Tsunami Selat Sunda 2018
Pada tanggal 22 Desember 2018, peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka dan 23 orang hilang akibat peristiwa ini. Bencana ini menjadikan bencana paling mematikan ketiga di Indonesia pada tahun 2018, setelah Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 dan Gempa bumi Lombok Agustus 2018.[1][2] Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan gunung tersebut.[3] Latar belakangBerada di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia menjadi tempat bagi 127 gunung api aktif dan peristiwa gempa bumi besar setiap tahunnya. Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, salah satu di antara gunung api tersebut, merupakan gunung api yang muncul pada tahun 1927 setelah letusan Gunung Krakatau pada 1883. Letusan gunung ini merupakan salah satu yang mematikan sepanjang sejarah, menyebabkan megatsunami, dan gelombang awan panas, menewaskan lebih 30.000 jiwa, serta membuat kawasan sekitar letusan gunung tertutup abu vulkanik dan menghancurkan pesisir Banten dan Lampung.[4][5][6] Beberapa bulan sebelum tsunami terjadi, Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan aktivitas, dengan terjadinya letusan pada 21 Desember 2018 selama 2 menit hingga menyemburkan abu vulkanik setinggi 400 meter (1.300 ft).[4] TsunamiPada pukul 21:03 WIB (14:03 UTC/23:03 JST), Anak Krakatau meletus dan merusak peralatan seismografi terdekat, meskipun suatu stasiun lain mendeteksi getaran terus-menerus. Pada pukul 21:27 WIB, BMKG mendeteksi suatu tsunami di pesisir barat Banten, meskipun tidak ada peristiwa tektonik.[7] Menurut fakta yang ada, terjadi longsoran dari Gunung Krakatau sebanyak 64 hektare yang memicu goncangan yang berujung kepada tsunami.[8] Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merilis sebuah pernyataan yang menghubungkan tsunami dengan pasang tinggi dan longsor bawah laut yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau.[5] Menurut kesaksian Indira Rezkisari (wartawan Republika) yang menyaksikan detik-detik terjadinya tsunami, sebelum terjadinya tsunami itu memang sempat terdengar dentuman keras dari laut. Selain itu pula, Republika 24 Desember mencatat bahwa bencana menerpa tanpa adanya peringatan dini dari sensor tsunami.[9] Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk perairan sekitar selat Sunda.[10] Tercatat tinggi gelombang tsunami berkisar 90 sentimeter (35 in) di Serang dan 30 sentimeter (12 in) di Lampung,[11] dengan ketinggian maksimal 2 meter (6,6 ft).[12] Ihwal gelombang itu pun sempat tercatat dalam cuitan Twitter BMKG, sebelum pada akhirnya dihapus pada pukul 01.01 WIB.[13] Namun pada akhirnya, BMKG memverifikasi bahwa tsunami memang terjadi pada sekitar 21.30 WIB, beriringan dengan kondisi gelombang tinggi karena bulan purnama di Selat Sunda pada 21-25 Desember.[14] KorbanPada tanggal 22 Desember, laporan awal BNPB menunjukkan sedikitnya 20 orang tewas dan 165 terluka, dan 2 orang dilaporkan hilang.[15] Pada tanggal 23 Desember, jumlah korban telah direvisi menjadi 43 tewas, 584 terluka, dan 2 hilang. Dari 43 korban jiwa, 33 tewas di Pandeglang, 7 di Lampung Selatan, dan 3 di Serang, dengan sebagian besar korban luka-luka (491 orang) juga di Pandeglang. Pada Minggu pukul 11:00 WIB, BNPB merevisi jumlah korban menjadi 62 tewas, 584 terluka, dan 20 hilang.[16] Pada Minggu pukul 13:00 WIB, BNPB merevisi jumlah korban yakni 168 meninggal dunia dan 745 luka-luka.[17] Wilayah yang terimbas tsunami di Pandeglang merupakan destinasi wisata seperti Pantai Carita.[18] Menurut Sutopo, lokasi di Pantai Carita yang banyak ditemukan korban ialah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung, dan Kampung Sambolo. Memang daerah sana sedang dipadati wisatawan dan masyarakat setempat. Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, Pantai Sumur, dan Pantai Carita memang sedang ramai oleh turis yang berlibur.[9] Pukul 16.00 WIB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan melalui akun Twitternya bahwa korban terus bertambah. Ia menyatakan bahwa korban meninggal telah mencapai 222 orang, 843 orang luka, dan 28 orang masih hilang.[19][20][21] Pada tanggal 24 Desember 2018, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan bahwasanya hingga pukul 07.00 berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB, jumlah korban tewas sebanyak 281 orang, 1.016 terluka, dan 57 orang lainnya masih hilang.[1] Pada 25 Desember, Humas BNPB menyatakan bahwa 429 orang meninggal, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi.[22] Korban dan kerusakan yang terdampak ialah dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Tanggamus.