Bianca Castafiore adalah salah satu tokoh wanita yang menjadi bintang dalam kisah komik terkenal, Petualangan Tintin. Ia mendapatkan julukan sebagai (Inggris) "the Milanese Nightingale" atau "Si burung bulbul dari Milan", julukan yang menghubungkannya dengan gedung opera La Scala, di Milan. Diva ini pertama muncul dalam cerita Tongkat Ottokar. Dalam bahasa Italia namanya berarti "bunga putih suci" (Prancis) (blanche chaste-fleur). Menurut Herge ketika ia diciptakan, ia sudah berumur sekitar 45 tahun[1]
Latar belakang
Hergé adalah pemuja wanita, sangat tertarik dan menghargainya.[2] Beberapa wanita yang dikagumi dan menjadi inspirasi dalam pembuatan kisah Petualangan Tintin adalah:
- Dia adalah pacar pertama yang dikenalnya sejak masa kanak-kanak dan menjadi inspirasi bagi nama anjing Tintin, Milo atau (Prancis) Milou atau (Inggris) Snowy.
- Sekretaris yang sangat efisien dan cantik di (Prancis) Le Vingtiéme Siécle, yang akhirnya dinikahinya pada tahun 1932 setelah melalui pertunangan yang lama. Dia dipergunakan sebagai model bagi beberapa sketsa fashion cantik dan wanita ini bisa dilihat mengenakan gaun pesta merah muda di sebelah Hergé yang mengenakan seragam militer hijau saat Tintin mengintip tamu-tamu Raja Ottokar dalam kisah Tongkat Ottokar.
Selain mereka, Hergé selalu menggambarkan wanita sebagai makhluk cantik dalam kisah-kisah Petualangan Tintin. Diantaranya adalah Nyonya Clairmont yang malang dalam kisah 7 Bola Kristal yang digambarkan sangat cantik dan memiliki penampilan seperti bintang film yang jelas bisa membuatnya masuk dalam jajaran "si pirang dalam film Hitchcok".[2]
Namun ketertarikan Hergé pada wanita, tidak dirasakan oleh Tintin, karena dalam petualangan yang seru yang penuh aksi, nyaris tidak ada waktu untuk kisah cinta. Petualangan Tintin terutama ditulis untuk anak-anak, karena itu menurut Hergé bukan tempat untuk hal-hal romantis, hanya terbatas pada pipi Profesor Lakmus yang memerah, saat dalam Permata Castafiore, karena jatuh cinta dengan manis dan tak terduga pada Bianca Castafiore.
Karakter
Umum
Dia terlihat memiliki naluri keibuan yang kuat bagi Kapten Haddock --- suatu hal yang sangat menyebalkan bagi sang Kapten karena membuatnya merasa bagaikan seorang anak sekolah ingusan (Dia pernah memanggilnya demikian). Tokoh wanita ini selalu memanggil sang Kapten dengan nama yang salah (Bartok, Fatstock, Drydock, Hopscotch, Stopcock, Hammock, Paddock, Hassock, Havoc, Maggot, Bootblack, Balzac, Bedsock, Padlock, Hatchbox, Stockpot, Harrock, Hemlock), dan kapan saja ia memberikan hadiah sebagai tanda perhatian bagi sang Kapten hasilnya selalu saja tidak beres. Ia belakangan diisyukan oleh para jurnalis surat kabar bahwa ia dan Kapten Haddock sedang saling jatuh hati --- yang langsung menyebabkan kekesalan Kapten Haddock yang luar biasa.
Dalam suatu kejadian, dia dan rombongannya (pembantunya Irma, pemain pianonya Igor Wagner, dan kedua detektif Dupont dan Dupond) ditangkap oleh Jendral Tapioca atas nasihat dari Kolonel Sponsz. Kolonel Sponsz, berharap untuk memancing Kapten Haddock, Tintin dan Profesor Lakmus ke San Theodoros, menuduh mereka semua bersama sang diva berkonspirasi untuk membunuh atau menggulingkan Tapioca. Ironisnya, Tapioca belakangan digulingkan oleh mereka yang memberi tuduhan tadi. Selama kudeta terjadi, dia tetap dipenjarakan dan tiap saat mengomel mengenai pasta yang dimasak terlalu lama.
