Oxavia Aldiano, juga dikenal sebagai Vidi[1] (lahir 29 Maret 1990) adalah seorang penyanyi-penulis lagu berkebangsaan Indonesia. Vidi memulai kariernya di industri musik pada 2008 dengan merilis album Pelangi di Malam Hari. Lagu "Nuansa Bening" dan "Status Palsu" dari album tersebut laris di pasaran dan membawanya dikenal publik secara luas.[2] Di awal kariernya, ia menerima penghargaan pertamanya sebagai Penyanyi Pria Terfavorit dari MTV Indonesia Awards 2009.[3] Berkat album studio ketiganya, Persona (2016), Vidi mendapatkan sertifikasi Triple Platinum untuk pertama kalinya setelah lima bulan penjualan album fisik mencapai 250.000 keping.[4]
Kehidupan awal dan pendidikan
Oxavia Aldiano lahir pada 29 Maret 1990[5] di Jakarta, Indonesia. Vidi adalah putra pertama dari pasangan Harry Aprianto Kissowo dan Besbarini. Ia mewarisi darah Jawa dari pihak ayah[6] dan darah Minangkabau dari pihak ibu.[7] Ayahnya merupakan pemilik sekaligus Direktur PT Tiga Bintang Nusantara, produsen perangkat speaker merek V8sound.com,[6] sedangkan ibunya adalah guru kursus piano.[8] Dari garis ayah, ia merupakan cucu penyanyi keroncong legenda S. Darsih Kissowo.[9] Vidi memiliki dua adik bernama Diva Stradivaryan dan Vadi Akbar–yang juga berprofesi sebagai penyanyi.[10]
Nama depannya Oxavia memiliki arti seimbang bahwa di dunia tidak boleh ada yang berlebihan. Nama belakangnya Aldiano merupakan akronim dari "Alhamdulillah Dia Nongol", yang berasal ketika sang ibu melahirkannya, ia dan ibunya hampir tidak tertolong karena ibunya memiliki penyakit dan ketika keduanya selamat dan ia lahir, ayahnya bersyukur dengan mengatakan kata tersebut. Sedangkan nama panggilannya, "Vidi" adalah akronim dari dua nama aslinya.[11][12]
Vidi dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai apresiasi tinggi terhadap musik. Saat kecil Vidi gemar mendengarkan jinggle iklan di televisi dan suka dengan suara azan. Ia kerap bersenandung dan mengikuti nada ketika mendengarkan hal tersebut. Kedua orang tuanya pun mendaftarkan dirinya ke perlombaan menyanyi. Vidi mendapatkan juara ketiganya dalam perlombaan menyanyi tingkat kanak-kanak pertamanya pada usia dua setengah tahun.[13] Ketika berusia 3 tahun, Vidi mulai belajar instrumen piano melalui bimbingan ibunya,[14] kemudian belajar instrumen biola ketika SD. Vidi mulai bernyanyi memasuki masa SMP.[15] Saat kecil, Vidi anak pemalu dan kutu buku. Hal tersebut membuatnya tidak memiliki banyak teman semasa kecil. Saat waktu istirahat, ia memilih menghabiskan waktu untuk belajar ke perpustakaan.[16]
Vidi mengenyam pendidikan SD hingga SMA di Yayasan Al-Azhar antara lain SDI Al Azhar 4, Kebayoran Lama (1996–2002), SMPI Al Azhar 3, Bintaro (2002–2005), dan SMAI Al Azhar 1, Kebayoran Baru (2005–2008).[17] Semasa SMA, Vidi pernah tergabung dalam grup musik bersama Raisa. Namun aktivitas grup musik tersebut tak berlangsung lama karena biaya transportasi yang dikeluarkan lebih besar dari uang yang didapatkan.[18] Setelah lulus SMA, Vidi melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Pelita Harapan program studi Teknik Elektro, tetapi setelah beberapa bulan, ia merasa tidak cocok dan berpindah ke program studi Manajemen.[19] Memasuki masa kuliah, Vidi menyesuaikan jadwal kesibukannya sebagai penyanyi dengan kuliah. Ia juga selalu membawa buku ke mana pun berada, bahkan di studio.[20] Semasa kuliah, Vidi pernah mengikuti Summer Program di Berklee College of Music, Amerika Serikat selama dua bulan dari bulan Juli sampai Agustus 2012.[21] Ia mengambil program studi Pertunjukan Vokal karena tidak pernah belajar musik secara benar dan ingin sekolah musik formal. Untuk pertama kalinya ia belajar teknik vokal , teori, musikalisasi, dan sejarah musik.[22] Sepulangnya ke Indonesia, ia masuk kuliah semester tujuh yang merupakan semester terakhirnya.[23] Vidi menyelesaikan studinya pada 2013 dengan nilai IPK 3,62.[24] Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang strata 2 di Universitas Manchester, Inggris program studi Innovation Management and Enterpreneurship. Ia memulai studinya pada November 2013.[25][26] Vidi menyelesaikan tesis sebagai syarat kelulusan kuliah S2-nya pada September 2014 setelah pengerjaan selama 3 bulan yang mengambil obyek penelitian di Indonesia.[27] Ia lulus pada 2015 dengan predikat cum laude.[28][29]
