Terminal Caruban adalah nama sebuah terminal bus tipe B yang berlokasi pada ibukota Kabupaten Madiun di perkotaan Caruban.[1][2] Walaupun nama daerah sudah diganti dengan "Mejayan", tetapi penggunaan nama terminal tetap mempertahankan nama lama "Caruban", begitupula dengan nama pasar, stasiun dan stadion di kawasan ini.[3] Terminal seluas 3 ha ini diperuntukkan sebagai titik menaikturunkan penumpang angkutan umum seperti bus antarkota, baik tujuan dalam provinsi maupun antarprovinsi.[4] Terminal ini dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibawah Unit Pelaksana Teknis Lalu Lintas Angkutan Jalan (UPT LLAJ) wilayah kerja Madiun Raya.[5]
Walau fisik bangunan Terminal Caruban tergolong megah dan terletak di tepian jalan nasional, aktivitas penumpang di dalam terminal tampak mati suri. Selain tidak adanya penumpang, aktivitas perekonomian di dalam terminal nyaris diam ditempat. Hanya lima dari dua belas kios/pertokoan yang hidup geliat usahanya, sebagian difungsikan sebagai warung dan penyedia jasa tiket bus jarak jauh. Pada tahun 2012, terminal ini hanya mampu menyumbang PAD sebesar Rp138,29 juta.[6] Berdasarkan hasil pantauan Dinas Perhubungan Kabupaten Madiun pada tanggal 1–7 November 2021, tercatat 62 penumpang dari 101 unit bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dan 176 penumpang dari 388 unit bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang masuk melintasi terminal ini.[7]
Keberadaan terminal yang kurang strategis menjadi salah satu penyebab sepinya aktivitas di dalam Terminal Caruban. Calon penumpang umumnya lebih memilih naik-turun di luar area terminal.[8] Selain itu, okupansi penumpang lebih banyak terkonsentrasi pada kawasan strategis lain seperti di dekat taman kota atau pasar umum.[9][10]
Layanan Perum DAMRI
Angkutan KSPN
Per Februari 2022, Perum DAMRI Cabang Ponorogo mulai mengaktifkan layanan angkutan pariwisata bernama Angkutan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di kawasan Madiun Raya. Salah satu jalur trayek yang dioperasikan adalah angkutan minibus dengan relasi perjalanan Caruban–Ngebel.[11][12] Rute perjalanannya dimulai dari Terminal Caruban menuju Kota Madiun, Dolopo, Mlilir, Kota Ponorogo hingga tujuan akhir di kawasan wisata alam Telaga Ngebel. Sebagai hasil kerjasama dengan PT KAI, layanan ini akan melintasi beberapa sarana transportasi kereta api di sepanjang jalur lintasan seperti Stasiun Caruban dan Stasiun Madiun. Selain itu, layanan ini juga akan mampir di beberapa kawasan strategis seperti Perkantoran Kabupaten Madiun, Pahlawan Street Center (PSC), Alun-alun Kota Madiun, Tugu Titik Nol Kota Madiun, Hotel Aston Kota Madiun dan Mall PCC. Kehadiran Angkutan KSPN pada jalur ini diharapkan dapat meningkatkan kemajuan pada sektor pariwisata guna menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara serta meningkatkan pendapatan warga setempat.[13]
Baru setahun beroperasi, layanan angkutan KSPN relasi perjalanan Caruban–Ngebel akhirnya dihapus permanen per tanggal 25 Desember 2022. Kebijakan ini didasari oleh hasil evaluasi Perum DAMRI yang menunjukkan bahwa tingkat okupansi penumpang sangat rendah, bahkan tidak ada 10 persen. Selain berakibat kerugian operasional, kehadiran angkutan KSPN pada jalur tersebut dinilai belum mampu membawa dampak apapun untuk warga sekitar.[14]
Angkutan perintis