[21] Beberapa korban di antaranya adalah Heriyanto alias Aa Jimmy, seorang komedian,[23] dan beberapa anggota grup musik Seventeen, di mana gitaris, basis, pemain drum dan manajer grup musik ditemukan meninggal dunia.[24] Sebuah video yang beredar menunjukkan panggung tempat grup musik Seventeen yang melaksanakan konser dalam rangka darmawisata rombongan karyawan PLN beserta keluarga di kawasan Tanjung Lesung tersapu oleh tsunami.[25] Pada pukul 16.10 WIB, Detik.com melansir dalam acara wisata itu, PLN menyebut ada 29 korban meninggal dari pihak PLN, 157 orang selamat, dan 13 lainnya masih hilang. Pihak PLN yang ikut acara kumpul pegawai beserta keluarganya berjumlah 199 orang.[26] Rombongan karyawan beserta keluarga dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PLN yang sedang berwisata di sekitar pantai barat Banten turut menjadi korban, baik korban luka maupun korban jiwa, akibat tsunami.[27] Sementara itu, rombongan santri SMA Islam Nurul Fikri Boarding School (NFBS) Serang yang menempati sebuah resor tepat di pinggir pantai di Umbul Tanjung selamat dari terjangan tsunami, walaupun bangunan di sekitar lokasi resor mereka luluh lantak akibat sapuan ombak.[28][29] Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan tempat rombongan santri SMA Islam NFBS "utuh tak tersentuh".[28] Seluruh rombongan sebanyak 55 santri selamat; mereka tengah melewati masa karantina menghafal Alquran dalam rangka persiapan pengambilan sanad ke Turki.[30] KerusakanSekitar 400 rumah di Pandeglang yang terletak di dekat pantai roboh atau rusak berat akibat tsunami. Selain itu, 9 hotel di Pandeglang dan 30 rumah di Lampung Selatan juga rusak berat.[31] Jalan raya yang menghubungkan Serang dan Pandeglang terputus.[32] Kemudian, pada pukul 16.00, 23 Desember 2018, berita terbaru dari BNPB menyebutkan kerusakan material dari tsunami ini meliputi 556 unit rumah rusak, sembilan unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.[21] Di Pandeglang sendiri, didapati 73 unit kendaraan rusak, dan 446 rumah rusak. Pendataan kerusakan bangunan masih terus dilakukan.[21] Per 25 Desember, kerusakan material diketahui masih terus bertambah. 882 rumah yang rusak, 73 penginapan rusak dan 60 warung rusak. Pada kendaraan, tercatat bahwa 434 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak. Selain itu pula, terdapat 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak.[22] Kemudian menurut laporan daripada BBC Indonesia, hampir semua warung, toko, minimarket/swalayan kecil, termasuk di pantai-pantai wisata Anyer. Tumpukan puing ber serakan di tepi dan sudut jalan, yang sebagian besarnya oleh bangunan semi permanen. Ambulans dan mobil aparat berlalu lalang, dan di pelataran kantor polisi, telah berleret kantong dari jenazah yang telah ditemukan.[33] Selain itu, di bidang kelistrikan, ada 146 gardu listrik yang telah dapat dinyalakan. 102 masih padam, dan 20 saluran udara tegangan menengah roboh karena diterjang tsunami.[34] Di Lampung Selatan, Desa Kunjir, Way Muli, dan Canti, menjadi desa yang paling terdampak bencana.[35][36] Republika mengutip salah satu kesaksian warga, bahwa di Way Muli, dalam waktu 4 menit, tsunami menghancurkan rumah-rumah yang ada. Gulungannya begitu tinggi, menggemuruh, dan terlihat ada kilat api. Desa yang semula memang padat penduduk dan rumah, menjadi rata dengan tanah.[36] Sampai pagi 24 Desember, menurut CNN Indonesia, sudah ada 60 orang ditemukan meninggal dunia, 22 orang hilang, dan 258 orang luka-luka.[35] Tanggapan, bantuan, dan ihwal pengungsiPresiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan ucapan duka cita sehubungan dengan tragedi ini, dan menginstruksikan penanganan bencana kepada BNPB, Kementerian Sosial, dan Tentara Nasional Indonesia.[37][38] Ma'ruf Amin juga menyampaikan duka cita sehubungan dengan bencana tsunami di Banten. Ia juga mendoakan agar masyarakat Banten dan Lampung tidak berputus asa, tapi tetap sabar dan penuh harapan.[39] Prabowo menyampaikan duka cita kepada masyarakat terdampak bencana. Selain itu, ia juga mengajak kewaspadaan terhadap segala kemungkinan tsunami susulan.[40] Di lain tempat, Sandiaga Uno juga turut berduka cita dan mendoakan semoga bangsa Indonesia diberi kekuatan dan keluarga yang terdampak diberi ketabahan dan ketegaran.[40] BMKG juga meminta kepada masyarakat baik yang di pesisir Pantai Anyer dan Pantai Lampung agar menjauh daripada pesisir pantai, yang berada di Selat Sunda.[41] Sementara, Kementerian Pariwisata mengumumkan penghentian sementara untuk promosi pariwisata di provinsi Banten dan Lampung.