Vidi membuat album pertamanya ketika kelas 1 SMA untuk mengganti lagu-lagu yang diputar di kantin sekolahnya. Ia merasa tidak suka dan bosan dengan lagu yang ada di kantin sehingga berniat menciptakan album sendiri untuk diputar di sana. Ia merekam dan memproduksi lagunya secara independen. Album tersebut selesai selama tiga tahun ketika ia sudah lulus SMA.[31][32] Ia kemudian memberanikan diri untuk mengirim album demo ke label-label rekaman, tetapi ia ditolak hingga 8 label[33][34] karena saat itu penyanyi solo pria tidak sedang menjadi tren. Akhirnya pada tahun 2008 produser musik Lala Hamid memproduseri album perdananya, Pelangi di Malam Hari.[35][36][37] Namanya dikenal publik kali pertama lewat singel perdananya berjudul "Nuansa Bening" dari album pertamanya yang merupakan lagu daur ulang milik Keenan Nasution. Lagunya laris diputar di stasiun televisi maupun radio.[38][39] Dilanjutkan dengan singel kedua "Status Palsu" yang juga menjadi hit.[40]
2009: Lelaki Pilihan
Untuk menyambut bulan Ramadhan, Vidi bersama Vadi Akbar merilis album kompilasi bertema religi, Lelaki Pilihan pada 2009. Di dalam album itu, Vidi membawakan 3 lagu antara lain "Rindu Rasul" berduet dengan Sam Bimbo, "Ibunda Kita (Surga Kita)", dan "Keagungan Tuhan".[41]
Album studio keduanya, Yang Kedua direncakan rilis pada 14 Februari 2011,[43] tetapi diundur pada 27 Juli 2011. Di album keduanya ini, Vidi tidak lagi memproduksi album secara independen, tetapi ia bergabung di perusahaan rekaman, Trinity Optima Production.[44] Album terdiri dari 11 trek, 6 lagu ditulis sendiri oleh Vidi.[45][46] Album didukung dengan 3 singel "Datang dan Kembali", "Lupakan Mantan" dan "Gadis Genit". Dalam proses pengerjaannya, ia terlibat 95 persen mulai pembuatan lagu, pembuatan musik, sampai desain sampul.[47][48]
2016: Persona
Vidi merilis album studio ketiganya, Persona pada 24 Agustus 2016–berjarak 5 tahun dari album studio keduanya.[49] Interval dirilisnya Persona dengan album keduanya memakan waktu lama karena ia memikirkan secara matang konsep untuk album ketiganya. Masa vakumnya digunakannya untuk memaksimalkan fokusnya pada album.[50] Album berisi 10 lagu itu terdiri dari 7 lagu baru, 2 lagu aransemen ulang, dan 1 lagu versi akapela.[51] Bersama trio Laleilmanino ia menulis dan menciptakan seluruh komposisi di dalamnya.[52][53] Selama tujuh bulan intens Vidi menggarap album ini.[54] Album ini ia produksi sendiri mulai dari proses pra produksi, produksi, sampai pemasaran melalui label yang didirikannya.[55] Proses perekaman vokal dilakukan di Indonesia sedangkan proses master rekaman di Studio Abbey Road, London.[56][57] Vidi menerima sertifikasi Triple Platinum untuk pertama kalinya atas penjualan fisik album Persona yang terjual lebih dari 250 ribu keping pada Januari 2017.[58][59]
Selain dirilis dalam bentuk audio, Vidi juga merilis Persona dalam bentuk visual, yakni Persona Art Book. Vidi Aldiano melibatkan 31 illustrator yang tersaring dari 36.000 ilustrator yang tergabung dalam Kreavi. Persona Art Book merupakan buku seni berisi sembilan bab yang mewakili masing-masing lagu dari album yang diinterprestasikan ke dalam bentuk visual. Sembilan bagian tersebut adalah Disgust, Joy, Hope/Peace, Wonder, Courage, Anger, Fear, Sadness, dan Love.[60][61]
2022: Senandika
