama "Perang Chaco", antara Bolivia dengan Paraguay (1932 - 1935) mengenai perebutan hak pengolahan minyak bumi. Lagi-lagi, sumber utamanya adalah harian "Le Crapouillot". Dengan kisah Si Kuping Belah, merupakan kisah komik yang bercerita secara naratif.[4]
"Aku hilangkan dua anak bandel karena mereka akan banyak menyusahkan Tintin dalam petualangan-petualangan selanjutnya."
- Wawancara Hergé.
Dengan diterbitkannya kisah Petualangan Quick dan Flupke atau yang dikenal dengan julukan dua anak Brusel, Hergé telah banyak mengubah dunia perkomikan di Eropa. Patron lama, di mana tabu untuk memasukan pengarang ke dalam alur cerita, tidak lagi dengan kisah karya Herge, ia memasukkan dirinya sendiri tampil dalam beberapa kotak kisah komiknya, di mana ia tampak diserang oleh Quick dan Flupke dan mereka menabrak kotak ketika sedang bermain ski, memparodikan Hitler hingga Mussolini, di mana hal itu untuk menggambarkan kebebasan, menurut Benoit Peeters.[4] Pada bulan Desember, 1935, Gaston Courtois, direktur dari Cœurs vaillants mengirimkan sebuah surat ke Hergé, menyarankannya untuk membuat tokoh Tintin menjadi lebih realistis, "punya ayah yang bekerja, punya ibu, saudara perempuan dan seekor binatang peli."[4]. Namun karena dunia Tintin sudah berkembang dengan pesatnya, Hergé merasa tidak perlu untuk menuruti saran tersebut, karena itu berarti ia harus membangun dunia Tintin yang baru dan dari awal lagi. Lima episode dari kisah Petualangan Yo, Susi dan Yokko, dibuat dalam dua warna sejak bulan Januari, 1936 sebelum akhirnya juga ditinggalkan untuk lebih berkonsentrasi mengerjakan kisah komikPetualangan Tintin.[14]Tintin adalah seorang tokoh internasional, yang sudah menjelajahi Belgia, Prancis dan Swiss dan beranjak ke Portugal, di mana O Papagaio menerbitkan kolomnya sendiri pada bulan April, 1936, kisah Tintin di Amerika: terjemahan pertamanya dalam bahasa asing.[15]
Antara tahun 1931 hingga 1936, Hergé banyak menerima kerja sebagai ilustrator di banyak tempat, beberapa pelanggannya antara lain berasal dari golongan ultra-Catholic: Raymond de Becker (Le Christ, roi des affaires, 1930, Pour un Ordre nouveau, 1932…) dan khususnya especially Léon Degrelle, seorang wartawan koresponden dari harian Le Vingtième Siècle serta pengarang dari Grandes farces de Louvain (1930) dan Histoire de la guerre scolaire (1932).[17]. Becker bertemu dengan Hergé pada tahun 1929, ketika ia masuk ke harian Le Vingtième Siècle. Dari pengalamannya tinggal di luar negeri, ia memperkenal Hergé akan dunia komikAmerika. Dalam suatu pemilihan umum parlemen pada tahun 1932, Hergé membantu membuat propaganda anti-komunis melalui sebuah poster yang dibuatnya atas nama partai Katolik: sebuah tengkorak yang memakai topeng gas dan menyerukan "Perangi pendudukan, pilihlah (partai) Katolik. Setelah masa kampanye selesai barulah Hergé mau bekerja sama dengan Léon Degrelle dengan beberapa syarat yang sudah disepakati berdua.[17]
Sejak tahun 1934, setelah adanya pergerakan dari pimpinan Rexisme, Léon Degrelle malah lebih banyak melakukan manuver-manuver politik dan sering bertemu dengan Mussolini dan Hitler hingga tahun 1936. Pada tahun yang sama, Léon Degrelle menerbitkan jurnal politiknya sendiri, Le Pays réel yang banyak mengkampanyekan tentang "unparliamentary" dan paham anti-komunis. Selama masa ini, Hergé menolak untuk menjadi kontributor bagi jurnal Le Pays réel, di mana pemimpinnya adalah bagian dari SS.[17] Lama kemudian baru disadari oleh Maxime Benoît-Jeannin, pengarang Le Mythe Hergé, bahwa terlihat ada hubungan antara pergerakan dari Rexisme dengan Rastapopoulos: "dari namanya, Rastapopoulos, adalah orang yang banyak memberikan omong kosong dan anti republik". Pada akhir abad 20, kata "rastaquouère" mengacu pada kegiatan untuk memamerkan kekayaan secara berlebihan.[18] Jelaslah bahwa bagian akhir dari kisah Petualangan Quick dan Flupke pada bulan April, 1936, adalah sebuah parodi dari puisi karya dari Théophile Gautier, di mana ia menggambarkan sebuah frame, di mana orang mati sedang memakai topeng gas dan ditemani oleh seekor kera yang membawa pesan "Rex akan jatuh!". Di latar belakang bisa kita lihat, ada pesawat tempur di angkasa dan sang setan, mungkin Komunisme, yang sedang menyebarkan bahan kimia beracun.[19]
Pada 30 Januari, 1936, Georges Remi dan istrinya, Germaine pindah rumah ke Woluwe-Saint-Lambert, di mana sejak itu pula ia sadar akan hukum hak cipta dan menyewa jasa seorang pengacara, Dujardin. Sebagai contoh, royalti dari pembuatan Lotus Biru akan diberikan langsung padanya dan bukan pada Norbert Wallez, yang akhirnya kehilangan hak royaltinya. Hergé bermimpi untuk bisa punya toko Tintin di Brusel, di mana para penggemar serial kisah komik, Petualangan Tintin, akan bisa membeli berbagai produk buah tangan dan koleksi tentangnya.[3] Pada bulan Maret, 1937, Hergé menggambar halaman-halaman awal dari petualangan Tintin di Inggris. Untuk lebih mendekati kenyataan dari sketsanya, di bulan berikutnya ia ikut dalam petualangan pandu yang bertempat di Sussex. Di mana dalam kisah tersebut, jurnalis muda itu, Tintin, sedang dalam pengawasan dari polisi Inggris.[3] Kisah Petualangan Tintin yang ketujuh ini yang muncul untuk pertama kalinya pada 15 April, 1937 pada harian Le Petit Vingtième, adalah kisah yang banyak mengedepankan teknologi: pembuatan awal dari televisi, mesin pencetak, pusat kontrol kereta api atau mobil Jaguar milik Dr. J.W. Müller. Namun, patron utama cerita adalah "Monster" yang menakutkan semuanya (seekor gorila). Di mana hal ini merupakan pengaruh dari kisah film sukses King Kong, 1933, sebuah organisasi rahasia musuh yang diwakili oleh tokoh Müller, dan bukti dari pemunculan monster Loch Ness di salah satu danau di Skotlandia pada tahun 1934, di mana semua unsur tadi diramu dengan apik oleh Hergé menjadi kisah Pulau Hitam.[4]
Pada 4 Agustus dimulailah petualangan awal dari Tintin di Syldavia. Seperti yang sudah dicatat oleh Benoit Peeters sebagai berikut: "Peringatan akan datangnya Perang Dunia II amatlah banyak. Dan hal-hal itulah yang akan dipakai oleh si pengarang komik ini sebagai titik awal dari kisah fiksinya."[4] Di mana sekarang Hergé menciptakan, untuk kedua kalinya, dua negara antagonis imajiner, Syldavia dan Borduria, dengan banyak mengambil karakteristik dari negara Yugoslavia: para tokohnya selalu memakai topi, kereta berisikan rumput-rumput kering, burung pelikan (sering terlihat di negara Montenegro), menara-menara,[20] di mana pada tahun 1938, suasananya sangat sensitif dan mirip dengan apa yang digambarkan oleh Hergé.
12 Maret, bala tentara Jerman yang dipimpin oleh Hitler sudah menduduki Austria: atau tepatnya di Anschluss. Di mana untuk menggambarkan hal ini, si artis mengubahnya menjadi negara Syldavia, di mana kekuasan diktator Borduria berusaha untuk menduduki dan menguasainya secara keseluruhan, di mana Müssler adalah persamaan dari Mussolini dan Hitler.[4] Dengan menciptakan kerajaan Syldavia sangat bersahabat dan baik, seperti layaknya François Rivière, "penyamaran dari Belgia menjadi sebuah negara Slavic".[21] Kisah ini akhirnya kembali ke kisah keluarga dari Hergé:si detektif kembar, Nestor serta Alfred Alembick, kemungkinan besar mirip dengan ayahnya sendiri dan pamannya (yang memang kembar), di mana Bianca Castafiore terinspirasi dari Renata Tebaldi, tetapi mungkin juga mengacu pada wanita yang telah mengadopsi ayah dan pamannya ketika mereka masih bayi[22].Detektif kembar dengan nama sandi awal X33 dan X33, yang muncul untuk pertama kali pada 1934 dalam kisah Tongkat Ottokar, akhirnya bernama Dupont dan Dupond, yang juga mengambil inspirasi dari ayah dan pamannya.[23] Kotak terakhir kisah ini muncul di Le Petit Vingtième pada 10 September, 1939, di mana pada saat itu Hitler telah memasuki Polandia, yang artinya Perang Dunia II telah dimulai.
