Kroasia Raya (bahasa Kroasia: Velika Hrvatska) adalah istilah yang mengacu pada ruang lingkup wilayah yang dihuni komunitas berbahasa dan berbudaya Kroasia, khususnya di luar teritori Kroasia. Namun dalam arti yang lebih bernuansa politis, istilah ini mengacu pada gagasan iredentis tentang pembentukan negara yang mempersatukan seluruh etnis Kroasia baik di dalam maupun di luar teritori Kroasia sekarang.
Konsep wilayah Kroasia Raya dapat ditelusuri hingga era Gerakan Iliria, kampanye budaya dan politik pan-Slavia Selatan yang bermula pada periode modern awal, dan dihidupkan kembali oleh kelompok intelektual muda Kroasia selama paruh pertama abad ke-19. Meskipun gerakan ini muncul bersamaan dengan nasionalisme di Eropa yang sedang berkembang saat itu, gerakan ini terutama muncul sebagai respons terhadap gagasan nasionalisme Hungaria dan arus Magyarisasi pada saat itu, ketika Kroasia berada dalam teritori Kerajaan Hungaria.
Fondasi dari konsep Kroasia Raya diambil dari karya Pavao Ritter Vitezović pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18.[3] Dia adalah ideolog Kroasia yang menyatakan bahwa semua bangsa Slavia Selatan adalah orang Kroasia.[4] Karya-karyanya digunakan untuk membenarkan perluasan wilayah oleh Kekaisaran Habsburg ke timur dan selatan dengan mengklaim sebagai penerus Iliria.[5][6] "Iliria" adalah wilayah Slavia yang diperkenalkan oleh Vitezović yang pada akhirnya akan mencakup tidak hanya sebagian besar Eropa Tenggara tetapi juga sebagian Eropa Tengah seperti Hungaria.[7] Vitezović mendefinisikan wilayah Kroasia yang selain meliputi Iliria dan semua wilayah berpenduduk Slavia juga mencakup semua wilayah antara Laut Adriatik, Laut Hitam, dan Laut Baltik.[8]
Pemerintah Hungaria menerapkan kebijakan Magyarisasi di wilayah-wilayah konstituennya. Sebagai reaksi, politikus, wartawan dan penulis Ljudevit Gaj memimpin terbentuknya Gerakan Iliria.[9] Gerakan ini bertujuan untuk membangun kesadaran nasional rakyat Kroasia di Austria-Hungaria melalui kesamaan bahasa dan etnis dengan bangsa-bangsa Slavia Selatan lainnya. Gerakan tersebut adalah gerakan Pan-Slavisme pertama dan paling menonjol dalam sejarah Kroasia.
Pendukung awal Pan-Slavisme yang berbasis di Kroasia adalah Adipati Janko Drašković. Pada tahun 1832, ia menerbitkan sebuah disertasi yang memperkenalkan konsep "Iliria Raya" yang terdiri dari seluruh provinsi Slavia Selatan di Kekaisaran Habsburg.
Konsep Kroasia Raya dikembangkan lebih lanjut[10][11] oleh Ante Starčević dan Eugen Kvaternik, yang mendirikan Partai Untuk Hak (HSP) pada tahun 1861. Tidak seperti Strossmayer dan pendukung Gerakan Iliria, HSP menganjurkan Kroasia bersatu yang berdiri merdeka.[10][12] Starčević menentang penyatuan Kroasia dengan Serbia dan Slovenia (terutama Kerajaan Serbia); ideologi mereka secara bertahap menjadi populer selama periode antar perang seiring meningkatnya ketegangan di Kerajaan Yugoslavia antara tokoh-tokoh Kroasia dengan pemimpin politik Serbia yang lebih berpengaruh. Para petinggi politik Kroasia menginginkan suatu negara federal yang mengutamakan desentralisasi dan otonomi daerah seluas-luasnya, berbeda dengan tokoh-tokoh Serbia yang menginginkan negara kesatuan yang sentralistik. Pertentangan tersebut kian meruncing pada masa Perang Dunia II antara Negara Merdeka Kroasia dan musuh-musuhnya termasuk Chetnik yang bersuku Serbia dan Partisan yang terdiri dari beragam etnis (termasuk orang-orang Kroasia).
Perjanjian Cvetković – Maček
Di tengah meningkatnya ketegangan etnis antara Kroasia dan Serbia pada tahun 1930-an, sebuah pemerintahan otonom di Yugoslavia, yang disebut Banovina Kroasia dinegosiasikan secara damai di parlemen Yugoslavia dalam Perjanjian Cvetković – Maček tahun 1939. Kroasia disatukan menjadi satu unit teritorial dan meliputi sebagian wilayah Vojvodina, Posavina dan bagian selatan Bosnia dan Herzegovina pada saat ini. Pada waktu itu, daerah tersebut dihuni oleh mayoritas etnis Kroasia.
