Gunung Kerenceng merupakan sebuah gunung yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Gunung Kerenceng mencangkup Kecamatan Sumedang Selatan, Kecamatan Cimanggung, dan Kecamatan Pamulihan. Gunung Kerenceng mempunyai ketinggian 1.736 meter di atas permukaan air laut Mdpl dengan ketinggian relatif 1.680 Mdpl. Di bagian barat Gunung Kerenceng terdapat puncak lainnya seperti Puncak Pangukusan (1.558 Mdpl) dan Puncak Kareumbi (1.685 Mdpl). Gunung Kerenceng merupakan gunung yang diduga
pernah mengalami aktivitas vulkanik. Gunung ini berbentuk strato dengan cerukan menyerupai kawah yang sobek ke arah barat. Sungai yang berhulu di gunung ini antara lain Sungai Cikarobokan, Sungai Cimanggung, Sungai Cikandang, Sungai Pojok, Sungai Ciguling, Sungai Cilembu, Sungai Cijogjog dan Sungai Cileuleuy.
Etimologi
Menurut Kamus Bahasa Sunda susunan R.A Danadibrata halaman 333 yang diterbitkan oleh Panitia Penerbit Kamus Basa Sunda, menyebutkan bahwa Kéréncéng berarti Gengge Raranggeuyan, Gengge Beunang Niiran, Loceng, Kirincing. Gengge sendiri bisa diartikan secara bebas yaitu Gelang Kaki dan Raranggeuyan bisa berarti banyak, sedang Gengge Beunang Niiran bisa diartikan Gelang kaki yang disusun dengan cara di tusuk seperti sate. Sedang kata Loceng berarti Lonceng dan Kirincing bisa berarti bunyi Kirincing. Menurut sedikit informasi dari tulisan HU Galamedia, edisi Minggu 28 juli 2002, menyebutkan bahwa dahulu Gunung Kerenceng merupakan tempat tinggal Eyang Panggung Jaya Kusumah. Dan siapa Eyang Panggung Jaya Kusumah? Entahlah, mungkin salah satu sesepuh/leluhur atau pendiri kampung di sana. Satubumikita sendiri belum sempat mengkonfirmasi kepada warga lokal kenapa Gunung tersebut dinamai Kerenceng (Kéréncéng) serta mitos dan sejarahnya.[1]
Pendakian
Pendakian Gunung Kerenceng dimulai dari Kampung Jambuaer maupun Kampung Sayuran di Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung. Selain dari Kampung Jambuaer, titik pendakian bisa mulai dari Kampung Situhiang, Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung. Jalur awal berupa anak tangga yang dibuat dari semen untuk memudahkan akses jalan warga desa dari dan menuju pemukiman serta kebun garapan. Kebun-kebun sayuran berupa kol, cabe dan varian lainnya menghiasi jalur pendakian ini.
Seusai memasuki kawasan perkebunan warga, jalur mulai memasuki pintu hutan dengan ditandai sebuah plang hijau kusam milik Perhutani yang termakan usia. Jalur mulai menanjak dan semak belukar semakin rimbun, tumbuhan perdu dan pinus menghiasi jalur pendakian. Jalur tersebut cukup jelas walau bisa dikatakan jalur tersebut jarang dilalui penduduk dilihat dari tingginya ilalang-ilalang yang tumbuh subur menghalangi jalur. Semakin memasuki hutan jalur mulai bervariasi dan semakin menanjak melipir punggungan. Mendekati area terbuka menuju puncak, tanaman kantong semar dengan bahagia tumbuh subur berkelompok. Sekitar 3 jam berjalan menjelajah hutan, maka sampailah di titik tertinggi Kerenceng.[2]
Referensi
Lihat pula