Setelah Norbert Wallez mengundurkan diri pada pertengahan tahun 1930, posisinya sebagai redaktur utama pada harian Vingtième Siècle digantikan oleh William Ugeux. Akhir musim semi tahun 1939, Georges dan istrinya Germaine, diundang oleh Cœurs Vaillants ke Vélodrome d'Hiver di Paris, untuk mendengarkan lagu yang merupakan interpretasi dari Tintin dan Milo.[3] Pada tanggal 28 Juni, pasangan ini akhirnya bermukim tetap di jalan Delleur nomor 17, Watermael-Boitsfort, di mana pada pertengahan September, 1939, mereka berpindah lagi ke Herenthout (provinsi dari Antwerp), di mana ia dapat bersepeda ke mana pun di kota itu. Di musim gugur tahun itu, ia tetap mengirimkan secara berkala, cerita-cerita terbaru tentang kisah komik, Petualangan Tintin yang terbaru untuk dimuat pada harian Le Petit Vingtième, di mana pun ia berada, yang akhirnya dibukukan dalam kisah Di Negeri Emas Hitam.[3] Teman lamanya di kepanduan, Raymond de Becker menuliskan ulasan secara netral dari L'Ouest. Baginya, Belgia harus segera berhenti berperang, untuk dapat memiliki kedudukan politis yang sejajar dengan Prancis, Jerman dan seluruh Eropa. Antara tanggal 7 hingga 28 Desember1939, Hergé menuliskan ulasannya akan komik strip Monsieur Bellum yang menolak ide untuk brainwashing, atau pencucian otak, sebagaimana yang banyak disampaikan oleh radio-radio Belgia.[24] Sebagai tentara cadangan dengan pangkat Letnan, Georges Remi dikirim sebagai instruktur untuk pasukan infanteri di Eekeren, khususnya yang berbahasa Flemish. Selama kurun waktu ini (musim dingin, 1939 - musim semi, 1940), secara rutin ia mengirimkan dua halaman terbaru, perkembangan kisah terbaru dari Petualangan Tintin, Di Negeri Emas Hitam, setiap minggunya. Pada tanggal 12 April, 1940, ia jatuh sakit, yang dinyatakan oleh dokter dari rumah sakit di Antwerp dan diperkenankan untuk cuti tanpa gaji. Akhirnya Hergé menyelesaikan bagian akhir dari kisah Petualangan Quick dan Flupke dan mengirimkan halaman terakhir dari kisah Di Negeri Emas Hitam ke harian Le Petit Vingtième, dan muncul pada edisi 9 Mei.[25]
Akhirnya harian Le Vingtième Siècle berhenti beroperasi pada 8 Mei, 1940 karena adanya pendudukan Jerman. Antara bulan Mei dan Juni1940, bala tentara Jerman mulai beranjak dan menduduki Belanda, Luxemburg dan Belgia dengan menerapkan strategi perang cepatnya yang terkenal dengan nama Blitzkrieg.[4] Paul Remi, saudara lelaki Hergé, yang berdinas di ketentaraan, ditangkap dan dideportasi ke Jerman sebagai tawanan perang. Setelah pengeboman pertama, keluarga Remi dan kucing Siam-nya pergi dari Brussel dan singgah di Paris bersama-sama dengan teman (yang baru saja tiba pada 20 Mei, 1940). Dua hari kemudian, mereka berpindah ke Puy-de-Dôme di Saint-Germain-Lembron, di mana mereka mendapatkan tempat perlindungan untuk sebulan di rumah salah seorang desainer, Marijac. Pasangan Belgia itu kembali ke Brussel pada 30 Juni, 1940 ketika raja Leopold III, memanggilnya untuk kembali bekerja.[3] Namun dengan tidak adanya harian Le Petit Vingtième, Georges Remi mengalami situasi yang sulit. Sejak pertengahan Juni, surat kabar terbesar di Belgia hanyala Le Soir, tetapi terbit dengan pengawasan ketat dari bala tentara Jerman, di mana sebenarnya, mereka, tentara Jerman, mencuri nama Le Soir. Beberapa minggu kemudian, Raymond de Becker, teman pramuka dari Hergé serta seorang pengagum Mussolini, terpilih sebagai redaktur utama dari harian itu. Setelah menolak tawaran bekerja dari Pays réel, harian buatan dari Degrelle, Hergé menerima pinangan dari Soir. Masa percobaannya pada harian tersebut dimulai pada 15 Oktober, 1940, ketika ia dipercaya untuk menangani isi dari suplemen untuk anak muda, Le Soir-Jeunesse.[26] Ketika itu pula, ia bertemu dengan pelukis dan desainer, Jacques Van Melkebeke, (1904 - 1983). Dibawah pengawasan ketat tentara Jerman, ceritanya haruslah bertopik yang hangat: bercerita tentang kisah nyata perdagangan kokain melalui perahu-perahu Miquel Castanesa yang diselundupkan dalam kotak kepiting.[3] Akhirnya pada 17 Oktober, muncullah edisi pertama pada harian Soir-Jeunesse, dengan judul "Tintin dan Milo kembali!" dengan judul Kepiting Bercapit Emas. Tapi karena adanya kekurangan kertas yang terjadi pada masa perang waktu itu, menyebabkan suplemen untuk anak muda itu tidak berumur panjang, sehingga ia tidak mengalami sukses sebagaimana yang terjadi dengan harian Le Petit Vingtième sebelumnya.[27]
Pada tahun 1940, rasanya dunia bisnis mulai berjalan untuk Hergé, ia mulai menerima pekerjaan sebagai ilustrator untuk "Fables" karya Robert du Bois de Vroylande yang berisikan cerita dengan judul "Les deux Juifs et leur pari". Kemudian, harian terbesar berbahasa Belanda, "Laatste Nieuws", menawarkannya untuk menerbitkan kisah Petualangan Tintin, Tintin di Congo dalam bahasa Belanda.[28]
Kisah yang kesembilan dari Petualangan Tintinpun mulai berevolusi, terbit dengan judul Kepiting Bercapit Emas, begitu banyak konflik yang terjadi di dalamnya. Namun di lain pihak, suplemen untuk anak-anak "Le Soir-Jeunesse" dari harian "Le Soir-Jeunesse" semakin tipis, di mana pada bulan Oktober, 1940, ia dapat terbit hingga delapan halaman (dua halaman dalam bentuk komik, Petualangan Tintin), maka ia hanya bisa menampilkan 4 halaman di bulan Mei, 1941, hingga akhirnya menghilang di 23 September, 1941. Padahal dalam kisah inilah diperkenalkan tokoh yang dapat menandingi ketenaran dari tokoh utama dari kisah komik, Petualangan Tintin, Tintin, yaitu Kapten Haddock, seorang tokoh yang akhirnya menjadi ciri khas dari cerita komik ini.[29] Akhirnya setelah membuat beberapa kisah dari Petualangan Quick dan Flupke, ia memutuskan untuk berhenti meneruskan cerita mereka. Topik yang digarap oleh maestro pada masa ini adalah "melarikan diri dari literatur", ya, karena dalam masa-masa ini, Hergé, tidak melakukan riset yang mendalam dalam pembuatan karya-karyanya melalui literatur yang ada, seperti karyanya sebanyak 98 kotak di "Crabe" yang terbit pada 3 September, 1941.[4] Sementara itu, salah satu theater, "Théâtre de la Jeunesse" yang tampil di "Galeries de Bruxelles", Brussel, menampilkan sebuah drama yang ditulisanya bersama dengan Jacques van Melkebeke: "Tintin aux Indes ou le Mystère du diamant bleu" ("Tintin di India" atau "Misteri Permata Biru") pada bulan April, 1941. Dalam drama tersebut, latar belakang panggung mengambil set di India pada zaman Maharaja, dan sebagai pemeran pembantu, dimunculkan juga dua detektif kembar Dupont dan Dupond, serta tak lupa si ilmuwan yang tuli, Profesor Lakmus yang mencoba merancang masa depan. Dalam teater ini, Van Melkebeke juga menampilkan teman dekat dari Hergé, Edgar P. Jacobs (1904 - 1987), yang secara cepat dapat beradaptasi lingkungan barunya dan banyak mewarnai kisah-kisah Tintin karya dari Hergé, dan nantinya sering dikenang sebagai bapak dari Tintin.[3]
Pada tahun 1936, Charles Lesnes, mengenalkan Hergé, pada Casterman, di mana Hergé menjelaskan pada penerbit itu bahwa ia punya cara untuk membawa era baru di dunia perkomikan berwarna di Eropa. Di mana, tak lama kemudian, kurang lebih tiga tahun, Hergé dan rekan-rekannya, harus menyelesaikan empat album komikPetualangan Tintin berwarna, kecuali kisah Tintin di Tanah Sovyet, yang diselesaikannya dengan baik. Di mana apa yang dilakukannya hanyalah memberikan warna pada keempat kisah tersebut yang sebelumnya hanya berwarna hitam dan putih saja,[4] walaupun begitu pengambil alihan oleh Casterman ini banyak membawa perubahan yang baik pada kisah komik, Petualangan Tintin. Di bulan Februari, 1941, Louis Casterman, meminta Hergé untuk memikirkan kemungkinkan membatasi halaman dari album komikPetualangan Tintin menjadi hanya 62 halaman saja, sehingga bisa dicetak secara berwarna dengan teknologi "offset". Walaupun agak sedikit enggan, akhirnya Hergé menyetujui untuk mewarnai kisah-kisah sebelumnya dan berusaha untuk membuat satu album komikPetualangan Tintin hanya sebanyak 62 halaman saja:
Tugas yang dibebankan pada Hergé untuk "mewarnai" album komik ini, teramatlah berat, yang juga ditanggung oleh para pekerja lainnya termasuk Edgar P. Jacobs, yang akhirnya banyak berperan utama dalam melakukan desain ulang dan mengatur ulang semua kisah-kisah komikPetualangan Tintin yang diterbitkan dalam bentuk hitam putih sebelum perang dunia. Hergé meminta pada penerbit Casterman untuk membentuk suatu unit kerja khusus yang terdiri dari Eugène Van Nyverssel, istrinya Germaine, Edgar P. Jacobs, Alice Devos, Guy Dessicy, Franz Jageneau dan Monique Laurent sebagai tim utama. Dan pada akhirnya Hergé tidak hanya "mewarnai" album komiknya tetapi banyak mengoreksi banyak kesalahan-kesalahan yang dibuatnya, melakukan pengurangan ataupun penambahan seperlunya dalam komikPetualangan Tintin. Bintang Misterius adalah hasil dari kerja keras tim ini: dari 176 strip yang telah diterbitkan di Le Soir pada 20 Oktober, 1941 hingga 21 Mei, 1942, diubah menjadi hanya sebanyak 62 halaman saja, yang juga diwarnai dengan tidak memandang anti-Semitism dan anti-Amerika.
Kisah ini, Bintang Misterius, adalah sebuah kisah penjelajahan ke kutub, di mana Hergé secara hati-hati menempatkan kebangsaan dari para peneliti itu pada golongan netral atau sekutu dari Jerman (Swedia, Spanyol, Jerman, Swiss dan Portugis) dan di dalam versi sebelum tahun 1945, kapal lawannya adalah Amerika Serikat.[30] Sangat sulit sekali bagi Hergé bekerja dibawah pengawasan ketat bala tentara Jerman: pada tahun 1941, untuk mendapatkan izin mencetak ulang Tintin di Amerika dan Pulau Hitam yang diminta oleh Casterman, sangatlah sulit, dan pada akhirnya, hanyalah album Pulau Hitam yang dapat diterbitkan ulang pada musim panas1943.[3] Dan pada 5 Maret, 1942, Hergé adalah salah satu dari yang sedikit diberikan izin untuk berbicara pada khalayak umum di Radio-Bruxelles, Brussel. Namun akhirnya di paruh akhir tahun itu, Pulau Hitam, Si Kuping Belah dan Kepiting Bercapit Emas berhasil diselesaikan oleh tim Hergé dalam bentuk full warna dan bentuk barunya.