Model
Seperti saat menciptakan Tintin dan Haddock, Hergé mengumpulkan beberapa bahan untuk menciptakan tokoh Castafiore, salah satunya adalah bibinya Ninie, yang pada masa kecil Hergé mengisi rumah sang penulis dengan suaranya yang keras dan melengking diiring dengan piano. Penampilannya membuat Hergé kecil tidak menyukai musik apalagi opera. Nyanyian si bibi membuat Hergé tidak menemukan segi menarik apapun pada opera, ekspresi artistik yang dianggapnya lucu dan tidak bisa dimengerti.
- "Sayangnya, opera membosankan bagiku. Lebih dari itu, opera itu menggelikan," kata Hergé pada Numa Sadoul.
Dari ingatan ini, dia menciptakan model penyanyi opera yang membuat kita tertawa, dan stereotipe ini untuk pertama kalinya terlihat dalam kisah Tongkat Ottokar, dan karakternya akan berkembang dalam petualangan-petualangan selanjutnya. Dalam kisah 7 Bola Kristal, (1948), penampilan Castafiore masih biasa-biasa saja, sama sekali tidak menggambarkan keglamorannya yang akan muncul kemudian. Dimana dalam kisah Tongkat Ottokar, Castafiore mengenakan gaun malam panjang berwarna ungu yang sama sekali tidak menarik, terutama di bagian dadanya yang ketat, sementara rambutnya - kali ini berwarna cokelat-benar-benar payah. Pendeknya, dia sama sekali tidak menarik dan tidak akan bisa memikat siapapun.
Baru pada tahun 1950an dari koran dan majalah seperti Paris-Match (sumber materi favorit Hergé) yang penuh kisah tentang karier opera dan kehidupan pribadi Maria Callas yang sensasionallah, ia menemukan model yang sesungguhnya untuk Castafiore.
Seperti Callas
Ketika pertama kali muncul dalam kisah Tongkat Ottokar tahun 1938 - 1939, Bianca digambarkan sebagai seorang penyanyi sopran dramatis kusut dan mirip ibu-ibu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ia berubah menjadi à la Callas, sangat elegan dan modis. Semakin hari dia tampak semangkin muda dan jelas lebih menarik dalam petualangan utuh yang terakhir, Tintin dan Picaros, (1976), daripada pertemuan pertamanya dengan Tintin di Syldavia 38 tahun sebelumnya dalam kisah Tongkat Ottokar. Perubahan itu sangat jelas terbaca, sehingga tidak mengagetkan ketika Profesor Lakmus tergila-gila padanya dalam kisah Permata Castafiore, (1963), saat tubuhnya yang anggun, seperti Callas, tampak kian indah berkat kreasi terbaru dari Tristan Bior (parodi cerdas Christian Dior karangan Herge) dan Coco Chanel. Sepanjang kisah Permata Castafiore, ia memamerkan tidak kurang dari dua belas pakaian berbeda yang dipilih dan dipadankan dengan cermat. Untuk saat apapun sepanjang hari, dia memiliki gaun yang sesuai.
Aria, andalannya
Aria andalan Castafiore-dinyanyikan selama petualangan-tipikal pilihan cerdas Herge:Jewel Song dari grand opera Gounod Faust. Opera ini memiliki sifat yang berbunga-bunga, dramatis, menuntut kemampuan yang hebat. Lagunya menggambarkan saat dalam tragedi Goethe ketika Marquerite muda menemukan sekeranjang perhiasan yang ditinggalkan oleh Mephistopheles', yang kemudian dicoba dipakainya dan saat memandang pantulannya di cermin, terpesona pada apa yang dia lihat. Musik menjadi berirama waltz saat dia menyanyi
- "Ah kecantikanku tak tertandingi;
perhiasan cemerlang yang kukenakan ini!
Apakah aku Marquerite?"
Rujukan
|
---|
|
Judul bukunya | |
---|
Tokoh utama | |
---|
Tokoh pendukung | |
---|
Serial televisi | |
---|
Film | |
---|
Dokumenter | |
---|
Permainan video | |
---|
Kolaborator | |
---|
Karya Herge lainnya | |
---|
Tokoh terkait | |
---|