18 Januari dan 9 Juni (Gereja Ortodoks Timur) 27 Juni (Gereja Koptik Alexandria) dan Gereja Katolik Roma- tetapi 9 Februari di Kalender Romawi 1883–1939 - dan Gereja Lutheran
Sirilus atau Kirilos dari Aleksandria (bahasa Latin: Cyrillus Alexandrinus; bahasa Yunani: Κύριλλος Ἀλεξανδρείας, Kirillos Alexandreias) adalah seorang Kristen pada abad ke-4 yang menjabat sebagai uskup di Aleksandria, Mesir mulai tahun 412.[1] Ketika ia ditahbiskan menjadi uskup, Cyrillus menggantikan pamannya yaitu, Theofilus.[1] Ia memiliki pandangan bahwa YesusKristus bukan manusia yang didiami atau dipersatukan dengan Allah (Firman), melainkan Ia adalah Allah Firman yang telah menjadi manusia.[1] Doktrin yang diperjuangkan oleh Cyrillus mengenai inkarnasi penjelmaan Allah.[1] Uskup yang memerintah pada tahun 412 ini selain karena doktrin penjelmaan Allah, ia dikenal juga karena keterlibatannya dalam konflik dengan Nestorius, uskup Konstantinopel.[1][2] Perdebatan sengit itu terjadi setelah Cyrillus mendengar ungkapan Nestorius yang menyangkal bahwa perawan Maria adalah theotokos atau biasa dikenal sebagai ibu yang melahirkan Allah.[1] Selain itu, perbedaan lainnya juga terdapat pada inkarnasi Allah.[1] Nestorius berpendapat bahwa Kristus adalah manusia yang dipersatukan dengan Firman, sedangkan Cyrillus menentang dengan mengatakan bahwa Kristus sendiri adalah Firman yang menjelma.[1] Mendengar hal ini, Cyrillus segera melayangkan surat pertamanya kepada Nestorius yang memaksa agar Nestorius dapat menerima theotokos.[1] Surat pertama gagal, dilanjutkan dengan surat kedua yang memerintah Nestorius agar ia mau menandatangani dua belas anathema (kutukan terhadap pernyataan-pernyataan Nestorius yang dianggap sesat oleh Cyrillus).[1] Namun, karena kedua surat ini ditolak oleh Nestorius, akhirnya ia dipecat oleh kaisar dalam Konsili Efesus pada tahun 431.[1][2]
Perjuangan Cyrillus akhirnya membuat ia dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan doktrin inkarnasi Allah.[1] Pada tahun 444, akhirnya Cyrillus meninggal dan posisinya segera digantikan oleh keponakannya, yaitu Dioskorus.[1] Sirilus dan para pengikutnya diduga merupakan pelaku pembunuhan Hypatia, jemaat fanatik dari gerejanya menyeret Hypatia dari dalam kereta, mengoyak pakainnya, dan mengulitinya[3].Hypatia merupakan ahli astronomi, matematika, dan fisika dari perpustakaan Alexandria, sebelumnya Sirilus juga menuduhnya sebagai penyihir[4]
Kanonisasi
Paus Leo XIII memaklumkan St Sirilus sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1883.
Referensi
^ abcdefghijklm Tony Lane. 2006. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK GM.Hlm.44-46.
^ ab Michael Collins&Matthew A. Price. 2006. The History of Christianity: Menelusuri Jejak Krstianitas. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.62, 100.
Artemi, Eirini «The mystery of the incarnation into dialogues «de incarnatione Unigenitii» and «Quod unus sit Christus» of St. Cyril of Alexandria», Ecclesiastic Faros of Alexandria, ΟΕ (2004), 145-277.
Artemi, Eirini, St Cyril of Alexandria and his relations with the ruler Orestes and the philosopher HypatiaΟ, Ecclesiastic Faros of Alexandria, τ. ΟΗ (2007), 7-15.
Artemi, Eirini, The one entity of the Word Incarnate. α). Apollinarius' explanation, β)Cyril's explanation,Ecclesiastic Faros of Alexandria,, τ. ΟΔ (2003), 293 – 304.
Artemi, Eirini The historical inaccurancies of the film Agora about the murder of Hypatia, Orthodox Press, τεύχ. 1819(2010),7.
Artemi, Eirini, The use of the ancient Greek texts in Cyril's works, POREIA MARTYRIAS,(2010), 114-125