Perkembangan modern pertama dari ide Kroasia Raya muncul bersama pembentukan Negara Merdeka Kroasia (bahasa Kroasia: Nezavisna Država Hrvatska, NDH). Menyusul pendudukan oleh pasukan Poros pada tahun 1941, Slavko Kvaternik selaku wakil pemimpin Ustaše mengumumkan pembentukan NDH.
Ustaša, sebuah gerakan ultranasionalis dan fasis[13] yang didirikan pada tahun 1929 mendukung Kroasia Raya yang membentang dari Drina hingga ke pinggiran Beograd.[14]Ante Pavelić, Poglavnik (pemimpin) Ustaše bekerja sama dengan Fasis Italia sejak 1927. Negosiasi ini membuat Pavelić mendukung aneksasi Italia atas wilayah yang diklaimnya di Dalmasia dengan imbalan dukungan Italia untuk Kroasia yang merdeka.[15] Selain itu, Benito Mussolini menawarkan Pavelić hak untuk mencaplok seluruh Bosnia dan Herzegovina. Pavelić menyetujui pertukaran ini. Ideologi Kroasia Raya yang dikombinasikan dengan teori rasisme Nazi, memicu genosida bangsa Serbia dan Holokaus di NDH yang dilakukan oleh rezim Ustaša.[16][17][18]
Para pemimpin Herzeg-Bosnia menyebutnya sebagai tindakan sementara selama konflik dengan pasukan Serbia masih berlangsung dan mereka mengklaim tidak ingin memisahkan diri dari Bosnia-Herzegovina.[21] Pasukan Dewan Pertahanan Kroasia (HOS) dan sayap paramiliter dari Partai Hak-hak Kroasia mendukung konfederasi antara Kroasia dan Bosnia dan Herzegovina.[22][23] Seiring waktu, hubungan antara Kroasia dan Bosnia semakin memburuk, dan menimbulkan pertikaian baru yaitu Perang Kroasia-Bosnia.[24] Konflik itu berlangsung hingga awal 1994 setelah penandatanganan Perjanjian Washington.[25]
Presiden KroasiaFranjo Tuđman dikritik karena mencoba memperluas wilayah Kroasia, dengan mencaplok Herzegovina dan sebagian wilayah Bosnia yang dihuni mayoritas etnis Kroasia.[26] Pada tahun 2013, Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) memutuskan bahwa elit politik Kroasia memiliki cita-cita untuk menyatukan wilayah-wilayah di Herzeg-Bosnia dalam "Kroasia Raya", sesuai dengan perbatasan Banovina Kroasia tahun 1939.[27] Hakim Jean-Claude Antonetti selaku hakim ketua dalam persidangan, mengeluarkan pendapat berbeda di mana ia membantah anggapan bahwa Tuđman memiliki rencana untuk memecah belah Bosnia. [28] Pada 29 November 2017, Pengadilan Banding menyimpulkan bahwa Tuđman bercita-cita "mendirikan negara Kroasia dengan menggambar ulang perbatasan historis dan memfasilitasi penyatuan kembali orang-orang Kroasia dalam satu negara".[29]
^ abČanak, Nenad (1993). Ratovi tek dolaze. Nezavisno društvo novinara Vojvodine. hlm. 12.
^Gow, James (2003). The Serbian Project and Its Adversaries: A Strategy of War Crimes. C. Hurst & Co. Publishers. hlm. 229.
^John B. Allcock; Marko Milivojević; John Joseph Horton (1998). Conflict in the former Yugoslavia: an encyclopedia. ABC-CLIO. hlm. 105. ISBN978-0-87436-935-9. Diakses tanggal 4 September 2013. The concept of Greater Croatia...It has its roots in the writings of Pavao Ritter Vitezovic,...
By Slavic territories, Vitezović meant the Illyria of his dreams (Greater Croatia) which, in its boldest manifestation, would have incorporated Hungary itself.
^ abCharles Jelavich, Barbara Jelavich (2012). The Establishment of the Balkan National States, 1804–1920. University of Washington Press. hlm. 252. ISBN9780295803609.
^Robert Bideleux, Ian Jeffries (2007). The Balkans: A Post-Communist History. Routledge. hlm. 187. ISBN9781134583287.
^Cyprian, Blamires (2006). World Fascism: A-K. ABC-CLIO. hlm. 691. ISBN9781576079409.
^Fischer, Bernd J., ed. (2007). Balkan Strongmen: Dictators and Authoritarian Rulers of South-Eastern Europe. Purdue University Press. hlm. 207–08, 210, 226. ISBN978-1-55753-455-2.
Hewitt, Dawn M. (1998). From Ottawa to Sarajevo: Canadian Peacekeepers in the Balkans. Kingston, Ontario: Centre for International Relations, Queen's University. ISBN978-0-88911-788-4.