Mengambil momentum yang ada dan untuk melupakan kesulitan selama masa pendudukan Jerman, Hergé tetap berkarya dengan "berlari". Dan pada 11 Juni, 1942, Rahasia Unicorn, kisah tentang perburuan harta karun, mulai muncul pada harian Le Soir. Dan untuk pertama kalinya, serta untuk menghindari kebosanan para pembaca, si artis membawa kisah komiknya menjadi suatu kisah fantasi dan bebas, serta untuk pertama kalinya ada karakter pembantu yang merusak jalan utama ceritanya.[31] Setelah memunculkan kaum "kulit merah" dalam kisah Tintin di Amerika, sang maestro, mengambil ranah dan benang merah dari kisah literatur anak-anak: pembajak dan pelaut. Agar sejalan dengan kisahnya, maka kisah berawal dari abad ketujuh belas, ada sebuah kapal laut milik Louis XIV bernama "La Licorne" dan dinahkodai oleh seorang leluhur dari Kapten Haddock.[32] Ketika membuat kisah Bintang Misterius, Hergé merasa bersalah tidak menggambar sketsa dari kapal eksplorasi "Aurora" dari sebuah model sebenarnya. Oleh karena itu, untuk "La Licorne", ia membuat gambar sketsa dan karakteristik detail dari kapalnya dari sebuah model nyata yang sering dilihatnya di Musée de la Marine di Paris.[4] Di mana kisah ini bersambung ke kisah selanjutnya, Harta Karun Rackham Merah, (muncul pada harian Le Soir sejak 19 Februari, 1943). Dalam episode kali, menandai pemunculan untuk pertama kalinya tokoh Profesor Lakmus, karakter yang sangat beragam, yang diinspirasikan dari ahli FisikaSwiss, Auguste Piccard (1884 - 1962). Di mana tokoh aslinya di dunia nyata, banyak melahirkan penemuan-penemuan baru, seperti balon udara, Bathyscaphe dan menyelam jauh ke dasar samudra.[33] Dan kisah ini diakhiri dengan dibelinya Puri Moulinsart, setelah 183 halaman edisi hitam putih pada 23 September, 1943.[34]
"Jacobs menemukan model yang sangat tepat, tidak jauh dari rumah dan masih di daerah Boitsfort. Dan kamipun pergi ke sana, membuat sketsa dengan baik dan santai, dan tak lama kemudian, selesai dengan baik. Di mana, berikutnya dua mobil abu-abu berhenti tepat di rumah itu, dan ternyata itu adalah rumah dari tentara Jerman SS! - Interview dengan Hergé.[9]
Kisah petualangan ini mungkin adalah salah satu yang banyak mengalami perubahan dan penyesuaian karena perang, dan sangat lambat dalam penyelesaiannya, dan akhirnya terhentikan oleh dimerdekakannya Brussel oleh bala tentara Inggris pada pagi 4 September, 1944, di mana pada waktu itu kisahnya Tintin sedang berkunjung ke rumah sakit.[35]
Sejak tahun 1943, ketegangan semakin meningkat pada harian "Le Soir", di mana Becker semakin menentang Nazi dan mengakibatkan ia dikeluarkan dari dinas ketentaraan dan dikenai tahanan rumah di Bayern hingga akhir perang.
Pada 4 September, 1944 Hergé mengadakan pesta perayaan kemerdekaan bersama-sama dengan Jacobs dan dua tentara Inggris di rumahnya, di mana tiga hari kemudian, rumahnya digeledah oleh kepolisian setempat, tetapi itu tidak membuat dunianya kiamat. Selama musim gugur tahun 1944 beberapa teman dekatnya termasuk Jacques Van Malkebeke, Paul Jamin dan Norbert Wallez ditangkap dengan tuduhan sebagai mata-mata anti Nazi.
Pada 8 September, pimpinan tertinggi tentara sekutu, memberlakukan pelarangan sementara untuk semua praktik jurnalistik apapun, di mana sebagai akibatnya, banyak jurnalis yang ditangkap pada masa itu.[3][36] Walaupun tidak pernah sekalipun menulis artikel politik, Hergé nyata-nyata pernah bekerja untuk harian "Le Soir" dari tahun 1940 - 1944, sehingga ia ditahan selama empat kali dan sempat merasakan satu malam di penjara:
"Tidak ada seorangpun yang mengenalmu atau penerbit sekalipun, tidak seorangpun!" - Wawancara Hergé[9]
"Aku pernah empat kali ditahan oleh pihak yang berbeda, tetapi hanya semalam waktu yang kuhabiskan di penjara dan esoknya aku dilepaskan. Namun aku tidak pernah dibawa ke pengadilan sebagai saksi dari harian "Le Soir", aku hanyalah penonton. Dan salah seorang pembela juga bertanya-tanya: "Mengapa juga kita harus menangkap Hergé[37]?" - Wawancara Hergé[9]
Di antara tahun 1944 - 1946, Georges Remi dilarang untuk menerbitkan apapun, dan mengakibatkan banyak rumor yang beredar mengenainya. Ada yang bilang, ia menjadi gila bahkan ada yang mengisukan ia meninggal. Namun sebenarnya, ia sedang mempersiapkan karya-karyanya sebelum perang.[4]
Setelah namanya dibersihkan, maka pada 22 Desember, 1945, ia berhak untuk menerbitkan lagi karya-karyanya, yang baru mulai muncul pada bulan September, 1946, Paul Remi kembali ke Belgia namun sayangnya kedatangannya tidak membantu untuk menyehatkan ibu mereka. Di lain pihak, Hergé sedang memperbaiki narasi dari kisah Tintin di Amerika, di mana banyak bagian dari edisi lama (1932), yang tampaknya sebagai blunder, dibenarkan dan albumnya diwarnai serta dipendekkan menjadi hanya 62 halaman saja, dan setelah itu Tintin di Congo dan dua album lainnya menunggu untuk diperbaik ulang. Dengan hati-hati, ia memperbaiki bagian-bagian cerita versi hitam putih yang mungkin memalukan dan menyinggung isu-isu sensitif, seperti isu mengenai kolonialisme yang akhirnya diperlunak, seperti ketika Tintin mengajar orang-orang Kongo dengan berkata: "Tanah airmu adalah Belgia" (versi tahun 1930), yang menjadi pelajaran matematika: "Dua tambah dua menjadi?" (versi tahun 1946)[4].Casterman tetap mempertahankan versi asli dari Tongkat Ottokar untuk selanjutnya diwarnai.[3] Berikutnya album Lotus Biru, mengalami perubahan sedikit secara keseluruhan, dan penambahan dekor (versi tahun 1946). Di saat yang bersamaan Hergé bersama-sama dengan Edgar P. Jacobs meluncurkan komik dengan nama samaran "Olav".
Le Journal de Tintin (Majalah Tintin): sebuah permulaan yang baru
Pada 19 April, 1946, Élisabeth Remi, ibu dari Hergé, meninggal dunia di rumah sakit (timur laut di luar Brussel). Selama musim panas ini, Raymond Leblanc (1915 - 2008), memohon izin pada Hergé untuk membuat sebuah majalah tentang Tintin, di mana akhirnya Leblanc menerbitkan "Majalah Tintin", dan Hergé menjadi direktur artistik dan berkantor di jalan Lombard nomor 55 di Brussel. Dan beberapa rekannya yang aktif berpartisipasi dalam pembuatan majalah ini antara lain Edgar P. Jacobs, Jacques Van Melkebeke dan Jacques Laudy. Edisi perdananya terbit pada 26 September, 1946.[8] Dengan berakhirnya perang, maka suasana pembuatan majalah ini menjadi semakin kondusif, sehingga menghasilkan karya dengan kualitas terbaik. Setelah dua tahun tertunda karena perang, maka kisah mengenai "7 Bola Kristal" muncul dalam majalah ini dengan judul "Di Kuil Matahari", di mana kedua kisah ini diselesaikan pada 16 Januari, 1947. Dengan bantuan dari rekannya Edgar P. Jacobs dalam mendapatkan informasi mendetail tentang Peru, pahlawan kita, Tintin dikirimkan ke Peru. Sumber-sumber penulisan dan pembuatan kedua album ini tidak hanya dari foto ataupun sketsa saja, tetapi juga dari karya seorang kartunis bernama "Charles Wiener" yang berjudul Pérou et Bolivie (1880). Dalam majalah itu, selain menampilkan kisah komiknya, di bagian bawah diceritakan secara singkat kepada para pembaca mengenai kebudayaan Kolombia.[8]
Setelah selesai melakukan dokumentasi dan pewarnaan dari ceritak "Di Kuil Matahari", Edgar P. Jacobs lebih berkonsentrasi untuk mengembangkan "pahlawannya" sendiri, Blake dan Mortimer di bulan Januari, 1947. Di mana masa itu adalah masa-masa sulit dari Hergé, ia mengalami perselisihan dengan agennya, Bernard Thiery. Di lain pihak Norbert Wallez, dijebloskan ke penjara selama 4 tahun sejak 10 Juni.[3]
Sebagaimana yang dituliskan dalam sepucuk surat kepada istrinya, Hergé mengalami kelelahan dan kehabisan ide akan cerita-ceritanya. Di mana ia merasa bahwa ada ruh yang hilang dalam pembuatan karya-karyanya itu.[3] Dan untuk menyegarkannya, mereka pergi berlibur ke Swiss pada musim panas tahun 1947. Ketika kembali, mereka mempertimbangkan untuk pindah ke Afrika Selatan, jauh pergi meninggalkan Belgia dengan permasalahan setelah Perang Dunia IInya.[38] Pada musim semi, 1948, artis Belgia ini yang memimpikan untuk memfilmkan Tintin ke layar lebar, mengirimkan sepucuk surat ke Walt Disney untuk membantu mewujudkan impiannya, tetapi sayangnya gayung itu kurang bersambut. Selama musim panas, Georges dan istrinya mengambil alih managemen dari perusahaan Swiss bersama-sama dengan Rosana, seorang anak wanita dari teman Germaine yang baru berusia 18 tahun. Sementara itu, munculnya salah seorang rekan penting dari Hergé yaitu Bob de Moor (1925 - 1992) atau Guy Dessicy.[39] Pada 16 September, 1948, Georges tetap menerbitkannya dalam bentuk album di bulan Mei, 1940, karena ketiadaan dari harian Le Petit Vingtième berjudul Di Negeri Emas Hitam. Di mana kisahnya dimulai sejak sebelum perang dengan pengeboman Haifa pada musim panas tahun 1938 oleh tentara Inggris.[3]
Dari pertama kali diterbitkan, kisah Petualangan Tintin ini banyak mengalami perubahan yang sangat cepat. Selama hampir satu dekade, kisah komik ini sudah mengalami penundaan atau ketiadaan sebanyak tiga kali: pertama di bulan Mei, 1940 (selama masa pendudukan tentara Jerman di Brussel), bulan Juni, 1947 (masa depresi pertama dari Hergé) dan akhirnya di bulan April, 1949 (masa di mana pengarangnya mengalami kebuntuan ide untuk kedua kalinya).[3] Sebelum akhirnya menyelesaikan kisah selanjutnya, Georges Remi melakukan beberapa perubahan penting dalam kisahnya yang berhubungan dengan kisah pada tahun 1939 - 1940:mengintegrasikannya antara Kapten Haddock dan purinya yang terkenal, puri Moulinsart. Seperti yang dinyatakan oleh Benoit Peeters, "Seorang hantu nyata akhirnya masuk ke dalam alunan kisah ini, Haddock, yang membawa napas baru untuk cerita ini dan membuatnya semangkin terkenal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya."[8].