Album studio keempatnya, Senandika dirilis pada 22 Juli 2022. Album terdiri dari 10 trek lagu. Lagu-lagu dalam album ini telah dibuat sejak 2018, tetapi tertunda perilisannya dikarenakan pandemi Covid-19 dan ia jatuh sakit.[62] Secara keseluruhan, lagu-lagu yang terdapat di album menceritakan perjalanan hidup Vidi dari tahun 2018.[63] Seperti lagu "Bertahan Lewati Senja” yang mengisahkan perjuangannya melawan sakit kanker hingga "Dara” yang menceritakan tentang istrinya.[64] Dalam proses ppengerjaannya Vidi bekerja sama dengan produser Ari Renaldi. Dalam menulis lagu ia berkolaborasi bersama Barsena Bestandhi, Pika Iskandar, Laleilmanino, Bram Moersas, dan Harry Aprianto Kissowo.[65]Senandika menjadi penjualan terbaik nomor satu dari 10 album sebanyak 75 ribu keping di 740 gerai KFC Indonesia pada bulan Juli 2022.[62] Setelah dua bulan rilis, album terjual lebih dari 150 ribu keping.[66]
Pada September 2023, Vidi menyatakan dirinya kembali ke industri hiburan dengan pengenalan citra yang baru. Mengusung tagar #VidiComeback2023 lewat akun media sosialnya, Vidi mengenalkan dirinya dengan nama panggung yang lebih singkat yaitu Vidi (digayakan dengan huruf kapital).[68] Selain ingin lebih sederhana dan mudah diingat, alasan perubahan nama panggungnya karena nama panggung sebelumnya sering disalahsebutkan.[69]
Vidi mendapatkan julukan "duta persahabatan" yang diberikan warganet padanya. Julukan tersebut bermula dari momen Vidi yang kerap datang ke pesta pernikahan para selebritas di Indonesia. Banyak warganet menganggap hampir semua kalangan selebritas adalah rekan dekat dari Vidi.[70][71]
Aktivitas lain
Duta
Dari 2014 hingga 2016, Vidi didaulat oleh Yayasan AIDS Indonesia sebagai duta HIV/AIDS. Sebagai seorang penyanyi, ia berkampanye lewat singelnya "Membiasakan Cinta" yang dirilis pada Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember 2014.[72] Ia pun melakukan berbagai macam sosialisasi kepada anak muda Indonesia mulai dari sosial media hingga kunjungan-kunjungan ke berbagai instansi pendidikan.[73][74]
Filantropi
Melalui kampanye #TetapHidup di media sosial pada 2014, ia mengajak penggemar untuk menyumbangkan Rp100 untuk setiap klik teaser singel "Membiasakan Cinta" yang diunggah di YouTube serta Rp 1000 dari satu kali pemutaran lagu di 112 radio terpilih. Terkumpul dana sebanyak lima juta ditambah sumbangan pribadi Vidi menjadi total Rp15.090.800 yang disumbangkan kepada Yayasan AIDS Indonesia.[75][76] Di tahun yang sama, untuk memperingati hari HIV/AIDS sedunia, London School of Public Relations bersama Vidi menyelenggarakan “Youphoria, You Fill the Euphoria” dengan senam Zumba sembari mendonasikan sebagian dana hasil penjualan tiket seharga Rp 15 ribu kepada penderita HIV/AIDS.[77]
Di hari ulang tahunnya yang ke-27, ia menggalang donasi pendidikan untuk Misbah, seorang anak berprestasi asal Yogyakarta melalui Kitabisa.com.[78] Ini merupakan program Birthday Fundraising yang merupakan program dari Kitabisa.com yang digagas untuk mewadahi siapa saja yang ingin mendonasikan ulang tahunnya bagi masyarakat yang membutuhkan.[79]
Untuk menyambut bulan Ramadan 2017, Vidi bersama merek makanan penutup Puyo Dessert akan mengadakan program sosial bertajuk Puyo & Vidi Aldiano Peduli Anak Indonesia untuk membantu anak-anak Indonesia bagian Timur untuk mendapatkan kemudahan akses dalam pendidikan dengan memberikan donasi sebesar Rp 100 Juta pada Taman Bacaan Pelangi untuk membuat sebuah perpustakaan di Flores, Nusa Tenggara Timur.[80] Dana untuk donasi itu berasal dari setiap penjualan satu lusin Puyo Dessert. Dari setiap satu lusin, akan diambil Rp 15 ribu.[81]
Usaha dan aktivitas komersial
Setelah lulus S-2 jurusan Manajemen Inovasi dan Kewirausahaan,[82] Vidi mendirikan perusahaan rekaman, VA Records pada 2014.[83]
Vidi memiliki label busana bernama VA Apparel yang menjual produk-produk fesyen desainnya. Awalnya produk hanya dijual di Instagram, tetapi ketika Zaskia Sungkar dan Irwansyah melihat produknya, mereka mengajak untuk bergabung di salah satu web perdagangan elektronik, wokuwoku.com yang berisi produk label milik selebritas Indonesia.[84][85] Bisnis tersebut hanya berjalan selama setahun.[86]
