Pulau Seram terletak di sebelah utara Pulau Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Di Pulau Seram ada tiga Kabupaten yaitu kabupaten Maluku Tengah dengan ibu kota Masohi serta dua kabupaten hasil pemekaran yaitu Kabupaten Seram Timur dengan ibu Kotanya Bula dan Kabupaten Seram Bagian Barat dengan Ibu Kotanya Piru. Di pulau ini terdapat beberapa pelabuhan: Amahai, Masohi, Kairatu, Piru dan pelabuhan rakyat seperti Tehoru, Bula, Geser, Wahai, Kobisadar dan Way ley.
Geografi
Pulau Seram memiliki wilayah seluas 18.625 km2 , dengan panjang 340 km dan lebar 60 km. Titik tertingginya ialah Gunung Binaiya, setinggi 3.027m di atas permukaan laut.
Pulau Seram memiliki alam pegunungan dan hutan tropis. Produk-produk yang dihasilkan antara lain cengkih, pala, kopra, damar, sagu, ikan, dan minyak. Terdapat satu taman nasional yaitu Taman Nasional Manusela yang terkenal karena banyak hewan dan tumbuhan endemiknya. Untuk mencapai tempat ini dapat ditempuh melalui Negeri Yaputih atau Hatu di Kecamatan Tehoru, kurang lebih 100 km dari Masohi. Bisa juga melalui Negeri Wahai, di Seram Utara, yang rutenya melewati beberapa negeri seperti Huaulu, Kanikeh, dan negeri-negeri pegunungan lainnya.
Ibu kota Maluku Tengah berada di Masohi, sebuah kota baru yang didirikan di wilayah pertuanan Amahai dan Makariki. Ibu kota Seram Bagian Barat secara de jure adalah Dataran Hunipopu. Namun, karena infrastruktur belum siap, pusat pemerintahan masih berkedudukan di Piru yang secara de facto merupakan ibu kota saat ini.
Hal yang sama terjadi di Seram Bagian Timur. Kedudukan pusag pemerintahan kabupaten ini masih berada di Bula. Sementara yang menjadi ibu kota de jure adalah Dataran Hunimoa. Dataran Hunimoa hingga saat ini masih kosong dan tidak memiliki infrastruktur yang memadai.
Penduduk
Penduduk asli Pualu Seram adalah kelompok Alifuru yang menuturkan berbagai bahasa Austronesia. Mereka dipercaya sebagai asal-muasal orang Ambon melalui percampuran dengan pelbagai pendatang dari Maluku Utara, Banda, Maluku Tenggara, maupun luar Maluku. Kelompok Alifuru mendiami daerah pegunungan, sementara yang disebut sebagai orang Ambon mendiami Pulau Ambon, Pulau-Pulau Lease, dan pesisir Pulau Seram. Saat ini, ada beberapa suku independen di Pulau Seram selain yang secara umum dikenal sebagai orang Ambon, yakni Huaulu di Seram Bagian Utara, Nuaulu di Seram Bagian Selatan, Alune serta Wemale. Sekarang telah banyak pendatang di pulau ini, baik transmigran asal Jawa, migran informal asal Buton, bahkan keturunan Tionghoa atau Arab.
Agama
Sebagian besar penduduk Seram beragama Islam (Salam), dengan Kristen Protestan (Sarane) sebagai minoritas terbesar. Umumnya, masyarakat Protestan di pulau ini dilayani oleh Gereja Protestan Maluku sebagai gereja rakyat. Ada juga beberala gereja lain seperti Pentakosta-Kharismatik dan Advent.
Wilayah pesisir barat, utara bagian barat hingga selatan bagian tengah merupakan wilayah dengan beberapa negeri Salam dan Sarane yang berselang-seling. Bagian pedalaman umumnya antara beragama Protestan atau memeluk agama suku. Sementara wilayah pesisir selatan bagian tengah, seluruh pesisir timur, dan pesisir utara bagian tengah hingga timur hampir secara eksklusif didiami oleh kelompok Salam.
Ada pun agama-agama lain seperti Kristen Katolik, Hindu, atau Buddha ada dalam jumlah yang tidak signifikan dan hanya terkonsentrasi utamanya di Masohi, Bula, atau Piru.
Sejarah
MisionarisPortugal berada di Pulau Seram pada abad ke-16. Pos dagang Belanda didirikan pada awal abad ke-17. Misionaris menyebarkan Agama Katolik di Pulau Seram pada saat itu. Pada 1650, Seram dikuasai oleh Belanda. Injil Josef Kam juga sampai di Pulau Seram.