Sejak 1948, Hergé memiliki impian untuk mengirimkan pahlawannya, Tintin ke bulan. Namun untuk mewujudkan impiannya itu akan memerlukan banyak dokumentasi yang akurat dan tim yang bekerja lebih keras dan teliti. Ini semua didasari bahwa untuk pembuatan setiap karyanya dibutuhkan literatur yang akurat sebelum ia diubah menjadi sebuah komik. 6 April, 1950, Me Willocx, seorang notaris di Saint-Gilles, menerbitkan surat pendirian perusaahn Studio Hergé.[40] Namun kala Bob de Moor, orang terdekat kedua setelah kepergian Edgar P. Jacobs, meninggalkannya, bergabunglah para kontributornya lainnya seperti Jacques Martin, Roger Leloup dan seniman komik lainnya. Di lain pihak untuk melupakan kesedihan ayahnya yang kehilangan ibunya, Hergé mengangkatnya sebagai pimpinan kearsipan. Dalam kontek dunia internasional masa itu, beberapa negara sudah memasuki era Perang Dingin. Sehingga topik dari petualangan baru Tintin didasarkan pada mimpi mistikal dari Jules Verne, "Dari Bumi ke Bulan" (1865), yang berkaitan dengan persiapan sebelum perang, yaitu penggunaan misil darn roket-roket. Sementara itu antara tahun 1948 hingga tahun 1950, pihak barat melarang penggunan teknologi roket dari V-2, Jerman yang dibangun pada tahun 1948.[8] Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Hergé merencanakan perjalanan ke bulan di negara imajiner, Syldavia. Dan akhirnya pada 30 Maret, 1950, halaman pertama dari cerita Kita berjalan di bulan muncul di "Majalah Tintin".
Studio Hergé memiliki banyak dokumentasi tentang berbagai roket dan peluru kendali yang merupakan dokumentasi dari Dr. Bernard Heuvelmans (pimpinan teknis dari group ini). Dari gabungan tim dan riset ini dibuatlah sketsa pertama karya dari Hergé dan Jacques Van Melkebeke dengan mengambil lokasi peluncuran di Amerika Serikat dengan dukungan dari Profesor Lakmus dan Calys. Namun karena merasa hasilnya tidak optimum, maka Hergé lebih memilih untuk mengambil sumber literatur dari B. Heuvelmans.[8] Dan ini memberikan ruang kepada Bob de Moor sebagai pimpinan teknis untuk bisa menggambarkan suasananya dengan lebih realistis lagi dari kisah Petualangan di Bulan. Dan untuk menghindari kisah ini menjadi sebuah komik yang bersifat dokumenter, maka Hergé banyak memberikan ataupun menyisipkan beberapa lelucon yang dibuat oleh Kapten Haddock, sehingga kisahnya berkembang secara santai tetapi serius. Petualangan ini selesai dibuat pada 30 Desember, 1953 menghasilkan 117 halaman yang sudah diterbitkan. Di mana akhirnya cerita ini dibagi menjadi dua bagian yaitu "Perjalanan ke Bulan" (Casterman, 1953) dan "Petualangan di Bulan" (Casterman, 1954). Pada paruh akhir dari bagian kedua, Hergé menggambarkan beberapa kritikan di sana dan sekaligus ia merasa tidak nyaman dengan kematian dari sarjana teknik Wolff:
(Prancis) "Il fallait sortir de cette impasse et j'ai fini par céder, et par écrire cette sottise: "Peut-être par miracle me permettra-t-il d'en réchapper. (…)" Il n'y a pas de miracle possible: Wolff est condamné sans appel, et il le sait mieux que quiconque." - Wawancara dengan Hergé.[9]
Di lain pihak, si pengarang menyadari bahwa topiknya terlalu melebar and makhluk asing yang dimilikinya, dikatakannya, pergi entah ke mana dan tidak pernah kembali:
(Prancis) "Que voulez-vous qu'il se passe sur Mars ou sur Vénus ? Le voyage interplanétaire, pour moi, est un sujet vidé." - Wawancara dengan Hergé.[9]
Beberapa minggu kemudian Hergé membeli sebuah apartemen, yang terletak di Avenue Louise di Brussel, untuk ditempati sebagai Studio Hergé. Dalam masa itu pihak Casterman meminta Hergé untuk merevisi ulang beberapa karyanya yang diterbitkan sebelum perang (1935 - 1939), dan juga merevisi dan mewarnai kisah komik, Petualangan Yo, Susi dan Yokko. Dan dari proses itu maka diterbitkanlah lima kisah komik dari Petualangan Yo, Susi dan Yokko, yaitu: "Surat Wasiat Tn. Pompa" dan "Menuju New York" (1951) yang sebenarnya adalah satu kesatuan dalam kisah "Stratospir H. 22", "Misteri "Manitoba"", dan "Letusan "Karamako"" (1952), yang sebenarnya merupakan satu kisah kesatuan berjudul Misteri Sinar V, dan akhirnya "Lembah Kobra" (1956). Dan sesuai arahan dari Hergé, Jacques Martin secara khusus menangani album terakhir yang tidak terselesaikan.[41]
Ketika sedang mendesain dua album komik sebelumnya, istrinya, Germaine terluka parah dalam sebuah kecelakaan mobil tanggal 17 Februari, 1952. Beberapa bulan sebelumnya, Norbert Wallez yang baru saja dibebaskan dari penjara, meninggal dunia ketika Herge anak dari teman masa kecilnya, Marie-Louise van Cutsem dalam sebuah peluncuran album komiknya di Palais des Beaux Arts di Brussel (September1952). Beberapa peristiwa tersebut di atas sangat memengaruhi kondisi psikologis sang pengarang dan membuat jiwanya sedikit rapuh dan mengalami kesedihan yang mendalam.[3] Dengan susah payah Herge mencoba bangkit kembali dan pada tahun berikutnya tokoh Tintin menjadi satu ikon pahlawan global sejati. Dan Studio Hergé mendapatkan banyak keuntungan dan mengambil keputusan untuk berpindah ke Avenue Louise di Brussel untuk membuatnya lebih berkembang lebih besar lagi.
"Aku telah menemukan lokasi yang tepat untuk kisah ini di Jenewa, di mana sebuah mobil dapat meluncur dan jatuh ke dalam danau." - Wawancara dengan Hergé.[9]
Kisah "Penculikan Lakmus" adalah kisah petualangan yang berlatak belakang suasana perang dingin. Ketegangan antara Syldavia dan Borduria menunjukkan bentrokan antara kedua blok. Simbol dari kumis Plekszy-Gladz merupakan campuran dari gambar gelang Nazi dan kumis Stalin yang baru saja meninggal di bulan Maret, 1953. Kisah bagian ini berakhir pada 22 Februari, 1956.[4] Pada tahun yang sama, Hergé memulai hubungan di luar nikah dengan salah satu pemberi warna untuk karyanyanya, Fanny Vlamynck, yang mulai bekerja di Studio sejak tahun 1955.
Dalam masa itu, kesehatan psikologis Herge stabil, ditandai dengan bersemangatnya ia dalam menyelesaikan karya-karyanya. Tintin di Tibet, adalah album yang paling pribadi dari semua karya-karyanya, di mana album itu mencerminkan pola pikir penulis pada akhir tahun 1950-an.
"Suatu ketika, aku melihat semuanya menjadi putih dan rapi membentuk suatu kerangka yang baik, tetapi ada bayangan putih yang mencoba menangkapku. Namun sekarang semua di sekitar saya menjadi putih." - Wawancara dengan Hergé.[9]
Peristiwa akhir-akhir ini yang menimpanya, membuatnya merasa perlu untuk berkonsultasi dengan Franz Riklin, murid psikoanalis dari Carl Gustav Jung, yang menyarankannya untuk berhenti bekerja, yang tentu saja nasihat ini tidak diindahkannya dan terus berkarya melanjutkan kisah Petualangan Tintin. "Tintin di Tibet" ini adalah salah satu obat dari krisis mimpi dan mental yang dialaminya. Di mana dalam petualangan yang kedua puluh ini memiliki beberapa keunikan dan beberapa hal yang menonjol seperti: tidak adanya karakter pendukung, tidak adanya kejahatan dan Tintin bersifat lebih manusiawi ketika ia berusaha mencari temannya, Zhang. Tokoh Haddock, dalam kisah ini, digambarkan pemarah namun juga banyak memberikan bumbu-bumbu lelucon. Dalam kisah ini, dihasilkan dari dokumentasi yang akurat tentang pegunungan Himalaya, Kathmandu dan khususnya, Yeti.[43] Lebih banyak kemajuan yang dibuat menjelang berakhirnya pembuatan album ini, tetapi secara keseluruhan warna putih banyak mendominasi dibandingkan warna-warna lainnya, di mana warna inilah yang menghantui Hergé, dan mendatanginya dalam mimpi-mimpinya dalam beberapa bulan terakhir. Kisah ini selesai dikerjakan pada 25 November, 1959, dan tidak lama kemudian Hergé berpisah dengan istrinya, Germaine.
