Gulungan Kitab TauratGulungan Kitab Taurat (bahasa Ibrani: ספר תורה, Sefer Torah; bentuk jamak: ספרי תורה Sifrei Torah ; bahasa Inggris: Torah Scroll) adalah salinan tulisan tangan dari seluruh kumpulan kitab Taurat (Torah atau Pentateukh), kitab paling suci di dalam Alkitab Ibrani bagi orang Yahudi dan penganut Yudaisme. Harus dibuat menurut standar yang sangat ketat. Gulungan Taurat terutama digunakan dalam ritual Pembacaan Taurat selama ibadah Yahudi. Pada waktu-waktu lain, disimpan pada tempat paling suci di dalam suatu sinagoge, yaitu "Tabut Kudus" (Aron Kodesh; bahasa Inggris: Holy Ark), yang biasanya merupakan sebuah lemari berukiran dan bertirai atau bagian Sinagoge yang dibangun pada salah satu dinding, yang menghadap paling dekat ke arah Yerusalem, yaitu arah sembahyang orang-orang Yahudi. Naskah Taurat sendiri umumnya dicetak dan dibukukan untuk fungsi-fungsi bukan ritual. Dalam bentuk buku ini, naskah tersebut disebut "Chumash" (artinya "lima bagian", merujuk kepada lima kitab Musa), dan sering disertai dengan komentari atau terjemahan-terjemahan. Ciri khasGulungan yang terus menerus disalin sekarang adalah berdasarkan Teks Masoret Jumlah isiJumlah huruf, kata sampai jumlah parsyah dalam gulungan kitab Taurat yang umum tertera dalam tabel berikut.[1]
PenggunaanPembacaan Taurat dari suatu sefer Torah secara tradisional dilakukan pada hari Senin dan Kamis pagi, serta pada hari Sabat (Sabtu) dan hari-hari raya Yahudi. Kehadiran kuorum (minyan) dibutuhkan untuk pembacaan Taurat di depan umum selama pelaksanaan ibadah kebaktian. Pada waktu Taurat dinyanyikan (dengan kantilasi), penandaan bagian pembacaan dari tulisan yang sering kali rapat-rapat itu dibantuk oleh sebuah yad (artinya "tangan"), yaitu tongkat penunjuk kecil dari logam atau kayu berbentuk tangan yang melindungi gulungan itu dari sentuhan kulit dengan perkamen. PembuatanGulungan kitab ini ditulis menggunakan abjad Ibrani, dan seluruhnya terdiri dari 304.805 huruf, semuanya harus disalin dengan tepat oleh penulis (sofer; bahasa Inggris: scribe) yang terlatih. Untuk menulis satu gulungan lengkap dibutuhkan waktu kira-kira satu setengah tahun lamanya. Satu kesalahan penyalinan membuat sefer Torah menjadi pasul ("cacat; tidak sah; invalid"). Menurut Talmud, semua gulungan harus ditulis di atas kertas perkamen gevil yang telah diproses dengan garam, tepung dan tinta "m'afatsim" (Iron gall; residu dari enzim tawon/wasp dan kulit pohon) supaya sah. Gulungan-gulungan yang tidak diproses sedemikian dianggap tidak sah (cacat; "invalid")[2] Sebagai tambahan, Talmud (dalam traktat Bava Batra 14b & Gitten 54b) menyatakan bahwa Musa menggunakan kertas gevil untuk menuliskan gulungan Taurat yang ditempatkannya dalam Tabut Perjanjian. Kulit sapi atau perkamen yang ditulisi oleh naskah suci Ibrani ini diletakkan pada tempat penyimpanan dari kayu yang dalam bahasa Ibrani disebut עץ חיים ("pohon kehidupan"; Tree of Life). Tempat penyimpanan ini mempunyai dua tiang penggulung (roller), masing-masing mempunyai dua pegangan untuk menggulung naskah, jadi seluruhnya ada 4 pegangan (handle). Di antara pegangan dan tiang penggulung terdapat piringan bulat yang diukiri dengan gambar-gambar tempat suci, dipahat dengan pengenangan bagi penyantun untuk orang tua atau orang-orang yang dikasihi mereka, serta dihiasi dengan emas atau perak. Kebanyakan Sifrei Torah modern ditulis dengan 42 baris setiap kolom, kecuali orang Yahudi Yaman yang menggunakan 50 baris per kolom. Aturan ketat mengenai posisi dan penampakan abjad Ibrani sangat dipatuhi, contohnya terdapat pada Mishnah Berura mengenai hal ini.[3] Sejumlah bentuk huruf Ibrani dalam digunakan, kebanyakan berbentuk hiasan dan sangat persis. Kesamaan dengan naskah Ibrani Tanakh, dan khususnya Taurat, dianggap sangat penting, sampai ke tiap hurufnya: terjemahan atau transkipsi yang tidak sama tidak dihargai untuk pemakaian ibadah resmi, dan proses penyalinan dilakukan dengan sangat teliti. Penyelesaian pembuatan sefer Torah menjadi alasan pesta perayaan dan tamu-tamu terhormat yang memberi penugasan pembuatannya diundang dalam pesta tersebut serta masing-masing diberi kesempatan untuk menulis huruf-huruf terakhir. Merupakan suatu kehormatan besar untuk dipilih melakukan hal ini. Merupakan sebuah mitzvah ("perintah Allah") bagi setiap pria Yahudi untuk menulis atau meminta penulisan baginya suatu Sefer Torah. Di antara 613 mitzvot Taurat, perintah ke-613[4] ditafsirkan bahwa setiap pria Yahudi harus menulis sebuah Sefer Torah semasa hidupnya.[5] Dalam zaman modern, sejumlah pakar belajar menjadi sofer, atau penulis terlatih, dan mendapat bayaran untuk menyelesaikan pembuatan suatu Sefer Torah di bawah kontrak untuk suatu komunitas atau pribadi dalam rangka memperingati peristiwa tertentu. Karena beratnya tugas itu, biayanya dapat mencapai ratusan juta rupiah untuk menghasilkan salinan yang memenuhi standar keagamaan. Lihat pula
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Torah scrolls.
|