Teluk Lada pernah menjadi daerah pelabuhan yang cukup ramai sebelum letusan besar Gunung Krakatau tahun 1883. Kala itu ia masih dinamakan dengan bahasa Belanda, Pfeferbai.[2] Setelah disapu tsunami, daerah itu dinyatakan tertutup untuk pemukiman dan sisi selatannya kemudian dikembangkan menjadi cagar alam.