"Ketika aku melihat Franquin, aku bertanya-tanya bagaimana bisa membandingkan Franquin dengan Hergé. Mereka sama-sama memiliki banyak kekuatan! - Wawancara dengan Hergé.[9]
Pada versi aslinya yang dibuat pada masa pendudukan tentara Jerman di Belgia, Hergé, menggambarkan bendera Amerika Serikat sebagai musuh dari kapal Aurora dalam perebutannya atas benda langit yang jatuh di lautan. Setelah mendapatkan tekanan dari para penerbit ber-bahasa Inggris, akhirnya bendera Amerika Serikat dalam album buatan tahun 1954 itu digantikan dengan bendera dari negara fiksi Sao Rico.[4]
Kisah ini juga mengalami tekanan, khususnya dari kaum puritan Amerika. Mereka menuntut penghapusan dua kotak gambar di mana digambarkan Kapten Haddock sedang meminum wisky langsung dari mulut botol. Hal ini diminta untuk tidak mendorong kaum muda untuk minum minuman beralkohol.[4]
Pada tahun 1965, Methuen bersikeras agar album ini lebih diperbarui dan dibuat lebih realistis untuk para pembaca Inggris. Di mana, para editornya di London, telah menemukan tidak kurang dari 131 kesalahan detail dalam edisi sebelumnya (1943). Karena kesibukannya, Hergé mempercayakan perubahan ini pada rekannya, Bob de Moor dengan misi lebih memberikan gambaran yang lebih tepat akan jejak Tintin di Skotlandia. Perubahan mencolok yang terlihat dalam edisi barunya (1966) adalah: jalur kerta api yang sebelumnya adalah jalur kereta api uap, berubah menjadi jalur kereta listrik, wiski Johnny Walker menjadi tidak signifikan dan digantikan oleh Loch Lomond, kendaraan Müller menjadi mobil Jaguar (model Jaguar Mark X tahun 1961) serta kebakaran kereta tangan menjadi sebuah truk modern [47]
Akhirnya, pada tahun 1969, Methuen menerbitkan versi asli dari kisah ini:
"Album ini dirilis di Inggris dalam versi aslinya: ada pembicaraan tentang perjuangan organisasi Yahudi terhadap pendudukan Inggris, sebelum kemerdekaan Israel - Wawancara Hergé.[9]
Sementara itu, Bob de Moor pergi ke pelabuhan di Antwerp untuk mengambil gambar dari tanker tahun 1940-an dan menjadikannya sebagai model untuk Spededol Star.[4]
Simbol yang paling meneguhkan keberhasilan kisah ini di dunia internasional adalah peresmian edisi baru Lombard (editor dari majalah Tintin), di avenue Spaak à Saint-Gilles pada 13 September, 1958. Bangunan ini diatapi oleh lampu terang dan berputar yang menggambarkan Tintin dan Milo.[48]
Setelah tahun 1945, Hergé sudah tidak ada pekerjaan sebagai ilustrator lagi, sehingga ia bisa berkonsentrasi penuh dalam penyiapan album kisah Petualangan Tintin. Namun, Studio Hergé memasukkan gambar "Tintin" dalam berbagai bentuk.
Les Chromos
Pada bulan September, 1944, jauh sebelum pembebasan Brussel, Hergé dan Edgar P. Jacobs memutuskan untuk membuat serangkaian kartu pos dengan tema tertentu yang akan menjadi sebuah ensiklopedia. Setiap kartu akan disertai oleh karakter Tintin mengenakan kostum yang sesuai. Proyek ini sempat mengalami penundaan hingga musim gugur tahun 1946, tetapi akhirnya diterbitkan di "majalah Tintin" dalam kategori dokumenter. Antara tahun 1946 hingga 1950 muncul cerita tentang "Kapten Haddock" dalam sejarah angkatan laut. Pada tahun 1950, edisi Lombard mengedit chromos dan ditawarkan sebagai pertukaran untuk membeli "prangko Tintin".[4] Tujuh koleksi yang diluncurkan:
Sebuah koleksi terakhir tentang sejarah kostum dan prajurit yang sudah direncanakan, tetapi sayangnya proyek tersebut tidak terselesaikan.[4]
Kartu Pos
Studio Hergé juga menerbitkan banyak kartu pos yang menampilkan karakter dari "Petualangan Tintin", di mana pada tahun 1940, sesekali Hergé mengirimkan kartu tersebut pada para pembaca setianya. Selain itu, dari tahun 1950, pada setiap perayaan "Tahun Baru", selalu ada kartu pos dengan ucapan yang dikirimkannya. Kartu-kartu ini bergaya klasik pada tahun-tahun awal pembuatannya, tetapi pada tahun-tahun berikutnya banyak inovasi yang ditawarkannya: karakter yang diwakili pada jenis kaca patri pada Abad Pertengahan (1967), atau mosaik Byzantium (1963), ataupun sebuah fresco Mesir (1978).[4]
Bioskop ini adalah salah satu seni yang mempesonakan bagi Hergé. Pada tahun 1926, pada kisah Aventures de Totor, ia mencetak spanduk besar "United Rovers menampilkan sebuah film komik terbesar" oleh "Hergé moving pictures". Petualangan pertamanya sebelum perang banyak memberikan ilham padanya, juga sebagian budaya barat yang pernah ia tangkap selama tinggal di sana (1920 - 1930). Namun proyek untuk menampilkan adaptasi kisah komik ini pada layar lebar, baru muncul setelah perang berakhir. Pada akhir 1940-an, perusahaan Prancis, "les Beaux Films" menawarkan adaptasi dari beberapa kisah Petualangan Tintin. Pada saat yang sama, Claude Misonne melakukan pembuatan film "Kepiting Bercapit Emas" dengan bantuan boneka, tetapi sayangnya tidak berhasil (1947).[4] Kami harus menunggu lima belas tahun untuk melihat proposal muncul untuk pembuatan film ini dengan aktor-aktor yang memahami antusiasme Hergé, yang tentu saja juga tampil dalam film tersebut. Pada 1960, sebuah film dibuat dengan judul "Tintin dan Misteri Bulu Domba Emas", sebuah film karya Andre Barrett dengan Jean-Pierre Talbot sebagai pemeran Tintin. Empat tahun kemudian, dibuat film selanjutnya dengan judul "Tintin dan Jeruk Biru" karya Philippe Condroyer dengan Talbot tetap sebagai Tintin. Namun kedua film tersebut mengecewakan Hergé, dan ini adalah kegagalan ganda, di mana film-film tadi tidak menarik orang banyak untuk berduyun-duyun menontonnya.[49]
Semua kegiatan yang dilakukan oleh Hergé sejak tahun 1950, seperti menulis ulang kisah komiknya, membuat kartu ucapan untuk para penggemar kisah Petualangan Tintin, membuat film adaptasi kisahnya, membuatnya lelah untuk membuat petualangan baru. Oleh karena itu, dalam kisah selanjutnya, ia mengambil latar belakang di seputaran villa Tintin di Moulinsart, "kutulis kisah ini juga untuk melihat apakah aku bisa menjaga pembaca dalam ketegangan sampai akhir" katanya. Permata Castafiore, adalah salah satu kisah dalam serial komikPetualangan Tintin yang tidak berbau kisah petualangan dan mulai muncul di Majalah Tintin sejak 4 Juli, 1961.
Cerita dalam kisah kali ini mengalir cepat layaknya kisah Petualangan Quick dan Flupke, di mana kisahnya adalah cerita roman sehari-hari yang terjadi antara Profesor Lakmus dengan Bianca Castafiore dan cerita berputar dalam lingkungan puri Moulinsart.[4] Dan dalam kisah ini, terlihat Hergé senang untuk mengganggu tokoh-tokoh utamanya, di mana Tintin takut pada burung hantu, Haddock menghabiskan waktunya di kursi roda, dan kedua detektif kembar Dupontd mengalami kecelakaan ketika menonton televisi di laboratorium Profesor Lakmus. Petualangan ini selesai dibuat dengan 62 halaman pada tanggal 4 September, 1962.
Empat tahun setelah berakhirnya kisah Permata Castafiore, Herge memulai petualangan berikutnya: pada 27 September, 1966. Tintin dan teman-temannya dalam kisah ini sedang dalam perjalanan ke luar negeri dan sempat singgah di bandara Kemayoran, Jakarta, Indonesia. Namun sebagian besar kisah ini mengambil tempat di salah satu pulau di Indonesia.
Poin kunci lainnya dari album ini adalah model dari Carreidas 160, sebuah jet pribadi milik miliarder Lazlo Carreidas, seorang tokoh karikatur dari produsen pesawat PrancisMarcel Dassault. Majalah Tintin memiliki sketsa pesawat model tersebut dengan sangat akurat dari gambar yang dibuat oleh Roger Leloup (1966). Dan kisah ini ditutup melalui karakter Ezdanitoff (terinspirasi dari wartawan Jacques Bergier), di mana Herge memperkenalkan kepada para pembacanya mengenai sejarah parapsikologi serta intervensi makhluk luar angkasa yang bijaksana sebagai suatu humor yang menarik. Cerita itu akhirnya diselesaikan pada 28 November, 1967.[4]
Setelah menyelesaikan kisah Penerbangan 714 ke Sydney, Hergé memutuskan untuk bepergian, dan agar mendapatkan gairah baru untuk penulisan kisah berikutnya serta untuk beristirahat dari rutinitas itu. Namun kesedihan menimpanya kembali, pada tanggal 6 Juni, 1970, Alexis Remi ayahnya, meninggal dunia pada usia 87.
Pada tahun yang sama ia memberikan wawancara eksklusif dengan wartawan muda Numa Sadoul, yang berlangsung selama empat hari. Wawancara ini memungkinkan dia untuk mengungkap hubungannya dengan Tintin dan kehidupannya.[9] Dan selain itu, selama lebih dari satu dekade ia banyak maju ke panggung untuk menerima banyak penghargaan dari dunia internasional. Pada 1973, ia diterima oleh pemerintah Chiang Kai-shek atas gambarannya yang tepat akan bangsa Cina dalam kisahnya yang dibuat pada tahun 1935. Tiga tahun kemudian, setelah empat puluh dua tahun berpisah, ia menemukan jejak teman Cina-nya Zhang Zhong-Ren, yang membantunya dalam pembuatan cerita Lotus Biru yang dikiranya sudah meninggal. Pada tahun 1979, Andy Warhol membuat empat potret seniman Belgia itu yang akan tetap membuatnya terkenal di dunia.[50]
Akhirnya, tahun 1970-an adalah dari tahun di mana Hergé banyak mendapatkan penghargaan dari dunia internasional. Sedangkan pada kurun tahun 1930-an, penjualan yang dilakukan oleh harian Le Petit Vingtième sangatlah kecil, kurang dari 5,000 eksemplar di Belgia. Kisah Petualangan Tintin meledak penjualannya mulai tahun 1941 dengan kisah Kepiting Bercapit Emas, di mana edisi berwarnanya baru munculnya beberapa bulan kemudian setelah versi hitam putihnya diterbitkan. Munculnya Majalah Tintin pada tahun 1946 lebih meningkatkan lagi penjualannya hingga mencapai satu juta unit terjual pada tahun 1948. Sejak saat itu, mesin berjalan dan tidak mungkin lagi untuk menghentikan satu juta eksemplar per tahun (1960), 10 juta salinan pada tahun (1961), 26 juta salinan pada tahun (1970), 81 juta (1980) dan sampai 6 juta untuk satu tahun 1983. Hingga wafatnya Hergé, kisah Petualangan Tintin telah diterjemahkan, tidak kurang, ke dalam empat puluh bahasa di seluruh dunia.[4]
Delapan tahun setelah berakhirnya kisah Penerbangan 714 ke Sydney, kedua kisah terakhir Petualangan Tintin sudah diberikan gambarannya pada Majalah Tintin pada tanggal 16 September, 1975. Sejak album sebelumnya, Hergé tidak lagi bekerja untuk kesenanganannya sendiri namun lebih mengambil waktu untuk membangun cerita.
