Dalam Catatan sejarah Sebelum bernama Gunung Sumbing, gunung ini bernama Gunung sembung. Hal ini berdasar dari Manuskrip Bujangga Manik Ketika dia melewati dataran tinggi Dieng
"nepi aing ka Panjalin.
Sacu(n)duk aing ka Se(m)bung,
ngalalar ka Paka(n)dangan.
Sadatang ka Padanara,
nu(n)juk gunung nyangkidulkeun:
765 itu ta na gunung Rahung,
ti kulonna gunung Diheng,
itu ta gunung Sundara,
itu ta na gunung Kedu,
ti kidul gunung Damalung"
Letusan terakhir tercatat pada tahun 1730, yang membentuk kubah lava dengan aliran lava ke arah bibir kawah terendah[3]
Jalur pendakian Gunung Sumbing paling populer adalah melalui pos Garung. Garung adalah sebuah desa di kaki bagian utara Gunung Sumbing, di kawasan Kledung Pass. Dekat dengan Desa Garung tersebut juga terdapat basecamp untuk pendakian ke Gunung Sindoro. Selain itu juga terdapat jalur lain seperti Bowongso, Cepit, Lamuk, Banaran, Butuh Kaliangkrik, dan Mangli Kaliangkrik.
Letak Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro saling berhadapan. Banyak disebut oleh masyarakat bahwa gunung Sumbing-Sindoro adalah gunung kembar layaknya gunung Merapi-Merbabu. Tinggi yang tidak jauh berbeda, dan juga kondisi alam gunung yang juga hampir sama. Namun bagi para pendaki Gunung Sumbing memiliki trek yang lebih berat daripada Gunung Sindoro dikarenakan gradien kemiringan yang terjal dan rute yang lebih panjang.
Galeri
Pendakian Gunung Sumbing
Lukisan Junghuhn (1856)
Panorama Gunung Sumbing dari lereng Gunung Sindoro