Perum DAMRI Cabang Ponorogo bekerjasama dengan PT KAI mulai mengoperasikan jalur baru angkutan umum perintis dari Terminal Caruban sejak awal 2023. Jalur yang dihadirkan adalah bus perintis dengan relasi perjalanan Caruban–Ngawi. Rute perjalanannya dimulai dari terminal ini menuju Balerejo, Nglames, Sawahan, Barat, Pojok, Kendung, Kersikan, Kersikan, Dempel, Kersoharjo, Klitik, hingga Terminal Kertonegoro. Selain menjangkau kawasan yang tidak tersentuh angkutan umum, bus perintis ini juga melintasi titik singgahan strategis di sepanjang jalur lintasannya seperti Kampus UNS Caruban, Stasiun Caruban, Terminal Purboyo, Stasiun Magetan (Barat) dan Stasiun Ngawi (Paron).[15]
Eksistensi angkutan pedesaan
Moda mobil penumpang umum (MPU) jenis angkutan pedesaan terkadang masih bisa ditemukan di perkotaan Caruban, terutama di kawasan dekat pasar pada jam-jam tertentu. MPU yang dimaksud adalah kendaraan Isuzu Elf yang mempunyai izin trayek dengan relasi perjalanan Caruban–Gemarang. Namun eksistensi MPU jalur tersebut menunjukkan tren penurunan tiap tahun, termasuk pada jalur lainnya di Madiun Raya. Salah satunya disebabkan oleh semakin banyaknya kendaraan pribadi yang dianggap lebih praktis dan cepat daripada MPU.[16]
Bus antarkota
Mikrobus
MPU antarkota yang masih beroperasi rutin di perkotaan Caruban adalah bus kecil dengan relasi perjalanan Caruban–Ngawi (via Karangjati).[b] Jalur bus kecil ini sudah mulai dioperasikan sejak tahun 1970-an, menghubungkan Kota Caruban dengan Kabupaten Ngawi tanpa melintasi Kota Madiun. Keberadaan bus kecil ini banyak diandalkan para pelajar dan pedagang pasar. Namun okupansi penumpang semakin berkurang seiring banyaknya warga yang beralih ke kendaraan pribadi.[17]
Walaupun izin trayeknya sampai Terminal Caruban, namun hampir tidak pernah ditemui bus kecil yang melintasi terminal tersebut. Dalam prakteknya, bus kecil biasanya akan berhenti pada pangkalan atau titik pengendapannya di sekitar Taman Kota Caruban Asri saja.[18] Hampir seluruh unit bus kecil yang beroperasi pada jalur ini dimiliki oleh perseorangan, bukan koperasi ataupun perusahaan otobus.[19] Pada tahun 2016, tercatat 25 unit bus kecil yang mengantongi izin trayek dari Dinas Perhubungan Kabupaten Madiun, dengan jumlah unit yang beroperasi setiap harinya sebanyak lima belas unit.[20]
Bus AKDP/AKAP
Terminal Caruban mempunyai fungsi sebagai titik lintasan dan singgahan berbagai jalur trayek bus antarkota, baik dalam maupun antarprovinsi. Sebagian besar yang melintasi terminal ini didominasi oleh bus antarkota kelas ekonomi dari Surabaya dengan tujuan akhir hingga Ponorogo, Pacitan, Yogyakarta, Semarang atau Wonogiri, begitupula sebaliknya. Beberapa operator bus jarak jauh bertujuan akhir ke Bali, Jawa Barat, Jakarta hingga Sumatera juga membuka kantor perwakilan atau agen penyedia layanan tiket bus di kawasan sekitar terminal ini. Diantaranya seperti PO Harapan Jaya, PO Rosalia Indah, PO Medali Mas, PO Handoyo, PO Laksmi Langgeng, PO Ranajaya, PO Puspa Jaya, PO Wisata Komodo, PO Sedya Mulya, dsb.[4][5]
Semenjak Jalan Tol Trans-Jawa mulai beroperasi, aktivitas lalu lalang bus antarkota yang melintasi terminal ini menjadi semakin sepi. Beberapa unit bus antarkota mulai memperbarui izin trayek dengan memanfaatkan lintasan jalan tol untuk efisiensi waktu. Akibatnya waktu tunggu bus antarkota dari dan ke Surabaya via Caruban menjadi semakin lama.[21]
^Jalur lintasan bus kecil relasi perjalanan Caruban–Ngawi beririsan dengan jalur lintasan bus AKAP kelas ekonomi relasi perjalanan Surabaya–Solo–Semarang. Untuk menghindari konflik, seluruh unit bus AKAP ekonomi tersebut dilarang menaikturunkan penumpang disepanjang ruas jalan antar Caruban dengan Ngawi selama jam operasional bus kecil masih berlangsung.
^Sri Rahayuningsih (14 Maret 2021). "Bus angkutan umum legendaris". karangmalang.ngawikab.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 22 Januari 2023.