Laut Seram adalah salah satu dari beberapa laut kecil di kepulauan Indonesia. Laut ini merupakan bagian dari Samudra Pasifik dengan luas kira-kira 12.000 kilometer persegi terletak di antara Buru dan Seram.[1] Laut Seram juga merupakan habitat untuk beberapa jenis goby tropis dan ikan lain. Seperti banyak laut kecil yang lain di Indonesia, laut ini berbatu dan memiliki aktivitas tektonik yang sangat aktif.[1]
Laut Seram, bersama Laut Maluku dan Teluk Tomini secara ekologis berfungsi sebagai daerah pemijahan, asuhan dan tangkapan berbagai jenis sumberdaya perikanan.[2]
Di Barat Daya dan Selatan. Dari titik paling utara dari Noehoe Tjoet (Groot Kai) melalui Watoebela dan kepulauan Gorong hingga titik paling tenggara dari Seram, sepanjang pantai utaranya hingga Tanjung Tandoeroe Besar, titik paling barat laut, kemudian sebuah garis hingga Tanjung Batoe Noeham, titik paling utara dari Boeroe [Buru], dan sepanjang pantainya hingga Tanjung Palpetoe, titik paling barat laut dari pulau itu.
Di Barat. Sebuah garis dari Tanjung Palpetoe hingga Tanjung Waka, titik Selatan dari Sanana, melewati pulau ini hingga titik utaranya, kemudian melewati Selat Mangoli hingga pesisir selatan dari Mangoli (Kepulauan Soela) di dalam [1°56′S125°55′E / 1.933°S 125.917°E / -1.933; 125.917].
Karakteristik Utama Laut Seram
Laut Seram memiliki karakteristik yang membedakannya dengan laut lain di wilayah Indonesia lainnya. Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari Laut Seram:[1]
1. Curah Hujan Relatif Tinggi
Karakteristik pertama dari Laut Seram adalah kondisi cuacanya yang dipengaruhi oleh kondisi di sekitarnya, termasuk kondisi di pulau-pulau yang ada di sekitar perairan. Cuaca di sekitar pulau-pulau Laut Seram memiliki curah hujan yang relatif lebih tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini salah satunya disebabkan karena tingginya tingkat presipitasi di wilayah ini.
2. Sering Terjadi Gempa
Karakteristik selanjutnya dari Laut Seram ini adalah intensitas gempa yang cukup sering terjadi. Hal ini disebabkan karena bagian dasar dari Laut Seram terbagi ke dalam beberapa zona subduksi aktif. Bagian-bagian tersebut juga masuk ke dalam Busur Banda. Oleh karena itu bagian dasar Laut Seram ini sering mengalami gempa bumi meskipun tidak menyebabkan tsunami.
3. Menjadi Jalur Migrasi Ikan Paus
Ahli ekologi laut menemukan bukti bahwa kawasan Laut Seram adalah jalur migrasi bagi berbagai spesies mamalia laut, termasuk salah satunya adalah ikan paus. Jika diteliti, jalur migrasi para mamalia laut ini melewati Laut Banda dan kemudian menuju ke wilayah perairan di Pulau Seram.
4. Memiliki Banyak Potensi Sumber Daya Alam
Meskipun Laut Seram tidak memiliki wilayah yang begitu luas, tetapi Laut Seram menyimpan banyak potensi. Potensi sumber daya alam yang besar menjadi salah satu karakteristik dari Laut Seram.
Potensi Sumber daya alam yang ada di perairan Laut Seram sangat besar, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Terutama untuk sumber daya alam hayati. Ada jutaan ton ikan yang bisa ditangkap per tahun di kawasan perairan ini.