Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah (Jawi: السلطان عبدالله رعاية الدين المصطفى بالله شاه الحاج ابن المرحوم سلطان حاج احمد شاه المستعين بالله; mendengarkanⓘ; lahir 30 Juli 1959) adalah Yang di-Pertuan AgongMalaysia ke-16 dan SultanPahang ke-6. Ia dinobatkan sebagai Sultan pada 15 Januari 2019, menggantikan ayahnya, Sultan Ahmad Shah, yang turun takhta setelah diputuskan pada pertemuan Dewan Kerajaan tanggal 11 Januari 2019.[2]
Pada 24 Januari 2019, beberapa hari setelah naik ke takhta Pahang, ia terpilih sebagai Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke-16.[3] Sultan Abdullah mengucapkan sumpah jabatan di hadapan Majelis Raja-Raja pada 31 Januari 2019. Sebelumnya, Ia juga menjadi anggota dari Dewan FIFA sejak tahun 2015 hingga 2019.[4]
Kehidupan awal
Tengku Abdullah lahir pada 30 Juli 1959 di Istana Mangga Tunggal, Pekan, Pahang. Ia adalah anak laki-laki pertama dari Sultan Ahmad Shah dan Tengku Ampuan Afzan. Ia merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Kakak tertuanya adalah Tengku Meriam.[5][6]
Tengku Abdullah awalnya menerima pendidikan dasarnya di Sekolah Kebangsaan Sultan Ahmad, Pekan. Selanjutnya, ia bersekolah di Sekolah Rendah St. Thomas dan Sekolah Menengah St. Thomas di Kuantan, Pahang. Ia melanjutkan pendidikannya di Britania Raya, tepatnya di Aldenham School, Elstree Hertfordshire – Advance School pada tahun 1975–1978 dan Davies College, London – Advance School selama dua tahun setelahnya. Sebagaimana keluarga kerajaan lainnya, Tengku Abdullah juga bersekolah di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst selama dua tahun dan mendapatkan pangkat Letnan Dua. Pada tahun 1981 ia mendapat gelar diploma di bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi setelah menempuh studi di Perguruan Tinggi Worcester, Oxford dan Perguruan Tinggi Ratu Elizabeth.[5]
Tengku Mahkota dan Wali Penguasa Pahang
Pada 1 Juli 1975, Tengku Abdullah ditunjuk menjadi Tengku Mahkota (Putra Mahkota) Pahang. Ia secara resmi menyandang gelar tersebut pada 23 Oktober 1977 setelah dilantik di Istana Abu Bakar, Pekan.[5]
Setelah menyandang gelar tersebut, ia pernah ditunjuk menjadi Pemangku Raja Pahang dua kali. Abdullah menjabat sebagai Pemangku Raja Pahang pertama kali selama lima tahun karena ayahnya ditunjuk menjadi Yang di-Pertuan Agong ke-7 pada 26 April 1979 hingga 25 April 1984. Ia kembali menjabat sebagai Pemangku Raja setelah kesehatan ayahnya menurun mulai tahun 2016. Tengku Abdullah menjabat Pemangku Raja kedua kalinya sejak 28 Desember 2016 hingga dirinya diangkat menjadi Sultan Pahang pada tahun 2019.[5]
Sultan Pahang
Pada 15 Januari 2019, pada umur 59 tahun, Abdullah mengangkat dirinya menjadi Sultan Pahang ke-6 setelah pengunduran diri ayahnya dengan alasan kesehatan. Upacara tersebut dilaksanakan di Istana Abu Bakar, tempat kediaman resmi Sultan Pahang. Masa jabatannya sebenarnya secara resmi telah dimulai pada 11 Januari 2019, tepat setelah Dewan Kerajaan menyetujuinya menjadi penerus ayahnya.[2][7]
