Globalisasi perdagangan
Globalisasi perdagangan adalah salah satu jenis globalisasi ekonomi dan cara (indikator ekonomi) pelaksanaan integrasi ekonomi. Di tingkat nasional, globalisasi perdagangan secara kasar mewakili proporsi seluruh produksi yang melintasi batas negara, serta jumlah lapangan pekerjaan di negara yang bergantung pada perdagangan luar negeri. Di tingkat global, globalisasi perdagangan mewakili proporsi seluruh produksi dunia yang digunakan untuk impor dan ekspor antarnegara.
DefinisiPreyer dan Bös memberi operasionalisasi sederhana tentang globalisasi perdagangan, yaitu "proporsi seluruh produksi dunia yang melintasi perbatasan internasional".[2] Chase-Dunn et al. menulis bahwa globalisasi perdagangan adalah salah satu jenis globalisasi ekonomi, dan mendefinisikan globalisasi perdagangan sebagai "meningkatnya (atau berkurangnya) pertukaran komoditas jarak jauh dan global relatif terhadap pertukaran komoditas di dalam perbatasan negara", dan dengan tepat mengoperasionalisasikannya sebagai "gabungan seluruh ekspor internasional dalam bentuk persentase produk global yang merupakan jumlah seluruh produk domestik bruto (PDB) nasional."[3] Erreygers dan Vermeire mendefinisikan globalisasi perdagangan sebagai "tingkatan ketidaksamaan antara persebaran aktual arus perdagangan bilateral dan patokan gravitasinya yang hanya ditentukan oleh ukuran dan jarak." [4] Mereka menulis bahwa globalisasi perdagangan dapat dimaksimalkan ketika ukuran dan jarak turut memengaruhi intensitas arus perdagangan bilateral, artinya dapat dimaksimalkan ketika baik batasan perdagangan maupun faktor lainnya tidak berpengaruh.[4] Babones menulis bahwa globalisasi perdagangan adalah indikator tingkat globalisasi negara yang sering digunakan dalam literatur empiris.[5] Data untuk sebagian besar negara pada era modern dapat dilihat di basis data Indikator Pembangunan Dunia Bank Dunia.[5] TrenChase-Dunn et al. berpendapat bahwa ada beberapa gelombang siklus globalisasi perdagangan, dan penurunan globalisasi perdagangan terjadi akibat perang dan depresi ekonomi. Mereka juga berpendapat bahwa ada tren peningkatan globalisasi perdagangan yang stabil selama beberapa abad.[3] Mengacu pada zaman modern, globalisasi perdagangan meningkat sampai 1880, lalu menurun sampai 1905, kemudian naik lagi sampai 1914, turun selama Perang Dunia I, naik sampai 1929, turun sampai akhir Perang Dunia II, dan sejak itu naik dengan stabil.[3] Mereka melihat bahwa faktor-faktor utama yang dapat menjelaskan tren ini adalah menurunnya biaya transportasi dan komunikasi, serta kestabilan yang dimiliki "sistem hegemoni" yang mendukung perdagangan dalam sistem dunia saat ini.[3] Penurunan tingkat globalisasi perdagangan bisa saja diakibatkan oleh peperangan, periode konflik, dan ketegangan. Aktor-aktor internasional tidak dapat mencapai konsensus mengenai perjanjian perdagangan dan biasanya langsung menerapkan proteksionisme.[3] Lihat pulaReferensi
Pranala luar |