Dalam kisah ini, Herge menyajikan karakter yang memiliki banyak perubahan secara fisik (memakai jeans, yoga, perjalanan sepeda motor dan lain-lain). Mengikut pola dari kisah Si Kuping Belah, Tintin dan Picaros memasukkan kembali beberapa karakter yang sudah dikenal publik: Jenderal Alcazar, Kolonel Sponsz, Pablo, dan Ridgewell sertya tidak lupa Peggy Alcazar, Jenderal Tapioka (yang tidak pernah disebutkan sebelumnya), Kolonel Alvarez. Ia terinspirasi oleh konteks internasional baru yang ditandai ketidakstabilan politik di Amerika Latin selama tahun 1970, untuk kasus Regis Debray dan kudeta yang terjadi secara berulang-ulang: khususnya diChili. Terutama sekali pembunuhan Presiden Salvador Allende selama kudeta militer Jenderal Pinochet pada tahun 1973. Dalam kisah ini pulalah, Hergé membuat Tintin turun tangan lagi mencampuri urusan dalam negeri, negara fiski San Theodoros.
Pada tanggal 13 April, 1976, Hergé menyelesaikan kisah Tintin dan Picaros. Dan ketika itu ia sudah menyiapkan proyek untuk album komik berikutnya. Pada tahun 1978, ia meninggalkan gagasan untuk kisah berikutnya di mana semuanya berawal dari bandara ke tema seni kontemporer, satu cabang seni yang memulai gairah barunya sejak tahun 1960-an. Namun, pada tahun 1979, yang juga merupakan setengah abad dari Tintin, ia masih mencoba menyelesaikan kisah berikutnya, tetapi dilain pihak, kesehatannya kian memburuk. Beberapa bagian dari Tintin dan Alpha-Art sudah banyak dibuat sketsanya dan kelelahanpun dialami lagi oleh pengarangnya, di mana usianya memakan dirinya.
Tanggal 18 Maret, 1981, Hergé bertemu lagi dengan Zhang Zhong-Ren, orang yang selama ini banyak memberikan masukan padanya tentang budaya Cina, khususnya dalam kisah Lotus Biru. Pertemuan ini adalah pertemuan pertama setelah lebih dari 40 tahun berpisah, di mana reuninya diadakan di Brussel, dan pertemuan ini disiarkan langsung di televisi. Dalam tayangan itu, Hergé terlihat sangat lemah dan sepertinya sangat malu oleh sorotan media padanya.
Namun malang tak dapat ditolak, penyakit yang dideritanya semakin akut, dan Hergé terbaring lemah dan harus menjalani transfusi darah secara teratur. Pada bulan Februari1983, ia dirawat di Clinique Saint-Luc Woluwe-Saint-Lambert. Dan setelah seminggu dalam keadaan koma, Georges Remi meninggal dunia karena leukemia pada tanggal 3 Maret1983, pada usia 76. Petualangan terbaru dari Tintin, Tintin dan Alpha-Art terhenti pada halaman 42. Dengan izin khusus, almarhum dimakamkan, atas permintaannya, di Cimetière du Dieweg, Brussel.[52]
Fanny Remi, janda dan pewarisnya (istrinya sejak tahun 1977) tidak yakin akan nasib dari kisah Tintin dan Alpha-Art, apakah akan dilanjutkan atau dibiarkan saja sejak sang pengarangnya meninggal. Dan Herge telah menyatakan keinginannya sebelum ia meninggal:
"Tentu saja ada banyak hal yang rekan-rekanku lakukan tanpa aku dan bahkan lebih baik daripada aku. Namun, untuk hidup Tintin, Kapten Haddock, Profesor Lakmus, para Dupontd, dan semua tokoh yang lain dari kisah Petualangan Tintin, saya pikir sayalah satu-satunya yang dapat melakukan ini: Tintin itu saya! Seperti Flaubert berkata, "Madame Bovary, c'est moi!" - Wawancara dengan Hergé.[9]
Pada 1986, Mrs Remi mengubah Studio Hergé menjadi Yayasan Hergé. Dan kemudian dia memutuskan bahwa kisah Tintin dan Alpha-Art akan tetap diterbitkan dalam kondisi aslinya yang masih dalam bentuk sketsa, setelah pengarangnya telah tiada.[4] Dalam masa itu adaptasi ceritanya inipun meningkat: Pada tahun 1984, Johan de Moor dan studio Graphoui mulai menghidupkan kembali kisah Petualangan Quick dan Flupke ke film. Dan tidak kurang dari 260 gambar kartun dibuat untuk menjadi sebuah film kartun. Secara paralel, pelat asli yang masih berwarna hitam dan putihnya, diubah dan dicetak dalam format berwarna yang lebih modern dan menarik dan menjadi sebelas album (Casterman1984 - 1991).[4] Pada tahun 1991 dibuatlah serial televisi animasi dari kisah Petualangan Tintin yang diproduksi oleh Ellipse, kerjasama antara Prancis dan Kanada serta disutradarai oleh Stéphane Bernasconi. Total dibuat tidak kurang dari 18 episode, 45 menit setiap episodenya (kecuali kisah Tintin di Amerika yang lebih lama). Serial ini mencakup semuanya kecuali kisah Tintin di Tanah Sovyet (dianggap terlalu tua dan parsial), Tintin di Congo(dianggap terlalu kolonialis) dan Tintin dan Alpha-Art(karena belum selesai). Serial ini ditayangkan di jaringan televisi France 3, Prancis dari bulan Mei, 1992, dan mengalami sukses besar.[53]
Meskipun banyak penulis dan pengarang yang bersedia melanjutkan cerita Petualangan Tintin, tetapi pihak Studio Hergé menampiknya dan mempertahankan total keseluruhan serialnya hanya pada 24 album termasuk yang masih belum selesai, Tintin dan Alpha-Art. Pada tahun 2007, bertepatan dengan perayaan seratus tahun kelahiran Hergé, iapun menjadi berita utama lagi. Sebuah artikel khusus yang ditulis oleh Philippe Goddin, tentang Tintin, mencoba mengkonfirmasikan bahwa kematian dari Hergé adalah karena terkena AIDS. Walaupun secara resmi diberitakan bahwa ia meninggal dunia karena leukemia, Hergé terlihat tidak melakukan proses cuci darah secara rutin sebagaimana layaknya seorang penderita leukemia. Diduga ia terkena virus itu dalam suatu proses transfusi darah yang sering dilakukannya karena pneumonia serta bronchitis yang dideritanya.[54] Pada saat yang sama, mulai dibukalah sebuah Museum Hergé di Louvain-la-Neuve, Belgia, yang dibuka untuk umum pada bulan Juni, 2009.[55] Pada tahun 2007 pulalah, Steven Spielberg dan Nick Rodwell mengumumkan tentang rencana pembuatan film Trilogi Tintin yang akan ditayangkan pada paruh akhir tahun 2011. Untuk yang pertama, adalah film dari kisah buku komiknyaRahasia Unicorn dan tokoh Tintin diperankan oleh seorang aktor Inggris, Jamie Bell.[56]
Sebuah karya dalam pengawasan yang cermat
Pasangan Rodwell (janda Herge, Fanny akhirnya menikah lagi dengan Nick Rodwell), dianggap terlalu ketat dalam mengelola seluruh hasil karya Hergé dengan menggunakan bendera perusahaan Moulinsart, di mana mereka memiliki hak waralabanya sejak tahun 1996. Di mana mereka melakukan pengawasan yang ketat akan segala produk yang berhubungan dengan Tintin. Produk-produk tersebut hanya dijual pada tempat-tempat tertentu dan terkadang harganya cukup mahal.
Pada bulan Maret 2008, sebuah guas (bahan untuk membuat lukisan) asli yang pada tahun 1932 dipergunakan oleh Herge untuk membuat sampul kisah Tintin di Amerika terjual dalam sebuah lelang di Artcurial, Paris, seharga € 78.000,-. Ini merupakan sebuah rekor bagi barang-barang asli peninggalan sang artis.[57] Pada 2009, sejak 1929, lebih dari 230 juta album kisah komikPetualangan Tintin terjual di seluruh dunia dalam 90 bahasa (42 bahasa regional):[58]
Ketika beberapa orang membandingkan dirinya dengan Georges Simenon,[60] mereka yang lain merasa bahwa Hergé bukanlah kolaborator atau anti-Semit tetapi hanya seorang pria biasa pada masa itu dan begitu juga dengan Tintin. Misalnya, mereka berpendapat bahwa Jacques Martin, ayah dari Alix, adalah "produk Vichy" dengan berpartisipasi dalam "Chantiers de la Jeunesse " dari marshal Petain antara tahun 1943 hingga tahun 1941.[61] Akhirnya, dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Pierre Beguin, Hergé itu dianggap rasis karena ia mengangap Jepang sebagai penjahat? Tidak. Selain itu, untuk kasus Tintin di Congo, saat ini warganya lebih memilih untuk menunjuk Tintin sebagai ikon saja: "Salah! Tintin tidak rasis, ia hanya sedikit merendahkan! Seperti semua orang kulit putih pada waktu itu". Di mana hal ini menunjukkan kentalnya pengaruh kolonialisme pada masa itu, dan sisi negatif dari orang kulit putih.[62]
Tetapi Hergé juga pernah mengalami waktu yang menyedihkan ketika pada suatu hari, selama pendudukan tentara Jerman, ia menerima surat dari seorang pembaca anonim:
"Permisi Pak, aku adalah seorang ayah dari beberapa anak menyatakan kesedihan dan kekecewaan ketika melihat bahwa Tintin dan Milo ternyata muncul di Nouveau Soir. Anda tahu bukan bahwa harian itu menyusupkan racun agama yang menyesatkan. Dengan sangat terpaksa, aku tidak menandatangani surat ini - Surat anonim, 16 Oktober, 1940.[9]
Selama tahun 1930-an, di Eropa sedang terjadi gelombang antisemit, yang sudah dideklarasikan pada pergantian abad kesembilan belas masehi. Di Prancis dan Belgia, belum lagi di Jerman dan Italia, banyak kaum militan Katolik kanan menguasai tanah-tanah negara, dan justru dalam lingkungan seperti inilah Hergé lahir dan dibesarkan, yang sedikit banyak memengaruhinya dalam pembuatan kisah komik, Petualangan Tintin. Seperti pada kisah Si Kuping Belah (1936), pada panel kotak ke-117 ditemukan sketsa pertama seorang Yahudi. Dalam kisah itu ia adalah seorang pedagang barang antik yang sedang menawarkan patung Arumbaya.[63]
Namun, dalam kisah Bintang Misterius menimbulkan sebuah pertanyaan. Di mana, berbeda dengan album sebelumnya, yang ditarik dari peredaran selama pendudukan tentara Jerman antara bulan Oktober, 1941 hingga bulan Mei, 1942. Dalam edisi terbitan dari Soir-Jeunesse, ditemukan sebuah panel yang menggambarkan dua orang Yahudi dengan hidung bengkok dan bibir tebal dan berseru: "Apakah kamu mendengar apa kata Ishak? Ini adalah akhir dunia! Bagaimana jika? Hei Hei Hei! Itu adalah burung utusan dari Sulaiman!"