Setelah penobatannya menjadi Sultan Pahang, Sultan Abdullah mengambil nama gelar "Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah".[8] Istrinya, Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah yang sebelumnya bergelar Tengku Puan (Putri Mahkota), dinobatkan menjadi Kebawah Duli Yang Maha Mulia Tengku Ampuan Pahang (Ratu Permaisuri Pahang) pada 29 Januari 2019.[9]
Yang di-Pertuan Agong
Pada Kamis, 24 Januari 2019, Majelis Raja-Raja memilih Sultan Abdullah sebagai Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke-16 menggantikan Sultan Muhammad V yang mengundurkan diri beberapa pekan sebelumnya.[5] Sultan Abdullah membaca sumpah jabatannya sebagai Raja Malaysia ke-16 pada 31 Januari 2019 dalam sebuah upacara dan secara resmi mengambil alih Istana Negara, Jalan Duta sebagai tempat kediamannya.[10] Pada saat yang sama, Majelis Raja-Raja memilih Sultan Nazrin Shah sebagai Timbalan Yang di-Pertuan Agong (Wakil Yang di-Pertuan Agong).[3]
Mengenai pemerintahannya di Pahang saat menjadi Yang di-Pertuan Agong, Sultan Abdullah menunjuk putranya, Tengku Hassanal Ibrahim Alam Shah menggantikannya di pemerintahan negara bagian dan menjadi walinya sebagai penguasa Pahang. Sebelumnya, Tengku Hassanal Ibrahim Alam Shah telah diangkat menjadi Tengku Mahkota (Putra Mahkota) Pahang pada 29 Januari 2019.[9]
Pada saat penunjukannya, Tengku Hassanal masih menempuh pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst. Untuk melaksanakan tugasnya, ia dibantu Majlis Jumaah Pangkuan Diraja Negeri Pahang (Majelis Pewalian Pahang) yang dipimpin oleh adik tertua Sultan Abdullah yang juga merupakan paman Tengku Hassanal, Tengku Abdul Rahman ibni Sultan Haji Ahmad Shah. Majelis pewalian ini melaksanakan tugas mulai 15 Februari 2019 hingga kelulusan Tengku Hassanal pada 15 Desember 2019.[11]
Upacara penabalan Sultan Abdullah dilaksanakan di Balairung Seri Istana Negara pada tanggal 30 Juli 2019. Upacara ini diadakan tujuh bulan setelah penunjukannya sebagai Yang di-Pertuan Agong dan bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-60.[12] Penabalannya sebagai Yang di-Pertuan Agong dan Tunku Azizah Aminah sebagai Raja Permaisuri Agong memiliki nilai sejarah tersendiri karena ayah dari keduanya merupakan Sultan yang telah menjabat sebagai Yang di-Pertuan Agong sebelumnya. Sultan Abdullah merupakan putra dari Yang di-Pertuan Agong ke-7, sementara Tunku Azizah merupakan putri dari Yang di-Pertuan Agong ke-8.
Sultan Abdullah secara otomatis menjadi Pemimpin Tertinggi Angkatan Tentara Malaysia menurut konstitusi. Sebagai pemimpin tertinggi ATM, ia juga mendapat pangkat tertinggi dari tiga angkatan tentara, yaitu Marsekal Lapangan Angkatan Darat, Marsekal Angkatan Udara, dan Laksamana Armada Angkatan Laut. Sebagai tambahan saat ini ia adalah Kolonel di-Pertua Angkatan Udara, setelah mengambil alih tugas pada saat kenaikan takhta. Sebelumnya, ia bertindak sebagai wakil ayahnya untuk acara dan upacara Angkatan Udara Kerajaan Malaysia dua kali dalam kapasitasnya sebagai wali penguasa.
