Teluk Cenderawasih adalah teluk besar di barat provinsi Papua, barat laut provinsi Papua Tengah, dan timur provinsi Papua Barat. Secara geografis, teluk ini terletak di antara Semenanjung Kepala Burung dan muara Sungai Mamberamo.
Teluk ini memiliki lebar lebih dari 300 kilometer. Garis pantai dari Manokwari, di barat laut teluk, hingga Tanjung d'Urville di mulut Mamberamo mencapai lebih dari 700 kilometer. Beberapa kota yang terletak di sepanjang teluk adalah Manokwari, Ransiki, Wasior dan Nabire.
Nama Belanda teluk itu diambil dari fregatDe Geelvink yang digunakan Jacob Weyland untuk berlayar melewati teluk itu pada tahun 1705. Fregat Belanda dinamai menurut nama keluarga Geelvinck.
Kesultanan Tidore memiliki hubungan anak sungai dengan wilayah tersebut. Para pelaut dari daerah itu biasa memberi penghormatan kepada sultan.[3]
Taman Nasional Teluk Cenderawasih terletak di Teluk Cenderawasih.
Di Teluk Cenderawasih terdapat terumbu karang yang luas. Sebagian dari wilayah tersebut telah dinyatakan sebagai cagar alam laut yang dilindungi seluas 1,5 juta hektar, taman alam terbesar di Asia Tenggara.
Bagian barat teluk dinyatakan sebagai taman nasional laut pada tahun 2002. Cagar Alam Wondiwoi/Wandammen seluas 730 km2 melindungi keanekaragaman hayati yang besar di Semenanjung Wandammen.
Kepulauan
Di teluk ini terdapat kepulauan yang dikenal sebagai Kepulauan Biak (juga disebut Kepulauan Schouten, atau Kepulauan Geelvink), terdiri dari Biak, Kepulauan Padaido, Supiori dan Numfor. Lebih jauh ke selatan di teluk adalah pulau Yapen sepanjang 140 kilometer. Pulau-pulau kecil di teluk ini adalah Mios Num (Pulau Num), Rumberpon, Waar (atau Meoswaar), Roon dan Kurudu. Kepulauan Mapia terletak di utara, dan selatan Palau.