[42] Karena kondisi Tanjung Lesung yang memang dipersiapkan oleh Kemenpar sebagai 10 Bali Baru, Menteri Pariwisata Arief Yahya memimpin langsung koordinasi penanganan bencana dengan jajaran terkait di Kemenpar sejak Sabtu malam, dan meminta Tim Crisis Center (TCC) segera diaktivasi, juga menyiapkan holding statement dan koordinasi rencana pembentukan posko di lokasi terdampak.[43] Pascatsunami pada Minggu 23 Desember, masyarakat daerah pesisir Pandeglang dievakuasi dikarenakan sirene peringatan tsunami mengalami malfungsi sehingga membuat masyarakat panik.[44] Sehubungan dengan ini pula, Presiden Jokowi meminta kementerian serta lembaga terkait untuk memeriksa peralatan pendeteksi tsunami di Indonesia. Alat-alat yang rusak, maupun sudah lama dan tak bisa dipakai akan diganti.[45] Daerah tetangga Banten, yaitu Jakarta, mulai mengirimkan ambulans untuk Banten. Hal ini dinyatakan oleh Anies Baswedan, gubernur Jakarta, yang siap mengirimkannya guna evakuasi korban.[46] Selain itu pula, pengungsi di daerah Banten mulai mengungsi. Sekira 2000 warga Carita mengungsi ke bukit guna menghindarkan gelombang pasang dan tsunami susulan. Mereka yang mengungsi, kekurangan bantuan sandang dan obat-obatan.[47] Adapun penduduk dari Anyer, mulai mengungsi ke Mancak, Serang, Banten.[48] Di daerah Kampung Baru, Karangsuraga, Cinangka, Kabupaten Serang, wisatawan yang selamat dievakuasi ke sekolah dan masjid setempat.[49] Selain itu pula, di daerah pesisir Lampung Selatan, ribuan warga daerah itu mengungsilah ke daerah-daerah dataran tinggi, sekolah-sekolah, dan rumah-rumah kerabat guna mewaspadai tsunami susulan.[50] Rumah Bupati Lampung Selatan dijadikan sebagai crisis center pada Minggu malam, 23 Desember guna menggali informasi hal ihwal bencana. Selain itu, proses evakuasi di daerah-daerah terparah di Lampung berjalan lancar.[35] Di Bandar Lampung, jumlah pengungsi mencapai 2.500 orang, dan terpusat ke kantor gubernur yang mayoritasnya adalah orang tua dan anak-anak.[51] Dari Kemendagri, dikirimlah tim pemantauan yang akan bekerja sama dengan pemerintah daerah baik di Lampung dan Banten untuk penyediaan sarana evakuasi korban.[52] Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub juga menyiapkan kapal-kapal untuk membantu menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana tsunami di Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lampung Selatan, juga posko-posko Kemenhub Peduli.[53] Di lain tempat, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dari Jakarta mengirim tim tanggap bencana ke Pantai Tanjung Lesung di Pandeglang yang terdiri dari 10 personil, berikut dua mobil ambulans dan mobil penyelamatan.[54] Wahidin Halim, Gubernur Banten menyatakan bahwa posko gabungan akan dipusatkan di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Di situ juga disediakan kebutuhan pasokan bantuan mulai dari obat-obatan, beras sampai mie instan.[55] Banyak bantuan yang berdatangan, seperti Kemensos yang membuka bantuan dapur umum dan layanan psikososial untuk masyarakat yang terdampak. Dari situ didistribusikan 400 paket makanan siap saji, 500 paket lauk pauk, 100 paket makanan khusus anak-anak, 2.500 bungkus mie instan, cadangan beras pemerintah sebanyak 100 ton, dan jenis kebutuhan lainnya.[56] Selain itu, KNPI menyerahkan bantuan untuk posko pengungsian di Pandeglang, juga Lampung Selatan, berupa makanan siap saji, bahan pokok berupa biskuit, selimut, baju layak pakai, dan popok bayi.[57] Namun begitu, menurut Humas BNPB per 25 Desember, ada 6 desa di Kecamatan Sumur di Pandeglang yang belum tersentuh bantuan. Menurut Sutopo Purwo Nugroho, penanganan darurat kini fokus pada pencarian dan penanganan korban, pengungsi, serta perbaikan saran dan prasaran.[58] Reaksi internasionalDari luar negeri, Pemerintah Malaysia siap membantu penanganan bencana ini.[59] Presiden Singapura, Halimah Yacob, dan PM Singapura Lee Hsien Loong juga mengirimkan surat kedukacitaan kepada Presiden Joko Widodo. Kedutaan besar Singapura di Jakarta dan Konsulat Jenderalnya di Medan juga selalu terhubung dengan otoritas lokal dan memantau situasi dari dekat. Juga, dipesankan agar orang Singapura yang ada di dekat daerah terdampak agar memantau terus berita-berita lokal dan mengindahkan instruksi otoritas setempat.[60] Sementara, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan negaranya akan menawarkan bantuan ke daerah yang terkena dampak, serta mengirimkan belasungkawa melalui Twitter.[61] Hal yang sama diungkapkan Perdana Menteri India Narendra Modi melalui cuitan di Twitter-nya ia mengungkapkan belasungkawa dan siap membantu Pemerintah Indonesia.[62][63] Referensi
Pranala luar
|