Dan untuk edisi berwarna dari album di atas (1943), penerbit Casterman menuntuk perubahan pada panel pertama, dan mengubah nama bankir yang sebelumnya bernama "Bohlwinkel" dan penarikan bendera Amerika Serikat yang dipasang di perahu musuh.[64]
Pada pertanyaan mengenai anti-semitme, banyak contoh dalam ceritanya yang menjelaskan posisi politiknya, baik yang mendukung ataupun menolaknya.
Mengenai Yahudi, ia tidak selalu digambarkan sebagai pihak negatif.[65] Sebagai akibatnya, tampak aktivitas peperangan antara Irgun melawan tentara Inggris di Palestina dalam album versi pertama (belum terselesaikan ketika itu) dalam kisah Di Negeri Emas Hitam terbitan tahun 1939, akhirnya tidak dibuat karikaturnya. Lalu, seorang orang kaya YahudiAmerika, Samuel Goldwood muncul dalam kisah Si Kuping Belah dua tahun sebelumnya.
Mengenai pandangan politik, itu tidak bisa dibantah bahwa Hergé telah lama dekat dengan lingkaran Katolik ekstrem kanan. Namun, sepertinya ia jauh lebih berhati-hati akan pandangannya mengenai paham fasisme dan NaziJerman. Dia tidak pernah secara terbuka menyatakan simpatinya untuk para Rexisme, apalagi bergabung dengan gerakan ini. Dia menggambarkan dalam kisah Tongkat Ottokar, Belgium menjadi korban dari agresi Jerman.
Selain itu tampaknya Hergé terinspirasi akan seragam dari Wehrmacht agar selamat dari sensor pihak tentara Jerman, (termasuk penggunaan pesawat militer yang sangat mirip dengan Messerschmitt Bf 109.[4] Di mana album ini diterbitkan kembali pada tahun 1942 di bawah pendudukan Jerman, dengan versi baru berwarna: di mana nama "Müsstler" masih dipertahankan dalam versi ini.
Dalam kisah 7 Bola Kristal, beberapa orang telah mengkritik pemakaian bintang besar (bintang Daud), (1943 - 1944). Namun ketika bagian pertamanya muncul di Le Soir, bintang ini tidak tampak begitu jelas, dan baru ditambahkan kemudian. Dan akhirnya dalam kisah Tintin di Amerika, ia membuat karakter orang Indian lebih manusiawi daripada pandangan yang berlaku kala itu, "orang biadab dan kejam", dan ia juga melakukan kritik akan pengambil alihan paksa tanah-tanah mereka oleh perusahaan-perusahaan minyak.
Hergé mencatut perang?
Seperti yang telah dicatat oleh Pierre Assouline: "untuk Hergé dan sejumlah penulis dan seniman, pekerjaan tersebut telah membawa mereka ke "zaman keemasana", sebagaimana dibuktikan dengan berlimpahnya kekayaan, dan ketenaran selama masa itu.[6] "Dari musim gugur tahun 1941, penjualan album komik kisah Petualangan Tintin telah mencapai 100.000 eksemplar, di mana penulisnya mendapatkan royalti tidak kurang dari 10% dari prix.[6] Gaji bulanannya mencapai 10.000 franc Belgia selama tahun 1940 - 1944, termasuk gajinya dari harian Le Soir pada tahun 1946.
Walaupun telah dilakukan pembaharuan oleh Hergé dalam versi kedua dari kisah Tintin di Congo tahun 1946, pada akhir tahun 1950, masih ditemukan adanya aspek dekolonialisasi. Dan baru pada tahun 1970 perubahan tersebut bisa didapatkan di toko-toko buku yang menjualnya. Sedangkan edisi berbahasa Inggris baru tersedia perubahan terbarunya pada tahun 1982.[4] Namun sebenarnya, Hergé sudah mendesain panel yang bermasalah ini dalam bentuk warna hitam dan putih pada tahun 1930 hingga tahun 1931 untuk majalah Le Petit Vingtième. Pada tahun 1927, baru saja dirayakan ulang tahun kelima puluh penemuan Kongo oleh Stanley, dan oleh karena itulah wartawan kita dikirimkan ke sana. Sebagaimana kisah Tintin di Tanah Sovyet, kisah ini juga mengandung pesan politis: untuk memuji koloninya yang sebenarnya tidak menarik, tetapi banyak menyediakan tenaga kerja murah untuk Belgia. Seperti yang juga ditulis oleh Hergé, untuk serial Flup, Nénesse, Poussette et Cochonnet (1928), si misionaris Katolik selalu menjadi pahlawan untuk Afrika.[4]
Pada saat yang bersamaan, Komisi untuk Persamaan Ras Inggris (CRE) menemukan bahwa album ini "sengaja dibuat rasis". Di beberapa perpustaakan dan toko buku di Amerika Serikat dan London, telah menghapus buku ini dari rak untuk anak-anak dan memindahkannya ke bagian dewasa.[66][67]
Dalam penjelasan resminya, Moulinsart terkejut bahwa kontroversi ini muncul lagi. Padahal telah dijelaskan oleh Hergé, bahwa dalam konteks tahun 1930-an, semua orang Belgia secara naif berpikir bahwa mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat baik pada daerah kolonialisasinya di Afrika.[66]
Perdebatan mengenai kisah ini selalu dihidupkan kembali setiap dekade selama setengah abad. Hergé adalah rasis? Tentunya pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ia sendiri hidup pada saat kolonialisme itu berjalan. Tentu saja ada pihak yang anti-kolinialismia,[68] tetapi pendapat kebanyakanlah yang memengaruhiku:
"Untuk Kongo, sebagaimana untuk Tintin di Tanah Sovyet, itu dibuat pada masa di mana kolonialisme sedang dipuja oleh kalangan borjuis di mana aku dibesarkan. Jadi aku hanya mengikuti apa pendapat umum saja waktu itu (1930)- Wawancara dengan Hergé[66]"
Untuk Jean-Claude De la Royère, seorang pemerhati komik di Belgia menyatakan: "melakukan pembenaran politik pada masa lalu, adalah suatu hal yang tidak mungkin. Masih banyak hal-hal humanis yang diketengahkannya dalam kisah ini? Sebagaimana kata Dalai Lama selama tinggal di Belgia: "Tintin di Tibet" telah memberitahukan pada dunia bahwa negara Tibet itu ada.[66]
Cara menggambar Herge bervariasi antara tahun 1920 hingga tahun 1970. Pada awal kariernya, perancang muda ini belum mempunyai gayanya sendiri dan seperti banyak pemula lainnya, ia memulainya dengan meniru artis lain. Kita tahu adanya karikatur raja Prancis (Louis XIII, Louis XIV dan Louis XV) atau sketsa militer (Joffre dan Foch) dengan karyanya di Larousse (sekitar tahun 1922).[4] Dan selama tahun 1920-an, ia banyak dipengaruhi oleh teknik menggambar dari beberapa seniman seperti Benjamin Rabier (1864 - 1939) yang terkenal dengan sketsa tentang Dongeng hewan (Fables de La Fontaine, La vache qui rit pada tahun 1921):
Pada saat menggambar untuk kisah-kisah petualangan awalnya (Petualangan Tintin), banyak kekurangjelasan dalam kotak-kotak panelnya, hanya terlihat kontras hitam dan putih yang dikuasainya dengan sempurna serta terlihat banyaknya pengaruh dari industri perfilman dalam karya-karyanya yang menandai masa kecilnya.[69] Pada pertengahan tahun 1930-an, ia menerima nasihat dari ahli komik strip Prancis, Alain Saint-Ogan. Kisah Petualangan Quick dan Flupke adalah laboratoriumnya yang benar-benar Hergé lepaskan bebas tanpa kendali. Ia mulai menemukan bentuk dan gayanya sendiri sebagai seorang seniman dalam karyanya Lotus Biru. Di mana ia diajari oleh rekan Cinanya, Zhang Zhong-Ren seni kaligrafi Cina, dan sekaligus memperdalam filsafat dan pengamatan alam: "Pohon yang Anda lihat, ia memiliki jiwa seperti Anda".[9] Mulai terlihat banyak perubahan dari karya Hergé pada kisah Tongkat Ottokar, di mana ia membuat gambarnya terlihat jelas, hidup dan tepat sesuai referensi yang ada. Selama perang ia bekerja keras memperdalam makna kata-kata di kotak-kotak panelnya, antara lain di: Kepiting Bercapit Emas dan Harta Karun Rackham Merah.[70]
Setelah tahun 1945, secara bertahap ia meningkatkan metode grafis yang semakin dalam dan tegas dari waktu ke waktu. Tidak seperti pada hari-hari awal (terutama ketika dia masih menjadi ilustrator), masih terlihat ada kurangnya bayangan dalam karya-karyanya. Untuk membuat sketsa kisah petualangannya, "ayah" Tintin ini memulainya dengan menuliskan sebuah sinopsis dari dua atau tiga halaman sebelum melakukan pembuatan sketsanya. Lalu ia lanjutkan dengan pembuatan format besarnya, dan akhirnya lapisan dari semua sketsa yang dianggap paling memuaskan: "yang paling jelas menandai gerakan".[71] Goresan garis putih terlihat sangat menonjol dalam albumnya yang dibuat pada paruh akhir 1950-an dan 1960-an. Ini adalah masa ketika objek, karakter dan latar belakang selalu digambar dengan ketebalan tinta yang sama. Sedangkan pewarnaan selalu dipergunakan dengan cara gradien warna yang sederhana dan hidup. Selama tahun 1960, Herge mulai menyukai seni modern, dan yang pertama-pertama disukainya adalah karya dari Joan Miro kemudian Lucio Fontana. Ketika diadakan pameran Tintin di Rotterdam tahun (1977), seorang kartunis bernama Joost Swarte adalah orang pertama yang berbicara di depan umum dan menandai gaya Hergé sebagai gaya Ligne claire (atau Klare lijn dalam bahasa Belandanya). Sejak itu, "ayah" dari Tintin ini dianggap sebagai pelopor dan peletak dasar teori menggambar dengan gaya ligne claire.[72]
Totor atau Totor, CP (Chef de Patrouille) des Hannetons, adalah seorang pahlawan komik yang diciptakan oleh Hergé untuk harian Le Boy-Scout belge, pada tahun 1926. Ini adalah cerita tentang seorang pemimpin kepanduan yang mempunyai banyak akal, yang muncul untuk pertama kalinya dalam kisah Les extraordinaires aventures de Totor, CP des Hannetons.