Covid-19
Pada 25 Oktober 2020, Al-Sultan Abdullah sebagai Yang di-Pertuan Agong, menolak permintaan Perdana MenteriMuhyiddin Yassin untuk mendeklarasikan keadaan darurat akibat lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia.[13]
Pada 12 Januari 2021, Al-Sultan Abdullah mendeklarasikan keadaan darurat di seluruh negeri dan diperkirakan berakhir pada 1 Agustus. Pernyataan ini dilakukan akibat penyebaran Covid-19 yang semakin tinggi serta krisis politik yang melibatkan pemerintahan Perikatan Nasional Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Di bawah keadaan darurat ini, kegiatan parlemen dan pemilihan umum akan dibekukan dan pemerintahan Malaysia akan memberlakukan undang-undang tanpa pengawasan dan pembahasan dari parlemen.[14][15]
Karier militer
Tengku Abdullah memulai karier militernya di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst, Britania Raya pada 1978 sebagai seorang Taruna. Di sini, Tengku Abdullah bertemu sahabatnya, Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang kemudian menjadi Putra Mahkota Abu Dhabi serta Zulkiple Kassim yang kemudian menjadi Panglima Angkatan Darat Malaysia.[16][17] Ia dinaikkan jabatannya menjadi Letnan Dua oleh Ratu Elizabeth II pada 1979. Pada 1980, Tengku Abdullah dipromosikan menjadi Kapten dan ditugaskan sebagai prajurit kavaleri di Korps Kavaleri Kerajaan.[18] Di tahun 1987, ia dinaikkan jabatannya menjadi Mayor di Korps Kavaleri Kerajaan.[19]
Pada tahun 1999, Tengku Abdullah ditugaskan ke Resimen Tentara Wataniah dan pada saat yang sama pangkatnya dinaikkan menjadi seorang Letnan Kolonel. Setahun kemudian pada tahun 2000, Tengku Abdullah dipromosikan menjadi seorang Kolonel. Pada tahun 2004, Tengku Abdullah dipromosikan kembali dengan menjadi Brigadir Jenderal yang merupakan pangkat tertingginya sebelum menjadi Pemimpin Tertinggi Angkatan Tentara Malaysia.[19]
Keluarga
Sultan Abdullah menikah di Masjid Negeri Sultan Abu Bakar, Johor Bahru, 6 Maret 1986 dengan anak perempuan ketiga Sultan Iskandar dari Johor dengan istri pertamanya, Enche' Besar Kalsom binti Abdullah (Josephine Ruby Trevorrow), Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah binti Almarhum Al-Mutawakkil Alallah Sultan Iskandar Al-Haj. Tunku Azizah mendapat gelar tambahan Tengku Puan (Putri Mahkota) pada tahun 1986 selain gelar Paduka Puteri dari Johor. Tunku Azizah merupakan salah satu saudari Sultan Johor saat ini, Sultan Ibrahim Ismail. Dengannya, Sultan Abdullah dikaruniai empat putra dan dua putri.
Sultan Abdullah menikah kembali pada 1992 dengan Julia Rais, seorang mantan aktris, pada sebuah acara tertutup di Bukit Fraser, Pahang.[20] Dengannya, Sultan Abdullah dikaruniai tiga orang putri.
Putra
Yang Amat Mulia Almarhum Tengku Ahmad Iskandar Shah, lahir dan wafat 24 Juli 1990(1990-07-24) (umur 0), putra Tunku Azizah.
Kebawah Duli Yang Maha Mulia Tengku Hassanal Ibrahim Alam Shah, Tengku Mahkota dan Wali Penguasa Pahang (disingkat Tengku Hassanal), lahir di Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan, Kuantan 17 September 1995 (umur 29), putra Tunku Azizah.
Yang Amat Mulia Tengku Muhammad Iskandar Riayatuddin Shah, Tengku Arif Bendahara (disingkat Tengku Muhammad), lahir 3 Agustus 1997 (umur 27), putra Tunku Azizah.
Yang Amat Mulia Tengku Ahmad Ismail Muadzam Shah, Tengku Panglima Muda (disingkat Tengku Ahmad), lahir 11 September 2000 (umur 24), kembar dengan Tengku Afzan, putra Tunku Azizah.
Putri
Yang Amat Mulia Tengku Puteri Iman Afzan, lahir di Rumah Sakit Pantai, Kuala Lumpur 11 November 1992 (umur 32), putri Julia Rais. Pada 24 Agustus 2018, ia menikah dengan Tengku Abu Bakar Ahmad bin Almarhum Tengku Arif Bendahara Tengku Abdullah. Tengku Iman Afzan dikaruniai anak pertama, Yang Amat Mulia Tengku Zayn Edin Shah yang lahir 23 Juli 2019.
Yang Amat Mulia Tengku Puteri Ilisha Ameera, lahir di Rumah Sakit Pantai, Kuala Lumpur 1 Oktober 1993 (umur 31), putri Julia Rais.