Bersama Putri Tanjung ia pernah Vidi sempat merintis sebuah startup bernama KROWD pada 2018. Startup digital ini merupakan platform berupa aplikasi mobile web fan yang bertujuan untuk membantu para kreator yang kesulitan mengeksekusi ide dan gagasan yang mereka inginkan melalui kolaborasi.[87] Namun situs web tersebut tidak lagi aktif sejak 2019.[86]
Vidi dan Kevin Sanjaya Sukamuljo berkolaborasi dengan perusahaan bisnis kuliner Tasa Group membuka gerai restoran Jepang dengan konsep berkonsep eksklusif private dining bernama Chanba Japanese Grill di Pantai Indah Kapuk, Jakarta pada Januari 2022 serta Rumu Private Room Grill di Jalan Adityawarman, Jakarta Selatan pada Januari 2023.[88][89] Cabang ketiga Chanba Private Room Grill dibuka pada 21 Maret 2024 di Gafoy Kelapa Gading, Jakarta Utara.[90]
Merayakan ulang tahunnya yang keempat pada 23 Agustus 2022, startup retail kopi lokal, Fore Coffee menunjuk Vidi sebagai kritikus rasa yang terlibat langsung dan bertanggung jawab atas kreasi, kurasi, dan promosi menu.[91][92] Menu kreasi perdana Vidi berupa minuman musiman bernama The Classic Treasure Series yang terdiri dari empat varian minuman.[93][94] Menu minuman musiman kreasi perdana Vidi dijual hingga 2023 sebagai respon dari permintaan para penggemar untuk memperpanjang periode ketersediaan menu tersebut.[95]
Pada 2023, Vidi melakukan investasi proyek kreativitas kekayaan intelektual denga menginvestasikan uangnya untuk membangun usaha ekonomi kreatif bernama Museum Patah Hati yang merupakan proyek kolaborasi MahakaX dan Haluu. Ia melakukan investasi untuk usaha kreatifnya itu bersama Afgan dan Rossa.[96] Museum Patah Hati dibuka mulai tanggal 23 Juni–22 Agustus 2023 di kawasan Chillax Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan.[97]
Kehidupan pribadi
Asmara
Vidi berpacaran dengan aktris Sheila Dara Aisha sejak 2015, berawal ketika keduanya terlibat dalam serial televisi Stereo. Keduanya sempat putus pada 2018, tetapi kembali berpacaran pada 2020.[98] Di hari ulang tahunnya yang ke-31 pada 31 Maret 2021, Vidi melamar Sheila.[99] Keduanya kemudian melangsungkan acara lamaran resmi pada 1 Desember 2021.[100] Vidi resmi menikah dengan Sheila pada 15 Januari 2022.[101]
Gelar
Setelah sah menjadi suami Sheila, Vidi menerima gelar kehormatan masyarakat Minangkabau. Vidi diberi gelar Sutan Sari Alam dari Bukittinggi sehingga namanya menjadi Oxavia Aldiano Sutan Sari Alam.[102][103]
Kesehatan
Vidi menderita fobia terhadap kucing dan ketinggian.[104][105]
Vidi sempat mengidap gangguan kesehatan mental berupa gangguan kecemasan. Kecemasan tersebut berhubungan dengan pekerjaannya sebagai pegiat di industri hiburan. Karena serangan cemas, ia bahkan sempat pingsan sebelum tampil bernyanyi pada 2018.[106][107]
Pada akhir tahun 2019, Vidi divonis mengidap penyakit kanker ginjal stadium 3.[108] Ia kemudian melakukan operasi pengangkatan ginjal sebelah kiri pada 13 Desember 2019 di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.[109][110] Setelah ginjalnya dikeluarkan, dilakukanlah penelitian lebih lanjut oleh dokter di Singapura mengenai tipe kanker yang diidapnya dan termasuk ganas.[111] Vidi pun masih diharuskan untuk melakukan kontrol kesehatan di Singapura.[112] Namun, sel kanker ditemukan kembali pada 2021 bertempat di bantalan ginjalnya dengan tipe kanker yang sama.[113] Sejak 2021 hingga sekarang, Vidi menjalani pengobatan kemoterapi tiap tiga minggu sekali.[114]
Setelah menjalani detoksifikasi tubuh di Koh Samui, Thailand pada 2024 menyebabkan berat badannya mengalami penurunan hingga 6-7 kg karena hanya boleh mengonsumsi cairan. Hal ini berdampak terhadap kondisi mentalnya yang mengakibatkan ia mengalami gangguan dismorfik tubuh.[115][116]
Vidi menjadi salah satu dari 18 penerima penghargaan The Alpha Under 40 dari majalah HighEnd. Penghargaan tersebut diberikan terhadap figur inspirasional sebagai bentuk apresiasi atas kesuksesannya dalam bidang profesi masing-masing.[134][135]