Ini adalah karya awal dari Hergé, di mana tarikan gambarnya masih sederhana dan akhirnya ia digantikan oleh Petualangan Tintin. Dapat dikatakan juga bahwa Totor leluhur dari kisah Petualangan Tintin.
Serial ini mendapatkan perhatian dari khalayak umum secara luas setelah dimuat di Coeurs Vaillants pada 26 Oktober, 1930.[73]
Kisah Petualangan Tintin ini diakui dunia dan dicetak ulang berulang kali, dalam berbagai bahasa, salah satunya karena, tokoh-tokohnya dibuat dengan baik dan teliti. Serial ini juga mendapatkan tempat khusus di hati para pembaca dan kritikus, tidak kurang dari 70 tahun.
Pahlawan dari serial ini adalah seorang tokoh fiktif Tintin, seorang wartawan muda dan seorang penjelajah dunia dari Belgia. Ke mana pun ia pergi, selalu ditemani oleh anjing setianya Milo.
Selama petualangannya, banyak tokoh-tokoh yang muncul seperti Kapten Haddock - tokoh yang memiliki karakter berbeda sekali dengan Tintin, dua detektif kembar yang tidak becus, Dupond dan Dupont, dan juga Profesor Lakmus. Hergé sendiri beberapa muncul dalam karyanya ini sebagai tokoh pendukung.
Serial ini mengalami sukses besar, dibukukan dalam bentuk album (24 secara keseluruhan, 1 tidak selesai), dan juga merupakan Referensi dari Majalah Tintin yang beroplah sangat besar, serta dibuat filmnya ataupun dimainkan di teater. Kisah ini juga diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan lebih dari 200 juta eksemplar sudah dicetak di seluruh dunia.
Dua orang tokoh utamanya adalah anak-anak jalanan di Brussel, dan namanya adalah Quick dan Flupke ("Philippe Kecil" dalam brabançon). Dua anak itu banyak menimbulkan masalah dan sering kali mengakibatkan kecelakaan, yang oleh karenanya mereka dicari-cari polisi, khususnya "Agent 15". Selain itu, mereka juga banyak menciptakan peralatan dan mesin-mesin baru dari garasinya dan beberapa karyanya membahayakan orang banyak, seperti pesawat terbang.
Setelah Perang Dunia II, ceritanya mulai dibukukan dalam sebuah album komik. Dua edisi perdanaya, diedit ulang pada Januari, 1949, dan seri kesebelasnya (11e) atau juga seri terakhirnya selesai dibuat pada Januari, 1969.
Le Triomphe de l'Aigle Rouge adalah sebuah sejarah Barat Jauh pada masa tahun 1930 yang dimuat di Cœurs Vaillants, yang digambar oleh Hergé. Kisah ini juga memuat petualangan dari Tim Cobalt sebanyak 5 episode dengan satu hingga dua illustrasi (12x14 cm).
Popol et Virginie chez les Lapinos adalah sebuah album komik karya Hergé, yang merupakan karyanya yang mengalami banyak transformasi. Karya-karya awalnya dipublikasikan dengan judul Tim l'écureuil au Far West pada harian kecil dengan empat halaman dan diedarkan pada musim gugur1931 dalam majalah beroplah besar di Brussel, L'Innovation. Dua tahun kemudian, Les Aventures de Tom et Millie yang dipublikasikan di Pim et Pom, untuk kaum muda dari Pim - Vie heureuse, sebuah halaman suplemen dari sebuah harian BelgiaLa Meuse. Kemudian diikuti pada tahun 1934Les Aventures de Popol et Virginie au Far West dipublikasikan di Le Petit Vingtième, sebelum akhirnya terbit lagi pada tahun 1948 di Majalah Tintin dengan judul yang kita kenal sekarang.[4]
Kisah Petualangan Yo, Susi dan Yokko adalah serial komik karya Hergé. Ia dibuat untuk pertama kalinya pada tahun 1936 untuk harian Cœurs Vaillants, dengan penerbit Katolik sebagai personifikasi dari Tintin, yang dimintakan oleh para penganut Katolik pada Hergé sebagai tokoh baru yang memiliki keluarga.
Tokoh utamanya adalah seorang anak lelaki darn perempuan, Yo dan Susi, berumur dua belas tahunan, dan seekor simpanse peliharaannya Yokko. Mereka tinggal di keluarganya, seorang insinyur sipil, Legrand. Yokko adalah seekor simpanse yang sudah jinak dan menemani anak-anak itu ke mana pun mereka pergi. Ia adalah binatang yang cerdas dan kadang-kadang berbicara sendiri tetapi tidak berbicara dengan manusia.
Keunikan dari kisah ini, para tokoh utamanya adalah sebuah keluarga yang utuh dengan nama depan dan akhir. Di mana hal ini tidak ditemui dalam tokoh Tintin (karya pengarang yang sama), yang tidak memiliki keluarga sama sekali.
Karena masih anak-anak, dalam setiap petualangannya, mereka masih membutuhkan bantuan orang dewasa untuk menyelematkannya. Mereka tidak punya kekuatan khusus, tetapi kecerdasan dan kemauan yang sangat tinggi untuk menyelesaikan masalah, selalu menyelematkan mereka. Di mana, dalam beberapa hal, tokoh ini dekat dengan para pecintanya karena lebih realistis.
Bibliografi
Buku-buku yang mengupasnya
(Prancis) Paul Vandromme, Le monde de Tintin, Paris, Gallimard, 1959.
^Hergé, Les exploits de Quick et Flupke, tome 2, Archives Hergé, Tournai, Casterman, 1978, planches 250-251.
^Jean Rolin, « Où est passée la Syldavie », Géo hors-série, 2000, hal. 127-133
^Le nom de Müssler rappelle aussi celui d'Anton Mussert, chef d'une organisation fasciste puis nazie aux Pays-Bas qui voulait justement mettre la main sur la Belgique.
^« Une galerie de portraits tout à fait ressemblants », Géo hors-série, 2000, hal. 37. S. Tisseron (1985), op. cit.
^(Prancis) Les deux derniers gags de Quick et Flupke s'intitulent « Sang froid » et « Abus de confiance » et les deux dernières planches de Tintin où le reporter découvre le vrai visage de Moul Pacha: le docteur Müller (Petit Vingtième du 9 mai 1940). Les planches 57 et 58 où Müller abandonne Tintin dans le désert, ne seront jamais publiées Les dernières planches de L'Or noir..
^Le Soir mempunyai tiras sebanyak 300.000 exemplar sehari, oplah yang lebih dari cukup untuk memulai lagi kisah Tintin, Petualangan Tintin. P. Goddin (2007), op. cit., hal. 261-263.
^Nama karakternya terinspirasi dari tokoh Le Capitaine Craddock, sebuah film berbahasa Prancis dan Belanda karya dari Hanns Schwarz et Max de Vaucorbeil (1931) P. Goddin, hal. 272.
^(Prancis) Si les États-Unis ne sont alors pas encore en guerre contre l'Allemagne, ils ont, trois semaines avant la première publication de L'Étoile mystérieuse, autorisé l'armement défensif de leurs navires de commerce. P. Assouline (1996), op. cit., hal. 155.
^(Prancis)Le Secret de la Licorne était considéré par son auteur comme l'un de ses albums préférés, Benoit Peeters
^(Prancis) Le pirate Rackham le Rouge est quant à lui inspiré à la fois de John Rackham, un corsaire des Antilles mort en 1720, et d'un pirate haïtien fictif nommé Lerouge. « Une galerie de portraits tout à fait ressemblants », Géo hors-série, 2000, hal. 36.
^(Prancis) Ce qui rappelle la plongée au bord du sous-marin dans l'album. « Une galerie de portraits tout à fait ressemblants », Géo hors-série, 2000, hal. 39.
^(Prancis) Moulinsart est un lieu inventé par Hergé à partir d'un véritable village brabançon nommé Sart-Moulin. P. Goddin (2007), op. cit., hal. 292.
^(Prancis)Les Sept Boules de cristal, version 1975, hal. 49.
^Pol Vandromme, Le Monde de Tintin, Paris, Gallimard, 1959, hal. 52.
^(Prancis) Au même moment Hergé dessine dans les Sept Boules de cristal le général Alcazar repartant par paquebot chez lui en Amérique du Sud
^(Prancis) « Une galerie de portraits tout à fait ressemblants », Géo hors-série, 2000, hal. 37.
^Perusahaan ini dimiliki secara bersama oleh para pemegang saham utama, antara lain Ibu dari Alexis Remi, Germaine Kieckens, Marcel Dehaye dan Hergé sendiri.
^(Prancis) Écrivain belge contemporain d'Hergé, particulièrement raciste au travers de ses ouvrages comme Le Cercle de la soif (1927) ou Le Sous-Marin dans la forêt (1928) dans lesquels il compara les « nègres » à des singes. Paradoxalement, André Gide était particuièrement ébloui par l'auteur.
^(Prancis)Dans Tintin au pays des Soviets (hal.13), intervient un tailleur visiblement juif dont l'apparition n'aura rien d'antisémite, malgré la connotation politique du récit
^(Prancis)André Gide (Voyage au Congo, 1927) et Albert Londres (Terre d'ébène, 1930) remirent en cause le système colonial avant l'époque de Tintin au Congo. P. Assouline (1996), op. cit., hal. 53.
^La première fait référence à la case où sont représentés dans le désert une colonne de Touareg qui, affolés par les injures du capitaine Haddock, se lèvent les uns après les autres et s'enfuient. La seconde fait référence à l'échouage de la barque sur l'île déserte: Haddock en avant, Tintin et les Dupondt en arrière (triangle parfait). N. Sadoul (2003), op. cit.