Yang Amat Mulia Tengku Puteri Ilyana, lahir di Rumah Sakit Gleneagles, Kuala Lumpur 20 April 1997 (umur 27), putri Julia Rais.
Yang Amat Mulia Tengku Puteri Afzan Aminah Hafidzatu’llah (disingkat Tengku Afzan), lahir 11 September 2000 (umur 24), kembar dengan Tengku Ahmad, putri Tunku Azizah.
Yang Amat Mulia Tengku Puteri Jihan Azizah Athiyatullah (disingkat Tengku Jihan), lahir 27 April 2002 (umur 22), putri Tunku Azizah.
Anak Angkat
Al-Sultan Abdullah mengadopsi seorang putra sebelum kelahiran putranya sendiri:
Yang Amat Mulia Tengku Amir Nasser Ibrahim bin Almarhum Tengku Arif Bendahara Ibrahim, Tengku Panglima Raja (disingkat Tengku Amir), diadopsi tahun 1987. Ia lahir pada 25 Agustus 1986 (umur 38), putra bungsu Almarhum Tengku Arif Bendahara Ibrahim dengan istri ketiganya, Czarina binti Abdullah. Tengku Amir menikah dengan Yang Amat Mulia Puteri Suraiya Afzan binti Mohamed Moiz pada 19 Desember 2013. Mereka dikaruniai putra pertama pada 27 Desember 2015 yang diberi nama Tengku Adam Ibrahim Shah. Pada 25 Juni 2018, mereka dikaruniai putra kedua yang diberi nama Tengku Sulaiman Abdullah Shah.
Gelar monarki untuk Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah
Gaya referensi
Kebawah Duli Paduka Baginda
Gaya penyebutan
Paduka Baginda
Gaya alternatif
Tuanku
30 Juli 1959–8 Mei 1974: Yang Mulia Tengku Abdullah ibni Tengku Ahmad Shah
8 Mei 1974–1 Juli 1975: Yang Amat Mulia Tengku Abdullah Al-Haj ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah
1 Juli 1975–28 April 1979: Kebawah Duli Yang Teramat Mulia Tengku Mahkota Pahang Tengku Abdullah Al-Haj ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah, Tengku Mahkota Pahang
28 April 1979–25 April 1984: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Pemangku Raja Pahang Tengku Mahkota Abdullah Al-Haj ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah, Pemangku Raja Pahang
25 April 1984–28 Desember 2016: Kebawah Duli Yang Teramat Mulia Tengku Mahkota Pahang Tengku Abdullah Al-Haj ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah, Tengku Mahkota Pahang
28 Desember 2016–11 Januari 2019: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Pemangku Raja Pahang Tengku Mahkota Abdullah Al-Haj ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah, Pemangku Raja Pahang
11 Januari 2019–15 Januari 2019: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Sultan Pahang Sultan Abdullah Al-Haj ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah
15 Januari 2019–31 Januari 2019: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Sultan Pahang Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Al-Haj ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah, Sultan Pahang ke-6
31 Januari 2019–22 Mei 2019: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong ke-16, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah ibni Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah
22 Mei 2019–30 Januari 2024: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong ke-16, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah
30 Januari 2024–13 Maret 2024: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Sultan PahangAl-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah
14 Maret 2024-Sekarang: Kebawah Duli Paduka Baginda Sultan PahangAl-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah
Jawi: کباوه دولي ڤدوك بڬيندا سلطان ڤهڠ السلطان عبد الله رعاية الدين المصطفى بالله شاه ابن سلطان حاج أحمد شاه المستعين بالله
Gelar lengkapnya adalah:
Kebawah Duli Paduka Baginda Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah, D.K.P., D.K.M., D.K., D.M.N., S.S.A.P., S.I.M.P., D.K. (Terengganu)., D.K. (Johor)., S.P.M.J., D.K.M.B. (Brunei)., D.K. (Kedah)., D.K.(Perlis)., D.K. (Perak)., D.K. (Selangor)., D.K. (Kelantan)., Order of The State of The Republic of Turkiye., Grand Cross of the Order of Saint-Charles (Monaco), Sultan dan Raja Pemerintah Negeri Pahang Darul Makmur dan Segala Jajahan Takluknya